Mpbs
Mpbs
A. Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh enam variabel independen: sosialisasi pajak, pengetahuan pajak, kesadaran
pajak, kualitas layanan pajak, sanksi pajak, dan audit pajak, terhadap kepatuhan wajib pajak Indonesia melalui
meta-analisis penelitian sebelumnya tentang kepatuhan wajib pajak Indonesia dari 2006 hingga 2016. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperkuat temuan-temuan penelitian sebelumnya bahwa variabel-variabel di atas
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Indonesia. Penelitian ini memperoleh bukti empiris bahwa semua variabel
di atas memang memengaruhi kepatuhan wajib pajak Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan meta-
analisis, disimpulkan bahwa sosialisasi pajak, pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas layanan pajak,
sanksi pajak, dan audit pajak memiliki hubungan positif dan signifikan baik untuk kepatuhan wajib pajak orang
pribadi atau institusi. Secara teoritis, penelitian ini memperkaya literatur dan memberikan kesimpulan untuk
penelitian sebelumnya tentang kepatuhan pajak di Indonesia, yang hasilnya bervariasi. Secara praktis, penelitian
ini memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pemerintah tentang faktor-faktor (sosialisasi pajak,
pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas layanan pajak, sanksi pajak, dan audit pajak) yang dapat
1. Pendahuluan
Masalah Kepatuhan pajak adalah fenomena yang sangat kompleks jika dilihat dari perspektif yang berbeda, dan
dalam ranah perpajakan Indonesia, sering menyebabkan kecemasan di masyarakat umum dan pembayar pajak
tentang membayar pajak mereka (Hutagaol, 2007). Mustikasari (2007) menyatakan bahwa secara empiris
kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah. Ini menunjukkan bahwa kepatuhan pajak yang rendah menghalangi
upaya untuk meningkatkan rasio pajak di Indonesia (Nasution, 2009). Berbagai penelitian sebelumnya telah
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yang meliputi sosialisasi pajak (Ananda,
Kumadji, & Husaini, 2015; Andyastuti, Topowijono, & Husaini, 2013; Ariesta & Suryaningsih, 2013; Ihsan,
2013; Meliala & Inasius, 2015; Pamuji, Mukzam, & Sudjana, 2014; Putra, Handayani, & Topowijoyono., 2014;
Rohmawati & Rasmini, 2012; Sudrajat & Ompusunggu, 2015), kesadaran pajak (Doli & Rusydi, 2014; Eddy &
Carolina, 2015; Kristanty , Khairani, & Fajriana, 2014; Mir'atusholihah, Kumadji, & Ismono, 2014; Pandan,
2014; Sudrajat & Ompusunggu, 2015; Tampubolon & Pratomo, 2015; Widorini & Nugroho, 2014), kualitas
layanan pajak (Andyastuti et al. , 2013; Ariesta & Suryaningsih, 2013; Jatmiko, 2006; Kundalini, 2015;
Kusuma, 2016; Mahardika, 2015; Pandan, 2014; Paramartha & Rasmini, 2015; Puri, 2014; Rajif, 2012;
Rohmawati & Rasmini, 2012; Sandi , 2010; Widyastuti, 2015), sanksi pajak (Aprilina, Made, & Dianawati,
2016; Dharma & Ariyanto, 2014; Hantoyo, Kertahadi, & Handay ani, 2016; Kusuma, 2016; Putra et al., 2014;
Tiraada, 2013; Widyastuti, 2015), dan audit pajak (Andyastuti et al., 2013; Anjarini, Prasetyo, & Irani, 2012;
Aprilina et al., 2016; Mandagi, Sabijono, & Tirayoh, 2014; Pandan, 2014; Sukmawati, 2015) meskipun dengan
hasil variabel dan berbeda. Perbedaan-perbedaan ini akan menciptakan kesulitan yang tidak perlu untuk
menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi tugas pajak mereka.
Alih-alih menggunakan metode survei yang mirip dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan
metode meta-analisis pada penelitian sebelumnya. Menurut Cooper (1982), meta-analisis adalah teknik statistik
yang menggabungkan data dari penelitian serupa sebelumnya, untuk menciptakan hasil yang disintesis. Tujuan
2. Metode Penelitian ini menggunakan meta-analisis untuk menggabungkan penelitian sebelumnya secara
statistik dalam memperoleh sintesis kuantitatif. Penelitian ini menganalisis penelitian sebelumnya tentang
kepatuhan pajak individu dan institusi di Indonesia dari 2006 hingga 2016. Data sekunder dalam bentuk artikel
penelitian tentang kepatuhan pajak, yang diterbitkan di Indonesia dan dapat diakses, digunakan.
(1) penelitian kuantitatif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak individu dan institusi;
(2) variabel independen yang dimasukkan dalam analisis muncul setidaknya tiga kali dalam semua penelitian
(3) penelitian yang mempelajari tentang kepatuhan wajib pajak individu dan institusi sebagai variabel dependen.
Prosedur analisis mengikuti Fanani (2014). Laporan statistik yang relevan dari masing-masing studi diubah
menjadi ukuran efek untuk dibandingkan dan diintegrasikan, dengan asumsi bahwa nilai-nilai yang digunakan
adalah independensi statistik. Nilai hasil uji statistik dalam penelitian sebelumnya dikonversi menjadi statistik
Hubungan antara variabel yang diteliti akan menjadi tidak dimoderasi, jika statistik menunjukkan hasil yang
tidak signifikan, biasanya lebih besar, yang menunjukkan bahwa diperlukan uji subkelompok meta-analisis. Hal
ini dilakukan untuk menentukan interval kepercayaan baru yang menurunkan tingkat heterogenitas yang
disebabkan oleh penggunaan proxy dalam berbagai jenis variabel. Meta-analisis sub-kelompok memberikan
gambaran yang lebih baik dari subjek yang dipelajari daripada meta-analisis global (Fanani, 2014). Karena
pengukuran variabel dependen (kepatuhan pajak) hanya menggunakan satu proksi, persamaan ini tidak perlu.
3. Hipotesis
Hipotesis diuji dengan Uji Hipotesis Langsung, mengikuti metode Garca-Meca dan Sánchez-Ballesta (2009).
1. Penelitian ini menganalisis hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Ketika nilai korelasi rata-rata terletak antara interval kepercayaan minimum dan maksimum, terlepas dari
apakah semua nilai positif atau negatif, maka hubungannya signifikan. Jika satu nilai negatif sedangkan yang
2. Jika korelasi rata-rata menunjukkan nilai positif dan interval kepercayaan signifikan, maka
hubungannya positif sehingga hipotesis harus diterima. Kondisi sebaliknya menolak hipotesis
4. Diskusi
Perubahan undang-undang perpajakan memaksa DJP untuk melakukan sosialisasi pajak dan membantu
masyarakat memahami undang-undang perpajakan yang baru. Sosialisasi pajak diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan semua wajib pajak, serta kesadaran mereka dalam membayar dan melaporkan
pajak. Uji hipotesis sosialisasi pajak dan kepatuhan pajak memberikan hasil positif dan signifikan. Jika tes ini
dilakukan secara terpisah untuk pembayar pajak individu dan institusional, hubungan tersebut masih positif dan
signifikan untuk kedua tes. Secara umum, sosialisasi pajak dapat meningkatkan jumlah wajib pajak dan
kepatuhan pajak mereka. Pemerintah harus dapat menunjukkan bahwa dana pajak digunakan untuk kebutuhan
publik (Herryanto & Toly, 2013). Dengan sosialisasi pajak, partisipasi publik yang efektif dalam memenuhi hak
dan kewajiban mereka sebagai wajib pajak diharapkan. Penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2014),
Andyastuti et al. (2013), Ariesta dan Suryaningsih (2013), dan Pamuji et al. (2014) menyatakan bahwa
sosialisasi pajak memiliki hubungan positif dengan kepatuhan pajak. Pengetahuan wajib pajak mempengaruhi
kepatuhan pajak mereka. Sistem penilaian sendiri di Indonesia menentukan bahwa wajib pajak harus benar-
benar memahami tentang memenuhi tugas pajak mereka. Meta-analisis variabel pengetahuan pajak memberikan
hasil positif dan signifikan. Ketika tes dilakukan secara terpisah untuk pembayar pajak individu dan
institusional, hasilnya masih positif dan signifikan untuk kedua tes. Hal ini didukung oleh pendapat Nugroho
(2012) bahwa wajib pajak dengan pengetahuan pajak yang lebih tinggi dapat berperilaku lebih baik dengan
ketentuan pajak. Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana wajib pajak memahami, mengakui,
menghargai, dan mematuhi ketentuan perpajakan serta memiliki kompetensi dan kemauan untuk memenuhi
tugas pajak mereka. Secara umum, kesadaran pajak memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepatuhan
pajak individu dan institusi. Kesadaran pajak terkait dengan persepsi wajib pajak dan memengaruhi perilaku
mereka. Wajib Pajak dengan kesadaran yang lebih baik berperilaku lebih tepat dengan ketentuan pajak,
Tetapi ketika meta-analisis kesadaran pajak dipisahkan untuk wajib pajak individu dan institusi, hasilnya
menunjukkan bahwa kesadaran pajak tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pajak
institusi. Ini mungkin terkait dengan kompleksitas pembayar pajak institusional yang lebih tinggi: laporan
Pemberitahuan Pajak Tahunan (Surat Pemberitahuan Tahunan) mereka dan jumlah pajak yang lebih besar dapat
menyebabkan mereka cenderung mengeksploitasi celah hukum pajak atau bahkan tidak mematuhi undang-
undang perpajakan. Keberhasilan pemungutan pajak tidak hanya bergantung pada wajib pajak saja, tetapi juga
tergantung pada kualitas layanan pajak yang diberikan oleh DJP. Pengujian hipotesis pada kualitas layanan
pajak menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan pembayar pajak individu dan institusi. Begitu
juga meta-analisis yang terpisah. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kualitas layanan pajak
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepatuhan pajak (Andyastuti et al., 2013; Ariesta &
Suryaningsih, 2013; Dyah et al., 2015; Mahardika, 2015; Pandan, 2014; Paramartha & Rasmini, 2015;
Rohmawati & Rasmini, 2012; Sukmawati, 2015). Tingkat kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh sanksi pajak.
Sanksi pajak merupakan tindakan pencegahan pelanggaran norma perpajakan (Mardiasmo, 2003). Pengujian
hipotesis tentang sanksi pajak menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan kepatuhan pajak individu
dan institusi. Wajib Pajak akan memenuhi kewajiban pajak mereka jika mereka melihat bahwa sanksi pajak
yang diterapkan atas pelanggaran adalah bahaya besar (Fraternesi, 2001). Semakin tinggi pajak yang
dibayarkan, semakin sulit bagi wajib pajak untuk membayarnya. Meskipun pembayar pajak tidak dihargai
karena kepatuhan mereka, mereka akan dihukum jika mereka lalai membayar pajak, atau sengaja tidak
memenuhi tugas pajak mereka (Jatmiko, 2006). Salah satu upaya DJP untuk memantau sistem penilaian sendiri
pajak adalah audit pajak. Meta-analisis menunjukkan bahwa audit pajak memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan kepatuhan pajak individu dan institusi. Analisis yang terpisah juga memberikan hasil yang
sama: audit pajak memiliki hubungan positif dan signifikan, baik untuk kepatuhan wajib pajak orang pribadi
atau institusi. Ini konsisten dengan audit pajak 2015 (untuk mendukung tahun konseling wajib pajak), yang
menunjukkan bahwa audit pajak memengaruhi kepatuhan pajak. Audit pajak memiliki peran penting dalam
menguji audit kepatuhan, yang, pada gilirannya, merupakan salah satu sumber terpenting dari kepatuhan pajak
dan jumlah pajak yang harus dibayar, sehingga pemeriksaan pajak diharapkan memiliki efek jera. Efek ini pada
akhirnya harus meningkatkan kepatuhan pajak dan memaksimalkan pendapatan pajak (Irawan & Budiono,
2015). Faktor-faktor ini adalah sosialisasi pajak, pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas layanan pajak,
sanksi pajak, dan audit pajak. Dengan menggunakan pendekatan meta-analisis, disimpulkan bahwa sosialisasi
pajak, pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas layanan pajak, sanksi pajak, dan audit pajak memiliki
hubungan positif dan signifikan baik untuk kepatuhan wajib pajak orang pribadi atau institusi. Penelitian ini
memiliki dua implikasi: teoretis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini memperkaya literatur dan memberikan
kesimpulan untuk penelitian sebelumnya tentang kepatuhan pajak di Indonesia, yang hasilnya bervariasi. Secara
praktis, penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pemerintah tentang faktor-faktor
(sosialisasi pajak, pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas layanan pajak, sanksi pajak, dan audit pajak)
yang dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Penelitian ini memiliki tiga batasan yang
teridentifikasi. Pertama, individu sebagai entitas yang mewakili pembayar pajak institusional tidak diidentifikasi
secara jelas. Kedua, penelitian ini hanya mempertimbangkan kesamaan variabel, sementara ada kemungkinan
bahwa variabel yang sama diukur dengan indikator yang berbeda. Ketiga, uji perbedaan hanya dilakukan
melalui uji-t independen dan bukan uji-t berpasangan, meskipun tes ini dimaksudkan untuk membandingkan