A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen
berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan
untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam
pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu
setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta
mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena
itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila
ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami
gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran
pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
B. Rumusan masalah
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).Sistem pernapasan berperan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
pernapasan bagian bawah.
a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior
(saluran di dalam lubang hidung) yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar.
bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir
dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang
ada di dalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.
b. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus.
yang terletak di belakang hidung (nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(laringofaring).
c. Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang
diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring saat proses menelan.
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan bronkhiolus, dan paru-paru.
Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
a. a. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra
torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang
berupa cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu
atau benda asing.
b. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Pada bagian
kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan
bawah. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan
bawah.
c. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak cabang dari batang tenggorok
yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah
cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru
kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang
2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus
terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus
adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di dalam rongga torak setinggi
tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura
yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan
surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru kiri) dan pada bagian
tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut,
dengan bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki
fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau
alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).
B. Proses Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke
atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian
sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan
kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh
ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang
kempis.
2) Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses
difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Afinitas gas
3) Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb
membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada
dalam darah (65%).
Kardiak output
Latihan (exercise )
Hematokrit
1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi kemampuan untuk
dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun
parasimpatisketika terdjadi rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan
esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor
adrenergic dan reseptor kolinergik.
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang
tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan
obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas
(bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk benang sari
bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia organ di
dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian dan
suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi),
seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku
aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah dan
lain-lain.
1. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau meningkatnya
penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin,
kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi
O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
2. Perubahan pola pernapasan
a. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit)
b. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)
c. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat
dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan,
keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas
pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
d. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan asidosis
metabolik
e. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-
tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
ketidak seimbangan elektrolit.
f. Dispnea
g. Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di temukan
pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
h. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode apnea dan
hiperventilasi yang berubah-ubah.
i. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.
j. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode apnea
yang tidak teratur.
k. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.
4. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida dari
dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel
dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.
a. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui hidung
dengan mulut tertutup
• Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara
efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
• Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan pernapasan
diafragma
• Istirahat
c. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu, :
melalui kanula, nasal, dan masker.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
• Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan
masukkan
d. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan vibrating pada pasien
dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan
jalan napas.
• Kertas tisu
1. Postural drainage
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di
saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan
vibrating (vibrasi/getaran).
• Cuci tangan
• Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu bantal (untuk
membersihkan bagian lobus tengah)
• Cuci tangan
2. Clapping (penepukan)
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada
daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi
• Cuci tangan
• Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian
hingga ada rangsangan batuk
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum pada pot sputum
• Cuci tangan
3. Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan bernapas, menggetarkan daerah
dinding dada
• Cuci tangan
• Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan meminta pasien
untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping
depan dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali
hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum di pot sputum
• Cuci tangan
e. Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction) merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada yang tidak mampu
mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan mnggunakan alat penghisap.
• Pinset steril
• Kasa steril
• Kertas tisu
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
• Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau
NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
• Cuci tangan
BAB III
A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran
pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ
utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan
yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur
tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan
oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan
dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami
buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar pustaka
- Ambarwati, eny retna dan tri sunarsih. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta. Nuha medika
tahun 2009
- Eko, Nurul. Dan andriani sulistiani. KDPK (keterampilan dasar praktik klinik) Kebidanan.
Yogyakarta.pustaka rihama tahun 2010
- Uliyah, musrifatul dan aziz alimul hidayat. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk kebidanan. Jakarta.
Salemba medika tahun 2008
- Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Mardika tahun 2006