Chapter II-cmpedak PDF
Chapter II-cmpedak PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Cempedak
Buah cempedak yang matang enak dimakan segar. Rasanya manis, seperti rasa
durian atau nangka, bahkan ada yang berpendapat buah cempedak lebih manis dari
buah nangka. Buah cempedak yang masih muda juga dapat dimasak sebagai sayur.
Pohon cempedak yang ditanam dari biji mulai berbunga pada umur 3-6 tahun,
sedangkan pohon asal grafting berbunga lebih awal yaitu 2-4 tahun. Bibit cempedak
dari grafting menggunakan batang bawah yag berumur 8-11 bulan. Tanaman
cempedak muda mempunyai akar tunjang yang cepat tumbuhnya dan menghunjam
kedalam tanah. Jarak tanam antara 12-14 m (Ashari,2006).
4. Akarnya bisa digunakan sebagai campuran jamu tradisional untuk ibu - ibu
yang baru melahirkan.
6. Kayunya berkualitas baik, kuat dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai
kayu bangunan, bahan perabotan rumah, atau bahan perahu. Dari kayunya juga
dapat dihasilkan bahan pewarna kuning (http://cybermed.cbn.net.id/.Diakses
tanggal 1 November).
2.2.Susu
Susu adalah suatu emulsi lemak dalam air, serta larutan berbagai senyawa mineral.
Nilai gizi yang terdapat dalam susu sangat tinggi, karena mengandung zat-zat yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan garam-
garam mineral. Selain itu, susu juga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, hal ini
menjadikan susu sebagai bahan pangan andalan dalam meningkatkan kesehatan dan
gizi masyarakat (Winarno, 1995).
Susu kedelai merupakan salah satu susu nabati yang memiliki sumber protein
yang mempunyai susunan asam amino yang mendekati susunan asam amino susu sapi,
sehingga dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi mereka yang tidak toleran
terhadap susu sapi. Selain memiliki manfaat gizi yang sangat besar. Susu kedelai juga
sangat mudah dalam proses pembuatannya. Susu kedelai diperoleh dengan cara
penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air, hasil penggilingan kemudian
disaring untuk memperoleh filtrat selanjut nya dididihkan dan diberi bumbu untuk
meningkatkan rasanya (Koeswara,1992).
Batu tahu (CaSO4) ini berasal dari batu Gips yang telah dibakar dan kemudian
dihaluskan seperti tepung. Penambahan batu tahu akan menyebabkan terjadi
koagulasi. Penyebab koagulasi karena adanya ion Ca2+ hasil dissosiasi CaSO4 dalam
air. Ion Ca2+ akan bereaksi dan berikatan dengan protein dan kemudian bersama lipid
membentuk gumpalan. Koagulasi berjalan lambat dan mengikat banyak air pada kisi-
kisi struktur proteinnya (Putra, 2002).
2.4.Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur
Carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus
kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat yang terdapat di dalam makanan pada umumnya hanya
tiga jenis, ialah monosakarida, disakarida dan polisakarida. Mono dan disakarida
terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Didalam bahan
makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dicerna ialah zat tepung
(amylum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna adalah selulosa, pentosan dan
galaktan.
Pati merupakan sumber kalori yang sangat penting karena sebagian besar
karbohidrat dalam dalam makanan terdapat dalam bentuk pati. Amilosa adalah jenis
pati berantai lurus tersusun atas 250-350 unit glukosa. Sementara itu, pati berantai
cabang yang tersusun atas 20-30 unit glukosa setiap cabangnya disebut amilopektin
(Irianto, 2006).
Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan
karbohidrat dalam bahan makanan. Yang paling mudah adalah dengan cara
perhitungkan kasar (proximate analysis) atau juga disebut Carbohydrate by
Difference. Yang dimaksud dengan proximate analysis adalah suatu analisis di mana
kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi
melalui perhitungan, sebagai berikut :
% karbohidrat = 100% - %(protein + lemak + abu + air )
Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan
makanan secara kasar dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi
bahan makanan (Winarno,1995).
2.5.Protein
Protein juga penting untuk keperluan fungsional maupun struktural dan untuk
keperluan tersebut komposisi asam amino pembentuk protein sangat penting
fungsinya. Oleh karena itu protein mempunyai mutu yang beraneka ragam tergantung
sampai seberapa jauh protein itu dapat menyediakan asam amino essensial dalam
jumlah yang memadai (Buckle,1987).
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan
yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
1.Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon ,hidrogen teroksidasi menjadi CO,
CO2 ,dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Asam
sulfat yang dipergunakan diperhitungkan adanya bahan protein, lemak dan
karbohidrat.
2.Tahap Destilasi
Pada tahap destilasi ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Ammonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar. Asam standar yang dipakai
adalah asam borat 3% dalam jumlah yang berlebihan. Untuk mengetahui asam dalam
keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi
diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilat
tidak bereaksi habis.
3.Tahap Titrasi
Banyak asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat dengan titrasi menggunakan
asam khlorida 0,1N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Selisih jumlah sampel dan
blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen (Sudarmadji,1989).
2.6. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum benzen, ether. Lemak dalam
makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral, atau
triglyserida (Sediaoetama,2004).
Lemak berbeda dari karbohidrat dan protein karena tidak terdiri dari polimer
satuan – satuan molekuler. Setiap gram lemak mengandung kalori 2,25 kali dari
jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat lemak selalu
tercampur dengan komponen – komponen lain di dalam makanan misalnya vitamin –
vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, K, sterol, skool misalnya
zoosterol, di dalam lemak hewan dan fitosterol di dalam lemak sayuran, fosfolipida
yang besifat sebagai zat pengemulsi, dengan protein yaitu lipoprotein, atau dengan
karbohidrat yaitu glikolipid (Winarno,1980).
Penentuan kadar lemak atau minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat soxhletasi. Cara ini dapat juga digunakan untuk mengekstraksi
minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak. Soxhlet apparatus merupakan
cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang digunakan dapat
diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan waktu ekstraksi yang
lebih lama, karena itu membutuhkan pelarut yang lebih banyak (Ketaren,1986).
2.7.Kadar air
Kadar air sangat berpengaruh terhadapat mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan
salah satu sebab mengapa dalam pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan
atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan.
Pengurangan air disampung bertujuan untuk mengawetkan juga mengurangi besar dan
berat bahan pangan sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan
(Winarno,1980).
Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Yang
disebut kadar abu adalah material yang tertinggi bila bahan makanan dipijarkan dan
dibakar pada suhu sekitar 500-800oC. Semua bahan organic akan terbakar sempurna
menjadi air dan CO2 serta NH3 sedangkan elemen-elemen tertinggal sebagai
oksidanya (Sediaoetama,2004).
Penentuan abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
a. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan
b. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan
c. Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan
makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup
tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain.
Penentuan kadar abu adalah dengan mengoksidasikan semua zat organik pada suhu
yang tinggi, yaitu sekitar 500-600oC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang
akan tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.
Bahan yang mempunyai kadar air tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan
lebih dahulu. Bahan yang mempunyai kandungan zat yang mudah menguap dan
berlemak banyak pengabuan dilakukan dengan suhu mula-mula rendah sampai asam
hilang, baru kemudian dinaikkan suhunya sesuai dengan yang dikehendaki.
Sedangkan untuk bahan yang membentuk buih waktu dipanaskan harus dikeringkan
dulu dalam oven dan ditambahkan zat anti buih misalnya olive atau paraffin
(Sudarmadji,1989).
1. Warna
Faktor - faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur,
warna, cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor - faktor yang lain
dipertimbangkan secara visual. Faktor warna lebih berpengaruh dan kadang
kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi, dan
teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak
dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya
(Winarno,1995).
2. Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera
pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut
dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai ke jaringan
pembau dalam hidung bersama - sama dengan udara. Penginderaan cara ini
memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat atsiri.
3. Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu kita menghendaki
makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan selera yang kita
4 Rasa
Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu produk makanan.
Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung senyawa
penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa
yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh. Perbedaan
penilaian panelis terhadap rasa dapat diartikan sebagai penerimaan terhadap
flavour atau cita rasa yang dihasilkan oleh kombinasi bahan yang digunakan
(Deman,1997).