102016268
Abstrak
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu masalah endokrinologi pada wanita masa
reproduksi yang berhubungan dengan kelainan hormonal dan dapat mempengaruhi kesehatan
wanita tersebut secara umum. Alasan yang paling sering menjadi penyebab pasien dengan
sindrom ini datang ke dokter ialah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan infertilitas,
masalah obesitas dan pertumbuhan rambut yang berlebihan serta kelainan lainnya seperti
hipertensi, kadar lemak darah dan gula darah yang meningkat. Saat ini sudah terbukti bahwa
sindrom ovarium polikistik tidak hanya menyebabkan kelainan pada bidang ginekologi saja
tetapi juga berkaitan dengan kelainan metabolisme lain, yaitu adanya resistensi insulin yang
berimplikasi pada kesehatan jangka panjang pasien. Wanita dengan kelainan ini mempunyai
risiko lebih besar untuk mendapat penyakit diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan
karsinoma endometrium.
Abstract
Polycystic ovary syndrome is one of the most common endocrine disorder in women of
reproductive age that is associated with hormonal disturbance and influencing general
health. The reason that cause a patients to see the physician were menstrual cycle
disturbance, infertility, obese, hirsute, and other complication such as hypertension,
hypercholesterolemia and diabetes. The polycystic ovary syndrome is not only caused of
gynaecological problems, but is also related to other metabolic disturbance, such as insulin
resistance with for long – term health implications. Women with this syndrome have an
increased risk of diabetes mellitus, coronary disease and endometrial carcinoma.
Seorang perempuan usia 33 tahun dirujuk oleh spesialis kebidanan dan kandungan ke
poliklinik gizi RS FMC dengan keluhan sudah menikah 5 tahun, tetapi belum mempunyai
anak dan didiagnosis sebagai Sindroma Ovarium Polikistik ( SOPK ). Pada Pemeriksaan
Fisik TD : 100/ 70 mmHg TB :155 Cm, BB: 90 kg. Lpe 95 cm Lpa 105 cm
Pendahuluan
Sindrom polikistik ovarium merupakan sekumpulan dari gejala yang dialami oleh
perempuan usia reproduktif yang dapat menyebabkan gangguan berupa infertilitas pada
jangka pendek dan gangguan metabolic seperti resistensi insulin dan menjadi faktor resiko
diabetes melitus tipe 2 dalam jangka panjang. 1
Penyebab sindrom polikistik ovarium ini belum diketahui, namun diduga terdapat
keterkaitan dengan proses pengaturan ovulasi dan ketidakmampuan enzim yang berperan
dalam sintesis estrogen di ovarium. Adanya hubungan antara obesitas dan peningkatan
resiko polikistik ovarium melalui peningkatan resistensi insulin yang menyebabkan sel teka
memproduksi androgen dan menghambat Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) sehingga
androgen bebas meningkat. Keadaan ini menyebabkan androgen banyak di aromatisasi
menjadi estrogen yang akan menghasilkan LH dan memicu pematangan folikel.1
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu penyebab infertilitas karena kegagalan
terjadinya proses ovulasi, keluarnya sel telur (ovum) dari ovarium. Sindrom ovarium
polikistik didefinisikan sebagai kumpulan gejala yang ditandai dengan adanya proses
anovulasi (tidak keluarnya ovum) kronis disertai perubahan endokrin seperti hiperinsulinemia
dan hiperandrogenemia. Salah satu kriteria diagnosis untuk sindrom polikistik ovarium ini
adalah didapatkan dua atau lebih kriteria berikut yaitu haid yang tidak teratur , anovulasi
kronik , didapatkan bukti dalam pemeriksaan biokimia adanya hiperandrogenisme dan bukti
adanya gambaran polikistik ovarium dalam pemeriksaan sonografi. Mayoritas wanita dengan
sindrom ovarium polikistik memiliki masalah kegemukan/ obesitas dan mengalami resistensi
insulin yang menyebabkan keadaan hiperandrogen pada ovarium dengan akibat akan
menghambat perkembangan folikel dan memicu terjadinya siklus anovulatorik.2
Identifikasi Istilah
Sindrom ovarian polikistik adalah suatu kelainan pada wanita yang ditandai dengan adanya
hiperandrogenisme dengan anovulasi kronik yang saling berhubungan dan tidak disertai
dengan kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis.
Rumusan Masalah
Perempuan 33 tahun dirujuk oleh spesialis kebidanan dan kandungan ke poliklinik gizi RS
FMC dengan keluhan sudah menikah 5 tahun, tetapi belum mempunyai anak dan didiagnosis
sebagai Sindroma Ovarium Polikistik ( SOPK ).
Analisis Masalah
Perbahasan
1. Definisi infertilitas
Infertilitas merupakan keadaan dimana wanita dari suatu pasangan tidak kunjung
hamil atau memiliki anak dalam jangka waktu 1 tahun telah berhubungan seksual
yang regular tanpa menggunakan kontrasepsi apapun. 3
3. Definisi SOPK
Sindrom ovarium polikistik adalah suatu anovulasi kronik yang menyebabkan
infertilitas dan bersifat hiperandrogenik, di mana terjadi gangguan hubungan umpan
balik antara pusat (hipotalamus hipofisis) dan ovarium sehingga kadar estrogen selalu
tinggi yang mengakibatkan tidak pernah terjadi kenaikan kadar FSH yang cukup
adekuat.5
4. Gejala-gejala SOPK.
Tanda dan gejala PCOS biasanya dimulai pada masa pubertas, meskipun beberapa
wanita timbul gejala saat usia remaja akhir karena perubahan hormon. Tanda-tanda
klinis umum PCOS meliputi:6
Rambut tubuh berpigmen tebal dalam distribusi pola pria dan umumnya ditemukan
di bibir atas,perut bagian bawah, dan sekitar puting susu.
Hirsutisme
Jerawat
Alopecia
Ketidakteraturan menstruasi
Penambahan berat badan dan obesitas
Kelainan insulin seperti resistensi insulin dan hiperinsulinemia
Infertilitas
Sleep apnea
Penyakit jantung
Hirsutisme adalah fitur yang paling umum terjadi pada 60% hingga 75% wanita
dengan PCOS.
Berdasarkan tabel klasifikasi kegemukan (Asia pasifik) diatas diketahui status gizi pasien:
Obesitas II.
Daftar pustaka