Anda di halaman 1dari 11

MODUL 3

KEGIATAN BELAJAR 1
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SERTA MATA PELAJARAN IPS DAN MATA
PELAJARAN LAINNYA DI SD

A. Pengantar
Pembahasan tentang hubungan atau keterkaitan antarmata pelajaran di SD, khususnya
antara mata peajaran lainnya, seperti Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, dengan IPA dan dengan kurikulum Muatan Lokal, ada baiknya jika
hal itu diawali dengan membahas terlebih dahulu gambaran atau karakteristik mata-mata
pelajaran tersebut. Maksudnya untuk mengaitkan mata-mata pelajaran tersebut dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan psikologis untuk tujuan-
tujuan pendidikan.
Dasar pertimbangan tersebut adalah siswa SD berpikir dalam kerangka yang bersifat
holistic (menyeluruh) dan belum bersifat fragmentasi dan detail. Artinya, upaya mengaitkan
secara alami tersebut memang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan anak,
dengan demikian anak akan belajar secara wajar, bermakna, dan dalam suasana yang
menantang.

B. Gambaran umum, hakikat, dan karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan


1. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan sebgai salah satu bidang kajian (UU sistem
pendidikan No. 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain
sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan sendiri
yang tujuan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik. Dalam
perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila yang lebih
menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah dikenal
lewat pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat.
Perubahan orientasi juga pada nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berubah
lagi menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan didasarkan pada UU RI No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang isinya didominasi materi P4, lalu
nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dirubah lagi menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan melalui UU RI No. 20 Tahun 2003. Walaupun sering mengalami
perubahan nama, tetapi isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara umum
serta pendekatan dan sistem penyampainnya kebanyakan tidak berubah yaitu menekankan
pada pengetahuan untuk mendorong siswa berpikir secara kritis, melalui pendekatan
politis dan kekuasaan, dan proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran satu arah
(verbalisme).

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secra cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia serta langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

C. Hakikat dan Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewargangaraan


1. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
2. Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Landasan Konsep yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu manusia
sebagai Mahluk ciptaan Tuhan dan insan politik yang terorganisasi dengan tujuan agar
manusia Indonesia memiliki kemauan dan kemampuan untuk :
a. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum);
b. Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek
politik);
c. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional (insan pembangunan);
d. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisnme).

Karakteristik Pendidikan kewarganegaraan (Pendidikan Kewarganegaraan) dengan


paradigma baru, yaitu bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi
pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini.
 Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga Negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
 Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara yang
bertanggung jawab.
 Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga Negara atau dasar tanggung
jawabnya, baik secara individual, social, maupun sebagai pemimpin hari depan.
Kompetensi-kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dibagi menjadi 3 kelompok:
 Komptenesi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan
 Komptensi untuk menguasai ketrampilan kewarganegaraan
 Kompetensi untuk menguasai karakteristik kewarganegaraan

D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM KURIKULUM


S1 PGSD
Berdasarkan landasan konsep Pendidikan Kewarganegaraan, maka fungsi dan peran
serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta UUD 1945 Adalah pendidikan nilai dan
moral karena yang disampaikan sebagai substansi isi Pendidikan Kewarganegaraan
tersebut adalah nilai-nilai moral yang diperlukan oleh seorang warga negara dalam
berkehidupan sebagai warga negara dan masyarakat, yaitu suatu kehidupan yang dikenal
dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai Pendidikan Politik Pendidikan yang memungkinkan siswa mengetahui apa yang
menjadi hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.
c. Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan menumbuhkan pengertian dan
pemahaman siswa terhadap fungsi dan peran warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
d. Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan Tidak hanya mendidik siswa memiliki
pengetahuan dan keterampilan terhadap apa yang menjadi hak dan kewajibannya, namun
dapat pula menggunakannya dalam menghadapi persoalan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS

A. Keterkaitan Antara Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS Serta Bagaimana


Keterkaitan itu Terjadi
Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama
bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai upaya mewujudkan pesan
UU system Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 Khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari Bidang Studi IPS. Pada
dasarnya bersumber dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terdiri atas
Geografi, Sejarah, dan Ekonomiserta Civics (Kurikulum SD Tahun 1968).

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of
interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang dan kemampuan
perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan.
4. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda,
dengan harapan anak belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Karakteristik pembelajaran terpadu


Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
 Berpusat pada anak (child centered)
 Memberi pengalaman langsung kepada anak.
 Pemisahan anatara bidang studi tidak begitu jelas.
 Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
 Bersifat luwes.
 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.

Kelebihan pendekatan pembelajaran terpadu :


 Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak
 Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan
 Seluruh kegiatan anak lebih bermakna untuk anak
 Menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak
 Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis
 Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak

C. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBELAJARAN TERPADU


Dasar-dasar pertimbangan pengembangan program pembelajaran terpadu, antara lain sebagai
berikut ini :
1. Karakteristik anak SD.
2. Konsep disiplin ilmu.
3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator.
4. Lingkungan belajar anak.
5. Bahan/sumber-sumber penunjang

KEGIATAN BELAJAR 3
HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA

Selain memiliki keterkaitan dengan bidang studi IPS, Pendidikan Kewarganegaraan juga
memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran atau bidang studi lainnya. Model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dihubungkan dengan bidang
studi lainnya yaitu model webbed (jaring laba-laba) dan model integrated (terpadu) .

 Model Webbed
melibatkan sebanyak mungkin konsep dari setiap disiplin untuk mengkaji secara tuntas dan
komprehensif tema yang ditetapkan, yang tentu saja disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa SD.
 Model Integrated
 menekankan pada tema untuk dapat menunjukkan keterhubungan mata pelajaran dalam
menjelaskan tema.
 pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah tema tertentu.
MODUL 4
KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT
KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA
KEGIATAN BELAJAR I

Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional


A. KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI KEPRIBADIAN
NASIONAL
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu
secara horizontal dan vertical.
· Horizontal yakni adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukkan tingkatan, seperti:
perbedaan fisik atau ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, perbedaan jenis kelamin.
· Vertikal yakni adanya perbedaan menunjukkan adanya tingkatan. Hal ini ditunjukkan
dengan kualitas yang berbeda tiap individu. Misalnya dengan adanya tingkatan SD, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi.

B. LATAR BELAKANG KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA


Secara geografis, kondisi kepulauan Indonesia berbeda, seperti perbedaan iklim, curah
hujan, suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora, dan faunanya.
Secara sosiologis dan cultural, dampak teknologi manusia yang berkembang selama berabad-abad
menghasilkan perbedaan yang berbeda. Heterogenitas selain merupakan potensi kekayaan bangsa,
sekaligus juga sangat rentan akan bahaya konflik.

C. KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN UNSUR


KEBANGSAAN DAN KEPRIBADIAN NASIONAL
1. Kebudayaan daerah sebagai unsur kebudayaan nasional
2. Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia
3. Suku-suku bangsa Indonesia
4. Budaya daerah
5. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional

D. BHINEKA TUNGGAL IKA DAN INTEGRASI NASIONAL


Konsepsi bhineka tunggal ika lahir dilatarbelakangi oleh keanekaragaman suku bangsa
Indonesia yang ingin bersatu. Untuk mewujudkan suatu kesatuan nasional tersebut dikenal dengan
istilah Integrasi nasional, yaitu suatu proses dan hasil kehidupan sosial yang dicapai melalui
beberapa tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi.
Faktor-faktor penunjang integrasi nasional:
a. Bahasa Nasional
b. Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Kesadaran dan Solidaritas kelompok
d. Perundang-undangan yang bersifat Nasional

E. LANDASAN HUKUM BHINEKA TUNGGAL IKA


1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945 alinea 2
3. Batang Tubuh UUD 1945
4. Pembinaan kebudayaan

F. MISI BANGSA INDONESIA DI ERA GLOBAL


Misi bangsa Indonesia di era global antara lain:
1. Pengamalan pncasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan
bernegara
3. Peningkatan pengalaman pelajaran agama dalam kehidupan sehari - hari untuk mewujudkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan dan
berakhlak mulia, toleran, rukun dan damai.
4. Menjamin kondisi aman, damai, tertib dan ketenteraman masyarakat.
5. Perwujudan sistem hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak
asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif dan berdaya tahan
terhadap pengaruh globalisasi.
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama pengusaha kecil,
menengah, dan koperasi, dengan mengembangkan system ekonomi kerakyatan yang
bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan berbasis pada sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan, dan
berkelanjutan.
8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan pemerataan
pertumbuhan dalam wadah NKRI
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang
layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar
10. Perwujudan aparat Negara yang berfungsi melayani masyarakat, professional, berdaya guna,
produktif transparan, bebas dari KKN
11. Perwujudan system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna
memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat,
berdisiplin, dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai IPTEK dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia Indonesia
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP DAN PRINSIP SEMANGAT KEBANGSAAN

A. PENGERTIAN DAN UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA


Unsur-unsur yang merupakan factor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, antara
lain:
1. Persamaan asal keturunan bangsa (etnik)
2. Persamaan pola kebudayaan
3. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas tanah air
4. Persamaan nasib kesejahterannya
5. Persamaan cita-cita

B. MENUNJUKKAN SEMANGAT KEBANGSAAN (NASIONALISME DAN


PATRIOTISME)
1. Bangsa Indonesia berpandangan
a. Monodualistik
b. Monopluralistik
c. Integralistik

2. Bhineka Tunggal Ika


Prinsip Bhineka Tunggal Ika mengharuskan kita untuk mengakui keanekaragaman bangsa
Indonesia, baik dari suku bangsa, bahasa, dan agama. Hal ini mewajibkan kita untuk tetap
bersatu sebagai bangsa Indonesia.

C. PAHAM YANG BERTENTANGAN DEINGAN NASIONALISME


a. Suknisne yaitu paham kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsa serta berusaha
memisahkan diri dari kehidupan suku-suku lain.
b. Chauvinisme yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagung-agungkan bangsa
sendiri, dan merendahkan bangsa lain.
c. Ekstrimisme yaitu tindakan suatu golongan atau kelompok yang berusaha menggulingkan
pemerintahan yang sah melalui cara-cara yang tidak konstitusional.
D. PATRIOTISME SEBAGAI WUJUD SIKAP PERILAKU KEBANGSAAN
Patriotisme diartikan sebagai pecinta atau pembela tanah air. Tujuan konsep patriotisme
adalah menumbuhkan dan meningkatkan semangat cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Patriotisme mengandung makna yang dalam bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
2. Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia
3. Merupakan alat pemersatu rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

E. NILAI-NILAI SEMANGAT KEBANGSAAN


1. Nilai persatuan
2. Nilai kecintaan
3. Nilai kebanggaan
4. Nilai pengorbanan
5. Sikap dan perilaku yang merugikan

F. SIKAP TERBUKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


1. Kondisi yang diperlukan untuk sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Arah kebijakan yang transparan.

KEGIATAN BELAJAR 3
KONSEP SERTA PRINSIP CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA

A. KONSEP DAN PRINSIP CINTA TANAH AIR

Sikap sadar dan tanggung jawab atas nilai-nilai Pancasila adalah pencerminan kepribadian warga
negara yang setia kepada dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kecintaan tanah
air dan bangsa.

1. Mengamalkan nilai – nilai yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air
a. Cinta tanah air dan hubungan dengan sila – sila Pancasila
1. Pengertian Cinta Tanah Air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh
penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya
agar aman sentosan dan sejahtera
2. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa ditemukan dalam suatu hadist (Agama Islam) yang
bunyinya “ Cinta tanah air adalah sebagaian dari Iman”
3. Nilai kemanusian yang adil dan beradab artinya menjunjung tinggi nilai–nilai
kemanusiaan
4. Nilai Persatuan Indonesia unsur–unsur pembentukan bangsa adalah persamaan asal
keturunan bangsa, persamaan pola kebudayaan, persamaan tempat tinggal, persamaan
nasib kesejahteraan, persamaan cita – cita
5. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
6. Nilai keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Tinjauan beberapa aspektuntunan tingkah laku,Aspek sosial,aspek budaya dan aspek adat
istiadat, aspek hankamnas
c. Pengalaman dan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa terhadap lingkungan
keluarga,sekolah, masyarakat, pekerjaan.
d. Cara menanamkan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa yaitu keteladanan dan
pembinaan

2. Nilai Budi Pekerti Cinta Tanah Air


Nilai budi pekerti mngutamakan kepentingan umum/ bangsa dan Negara, berani membela
bangsa dan Negara, berdisiplin, bersyukur, pengabdian, rela berkorban, memelihara amanah,
kebersamaan, rasa memiliki dan setia.

A. KONSEP DAN PRINSIP BELA NEGARA


Upaya untuk usaha pembelaan Negara Kesatuan RI
a. Kewajiban warga negara dalam membela negara terdapat pada UUD 1945 Pasal 30 ayat (1)
dan (2), pasal 27 ayat 27 (3),UU No. 20 tahun 1982 pasal 18 diganti UU No. 3 tahun
2002 pasal 9 ayat 1 dan 2
b. Peraturan perundang – undangan tentang wajib bela negara tahun 1973 keluar ketetepan
MPR nomer IV/MPR/1973 tentang GBHN tahun 1982 keluar UU nomor 20 tahun 1988,
UU nomor 20 tahun 1982 diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2000 ,MPR mengeluarkan
ketetapan MPR RI No.VI/MPR/2000 ( Pemisahan TNI dan Polri ). Ketetpan
No.VII/MPR/2000 ( Peran TNI dan Polri)
b. Tindakan yang menunjukan upaya membela negara

1. Contoh tindakan upaya membela negara


a. TNI menghadapi ancaman agresi belanda,menghadapi ancaman gerakan separatis ( Papua
merdeka, separatis Aceh (GSA)
b. Polri melakukan upaya bela negara yang berkaitan dengan ancaman yang menggangu
keamanan dan ketertiban masyarakat
c. Partisipasi masyarakat menjaga lingkungan (Siskamling),ikut serta menanggulangi akibat
bencana alam

2. Mewujudkan kekuatan pertahanan dan keamanan


a. Perlawanan bersenjata
b. Perlawanan tidak bersenjata
c. Bagian pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang profesi

3. Upaya peningkatan pertahanan dan Keamanan


Hak dan kewajiban warga Negara dalam bela Negara diatur di dalam UUD 1945 pasal 30
ayat 1 dan 2. Selain itu, Undang- Undang No. 20 Tahun 1982 tentang pokok-pokok
Pertahanan Keamanan Negara.

Usaha peningkatan pertahanan keamanan dilakukan dengan upaya sebagai berikut :


a. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela Negara
b. Bangsa Indonesia cinta damai
c. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk
menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan
d. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari
segala ancaman dan gangguan
e. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan dihasilkan oleh industri dalam
negri
f. Pembangunan dan penggunaan kekuatan harus diselenggarakan oleh manusia yang berbudi
luhur
g. Sebagai tentara rakyat TNI berpedoman pada Sapta Marga
h. Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu ditingkatkan

4. Partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungannya


1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat dan Negara
a. Kepedulian di bidang politik

b. Kepedulian di bidang hukum

c. Kepedulian di bidang ekonomi

d. Kepedulian di bidang sosial budaya

e. Kepedulian di bidang pertahanan keamanan

f. Kepedulian terhadap alam

Anda mungkin juga menyukai