PENDAHULUAN
1
Perubahan kualitas udara ambien, biasanya mencakup parameter-parameter
seperti gas SO2, NO2, CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu. Apabila terjadi
peningkatan kadar bahan-bahan tersebut diudara ambien yang melebihi nilai baku
mutu udara ambien yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya gangguan
disajikan dalam laporan ini
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1.3 Hubungan Konsentrasi NO2 Udara Ambien Terhadap Konsentrasi NO2 Udara
Dalam Ruang di Lampu Merah Simpang Jelutung Kota Jambi ( 2018 )
Pada penelitian yang dilakukan oleh Peppy Herawati dan kawan-kawan
menjelaskan pencemaran udara tidak hanya terjadi diluar ruangan akibat kendaraan
bermotor, namun juga dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruang. Salah satu
gas pencemar hasil pembakaran kendaraan bermotor adalah Nitrogen Dioksida (NO2)
3
Sampler dan analisisnya dengan alat Spektrofometri sarapan atom, sedangkan
pengukuran jumlah berbahan bakar bensin yang secara manual langsung di lapangan.
Hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan jumlah kendaraan berbahan
bakar bensin memberikan pengaruuh sebesar 79,97 % terhadap keberadaan Pb di
udara ambien, dengan korelasi sangat kuat. Uji validasi terhadap persamaan yang
dihasilkan memberikan nilai peserta eror ( E ) kecil dari 5 %.
2.1.5 Pengaruh Ejektor Hasil Rancang Bangun Terhadap Pengurangan Gas Karbon
Monoksida dan Debu Total di dalam Ruangan Pengelasan ( 2018 )
Pada penelitain yang dilakukan oleh Saltar Yunus dan kawan-kawann yaitu
menyelidiki apakah ada pengurangan konsentrasi gas-gas dan partikel di udara yang
timbul khususnya karbin monoksida ( CO ) dan debu total ( TSP ) denga metode
ejektor.
Pengurangan dan pemulihan gas pencemar serta debu total adalah diisap dari
udara dengan kondisi kevakuman ke dalam tabung dan selanjutnya gas pencemar dan
partikel tersebut akan dikirim ke dalam fluida air yang terus-menerus bersirkulasi,
semakin besar nilai vakum maka akan semakin tinggi kemampuan pengurangan
konsentrasi gas karbon monoksida dan Total Suspended Partikel.
4
2.2 Udara.
Suhu bumi pada siang hari lebih dari 95 oC dan malam hari akan turun
sampai 134 oC. Massa udara di atmosfer terdiri dari macam – macam gas, yaitu
Nitrogen (N2) sebesar 70,8 % (volume udara kering), oksigen (O2) sebesar 20,94 %,
Argon(Ar) sebesar 0,93 %, karbon dioksida (CO2) sebesar 0,03 %, serta Neon (Ne)
dan uap air (H2O) sebesar 0,02 %. Gas – gas ini dapat bergerak dengan bebas dan
menopang kehidupan di permukaan bumi. Apabila suatu bahan pencemar masuk ke
udara dan mempengaruhi konsentrasi gas – gas tersebut maka udara disebut tercemar.
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan trofosfir
yang berada di dalam wilayah Yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia dan juga makhluk hidup dan unsur lingkungan
hidup.
a. Pencemaran Udara Primer, yaitu semua pencemar di udara yang hamper tidak
berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu
proses tertentu. Pencemar udara primer dapat digolongkan menjadi 5 kelompok
berikut :
1. Karbon Monoksida (CO)
2. Nitrogen Oksida (NOx)
3. Hidrokarbon (Hc)
4. Sulfur Oksida (Sox)
5. Partikel
5
b. Pencemaran udara sekunder, yaitu semua pencemar di udara yang sudah
berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/ polutan. Umumnya
polutan primer sekunder merupakan hasil antara polutan izin yang berada di udara,
misalnya pembentukan ozon yang terjadi antara molekul Hidrokarbon yang ada di
udara dengan NOx.
Nitrogen Dioksida (NOx) adalah salah satu pencemar yang ditentukan akibat
proses pembakaran. Kapanpun NO muncul, NOx juga selalu ditemukan karena NO
diemisikan pada proses pembakaran, akan segera bereaksi dengan oksigen di udara
membentuk NOx sebagai senyawa oksida nitrogen yang lebih kecil. Terelepas dari
perbedaan fisik dan kimia, dan pada dampak lingkungan, kedua senyawa ini sering
disatukan menjadi NOx. Kebanyakan jenis dari NOx merupakan gas yang tidak
berwarna dan berbau. Tetapi NOx menjadi pengecualian dimana kebebasan di daerah
perkotaan dapat dilihat sebagai lapisan kabut kecoklatan di langit. Sumber NOx
dikategorikan kedalam 2 kelompok, yaitu :
a. Thermal NO
Thermal NO adalah zat yang berbentuk melalui reaksi antara Nitrogen dan
Oksigen di udara suhu yang tinggi.Pada suhu yang tinggi molekul nitrogen dan
oksigen berubah menjadi spigle atom dan kemudian terlipat ke dalam beberapa
reaksi. Jenis NO ini biasanya muncul melalui proses industri yang menggunakan
pembatasan pada suhu yang sangat tinggi.
b. Fuel NO
6
2. Karbon Monoksida (CO)
Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, berbau maupun
yang berasa akibat pembakaran yang tidak sempurna. Bahan bakar yang mengandung
karbon gas ini juga tergolong kategori terbakar serta beracun. Sumber CO juga
terbagi dua, yaitu sumber alami dan sumber antropagenik. Secara alami CO
dihasilkan melalui aktivitas gunung merapidan juga kebakaran hutan. Sementara CO
juga dihasilkan sebagai produk sampingan akibat aktivitas manusia. Karbon
Monoksida dihasilkan oleh proses pembakaran / oksidasi yang tidak sempurna akibat
pengurangan oksigen yang berkaitan dengan karbon. Pemasok terbesar gas CO adalah
aktivitas kendaraan bermotor.
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas SO2 dan
gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau sangat tajam dan
tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Konsentrasi gas
SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala
konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang
terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam
bentuk SO2 . Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari
sumber-sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
1. Suhu Udara
7
2. Tekanan Udara
3. Kelembaban
Pada kondisi kelembaban yang tingi kadar uap air di udara dapat bereaksi
dengan pencemar udara, atau menjadi pencemar sekunder.
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat pergerakan udara maka akan terjadi
suatu proses penyebaran yang dapat mengakibatkan pengenceran dari bahan
pencemar udara. Sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu dari sumbernya
akan mempunyai kadar yang berbeda. Demikian juga dengan arah dan kecepatan
aingin dapat mempengaruhi kadar pencemar setempat
1. Pencemaran primer
2. Pencemaran sekunder
1. Kegiatan manusia
2. Transportasi
3. Industri
4. Pembangkit listrik
5. Pembakaran
6. Sumber alami
8
7. Gunung berapi
8. Rawa – rawa
9. Kebakaran hutan
Waktu
No. Parameter Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
Pengukuran
9
Tabel 2.1 Baku Mutu Udara Ambien Nasional
Waktu Metode
No. Parameter Baku Mutu Peralatan
Pengukuran Analisis
HC
Flame Gas
5 (Hidro 3 Jam 160 ug/Nm3
Ionization Chromatogarfi
Karbon)
PM10
6 (Partikel < 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
10 um)
24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
PM 2.5*
1 Jam 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
TSP 24 Jam 230 ug/Nm3
7 Gravimetric Hi – Vol
(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3
Gravimetric
Pb(Timah 24 Jam 2 ug/Nm3 Hi – Vol
8 Ekstraktif
Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 AAS
Pengabuan
10
Ton/Km2/Bulan
Dustfall
(Pemukiman)
9 (Debu 30 Hari Gravinetric Cannister
20
Jatuh)
Ton/Km2/Bulan
(Industri)
Total Impinger atau
24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion
10 Fluorides Continous
90 Hari 0,5 ug/Nm3 Electrode
(as F) Analyzer
40 ug/100
Fluor Limed Filter
11 30 Hari cm2dari kertas Colourimetric
Indeks Paper
limed filter
Khlorine
Impinger atau
dan Spesific ion
12 24 Jam 150 ug/Nm3 Continous
Khlorine Electrode
Analyzer
Dioksida
10
2.6 Indeks Standar Pencemaran Udara.
Tabel 2.2 Parameter Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dan Periode
Pengukuannya
PARAMETER WAKTU PENGUKURAN
1 Partikulat (PM10) 24 Jam (periode pengukuran rata-
. rata)
2 Sulfur Diokasida 24 Jam (periode pengukuran rata-
. (SO2) rata)
3 Carbon 8 Jam (periode pengukuran rata-
. Monoksida (CO) rata)
4 Ozon (O3) 1 Jam (periode pengukuran rata-
. rata)
5 Nitrogen Dioksida 1 Jam (periode pengukuran rata-
(NO2) rata)
Sumber : Kep – 107/Kabapedal/21/1997
11
51 – 100 Sedang tidak berpengaruh pada kesehatan
manusia ataupun hewan tetapi
berpengaruh pada tumbuhan yang
peka
101 – 199 Tidak Sehat bersifat merugikan pada manusia
ataupun kelompok hewan yang peka
atau dapat menimbulkan kerusakan
pada tumbuhan ataupun nilai estetika
200 – 299 Sangat tidak kualitas udara yang dapat merugikan
sehat kesehatan pada sejumlah segmen
populasi yang terpapar
300 - 500 Berbahaya kualitas udara berbahaya yang secara
umum dapat merugikan kesehatan
yang serius pada populasi (misalnya
iritasi mata, batuk, dahak dan sakit
tenggorokan)
Sumber : Kep – 107/Kabaprdal/21/1997
1. Filter udara berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar dari cerobong
agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang bersih yang
keluar ke lingkungan.
2. Pengendap siklon, yaitu pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal dari partikel dengan cara partikel diembuskan
ke dinding tabung siklon sehingga partikel yang berat akan mengendap.
3. Pengendap sistem gravitasi, yaitu ruang panjang yang dilalui partikel sehingga
perlahan-lahan dimungkinkan terjadi pengendapan partikel ke bawah akibat
gaya gravitasi.
12
4. Pengendap elektrostatika, berguna untuk mengendapkan partikel di bawah
diameter 5 mikrometer dan paling efektif digunakan pengendap elektrostatik.
Dengan alat ini, volume udara yang dibersihkan dapat dalam jumlah yang
besar.
5. Pengendap elektrostatik Filter basah, scrubber, atau wet collectors, berguna
untuk kan udara bersih dari pencemar nonpartikel. Kerja alat ini adalah
dengan menggunakan larutan penyerap. Pencemar nonpartikel dilewatkan
dalam larutan penyerap sehingga larutan akan menyerap pencemar nonpartikel
tersebut.
Selain itu, ada beberapa pencemar yang dikelola secara khusus, misalnya,
sebagai berikut.
Cara yang paling tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran NO2 adalah
dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.Secara garis besar, upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran udara adalah:
a. mengurangi atau mengganti bahan bakar rumah tangga yang berasal dari fosil
dengan bahan bakar yang ramah lingkungan;
b. tidak menggunakan barang-barang rumah tangga yang mengandung CFC;
c. tidak merokok di dalam ruangan;
d. mencegah terjadinya kebakaran hutan, perusakan hutan, dan penggundulan
hutan;
e. menanam tumbuhan hijau di sekitar rumah dan berpartisipasi dalam
penghijauan dan reboisasi;
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu
berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi
adalah air yang berupa uap air dan karbon dioksida. Giddings (1973) mengemukakan
13
bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan kering akan didominasi oleh 4 gas penyusun
atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95% O2; 0,93% Ar; dan 0,032% CO2; sedangkan gas-
gas lainnya sangat kecil konsentrasinya. Komposisi udara kering , yaitu semua uap air
telah dihilangkan dan relatif konstan. Komposisi udara bersih dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
14
4. Kemunduran penampilan, misalnya pada:
a. Aktivitas atlet
b. Aktivitas motorik
c. Aktivitas belajar
5. Iritasi sensorik
6. Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh
Kapasitas ruas jlan adalah maksimum volume yang dapat melewati suatu
potongan jalur jalan pada kondisi jalan dan lalu lintas keluar. Kondisi kleal ini terjadi
apabila:
15
penawaran (supply slide). Kecepatan perjalanan (travel speed) mudah untuk diukur
dan dimengerti. Kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata kendaraan melewati
suatu ruas jalan.
𝐿
V= = 3600
𝑇𝑟
Keterangan :
V = kecepatan rata-rata
𝑄 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
(( 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)
1000
𝑄 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
+ ( 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛))
1000
16
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Tempat
Lokasi praktek uji kualitas udara yaitu di Jalan Ahmad Yani tepatnya di
depan SMAN 4 KENDARI
17
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat.
Adapun alat yang digunakan untuk pengambilan data uji kualitas udara adalah
sebagai berikut :
2. Stopwatch
18
3.2.2 Bahan
Adapaun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Motor
2. Kendaraan ringan
19
3. Kendaraan berat
20
3.3.3 Analisa Data
Selanjutnya data – data yang diperoleh dari hasil survey dianalisis dengan
menggunakan metode Siti Malkamah,sehingga dari volume kendaraan yang didapat
dari survey lalu lintas didapat nilai dari parameter – parameter seperti
SO2,CO,NOx,dam NO sebagai nilai dari kadar Polutan
Adapun prosedur percobaan survey volume lalu lintas adalah sebagai berikut
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Kecepatan Kendaraan
Waktu Kecepatan (km/jam)
Motor Kend.Ringan Kend. Berat
05:00-06:00 10,781 11,171 7,9175
06:00-07:00 11,077 10,668 0
07:00-08:00 7,881 9,853 9,21
08:00-09:00 11,786 12,331 9,149
09:00-10:00 12,792 9,628 10,645
10:00-11:00 11,713 10,472 9,776
11:00-12:00 6,343 6,552 6,287
12:00-13:00 10,916 8,696 7,07
13:00-14:00 12,264 9,355 8,256
14:00-15:00 12,283 10,891 7,21
15:00-16:00 11,298 8,693 8,393
16:00-17:00 9,84 8,44 8,95
17:00-18:00 11.38 9,71 9,40
18:00-19:00 10.64 10.87 11.16
19:00-20:00 10,20 9,84 0
20:00-21:00 10,62 10,12 10,10
21:00-22:00 10,42 11,05 8,19
22:00-23:00 10,52 10,32 0
23:00-00:00 12,20 11,20 8,69
00:00-01:00 10,52 9,83 8,96
Sumber : hasil pengamatan kelompok 2 RPL 2019
23
4.2 Analisa Perhitungan.
Diketahui :
Maka
= 589 + 632
= 1,226 kend/jam
HV = 0 kend/jam
1) Untuk motor
Diketahui :
t1 = 6,19 s
t2 = 7,34 s
t3 = 12,13 s
t4 = 8,84 s
t5 = 6,88 s
t6 = 16,5 s
t7 = 12,47 s
t8 = 8,85 s
24
t9 = 6,69 s
t10 = 11,76 s
maka
ṫ = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 + t8 + t9 + t10
10
= 6,19+7,34+12,13+8,84+6,88+16,5+12,47+8,85+6,69+11,76
10
= 9,365 s
Diketahui :
t1 = 8,61 s
t2 = 10,78 s
t3 = 9,5 s
t4 = 9,67 s
t5 = 12,16 s
t6 = 10,2 s
t7 = 11,11 s
t8 = 10,08 s
t9 = 10,81 s
t10 = 7,56 s
maka
ṫ = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 + t8 + t9 + t10
25
10
= 8,61+10,78+9,5+9,67+12,16+10,2+11,11+10,08+10,08+10,81+7,56
10
= 10,057 s
Diketahui :
t1- t10 = 0
Ditanyakan :
ṫ = …. ?
Penyelesain :
ṫ= 0
sehingga diperoleh :
= 9,365 + 10,057
= 9,711 s
26
ṫ HV = 0
Dari tabel faktor koreksi emisi oleh jarak metode Malkamah diperoleh
nilai untuk
Co = 3,63 PPm
Hc = 3,069 PPb
PM = 1,052 g/m3
Co = 1,47 PPm
Hc = 2,004 PPb
PM = 0,966 g/m3
Dari tabel faktor koreksi emisi oleh jarak metode Malkamah diperoleh
nilai untuk
Co = 0,206 PPm
Hc = 39,54 PPb
PM = 2,708 g/m3
27
Co = 0,15 PPm
Hc = 18,62 PPb
PM = 73,36 g/m3
e. Kadar Polutan
𝑄𝐻𝑉 𝑄𝐿𝑉
Untuk CO = (1000 𝑋 𝑓 𝑒 𝑗 𝑥 𝑓 𝑒 𝑘)+(1000 𝑋 𝑓 𝑒 𝑗 𝑥 𝑓 𝑒 𝑘)
0 637
= (1000 𝑋 2,43 𝑥 0,25)+(1000 𝑋 5,95 𝑥 0,35)
𝑄𝐻𝑉 𝑄𝐿𝑉
Untuk HC = (1000 𝑋 𝑓 𝑒 𝑗 𝑥 𝑓 𝑒 𝑘)+(1000 𝑋 𝑓 𝑒 𝑗 𝑥 𝑓 𝑒 𝑘)
0 637
= ( 𝑋 3,58 𝑥 3,49)+( 𝑋 5,4 𝑥 66,9)
1000 1000
0 637
= (1000 𝑋 266 𝑥 6,49)+(1000 𝑋 1,07 𝑥 35,9)
0 637
= (1000 𝑋 1,35 𝑥 1,18)+(1000 𝑋 1,34 𝑥 4,34)
28
4.3 Pembahasan.
Pembahasan dari praktikum ini yaitu melalui survey lalu lintas yang
dilakukan melalui pengukuran jumlah jarak kendaraan yang melewati titik kendaraan
pengukuran yaitu berada di jalan Ahmad Yani didepan SMAN 4 KENDARI dengan
mengambil sampel kendaraan ringan dan kendaraan berat. Untuk kecepatan
kendaraan diambil 10 sampel kendaraan ringan dan 10 sampel kendaraan berat.
CO
Dari hasil pengamatan pada pukul 06.00-07.00 WITA yang kami lakukan
diperoleh kadar polutan CO sebesar 326,522 mg/Nm3 dibandingkan dengan baku
mutu udara ambien nasional nilai parameter atau kandungan CO < 30.000 mg/Nm3
menurut PP.RI No.41 Tahun 1999. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan CO di
wilayah mall rabam Kendari masih dalam keadaan sehat
HC
Nox
PM
29
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tata cara analisa tingkat pencemaran udara yaitu pengumpulan data volume
lalu lintas yang pada tahap ini dialkukan pada hari sabtu saat pagi, siang, sore serta
malam. Data lau lintas dilakukan dengan cara manual oleh pengamat pada titik yang
ditetapkan. Dilanjutkan dengan pengambilan data kecepatan rata-rata setiap jenis
kendaraan setiap jam diambil 10 sampel dengan jarak 50 meter selanjutkan
menghitung konsentrasi kadar polutan dengan model matematis malkamah untuk
tiap-tiap polutan CO, HC, NOx, dan PM. Lalu lintas polutan yang diperoleh
dibandingkan dengan baku mutu udara ambien nasional
31
5.2 Saran
Adapun saran saya dari praktikum ini yaitu sebaiknya pada saat praktikum
menggunakan alat bantu hitung pada pengambilan data lapangan misalnya aplikasi
multi counter serta dilakukan pengawasan langsung pada saat praktikum oleh asisten
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan efektif
32