Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH POLA SIRKULASI PUSAT PERBELANJAAN MAL TERHADAP

POLA PENYEBARAN PENGUNJUNG


Studi kasus: Margocity, Depok

Ade Syoufa1
Helen Hapsari2
12
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Gunadarma
Jalan Akses Kelapa Dua Kampus G Universitas Gunadarma Depok
1
syoufa@staff.gunadarma.ac.id , 2 helena.hapsari@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola sirkulasi yang dimiliki oleh pusat
perbelanjaan terhadap pola penyebaran pengunjung. Pola sirkulasi yang menjadi fokus
penelitian adalah sirkukasi pengunjung, dimana pola sirkulasi pengunjung akan dilihat
secara detail segingga akan diketahui suatu hubungan antara pola sirkulasi dengan
keramain alur pengunjung. Pola sirkulasi itu sendiri terjadi karena adanya tata susunan
ruang-ruang didalam pusat perbelanjaan yang diantara terdiri atas retail pertokoan beserta
fasilitas lainnya. Ruang-ruang disusun sedemkian rupa, sehingga secara tidak langsung
membentuk pola alur sirkulasi, pengunjung. Peletakan magnet ruang dalam pusat
perelanjaan menentukan alur sirkulasi yang merata dalam bangunan. Setiap pusat
perbelanjaan memiliki pola alur sirkuasi yang berbeda tergantung dari pola susunan
ruangnya, karena sirkulasi ditentukan oleh pola susunan ruang. Margo City memiliki pola
sirkulasi Linier Karena pola susunan ruang dari pertokoannya disusun secara deret
berdasarkan sumbu horizontal (memanjang). Dilihat dari pola susunan ruangnya pola
sirkulasi liner yang dimiliki oleh Margocity membuat pengunjung menjadi mudah mengakses
reta-retail toko yang dituju. Magnet ruang pada bangunan Margocity dilantai atas adalah
theatre 21 atau bioskop dan pusat electronic, untuk lantai baah yang menjadi magnet
ruangnya adalah toko grosir dan retail kebutuhan sehari-hari Giant dan ATM Center.

Kata kunci: pola sirkulasi, mal, Margocity, penyebaran pengunjung.

CONTRIBUTION OF THE CIRCULATION PATTERN WHICH IS OWNED BY


THE SHOPING CENTER ON THE PATTERN OF SPREAD OF VISITOR

Abstract

This study aimed to determine the relationship of the circulation pattern which is owned by
the shopping center on the pattern of spread of visitors. Circulation patterns that are the
focus of research is sirkukasi visitors, visitor circulation pattern will be seen in detail
segingga will note a relationship between circulation pattern with grooves keramain visitors.
Circulation pattern itself occurs because of the arrangement of the spaces within the
shopping center consists of retail shops among other facilities along. Spaces are arranged in
such sedemkian, thus indirectly shape the flow of circulation patterns, visitors. Space in the
center of the magnet laying perelanjaan determining equitable circulation flow in the
building. Each shopping center has a groove pattern sirkuasi different depending on the

Jurnal Desain Konstruksi, Volume 13 No. 2, Desember 2014 46


configuration of the space, because the circulation is determined by the configuration of the
room. Margo City has a circulation pattern Linear Because of the configuration space of
pertokoannya arranged in series based on the horizontal axis (longitudinal). Judging from
the pattern of spatial arrangement of the circulation pattern liner owned by Margocity make
visitors easy access to the train-destination retail stores. Magnet space on the top floor of the
building Margocity is 21 or cinema theater and electronic center, for that is a magnet Baah
floor space is Giant wholesale and retail stores daily necessities and ATM Center.

Keywords: circulation patterns, the mall, Margocity, the spead of visitors

Tujuan dari penelitian ini adalah


PENDAHULUAN menemukan hubungan antara banyaknya
pengunjung dengan pola alur sirkulasi yang
Gaya hidup masyarakat perkotaan yang ada dari suatu pusat perbelanjaan dan
lebih memilih berbelanja di pusat perbe- manfat yang diharapkan dari penelitian ini
lanjaan daripada pasar tradisonal membuat adalah mendapatkan pemahaman mengenai
pembangunan pusat perbelanjaan di kota– pola sirkuasi dan memberikan wawasan
kota besar semakin besar. Masyarakat me- kepada masyarakat mengenai pola sirkulasi
milih berbelanja di pusat-pusat perbe- yang efisien dan baik untuk suatu pusat
lanjaan karena mendapatkan kenyamanan perbe-lanjaan.
dan keamanan dalam berbelanja., hal ini
didapat karena pusat-pusat perbelanjaan METODE PENELITIAN
memiliki pola tata ruang yang lebih teratur
sehingga membentuk pola sirkulasi yang Suatu penelitian dilakakukan untuk
baik untuk pengunjungnya. dapat memecahkan permasalahan yang
Pola sirkulasi dirancang sedemikian menjadi topik dari penelitian itu sendiri.
rupa dengan tujuan pengunjung dapat Dalam peneltian diperlukan metode atau
melewati seluruh retail toko yang dapat acara yang dapat menuntun dalam setiap
menguntungkan bagi penyewa retail dan tahap-tahap meneliti. Penelitian ini meng-
penyelenggara pusat perbelanjaan. Hal itlah gunakan metode Deskripitif analisi, dimana
yang membuat penulis tertark untuk meneliti permasalahan dari obyek penelitian ini akan
seberapa besar pengaruhnya pola sirkulasi dibahas secara runtut dan mengurainya
terhadap tingkat keramaian pengunjung. secara detail dan jelas. Data–data yang
Pola sirkulasi sangat menentukan ber- digunakan adalah data sekunder dan primer.
hasil atau tidaknya fungsi suatu bangunan. Data primer yang digunakan adalah
Pola susunan ruang dari suatu bangunan data survey dari pusat perbelanjaan Margo-
secara langsung menentukan pola alur city baik gambar maupun wawancara dari
sirkulasi. Dalam penelitian ini peneliti mem- pengunjung Margocity. Data sekunder yang
bahas sejauh mana hubungan atau korelas dipakai adalah data-data dar jurnal-jurnal
dari pola sirkulasi terhadap tingkat kera- dan buku. Data tersebut akan dibandingkan
maian pengunjung suatu pusat perbe-lanjaan dengan kondisi saat ini kemudian dijabar-
yang dalam hal ini yang menjadi studi kan secara detail prosesnya sehngga mene-
pembanding dalam obyek peneliti adalah mukan hasil yang baik.
Margocity. Permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah menge-tahui HASIL DAN DISKUSI
bagaimana pola sirkulasi yang baik untuk
pusat perbelanjaan dan mengetahui hu- Pusat Perbelanjaan dengan Konsep Mall
bungan antara pola sirkulasi dengan tingkat
keramaian pengunjung.
Pusat perbelanjaan memiliki beberapa
ketertarikan bagi pengunjungnya karena

47 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …


selain memberikan kenyamanan dan baik memiliki kaidah-kaidah atau aturan
kemanan dalam berbelanja juga memberikan aturan yang sesuai dengan maksud mall itu
unsur rekreasi bagi pengunjung. Menurut sendiri. Prinsip Shopping mal tidak hanya
Fisher, Martin dan Mosbaugh (1991) pusat berfungsi sebagai steet shop tetapi juga
perbelanjaan terdiri atas beberapa toko sebagai penhubung, pengontrol dan
eceran, toko serba ada, toko grosir dan pengorganisasian unit–unit retail serta
memiliki lahan parkir. Menurut Nadine mengidentifikasi area (memiliki kejelasan
Benington, pusat perbelanjaan adalah orientasi). Prinsip desain shoping mall
kumpulan pertokoan yang dikelola oleh secara umum adalah mall dengan unit retail
manajemen baik dalam persewaan retail merupakan elemen beridentitas dan ber-
toko sampai pada perawatan dan penga- hubungan membentuk wadah pemusatan
wasannya. pembelanjaan. Penekanan pada prinsip
Pusat perdagangan adalah tempat hubungan tersebut adalah;
dimana terjadi kegiatan jual‐beli barang atau 1. Design Control Zone
jasa yang dilakukan cara terus menerus Control zone adalah pengontrolan
dengan tujuan pengalihan hak atas barang jaringan dari space internal atau ruang
atau jasa dengan disertai imbalan atau sewa yang bertujuan untuk menciptakan
Kompensasi (Wikipedia Indonesia, 2007). kontinuitas dari flow pengunjung
Dikutip dari Yonathan Edhie Harlya- dengan efek ping pong, sehingga selu-
wan bahwa Pusat perbelanjaan adalah suatu ruh retail toko terlewati oleh pengun-
wadah atau tempat terjadinya transaksi jual jung dan tidak ada daerah mati. Control
beli atau perdagangan yang dapat men- zone dapat dicapai melalui;
ciptakan kedinamisan kota atau lingkungan a. Pola Mall
setempatnya selain itu menjadi tempat Berbentuk linier, satu jalur yang
rekreasi dan hiburan bagi masyarakat. dimaksudkan agar semua retail toko
Seiring dengan perkembangan kebutuhan mendapatkan tempat yang strategis
dan aktifitas manusia nya pusat perbelanjaan dan orientasi sirkulasi menjadi jelas
semakin berkembang untuk dapat memenuhi b. Magnet Anchor
kebutuhan manusia, oleh karena itu terdapat Unit sebagai obyek penarik pengun-
klasifikasi pusat perbelanjaan berdasarkan jung yang merupakan transformasi
kriteria tertentu diantarnya; dari node, dan berfungsi sebagai
Pusat perbelanjaan yang menjadi obyek landmark. Ancor magnet ini dapat
penelitian adalah pusat perbelanjaan dengan be-rupa supermarket, department
kriteria Shopping mall. Shopping mall store, theatre, dan lainnya, meru-
seperti diuraikan diatas adalah pusat pakan tempat yang paling diminati
perbelanjaan yang terdiri atas beberapa toko atau diinginkan oleh pengunjung
yang tersusun sejajar dengan jalur pedestrian sehingga flow pengunjung meng-
dan memiliki anchor magnet. Pengertian alir dari ujung ke ujung. Jumlah
lain dari shoping mall adalah tempat atau anchr magnet bisa lebih dari satu.
wadah yang menyediakan kebutuhan deng- c. Pembatasan panjang dan lebar mall
an mengutamakan kenyamanan pengunjung Pembatas mempertimbangkan ke-
karena memiliki criteria desain berdasarkan nyamanan pejalan kaki dan komuni-
desain perilaku dan efisiensi (sumber ; kasi antar tenant sesuai dengan
ASRI, 85, 1992, 52). Konsep shopping mall standard tertentu.
sudah ada sejak 40 tahu yang lalu dimulai di d. Pembatas tinggi bangunan
Eropa kemudian berkembang di Amerika. Bertujuan agar oerientasi bangunan
Konsep kemudian berkembang tidak hanya secara horizontal tercapai.
sebagai tempat jual beli tetapi sebagai 2. Tenant Mix
tempat rekreasi dan bersosialisasi warga Pengelompokan magnet dan unit retail
dengan masyarakat. Shopping mall yang berdasarkan jenis barang dagangan

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13, No. 2, Desember 2014 48


untuk menghindari terjadinya persaing- 1. Anchor magnet, merupakan node yang
an. berfungsi sebagai landmark, perwu-
3. Design Kriteria judannya berupa plaza dalam shopping
Mengutamakan kesatuan dengan cara mall.
menentuan desain atau menyeragamkan 2. Magnet sekunder, berupa toko-toko
desain retail seperti warna, desain pengecer, supermarket, super store dan
interior dan lainnya. bioskopS
3. Street mall, berupa pedestrian atau jalur
Pola tata letak mall menentukan sirkulasi yang menghubungkan magnet-
keberhasilan dari bangunan mall tersebut. magnet.
Kecendrungan perilaku pengunjung mall 4. Landscaping, berupa pembatas luar
yang menginginkan kemudahan dan kese- dipertokoan.
derhanaan untuk menuju tempat yang dituju,
membuat pola mall harus sederhana dan Pusat perbelanjaan yang berhasil tidak
sirkuaasi yang jelas. Menurut Frich, Northen terlepas dari adanya sirkulasi yang baik
dan Haskoll (1977) pola tata letak mall tidak terjadinya kerumitan dan berkum-
yang banyak berhasil sesuai kondisi di pulnya pengunjung tidak hanya terjadi pada
Amerika adalah yang memiliki bentuk huruf salah satu bangunan tetapi terjadi merata
I, L dan T. Pada Prinsipnya pola mall ada- disetiap ruang bangunan. Pola sirkulasi juga
lah Linier Tambahan variasi bertujuan untuk ditentukan oleh pola susunan ruang, untuk
menghindari kemonotonan secara visual, bangunan shopping mall pola susunan ruang
tetapi tanpa mengurangi pola yang seder- yang baik adalah yang berbentuk I, T dan L
hana. Panjang mall harus mempertim- karena akan membentuk pola sirkulasi
bangkan kemampuan pengunjung untuk yangmemiliki orientasi yang jelas. Berikut
berjalan dari ujung sampai ke ujung mall adalah pola-pola sirkulasi untuk bangunan
Menurut Ruben (1978), shopping mall Pusat Perbelanjaan
adalah penggambaran kota yang terbentuk
oleh elemen-elemen:

Tabel 1. Pola Sirkulasi Pusat Perbelanjaan

POLA
SIRKULASI KETERANGAN
SIRKULASI
Sistem Pada sistem ini terdapat banyak koridor tanpa
banyak koridor adanya penjelasan orientasi, tanpa adanya
penekannya, sehingga semua dianggap sama.
Biasanya penyebaran ruang tidak merata karena,
hanya ruang-ruang yang berada di tengah yang
dianggap strategis. Efektifitas pemakaian
ruangnya sangat tinggi. Sistem ini diterapkan di
Indonesia sekitar tahaun 1960-an.
Contoh : Pasar Senen, Pertokoan Duta Merlin

49 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …


Sistem plaza Pada sistem ini terdapat suatu ruang kosong /
plaza berskala besar yang menjadi pusat
orientasi kegiatan dalam ruang dan masih
menggunakan pola koridor untuk efisiensi
ruang. Sudah adanya hierarki dari lokasi
masing-masing toko. Biasanya terletak di
daerah-daerah strategis yang dan sudah mulai
mengenal pola vide dan mezanin.
Contoh : Plaza Indonesia, GajahMada Plaza,
Ratu plaza.

Sistem mall Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang


menghadap kepada dua atau lebih pusat
perhatian dari pusat perbelanjaaan yang
merupakan poros dari massa ruang dan dalam
skala besar dapar berkembang menjadi atrium.
Sistem ini cocok dijadikan sebagai sirkulasi
utama karena karena menghubungkan dua titik
pusat perhatian atau achor yang membentuk
suatu sirkulasi utama.
Contoh : Pondok Indah Mall, Mall Blok M, Mall
Kelapa gading, Mall ciputra
Sumber: http://shopingmall.blogspot.com/2007/04/pengertian-sistem-sirkulasi.html

Pusat Perbelanjaan Margocity information center. Bangunan margocity


terbagi atas 3 zona, yaitu ;
Margocity adalah pusat perbelanjaan di 1. Margo Zone, yang meliputi area Food &
kota Depok dengan luas bangunan 67.000 Beverage dilengkapi dengan café,
meter persegi di atas luas lahan 7,5 hektar. restoran, patisserie and bakery serta
Bentuk bangunan Margocity memiliki ben- Food Court yang memiliki desain
tuk arsitekur yang khas dan menjadi land- modern berkapasitas 500 tempat duduk.
mark dari bangunan Margocity, melalui 2. City Zone, area retail fashion dan life
bentuk ornament atas yang berbentuk Crown style menampilkan beragam fasilitas
yang terbuat dari besi dan disusun seolah dan brand dari dalam maupun luar negri
member kesan berpilin keatas. Bangunan 3. Melengkapi kedua zone tersebut, area
Margocity ini terdiri dari 4 lantai, yaitu depan Margo City di lengkapi dengan
Lower Ground, Ground Floor, 1st floor dan O-Zone, sebuah area outdoor dengan
2nd floor yang memiliki 4 ruang terbuka kelengkapan fasilitas olahraga dan out
yang dilengkapi dengan elevator , escalator door seperti : futsal, basket, jogging
dan traveletor. track, cycling track, skateboard area,
Ruang–ruang yang ada di Margo City bungee trampoline serta beragam fasi-
tidak hanya retail tetapi terdapat beberapa litas untuk mahasiswa (students center,
fasilitas bangunan, diantaranya : On ground DVD/ VCD rental, studio recording,
Parking, rest room, rest room of café, dll). Namun saat ini area O zone
handicapped, wheel stroller dan stroller, telah berubah menjadi bangunan hotel
elevator, fun train, valet parking, nursery berbintang. Saat ini dalam tahap
room dan praying room , atm center dan pembangunan.

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 50


Tabel 2. Zoning Margocity
LANTAI ZONING
Lantai UG Area pertokoan dan caffe
Lantai G Area Fashion dan caffe
Lantai 1 Area pertokoan dan restaurant
Lantai 2 Area Hiburan dan food court
Sumber: http//margocity.com

Area
supermarket

Plaza

Restaurant

Retail

Gambar 1. Denah lantai UG Margocity


Sumber: http//margocity.com

Pada lantai UG margocity terdapat atau bazar. Pada lantai ini terdapat super-
beberapa retail , supermarket, resturant, atm market kebutuhan sehari-hari yang cukup
center. Dilantai UG terdapat plaza yang pada besar,yaitu Giant yang merupakan magnet
waktu tertentu digunakan sebagai pameran pada lantai UG yang menarik pengujung.

Entrance

Entrance
Restaurant

Mall Area Dept.


Store
Entrance Utama

Retail

Entrance

Gambar 2. Denah Lantai Ground Margocity


Sumber: Survey lapangan, 2012.

Pada lantai ground Margocity terdapat 4 store, Restauran, Kantor bank, dan mall.
pintu masuk, beberapa retail, departemen Mall di lantai Ground dipergunakan sebagai

51 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …


area pameran dan bazar. Secara umum lantai ini terdapat beberapa restaurant favorite
groud ini merata keramaian pengunjungnya masyarakat dan ruang terbuka yang sering-
karena lantai ini akses untuk memasuki kali digunakan untuk bazar dan pameran
pertokoan Margo City selain itu pada lantai
.

Void
Retail

Void
Area Dept.
Store
Retail

Void

Gambar 3. Denah Lantai 1 Margocity


Sumber: Survey lapangan (2012).

Pada lantai 1 lebih banyak retail, sehingga jika pengnjung ingin menuju ke
department store, beberapa restaurant dan tempat tersebut harus melewati beberapa
tempat hiburan seperti karaoke tempat toko retail yang menyebabkan retail-retail
bermain dan salon. Yang menjadi magnet tersebut dilewati dan terakses oleh pengun-
pada lantai ini adalah tempat hiburan jung.
Karaoke keluarga dan department store,

Teater Food Court

Void

Void

Retail

Void

Gambar 4. Denah Lantai 2 Margocity


Sumber: Survey lapangan (2012).

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 52


Pada lantai 2 lebih didominasi oleh dengan bentuk bangunan I yang menurut
entertainment seperti bioskop berada di teori merupakan bentuk yang sesuai untuk
ujung Utara yang menjadi magnet pada bangunan berkonsep mall, karena memiliki
bangunan Margocity. Lantai 2 terdapat juga pedestrian yang single dan menjadi peng-
restaurant, food coapat bioskop, dibanding hubung antara magnet yang ada di
lantai lain lantai 2 ini lebih ramai Margocity. Gambar di bawah menjelaskan
dikunjungi. ruang-ruang dari retail Margo City tersusun
Berdasarkan uraian denah diatas dan secara linier, sehingga membentuk pol sir-
teori konsep shopping mall dapat disimpul- kulasi yang sederhana bagi pengunjung,
kan bahwa margocity merupakan pusat sehingga memudahkan pengunjung untuk
perbelanjaan yang berbentuk shopping mall mencapai tujuannya.

Gambar 5. Denah Tipikal Pola Ruang Margocity pada setiap lantainya


Sumber: Survey lapangan, 2012.

Sirkulasi Margocity
3. Pintu samping selatan
Pencapaian ke bangunan Margocity ini 4. Pintu belakang
terdiri dari 4 pintu masuk , yaitu : Sirkulasi yang akan dikaji lebih men-
1. Pintu masuk Utama yang berada di dalam adalah sirkulasi pengunjung atau
depan manusia.
2. Pintu samping utara

ENTRANC
E / VOID

ENTRANC
E/ VOID

Gambar 6. Denah Pintu Masuk dan Void pada Margocity


Sumber; Penelitian Ilmiah, Helen Hapsari

53 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …


Pintu masuk adalah pintu dimana datan pada pintu masuk. Sirkulasi selanjut-
masyarakat atau warga memasuki bangunan nya terbagi atas sirkulasi manusia, sirkulasi
pusat perbelanjaan. Margocity memiliki 4 kedaraan, sirkulasi service dan sirkulasi
akses pintu masuk untuk mengurangi kepa-

Gambar 7. Pintu Gerbang Menuju Margo City


Sumber: Survey lapangan (2012).

Gambar diatas menunjukkan bahwa penghalang atau jalur lain. Bukaan ini
Margo City memiliki sistem Pencapaian merupakan satu titik dimana kita dapat
secara langsung, karena gerbang masuk langsung melihat depan dari bangunan pusat
utama yang berbatasan langsung dengan perbelanjaan ini, menandakan jalan aksesnya
jalan Margonda Raya menuju bangunan langsung tanpa berbelok kejalur lain atau
memiliki jalan akses langsung tanpa adanya penghalang lainnya.

Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10.


Pintu Masuk Samping Pintu Masuk Samping Pintu Masuk Timur Margo City
Utara Margo City. Selatan Margo City. Sumber: Survey lapangan, (2012).
Sumber: Survey lapangan, Sumber: Survey lapangan,
(2012). (2012).

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 54


Gambar 11. Pola Sirkulasi manusia pada lantai UG Margo City
Sumber: Survey lapangan (2012).

Pada lantai ini terlihat pola linier yang ke samping yang membentuk suatu garis
terbentuk pada sirkulasinya, ditandai dengan lurus, dan orientasi yang jelas.
jalan yang terbentuk dari deretan pertokoan

Gambar 12. Pola sirkulasi manusia pada Lantai G Margo City


Sumber: Survey lapangan (2012).

Pada lantai ini masih terlihat pola linier dari sirkulasi lantai ini. Dalam kata lain void
pada jalur sirkulasinya yang terjadi dari hanya berfungsi sebagai area publik bukan
deretan pertokoan tersebut. Walaupun ter- pusat dari pola sirkulasi ini.
dapat void, tetapi tidak mempengaruhi jalur

Gambar 13. Pola Sirkulasi Pada Lantai 1 Margo City


Sumber: Survey lapangan (2012).

55 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …


Masih dengan pola linier, dapat kita lurus. Adapun void kembali tidak bertindak
lihat jalur sirkulasi yang terbentuk dari sebagai pusat dari pola sirkulasi ini
susunan dari pertokoan pada pusat per- melainkan menjadi bagian dari pola linier
belanjaan ini yang membentuk suatu garis tersebut.

Gambar 14. Pola Sirkulasi pada lantai 2 Margo City


Sumber: Survey lapangan (2012).

Sama dengan lantai sebelumnya pada Pusat perbelanjaan merupakan tempat


lantai ini kembali terlihat pola linier pada atau wadah yang menyediakan kebutuhan
sirkulasi yang mengiringi susunan perto- hidup, dimana barang-barang ditata pele-
koannya. Jalur yang berupa garis lurus dapat takannya agar memberikan kenyamanan dan
terlihat pada lantai ini.pola ini membuat keamanan bagi pengunjung. Pusat perbe-
ruangan pada lantai ini terlihat rapi dan lanjaan terklasifikasi baik dari kuantitas
tegas. Ditambah lagi dengan peletakan barang yang dijual, luas bangunan dan jenis
sirkulasi vertical pada ujung demi ujung pelayanannya. Pada saat ini konsep pusat
sirkulasi ini membuat sirkulasi ini terhubung perbelanjann semakin berkembang dengan
oleh suatu jalur berupa garis lurus. adanya fungsi entertainment dan rekreasi,
Penjelasan diatas menunjukan bahwa hal ini yang membuat masyarakat lebih
pola sirkulasi mengikuti bentuk susunan memilih untuk berbelanja di pusat perbe-
ruang dimana pada studi kasus diatas lanjaan dibanding toko-toko di pasar
Bangunan Margo City memiliki pola ruang tradisional.
yang liner maka sirkulasi yang terjadi adalah Margo City adalah Pusat perbelanjaan
pola sirkulasi linier. Dengan sirkulasi linier dengan konsep mall, dimana retail-retail
dengan sistem pedestrian inilah membuat tersususun secara berderet dan terjadi system
setiap retail memiliki lokasi yang strategis pedestrian tunggal yang melewati retail-
dan memungkinkan untuk dilalui oleh semua retail tersebut untuk menuju magnet Anchor
pengunjung yang ingin menuju magnet ruang. Bangunan Margocity banguan
anchor pada bangunan Margo City. Sirkulasi berbentuk huruf I yang menurut Frich,
pengunjung dimulai dari pintu entrance dan Northen dan haskoll, (1977) adalah bentuk
sudah diarahkan menuju magnet-magnet mall yang paling berhasil di Amerika hal ini
ruang yang terdapat diujung bangunan, disebabkan retail-retail yang tersusun
sistem ping pong dalam sirkulasi pengun- berderet membentuk pola sirkulasi yang
jung membuat penyebaran pengun-jung sedehana sehingga memudahkan pengun-
menjadi rata dan menghidupkan retail-retail jung untuk mnjangkau tempat yang dituju.
yang berada diantara magnet anchor bangu- Pola ruang Margo City yang linier dan
nan. terdapat magnet-magnet ruang pada setiap
lantainya membuat sirkulasi yang terjadi
SIMPULAN adalah pola linier mengikuti pola ruangnya,
seperti yang ditunjukan oleh gambar 10-13

Jurnal Desain Konstruksi Volume 13 No. 2, Desember 2014 56


sebelumnya. Adanya magnet disetiap ujung
lantai juga membuat penyebaran pengunjung
di setiap lantainya merata.

DAFTAR PUSTAKA

Nadine, Bendington. 1982. Design for


Shopping Center. Butterworth Design
series.
Maitland, Barry. 1987. Shopping Malls:
Planning and Design. New York:
Nichols Publishing Co.
Rubenstein, Harvey M. 1978. Centrall City
Mall. New York: John Willy and
Sons.
Hapsari, Helen. 2012. Analisis
Perbandingan Pola Sirkulasi Pusat
Perbelanjaan Perkotaan Pada Dua
Daerah Berbeda, Penelitian Ilmiah
Jurusan Arsitektur Universitas
Gunadarma.
Harlyawan, Yonathan Edhie. 1997. Pusat
Perbelanjaan di Benteng Vastenbeurg,
Surakarta. Laporan Tugas Akhir
Arsitektur.

57 Syoufa, Hapsari, Hubungan Pola …

Anda mungkin juga menyukai