2
yang dibutuhkan. Informasi yang dihasilkan Dinas Kesehatan, 1 orang staf manajemen
dari sistem imunisasi yang ada belum bisa dan informasi dan 2 orang pengolah data
memenuhi kebutuhan informasi para imunisasi di Puskesmas. Dari hasil
pimpinan dan belum mencakup sebaran penggalian informasi didapatkan kebutuhan
geografis untuk kebutuhan analisis evaluasi output, desain antarmuka, basis data, Entity
program imunisasi sampai tingkat desa. Relationship Diagram (ERD) dan format
Berdasarkan penjabaran di atas, penyajian laporan.
penelitian ini bertujuan mengembangkan Evaluasi sistem dilakukan dengan
sistem pengumpulan data imunisasi terpadu menggunakan metode kuantitatif melalui
elektronik untuk menghasilkan penyajian serangkaian kuesioner pengukuran
informasi yang mudah diinterpretasikan, usability yang menilai sejauh mana user
tepat waktu dan dapat mendukung evaluasi dapat belajar dan menggunakan suatu
program imunisasi berupa sebaran cakupan produk untuk mencapai tujuannya dan
imunisasi sampai tingkat desa. sejauhmana kepuasan user dalam
12
menggunakan produk tersebut. Metode
METODE PENELITIAN usablity yang digunakan adalah metode
Jenis penelitian ini actions research PSSUQ. Subyek pada penelitian ujicoba
berupa pengembangan sistem (system sistem yaitu petugas pengolah data
development). Penelitian pengembangan imunisasi di 20 Puskesmas. PPSUQ
sistem dapat dikatakan menyusun sistem merupakan instrumen penelitian yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama dikembangkan untuk digunakan dalam
secara keseluruhan atau memperbaiki evaluasi usability di IBM. PSSUQ
sistem yang telah ada.9 digunakan untuk menilai kepuasan
Pada proses pengembangan sistem pengguna berdasarkan aspek usability
menggunakan metodologi tahapan FAST dengan mengelompokkan menjadi empat
(Framework for application of system kategori yaitu, system usefullnes (SysUse),
tehnique). Tahapan FAST meliputi studi information quality (InfoQual), interface
pendahuluan, analisis masalah, analisis quality (InterQual), Overall satisfaction
kebutuhan, analisis keputusan, tahap (OverAll).13,14
perancangan sistem, tahap pembangunan Untuk mengukur tingkat persetujuan
sistem, tahap penerapan/ujicoba sistem dan user terhadap item-item kuesioner
evaluasi sistem.11,12 digunakan bentuk score tujuh poin dengan
Pada tahapan FAST melalui model skala Likert. Pengolahan data dari
penggalian informasi dengan wawancara kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup
mendalam dan observasi, mengumpulkan diolah menjadi data kuantitatif
data tentang kebutuhan stake holder menggunakan skala likert untuk
mengenai rancangan sistem informasi memperhitungkan skor yang dikonversi ke
imunisasi yang sesuai dan menjawab dalam pernyataan predikat. Konversi
masalah atau merupakan salah satu solusi persentase tersebut dilakukan penyesuaian
untuk memperbaiki pelaporan data. interpretasi Likert ke pernyataan, terdapat 5
Wawancara mendalam dilakukan kategori untuk kategori Sangat layak 81%-
kepada subyek penelitian yang terdiri dari 1 100%, kategori Layak 61%-80%, kategori
orang Kasie Surveilans dan Imunisasi, 1 cukup layak 41%-60%, kategori tidak layak
orang pengelola data program imunisasi di 21%-40% dan kategori sangat tidak layak
3
0%-20%.15 penerapan teknologi informasi berbasis
komputer yaitu perangkat keras, perangkat
HASIL PENELITIAN DAN lunak dan pengguna. Dalam hal ini sarana
PEMBAHASAN dan prasarana termasuk dalam kategori
Pada penelitian ini, pengembangan hardware yang keberadaannya mendukung
sistem yang berarti menyusun suatu sistem pemanfaatan teknologi informasi. Ketiga
yang baru untuk menggantikan yang lama elemen di atas saling berinteraksi dan
secara keseluruhan atau memperbaiki dihubungkan dengan suatu perangkat
sistem yang sudah ada. Hal-hal yang masukan keluaran (input-output media),
menyebabkan perlunya perbaikan sistem yang sesuai dengan fungsinya masing-
yang lama yaitu: 1) munculnya masalah masing. Perangkat keras adalah media yang
pada sistem yang lama; 2) memanfaatkan digunakan untuk memproses informasi.16
kesempatan; 3) adanya instruksi dari Ruang lingkup penelitian dapat dirinci
pimpinan.9Metode FAST ini meliputi 8 untuk menentukan seberapa besar
tahapan yaitu : pengembangan sistem dan menentukan
1. Studi Pendahuluan batas-batas dari sistem yang akan
Tahapan ini merupakan tahapan dikembangkan. Dari hasil wawancara dan
penggalian masalah yang berhubungan observasi didapatkan bahwa ruang lingkup
dengan prosedur, formulir dan laporan yang sistem mencakup pengembangan sistem
melatarbelakangi pengembangan sistem. informasi imunisasi rutin, BIAS dan stok
Dari hasil wawancara mendalam didapat vaksin yang dapat menghasilkan output
masalah yang terkait dengan pencatatan dan berupa informasi yang dihasilkan sistem
pelaporan imunisasi, diantaranya 1) berupa tabel, grafik dan peta terhadap
pengelola data puskesmas harus menyalin cakupan imunisasi dan dalam bentuk tabel
berkali-kali pelaporan baik untuk pelaporan untuk BIAS dan stok vaksin.
Puskesmas maupun pelaporan ke Dinas Pada kelayakan teknis yang dilihat
Kesehatan, 2) informasi yang dihasilkan adalah ketersediaan teknologi. Berdasarkan
hanya dalam bentuk tabel sehingga belum wawancara dan observasi terdapat fasilitas
memenuhi kebutuhan data dan informasi yang mendukung untuk dikembangkannya
ditingkat pimpinan, 3) keterlambatan sistem informasi yaitu berupa laptop, CPU,
pelaporan ke Dinas Kesehatan. printer dan server. Selain itu studi
Peluang yang menjadi dasar untuk kelayakan pada ketersediaan tenaga yang
dilakukannya penelitian pengembangan mengoperasikan, dijelaskan dari hasil
sistem informasi imunisasi adanya wawancara bahwa petugas pengolah data
kebutuhan untuk membangun sebuah imunisasi memiliki petugas tersendiri untuk
sistem yang dapat meringankan pekerjaan setiap Puskesmas, sehingga petugas sudah
dan bisa mempercepat proses pengolahan terbiasa melakukan input dan mengolah
data dari banyak puskesmas di tingkat data untuk pelaporan program imunisasi.
Dinas Kesehatan. Tersedianya sarana dan Kebiasaan pengguna sistem dalam
prasarana baik di Puskesmas maupun di penggunaan teknologi informasi menjadi
Dinas Kesehatan Brebes untuk mendukung penting sebagai faktor penentu pada setiap
upaya pengembangan sistem informasi dan orang yang menjalankan teknologi
imunisasi. informasi. Pengguna sistem adalah man
Ada tiga hal yang berkaitan dengan yang secara psikologi memiliki suatu
4
behavior tertentu yang melekat pada dirinya sehingga pelaporan bisa tepat
sendiri.16 waktu.
Selain kelayakan teknis dilihat juga dari 3. Analisis Kebutuhan
segi kelayakan ekonomi hal ini untuk Dari hasil wawancara dan pengamatan
mengetahui apakah terdapat anggaran dan didapatkan bahwa prosedur yang sudah ada
dapat memberikan manfaat bagi Dinas dianalisis dan didiskusikan dan diperoleh
Kesehatan maupun Puskesmas. Analisis hasil sebagai berikut :
kelayakan ekonomi dilakukan untuk 1) Sistem informasi menghasilkan
memperkirakan biaya dan keuntungan informasi yang visual sesuai kebutuhan
dalam membangun sistem informasi.10 dari di tingkat pengguna dalam hal
hasil wawancara bahwa untuk anggaran penyajian data.
pemeliharaan dan evaluasi sistem terdapat 2) Sistem informasi yang dikembangkan
di Dinas Kesehatan dan biasa dilakukan juga harus memudahkan pengguna
triwulan pada saat kegiatan validasi data. dalam pengoperasiannya.
2. Analisis Masalah 3) Sistem informasi imunisasi yang akan
Pada tahapan analisis masalah dapat dikembangkan harus dapat
diidentifikasi kendala-kendala dan memperbaiki manajemen data
hambatan yang dialami pada saat input, khususnya pada rekap kegiatan
proses dan output dari sistem yang sudah imunisasi sehingga menghasilkan
berjalan. informasi yang berkualitas baik dari
Dari hasil rangkuman pada analisis segi kelengkapan, kemudahan,
permasalahan dapat ditelusuri penyebab kesesuaian, dan ketepatan waktu.
timbulnya permasalahan dan solusi yang 4. Analisis Keputusan
diusulkan. Ada beberapa permasalahan dan Tahap analisis keputusan bertujuan
solusi yang diusulkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
a. Kesulitan akses data dan informasi alternatif solusi pada sistem yang akan
solusi yang diusulkan adalah dikembangkan. Hasil yang didapat dari
dengan mengembangkan sistem wawancara mendalam adalah bahwa pada
informasi yang terkomputerisasi penentuan model pengembangan sistem
dengan menggunakan manajemen informasi menggunakan pendekatan Top
basis data sehingga memudahkan Down yang menganalisis kebutuhan
mengakses data dan informasi. informasi dimulai dari level manajemen
b. Ketidaklengkapan data dan atas yang kemudian dilanjutkan ke proses
informasi solusi yang diusulkan alur pencatatan yaitu penentuan input,
berupa pengembangan sistem yang output, basis data, prosedur-prosedur
mencakup data dan laporan secara operasi dan kontrol. Hal ini merupakan ciri
keseluruhan program imunisasi pendekatan terstruktur karena yang
secara lengkap. Penyajian output diutamakan adalah kebutuhan informasi
dalam bentuk grafik dan pemetaan untuk pengambilan keputusan terlebih
untuk analisis evaluasi program dahulu baru kemudian data apa saja sebagai
imunisasi sampai tingkat desa. inputannya yang perlu diolah dan dianalisis
c. Ketidaktepatan waktu pelaporan mengikuti informasi yang dibutuhkan.17
Bentuk pengembangan sistem yang Penentuan sistem operasi yang
real time dengan berbasis website digunakan adalah Microsoft Windows
5
karena sistem operasi tersebut banyak mendukung evaluasi program imunisasi di
digunakan di perkantoran dan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. Tujuan
pemrograman menggunakan PHP sangat pengembangan sistem ini untuk mendukung
cocok dengan sistem operasi MS Windows. evaluasi program imunisasi sehingga dapat
Software yang digunakan dalam penelitian menghasilkan informasi secara lengkap,
ini menggunakan bahasa pemrograman PHP. mudah, sesuai dan tepat waktu. Hasil
PHP merupakan bahasa pemrograman perancangan yang dilakukan dalam
berbasis web dengan menggunakan server. penelitian ini menggunakan langkah-
Sedangkan untuk basis datanya langkah sebagai berikut :
menggunakan MySQL. MySQL merupakan a) Diagram Konteks
sebuah perangkat lunak sistem manajemen Diagram konteks merupakan
basis data SQL atau DBMS (Database diagram awal dari sistem informasi
Manajemen system). yang menggambarkan aliran-aliran
5. Tahap Perancangan Sistem data ke dalam dan keluar entitas-
Tahap ini merupakan analisis untuk entitas eksternal.
merancang sistem informasi untuk
Dinas Kesehatan
Data Stok Vaksin
Kabupaten Brebes
6
pengolah data imunisasi di memerlukan perancangan antar muka
Puskesmas. Data yang dimasukkan atau interface.18
meliputi data pelayanan imunisasi Hasil perancangan input pada sistem
menurut kategori sasaran Bayi (0 – informasi imunisasi meliputi rancangan
11 bulan), Batita, Balita Umur 12 – input data pelayanan imunisasi, data
23 bulan, Balita Umur 24-35 bulan, palayanan BIAS dan data stok vaksin.
Wanita Hamil dan Wanita tidak 6. Tahap Pembangunan Sistem
hamil, pelayanan imunisasi di Tahap dalam pembangunan sistem
sekolah dan stok vaksin yang ada di merupakan tahap yang bertujuan
Puskesmas. Untuk stok vaksin yang menerjemahkan hasil rancangan ke dalam
ada di Dinas Kesehatan diinput oleh program komputer sesuai dengan sumber
petugas pengolah data imunisasi di daya yang tersedia (Hardware dan
Seksi surveilans dan imunisasi. Software). Tahapan ini juga akan
2) Proses menentukan aliran data yang perlu
Proses atau transaksi adalah dikembangkan dan mengimplementasikan
kegiatan mengolah data input interface sistem yang diusulkan.
berupa menjumlah, merekap, Berikut adalah contoh bentuk tampilan
presentasi, dan lain - lain yang layar yang telah dicapture dari sistem.
menghasilkan output berupa laporan a. Tampilan halaman login
cakupan imunisasi, BIAS dan stok Halaman login digunakan untuk
vaksin. membatasi hak akses penggunanya
3) Output dalam hal melakukan pengoperasian
Output adalah hasil dari proses yang sistem untuk mendukung keamanan
pada sistem ini menyediakan output data dan informasi dari pengakses yang
dalam bentuk tabel, grafik maupun tidak diinginkan.
pemetaan untuk informasi cakupan b. Tampilan menu utama
imunisasi. Dan output dalam bentuk
tabel saja untuk cakupan imunisasi
BIAS dan stok vaksin.
c) Rancangan input dan Output
Rancangan input bertujuan untuk
memberikan bentuk-bentuk masukan di
dokumen dan di layer ke sistem
informasi. Input merupakan langkah
dimulainya proses informasi. Pada
rancangan input disesuaikan dengan
form pencatatan yang ada sehingga
kebutuhan dari data dapat terpenuhi.
Pada dasarnya desain input terdiri dari Gambar 3. Tampilan menu utama
dua tahapan yaitu : penangkapan data Tampilan yang akan muncul
menggunakan dokumen dasar sehingga setelah login dengan memasukkan
proses ini memerlukan perancangan username dan password untuk level
form dan pemasukan data ke dalam puskesmas maka akan muncul tampilan
komputer sehingga pada proses ini utama menyajikan menu data input,
7
laporan, grafik, pemetaan, setting data f. Tampilan menu pemetaan
dan log out. Menu tampilan ini
digunakan sebagai alat untuk masuk
menu yang diinginkan pengguna.
c. Tampilan menu input
Tampilan menu input terdiri dari
rekap data desa yang terdiri dari
capaian imunisasi, capaian BIAS dan
Data Vaksin. Tampilan input capaian
imunisasi meliputi imunisasi dasar bayi
(0-11 bulan), imunisasi dasar anak (12-
23 bulan), capaian imunisasi batita, Gambar 7. Tampilan menu pemetaan
capaian imunisasi anak (23-35 bulan), Gambar ini digunakan untuk melihat
capaian imunisasi wanita tidak hamil, cakupan imunisasi sampai ke titik desa.
capaian imunisasi wanita hamil. Inpu Sehingga dapat diketahui desa mana saja
capaian BIAS meliputi capaian yang belum memenuhi target dilihat dari
imunisasi campak, DT (Difteri Tetanus) label pewarnaannya.
dan Td (Tetanus difteri). 7. Tahap Penerapan/Ujicoba Sistem
d. Tampilan menu laporan Tahapan selanjutnya dalam
Menu laporan digunakan untuk pengembangan sistem yaitu penerapan
menampilkan laporan dalam bentuk sistem. Tujuan uji coba dari sistem
tabel yang dibutuhkan di puskesmas informasi imunisasi adalah untuk
dan kabupaten. Laporan dalam bentuk memastikan apakah sistem informasi sudah
tabel meliputi imunisasi dasar bayi (0- sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
11 bulan), imunisasi dasar anak (12-23 harapan yang diinginkan oleh pengguna.
bulan), capaian imunisasi batita, Ujicoba sistem ini dilakukan di Dinas
capaian imunisasi anak (23-35 bulan), Kesehatan Kabupaten Brebes secara
capaian imunisasi wanita tidak hamil, serentak dengan mengundang 20
capaian imunisasi wanita hamil, puskesmas sebagai sampel penelitian
laporan UCI, laporan BIAS, laporan ujicoba. Tiap puskesmas mengirimkan 1
data stok vaksin. (satu) orang petugas pengelola data
e. Tampilan menu grafik imunisasi.
Tampilan menu grafik digunakan 8. Tahap Evaluasi Sistem
untuk menampilkan grafik capaian Prinsip utama yang dijadikan ukuran
imunisasi, grafik capaian UCI, grafik keberhasilan pengembangan sistem
DO DPTHB-Hib 1-3, DO DPTHB- informasi (SI) ataupun perangkat lunak (PL)
Hib-Campak, dan grafik cakupan adalah usability. Tingkat usability
imunisasi bayi dan batita. menentukan apakah sistem tersebut akan
bermanfaat, diterima user dan bertahan
lama dalam penggunaannya.
Pada penelitian ini untuk mengukur
keberhasilan pengembangan sistem dengan
menggunakan paket kuesioner PSSUQ
(Post Study System Usability Quesionnaire)
8
yang dapat digunakan untuk mengukur UCAPAN TERIMA KASIH
usability13,14 Terima kasih saya ucapkan kepada Kepala
Perhitungan skor yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Kepala
masing-masing pertanyaan adalah untuk Bagian Bidang Pencegahan dan
hasil skor system usefullnes yang Pengendalian Penyakit, Kepala Seksi
menghasilkan 65,09%, information quality Surveilans dan Imunisasi serta seluruh
hasil skor yang didapatkan adalah 71,12%, responden staf imunisasi Puskesmas
interface quality mendapatkan skor 71,67% wilayah Dinas Kesehatan Brebes yang telah
yang berdasarkan tabel 1. penyesuaian mendukung dan mengijinkan terlaksananya
Likert termasuk kategori “Layak”. penelitian ini.
Kemudian pada pengukuran secara
keseluruhan overall satisfaction
menghasilkan skor 69,06% hal ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa sistem informasi 1. Peraturan Menteri Kesehatan No.42
imunisasi termasuk kategori “Layak”. Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
imunisasi
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Corry, S.M. Aspek Imunologi Imunisasi,
Sistem pengumpulan data imunisasi Buku Imunisasi di Indonesia, Edisi
terpadu yang dikembangkan untuk Pertama, Satgas Imunisasi IDAI; 2001.
kebutuhan evaluasi program berupa sistem 3. Profil Kesehatan Kabupaten Brebes
pencatatan yang meliputi cakupan 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten
imunisasi rutin, cakupan BIAS dan Brebes; 2017.
distribusi vaksin. Sistem ini juga 4. Has S.D.F, N.Basuki.H, W.Umbul. C.
dikembangkan berbasis sistem informasi Pengembangan Sistem Informasi
geografis sehingga output yang dihasilkan Surveilans Imunisasi dan PD3I di Dinas
terdapat pemetaan cakupan imunisasi Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal
sampai tingkat desa. Hasil evaluasi sistem Wiyata. 2016; 3(1): 67-75.
menunjukkan bahwa sistem yang telah 5. Wilis Kaswidjanti, Budi Santosa,
dikembangkan memiliki kategori “Layak” rifky Satya Wicaksono. Sistem
untuk digunakan. Untuk keberlangsungan Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas
sistem perlu dibuat kebijakan tentang Kesehatan di Kota Magelang Berbasis
pemanfaatan sistem serta pelatihan terhadap Web. Seminar Nasional Informatika
pengguna sistem di seluruh Puskesmas 2008 “UPN Veteran“Yogyakarta, 24
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mei 2008
Brebes. 6. Direktorat Jenderal Pengendalian
Keterbatasan penelitian ini mencakup Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
tidak menyediakan fasilitas perhitungan Kementerian Kesehatan RI. Modul
indeks pemakaian vaksin serta evaluasi Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas
hanya dilakukan pada saat implementasi Puskesmas. Tahun 2013.
sistem dengan mengukur tingkat usability 7. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
saja tidak sampai mengukur tingkat kinerja Menteri Kesehatan No.97 Tahun 2015
dan manajemen sebagai efek dari tentang Peta Jalan Sistem Informasi
pengembangan sistem. Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
9
8. Isnawati K, Nugroho E, Lazuardi L. 14. Nielsen, Jakob, Usability 101 :
Implementasi Apilkasi Sistem Informasi Introduction. Diakses dari
Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik di https://www.nngroup.com/articles/usabi
UPT. Puskesmas Gambut Kabupaten lity-101-introduction-to-usability/
Banjar. Journal of Information Systems tanggal 10 Februari 2017.
for Public Health. April 2016; 1(1): 15. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian
64 – 71. untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
9. Jogiyanto, HM, Analisis & Desain Pemula. Bandung: Penerbit Alfabeta;
Sistem Informasi Pendekatan 2011
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi 16. Lindawati, Hj, Salamah Irma.
Bisnis. Yogyakarta: Andi; 2005. Pemanfaatan Sistem Informasi Dan
10. Whitten, JL. Metode Desain & Analisa Teknologi Informasi Pengaruhnya
Sistem. Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Terhadap Kinerja Individual Karyawan.
Andi; 2004. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol.
11. Sutejo, B. Perencanaan dan 14, No. 1, Mei 2012: 56-68. Politeknik
Pembangunan Sistem Informasi. CV. Negeri Sriwijaya.
Andi, Yogyakarta, 2002. 17. Kumorotomo, Wahyudi. Sistem
12. Sauro, J, “ 8 Advantages of Informasi Manajemen Dalam
Standardized UsabilityQuestionnairres”, Organisasi Organisasi Publik.
diaksesdarihttp//www.measuringusabilit Yogyakarta: Gajah Mada University
y.com/blog/standardizedusability.php, Press; 2004.
tanggal 10 Februari 2017. 18. Cresswell, K., & Sheikh, A.
13. Zahro Siti, Lazuardi Lutfan, Utarini Adi. Organizational Issues In The
Evaluasi prototipe sistem pencatatan Implementation And Adoption Of
dan pelaporan insiden keselamatan Health Information Technology
pasien (IKP) berbasis web di Rumah Innovations: An Interpretative Review.
Sakit. Program S2 IKM. Universitas International Journal of Medical
Gajah Mada. Informatics, 82(5), e73–86.
10