Anda di halaman 1dari 36

Laporan Praktikum Botani Cryptogamae ke-2, Kelompok 6

JAMUR MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS


Nisrina Khairun Nisa1 a), Rizal Maulana Hasby, S.Si., M.Si.1), Mohammad Asy
‘Ari Zain1)
1)
Jurusan Biologi
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email: a) khairunnisanisrina208@gmail.com

Abstrak. Jamur merupakan tumbuhan talus (thallophyta) yang tidak memiliki


klorofil, hidup di sampah, kayu lapuk, atau makanan basi dengan kelembaban
yang cukup. Perbedaan utama dengan bakteri terletak pada inti selnya (nukleus),
yitu sudah memiliki dinding nukleus (eukariotik). Praktikum ini bertujuan
mengetahui jenis-jenis jamur baik makroskopis maupun mikroskopis. Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa dari keempat jenis jamur makroskopis yang diamati,
semuanya termasuk ke dalam divisi Basidiomycota, dengan karakter morfologi
khasnya yakni memiliki tubuh buah. Volvariella volvacea, dengan tubuh buah
berbentuk bulat. Agaricus bisporus, dengan tubuh buah menyerupai kancing.
Pleurotus ostreatus, dengan tubuh buah menyerupai payung. Dan Auricularia
auricular, dengan tubuh buah menyerupai telinga. Sementara untuk jamur
mikroskopis, dari 4 jamur yang diamati, ada yang termasuk ke dalam divisi
Ascomycota yaitu Neurospora sitophila dan Saccharomyces cerevisiae, ada juga
yang termasuk ke dalam divisi Zygomycota yaitu Rhizopus oryzae dan Rhizopus
stolonifer.
Keyword: Jamur Makroskopis, Jamur Mikroskopis, Basidiomycota, Ascomycota,
Zygomycota

1
BAB I PENDAHULUAN bentuk tubuh dan cara reproduksi,
Salah satu jenis kehidupan fungi dibagi menjadi 4 divisi yaitu:
mikroorganisme yang diamati ialah Zygomycotina, Ascomycotina,
jamur (fungi). Jamur adalah Basidiomycotina dan Deutero-
organisme yang tidak berklorofil, mycotina (Sumarjito, 2008).
sehingga bersifat heterotrof, fungi/
Golongan jamur mencakup lebih
jamur ada yang bersel satu dan ada
daripada 55.000 spesies, jumlah ini
juga yang multiseluler. Yang bersel
jauh melebihi jumlah spesies bakteri.
banyak tubuhnya berbentuk benang
Tentang klasifikasinya belum ada
disebut hifa dan bercabang-cabang
ketentuan pendapat yang menyeluruh
membentuk miselium (Sumarjito,
diantara para sarjana taksonomi.
2008).
Bakteri dan jamur merupakan
Jamur merupakan kelompok golongan tumbuh-tumbuhan yang
organisme eukariotik. Jamur ada tubuhnya tidak mempunyai
yang tergolong mikrobia ada juga diferensiasi, oleh karena itu disebut
yang tidak. Jamur yang tergolong tumbuhan talus (thallophyta),
mikrobia contohnya adalah khamir lengkapnya thallophyta yang tidak
dan jamur benang atau molds. berklorofil. Ganggang adalah
Khamir adalah jamur yang tumbuh thallophyta yang berklorofil
dalam bentuk uniseluler dan biasanya (Waluyo, 2005).
memperbanyak diri dengan cara
Habitat dan Cara Hidup
tunas. Jamur ini tersebar di alam,
dapat ditemukan di tanah, debu, serta Fungi dapat ditemukan pada
buah, dan daun pada banyak arena substrat, baik dilingkungan
tanaman. Nampak seperti permukaan darat, perairan, maupun udara.
buih atau sedimen tebal pada jus Tidaklah sulit menemukan fungi di
buah dan cairan saccharine (Waluyo, alam, karena bagian vegetativnya
2009). yang umumnya berupa miselium
berwarna putih mudah terlihat pada
Fungi memiliki banyak jenis,
substrat yang membusuk (kayu
menurut kompleksitas tubuhnya
lapuk, buah-buahan yang terlalu
dibagi menjadi khamir, kapang dan
masak, makanan yang membusuk).
cendawan. Sedangkan menurut

2
Konidianya atau tubuh buahnya makanan dari bahan organik mati
dapat mempunyai aneka warna dinamakan saprofit, sedangkan yang
(merah, hitam, jingga, kuning, krem, hidup dan memperoleh makanan dari
putih, abu-abu, coklat, kebiru-biruan, organism hidup dinamakan parasit
dan sebagainya) pada daun, batang, (Darnetty, 2006).
kertas, tekstil, kulit dan lain-lain.
Saprofit menghancurkan sisa-
Tubuh buah fungi lebih mencolok
sisa tumbuhan dan hewan yang
karena langsung dapat dilihat dengan
kompleks, menguraikannya menjadi
mata kasat, sedangkan miselium
zat-zat kimia yang lebih sederhana,
vegetative yang menyerap makanan
yang kemudian dikembalikan ke
hanya dapat dilihat dengan
dalam tanah , dan selanjutnya
menggunakan mikrosokop (Waluyo,
meningkatkan kesuburannya. Jadi
2005).
mereka dapat sangat menguntungkan
Jamur merupakan organisme bagi manusia. Sebaliknya mereka
yang tidak mempunyai klorofil juga dapat merugikan kita bilaman
sehingga tidak mempunyai mereka membusukkan kayu,
kemampuan untuk memproduksi makanan, dan bahan-bahan lain.
makanan sendiri atau dengan kata Cendawan saprofit penting dalam
lain jamur tidak bisa memanfaatkan fermentasi industri, misalnya
karbondioksida sebagai sumber pembuatan bir, minuman anggur, dan
karbonnya. Oleh karena jamur produksi antibiotik seperti penisilin.
memerlukan senyawa organik baik Peragian adonan dan pemasakkan
dari bahan organik mati maupun dari beberapa keju juga bergantung pada
organisme hidup sehingga jamur kegiatan cendawan (Pelczar et al.,
dikatakan juga organisme 2008).
heterotrofik. Jamur ini ada yang
Beberapa fungi, dapat juga
hidup dan memperoleh makanan dari
menyerbu inang yang hidup lalu
bahan organik mati seperti sisa-sisa
tumbuh dengan subur di situ sebagai
hewan dan tumbuhan, dan ada pula
parasit. Sebagai parasit, mereka
yang hidup dan memperoleh
menimbulkan penyakit pada
makanan dari organisme hidup.
tumbuhan dan hewan, termasuk
Jamur yang hidup dan memperoleh
manusia. Akian tetapi diantara

3
sekitar 500.000 spesies cendawan, Morfologi Jamur
hanya kurang lebih 100 yang
Penampilan jamur atau
patogenik terhadap manusia.
cendawan tidak asing bagi kita
Kematian karena infeksi oleh
semua. Kita dapat melihat
cendawan selain penyakit kulit
pertumbuhan berwarna biru dan hijau
sangat tinggi. Hal ini boleh jadi
pada buah jeruk dan keju.
disebabkan oleh diagnosis yang
Pertumbuhan berwarna putih seperti
terlambat atau yang salah selama
bulu pada roti dan selai basi, jamur
penyakit itu menjalar atau karena
dilapangan dan hutan. Kesemuanya
tidak ketersediaannya antibiotik-
ini merupakan tubuh berbagai
antibiotik nontosik yang secara
cendawan. Jadi cendawan
medis tepat guna. Banyak cendawan
mempunyai berbagai macam
patogenik, misalnya Hitoplasma
penampilan, tergantung pada
capsulatum, yang menyebabkan
spesiesnya. Telaah mengenai
hitoplasmosis (infeki mikosis pada
cendawan disebut mikologi.
system retikulumendotelium yang
Cendawan terdiri dari kapang (mold)
meliputi banyak organ), dapat juga
dan khamir (yeast) (Perlczar et al.,
hidup sebagai saprofit. Fungi seperti
2008).
itu menunjukkan dimorfisme, artinya
mereka dapat ada dalam bentuk Pada umumnya, sel khamir lebih
benang (filamen) seperti halnya besar dari pada kebanyakan bakteri
kapang. Fase khamir timbul bilaman tetapi khamir yang paling kecil tidak
organisme itu hidup sebagai parasit sebesar bakteri yang terbesar, khamir
atau pathogen dalam jaringan, sangat beragam ukurannya, berkisar
sedangkan bentuk kapang bila antara 1 sampai 5 µm lebarnya dan
organisme itu merupakan saprofit panjangnya dari 5 samapi 30 µm atau
dalam tanah atau dalam medium lebih. Biasanya berbentuk telur,
laboratorium. Identifikasi di tetapi beberapa ada yang memanjang
laboratorium untuk cendawan- atau berbentuk bola. Setiap spesies
cendawan patogenik acapkali mempunyai bentuk yang khas
tergantung kepada dapat tidaknya tergantung pada umur dan
dimorfisme ini dipertunjukkan lingkungan. Khamir tidak dilengkapi
(Pelczar et al., 2008). flagellum atau organ-organ

4
penggerak lainnya (Pelczar et al.,  Hifa vegetatif: tumbuh mengarah
2008). kedalam substrat dan berfungsi
untuk mengabsorbsi nutrisi.
Tubuh suatu kapang pada
 Hifa generative: tumbuh
dasarnya terdiri dari dua bagian:
mengarah keluar dan berfungsi
miselium dan spora (sel resisten,
untuk perkembangbiakan.
istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa Menurut Pelczar et al. (2008),
filament yang dinamakan hifa. Setiap ada tiga macam morfologi hifa yaitu:
hifa lebernya 5 sampai 10 µm,
 Asepta atau senosit. Hifa ini tidak
dibandingkan dengan sel bekteri
mempunyai dinding sekat atau
yang biasanya berdiameter 1 µm
septum
(Pelczar et al., 2008).
 Septa dengan sel-sel uninukleat.
Menurut Darnetty (2006), tubuh Sekat membagi hifa menjadi
jamur dikenal dengan nama talus, ruang-ruang atau sel-sel berisi
soma atau struktrur somatic yang nukleus tunggal. Pada setiap
pada dasarnya terdiri dari struktur septum terdapat pori ditengah-
berupa benang-benang bercabang tengah yang memungkinkan
yang disebut hifa. Hifa tersebut perpindahan nukleus dan
menyebar pada perukaan ataupun sitoplasma dari satu ruang
dalam substrat dan kumpulan dari keruang yang lain. Sungguhpun
hifa tersebut dinamakan miselium setiap ruang suatu hifa yang
hifa jamur ada yang mempunyai bersekat tidak terbatasi oleh suatu
sekat yang dikenal dengan istilah membrane sebagaimana halnya
septum yang membangi hifa tersebut pada sel yang khas, setiap ruang
menjadi sel-sel uninukleat (berinti itu biasanya dinamakan sel.
satu) ataupun multinukleat (berinti  Septa dengan sel-sel multinukleat.
banyak). Hifa yang mempunyai Septum membagi hifa menjadi
septum tersebut dinamakan septa sel-sel dengan lebih dari satu
yang tidak mempunyai septum nukleus dalam setiap ruang.
disebut asepta atau senosit. Talus
Menurut Darnetty (2006),
atau hifa jamur dapat dibedakan atas
kebanyakan struktur jamur berukuran
dua bagian yaitu:

5
besar terbentuk dari ayaman/agregar Fisiologi Jamur
hifa. Pada tahap-tahap tertentu dari
Pada umumnya jamur benang
siklus hidup kebanyakan jamur,
lebih tahan terhadap kekeringan
miselium akan terorganisir
disbanding khamir atau bakteri.
membentuk anyaman-anyaman yang
Namun demikian, batasan kandungan
longgar ataupun padat yang dapat
air total pada makanan yang baik
dibedakan dari hifa biasa sebagai
untuk pertumbuhan jamur dapat
berikut:
diestimasikan dan dikatakan bahwa
 Prosenkim: ayaman hifa yang kandungan air dibawah 14-15% pada
agak kendor, tersusun secara biji-bijian atau makanan kering dapat
pararel, tiap-tiap hifa masih jelas mencegah atau memperlambat
dan mudah dilepaskan dan pertumbuhan jamur (Hidayat, 2006).
merupakan suatu bentuk
Kebanyakan jamur termasuk
memanjang.
dalam kelompok mesofilik, yaitu
 Peudoparenkim: ayaman hifa
dapat tumbuh pada suhu normal.
yang lebih padat, tiap-tiap hifa
Suhu optimum untuk kebanyakan
sudah hilang sifat individunya dan
jamur sekitar 25-30oC, namun
tidak dapat dipisahkan dan
beberapa tumbuh pada suhu 35-37oC
bentuknya agak oval.
atau lebih, misalnya pada spesies
 Rizomorf: anyaman hifa yang
Aspergillus. Sejumlah jamur
sangat padat, merupakan suatu
termasuk dalam psikrotrofik, yaitu
unit yang terorganisir dan titik
yang dapat tumbuh baik pada suhu
tumbuhnya mirip dengan titik
dingin dan beberapa masih dapat
tumbuh ujung akar.
tumbuh pada suhu dibawah
 Sklerotium: anyaman hifa yang
pembekuan (-5oC–10oC). hanya
keras, padat dan merupakan bentk
beberapa yang mampu tumbuh pada
istirahat yang tahan terhadap
suhu tinggi (termofilik) (Hidayat,
kondisi yang tidak
2006).
menguntungkan.
 Stroma: suatu struktur padat yang Jamur benang biasanya bersifat
merupakan massa dari hifa yang aerob yang membutuhkan oksigen
berbentuk seperti bantalan. untuk pertumbuhannya. Kebanyakan

6
jamur dapat tumbuh pada interval pH dari satu sel induk. Pada
yang luas (pH 2,0-8,5), walaupun pembelahan, suatu sel membagi diri
pada umumnya jamur lebih suka untuk membentuk dua sel anak yang
pada suhu tinggi (termofilik) serupa. Pada penguncupan, suatu sel
(Hidayat, 2006). anak tumbuh dari penojolan kecil
pada sel inangnya (Pelczar et al.,
Jamur pada umumnya mampu
2008).
menggunakan bermacam-macam
makanan dari yang sederhana sampai Menurut Pratiwi (2008), spora
yang kompleks. Kebanyakan jamur aseksual dibentuk oleh hifa dari satu
memiliki bermacam-macam enzim individu fungi. Bila spora aseksual
hidrolitik, yaitu amylase, pektinase, berimigrasi, spora tersebut akan
proteinase dan lipase (Hidayat, menjadi fungi yang secara genetic
2006). identik dengan induknya. Macam-
macam spora aseksual:
Beberapa jamur memproduksi
komponen penghambat bagi mikroba 1) Konidispora (konidium), berupa
lain, contohnya Penicillium spora satu sel ataupun multisel,
chrysogenum dengan produksi non motil, tidak terdapat dalam
penisilinya. Aspergillus clavatus, kantung dan dibentuk diujung hifa
klavasin. Beberapa komponen kimia (konodiofer) konodium kecil
bersifat miostatik menghambat bersel satu disebut mikrokonidium
pertumbuhan jamur (misalnya asam dan konidium besar bersel banyak
sorbet, propionate, asetat) atau disebut mikrokonodium,
bersofat fungisida yang mematikan contohnya Aspergillus sp.
(Hidayat, 2006). 2) Sporangiospora, merupakan spora
bersel satu, terbentuk didalam
Reproduksi Jamur
kandung yang disebut sporangium
Secara alamiah cendawan pada ujung hifa udara
berkembang biak dengan berbagai (sporangiosfor). Aplanospora
cara, baik secara aseksual dengan merupakan sporangispora
pembelahan, penguncupan atau nonmotil dan zoospore merupakan
pembentukan spora dapat pula secara jenis motil dengan adanya
seksual dengan peleburan nukleus flagella, contohnya Rhizopus sp.

7
3) Arthrospora (oidium), yaitu spora Biasanya terdapat delapan
bersel satu yang terbentuk melalui akospora dalam setiap askus.
terputusnya sel-sel hifa. Basidospora merupakan spora
4) Klamidospora merupakan spora bersel satu dan terbentuk diatas 3
bersel satu yang berdinding tebal struktur ganda (basidium).
dan senagt resisten terhadap Zigospora merupakan spora besar
kondisi lingkungan yang buruk berdinding tebal, terbentuk bila
terbentuk dari sel hifa somatic. ujung dua hifa yang serasi secara
5) Blastospora, yaitu spora aseksual seksual (gametangia) melebur.
yang muncul dari pertunasan pada Oospora terbentuk dalam struktur
sel khamir. khusus pada betina yang disebut
oogonium. Pembuahan telur
Menurut Pratiwi (2008), spora
(oosfer) oleh gamet jantan yang
seksual dihasilkan dari reproduksi
terbentuk dalam antheridium
seksual, yaitu peleburan dua nukleus.
menghasilkan oospora. Dalam
Spora ini lebih jarang terbentuk,
setiap oogonium terdapat satu
lebih belakangan, hanya terbentuk
atau beberapa oosfer.
dalam kondisi tertentu dan dalam
jumlah yang lebih sedikit Reproduksi jamur yang
dibandinkan spora aseksual. Proses uniseluler berkembang biak secara
pembentukan spora seksual terdiri aseksualnya dengan membentuk
dari tiga tahap yaitu plasmogami, kuncup dan seksualnya dengan
saat inti sel haploid dari sel donor (+) membentuk askus kemudian untuk
mempenetrasi sitoplasma sel yang memiliki multiselulernya
resipien, karyagami, saat inti (+) dan berkembangbiak secara aseksualnya
inti (-) berfusi mejadi banyak inti dengan fragmentasi dengan cara
haploid (spora seksual) yang memutuskan benang hifa dan
beberapa diantaranya dapat membentuk spora aseksual yang
merupakan rekomendasi genetic. seksualnya dengan membentuk inti
Macam-macam spora seksual: jantan dan inti betina yang kemudian
membentuk spora yang bernama
Askospora merupakan spora
askus dan basidium.Jamur memiliki
bersel satu yang terbentuk
4 divisi yaitu basidiomycota,
didalam kandung (askus).

8
ascomycota, basidiomycota dan Zygomycetes. Keenam kelas ini
deuteromycota keempat divisi umumnya tidak mempunyai septa
tersebut yang paling banyak (dinding penyekat) yang teratur pada
jumlahnya yaitu divisi ascomycota benang hifanya (coenocytic hyphae),
dan yang paling sedikit jumlahnya sehingga mengakibatkan terdapat
dan belum diketahui dalam siklus banyak mukleus (inti) disetiap sel
seksualnya yaitu deuteromycota. benang hifa.
Tubuh jamur berupa benang-benang
1. Ascomycetes
yang bercabangyang disebut sebagai
Jamur ini mempunyai
hifa, tetapi ada pula yang berbentuk
miselium yang bersekat-sekat.
bulat atau batang pendek yang
Pembiakan secara vegetative
disebut golongan khamir, hifa berinti
dilakukan dengan konidia, sedang
ada yang bersekat dan ada yang tidak
pembiakan secara generative
bersekat fase vegetatip jamur ada
dilakukan dengan spora-spora
pula yang serupa plasma (lendir)
yang dibentuk didalam askus,
yang hidup bebes, disebut fase
beberapa askus terdapat didalam
plasmodium yang menghasilkan
suatu tubuh buah. Pada umumnya
spora kembar sebagai bentuk alat
askus itu suatu ujung hifa yang
perkawinannya (Firmansyah, 2013).
mengandung 4 atau 8 buah spora.
Klasifikasi Jamur Contoh-contoh Ascomycetes yang
terkelan ialah: Aspergillus dan
Fungi dikalsifikasikan menjadi
Penicillium (Dwidjoseputro,
empat kelas utama yaitu
2005).
Phycomycetes, Ascomycetes,
2. Basidiomycetes
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Jamur ini merupakan
Bersadarkan cirri-ciri spora seksual
miselium berseptum, telah
dan aseksual, habitat, struktur garis
berkembang dengan sempurna
besar morfologi dan sifat nutrisinya,
dan dapat melakukan penetrasi
kelas Phycomycetes dibagi lagi
pada substrat serta menyerap
menjadi enam kelas, yaitu
bahan makanan. Miselium ini
Cytridiomycetes, Hypocytridio-
dapat telihat pada bagian-bagian
mycetes, Oomycetes, Plasmodiophor-
yang lembab dari kayu-kayu
mycetes, Trishomycetes dan

9
terutama pada bagian bawah kulit basidium yang terdiri dari 4 sel
dan juga daun-daun. Biasanya yang dibatasi oleh septa melintang
miselium berwarna putih, kuning ataupun membujur (Darnetty,
cerah atau orange dan 2006).
pertumbuhanya sering menyebar
sepeti kipas. Sebagian dari filum 3. Deuteromycetes
Basidiomycota ada yang Deuteromycetes juga disebut
membentuk rhizomof. Miselium jamur tidak sempurna, yaitu jamur
dari kebanyakan Basidiomycota yang belum diketahui cara
melewati 3 tingkat perkembangan pembiakan seksualnya, oelh
yaitu miselium primer, miselium karena itu belum dapat
sekunder dan miselium tersier. dimasukkan kesalah satu kelas
Pada awalnya miselium ini berinti yang telah ditentukan
banyak, kemudian dengan (Dwidjoseputro, 2005). Akan
terbentuknya septa maka tetapi karena konidiumnya jelas
miselium ini berinti satu haploid. dan tidak asing lagi, banyak
Miselium sekunder terjadi dari spesies masih dianggap tergolong
hasil plasmogami antara dua hifa kedalam kelas ini meskipun
yang kompatibel atau plasmogami tingkat seksualnya saat ini telah
antara oidio (spermatia) dengan ditehaui dengan baik. Kapang
hifa penerima (reseptif) yang gerus Penicillium dan Aspergillus
kompatibel. Miselium tersier dikalsifikasikan sebagai
terdiri atas miselium sekunder Deuteromycetes meskipun tingkat
yang telah terhimpun merupakan pembentukan askosporanya telah
jaringan teratur misalnya yang ditemukan pada beberapa spesies
membentuk basidiokarp. Pada (Pratiwi, 2008).
bagian tengah septum terdapat
logam. Ada dua tipa dasar dari 4. Phycomycetes
basidium yaitu: Halobasidium
Ciri yang khas untuk mengenal
merupakan basidium yang terdiri
sebagian besar Phycomycetes ialah
dari satu sel atau basidium yang
miselium yang tidak bersekat-sekat.
tidak punya septa dan
Warna miselium putih, jika tua
Phragmobasidium merupakan

10
mungkin agak coklat kekuning- kuping, jamur tiram, dan berbagai
kuningan, kebanyakan sporangium jenis yang telah dikembangkan.
berwarna kehitam-hitaman. Beberapa Fungsi ekologis jamur dalam
contoh Phycomycetes: Phytophthora, ekosistem hutan yaitu sebagai
Saprolegina, Mucor, Rhizopus dekomposer. Diperkirakan terdapat
(Dwodjoseputro, 2005). 1,5 juta spesies jamur di dunia, jenis
yang teridentifikasi sebanyak 28.700
Manfaat Jamur
jenis jamur makroskopis (memiliki
Indonesia merupakan negara tubuh buah), jamur mikroskopis
tropis yang memiliki sumberdaya (tidak memiliki tubuh buah)
alam yang kaya akan sebanyak 24.000 dan 13.500 jenis
keanekaragaman hayati. Salah satu lumut kerak (asosiasi simbiotik
keanekaragaman hayati tersebut antara fungi dan alga), sedangkan
adalah jamur. Jamur umumnya jenis jamur yang belum
menempati berbagai tipe habitat teridentifikasi sejumlah 1.433.800
yaitu tanah, kayu, serasah, kotoran jenis, baik makro maupun mikro
hewan dan sebagainya. Tipe (Thomas & Gary, 2002).
ekosistem yang dapat ditumbuhi
Fungi akan terus menjadi bahan
jamur adalah hutan, karena hutan
bagi penelaahan ilmiah dasar,
memiliki tingkat kelembapan yang
terutama yang berkaitan dengan
tinggi sehingga jamur mudah
morfogenesis (proses
beradaptasi. Jamur merupakan salah
terorganisasinaya sel-sel menjadi
satu keunikan yang memperkaya
struktur jaringan). Mereka akan
keanekaragaman jenis mahkluk
menjadi semakin penting di dalam
hidup. Beberapa jenis jamur telah
banyak dimanfaatkan oleh manusia
sebagai bahan makanan dan sumber
bahan obat-obatan tradisional
maupun modern (Wahyudi et al.,
2012).

Jamur yang dapat dikonsumsi


oleh manusia antara lain jamur

11
proses-proses komersial untuk berlanjut, maka banyak spesies jamur
menyediakan produk-produk yang makroskopis yang belum
bermanfaat, termasuk antibiotik teridentifikasi mungkin akan segera
seperti penisilin. Namun terdapat punah.
kebutuhan yang lebih banyak akan
Berangkat dari berbagai
bahan-bahan antifungi, sejajar
pernyataan tentang begitu
dengan bahan antibakteri, yang daya
melimpahnya keanekaragaman jamur
racunnya lebih rendah namun lebih
atau fungi di alam semesta ini, maka
efektif untuk penyakit-penyakit
praktikum pengamatan jamur ini
mikotik. Adanya kesadaran yang
ditujukan untuk mengetahui jenis-
lebih tinggi mengenai mikotoksin
jenis dan struktur dari beberapa
dan toksisitasnya akan memerlukan
jamur, baik jamur makroskopis
pengendalian yang lebih ketat
maupun jamur mikroskopis.
terhadap serangan kapang pada
produk-produk pangan (Pelczar et al,
2008). BAB II ALAT, BAHAN DAN
METODE
Menurut Gandjar et al. (2006)
diperkirakan sebanyak 69.000 jenis 2.1 Alat dan Bahan
jamur (makro dan mikro) yang telah
Alat yang digunakan pada
berhasil diidentifikasi. Sejumlah
praktikum ini antara lain mikroskop,
200.000 spesies dari 1,5 juta spesies
object glass, cover glass, cutter.
jamur tersebut diperkirakan
Sedangkan bahan yang digunakan
ditemukan di Indonesia hingga saat
diantaranya jamur merang
ini belum ada data pasti mengenai
(Volvariella volvacea), jamur kuping
jumlah jenis jamur yang telah
(Auricularia auricular), jamur
berhasil diidentifikasi, dimanfaatkan,
champignon (Agaricus camestris),
ataupun yang telah punah akibat ulah
dan jamur tiram (Pleurotus
manusia. Di lain pihak, kita
ostreatus) untuk pengamatan jamur
dihadapkan pada cepatnya laju
makroskopis, dan jamur pada oncom,
penurunan keanekaragaman hayati
jamur pada tempe, jamur pada roti
baik oleh proses alamiah maupun
serta ragi untuk pengamatan jamur
ulah manusia. Jika hal ini terus
mikroskopis.

12
2.2 Metode BAB III HASIL DAN
PEMBAHASAN
Untuk pengamatan jamur
makroskopis, pertama-tam dituliskan 3.1 Jamur Makroskopis
nama jamur, kemudian digambar dan
Jamur Merang (Volvariella volvacea)
diberi keterangan. Setelah itu dibuat
tabulasi data dan didiskusikan Hasil pengamatan

mengenai klasifikasi, morfologi, Foto Literatur


tempat hidup, serta manfaat jamur.

Untuk pengamatan jamur


mikroskopis pertama-tama diambil
sedikit sampel dan diletakkan pada
object glass, kemudian ditutup
dengan cover glass. Selanjutnya (utuh)
diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran berkala 10 x 10, 10 x 40,
hingga 10 x 100. Diambil gambar
(difoto) dan ditulis jenis jamur yang
teramati.
(potongan
membujur) (Sumber:
Alamy Stock
Photo, 2016)

(potongan
melintang)
(Sumber :
Dokumentasi
pribadi, 2018)

Keterangan :
a) Tubuh buah bagian luar
b) Tubuh buah bagian dalam

13
Pembahasan perbedaan spesies. Tubuh buah
jamur merang muda berbentuk
1) Klasifikasi
seperti telur dan berwarna putih
Menurut Hendritomo (2010),
kecoklatan sampai hitam. Tubuh
Klasifikasi dari jamur merang
jamur merang diselimuti oleh
adalah sebagai berikut.
selubung, yang akan mengembang
Kingdom : Mycateae
dan pecah membentuk cawan atau
Divisi : Mycota
volva ketika mulai dewasa. Jamur
Subdivisi : Emycotina
yang mempunyai cawan tergolong
Kelas : Basidiomycetes
jamur beracun, bila dimakan
Ordo : Agaricales
mentah, volvatoksin akan
Famili : Pluteaceae
menyebabkan orang keracunan,
Genus : Volvariella
bahkan dapat mematikan.
Spesies : Volvariella
Volvatoksin akan menjadi netral
volvaceae
bila jamur dipanaskan, oleh
karena itu, konsumsi jamur
2) Karakteristik Morfologi
merang harus selalu dimasak
Berdasarkan hasil
terlebih dulu. Diameter tudung
pengamatan, jamur merang atau
dapat mencapai 6,5 cm dan
Volvariella volvacea ini memiliki
berwarna putih keabu-abuan.
tubuh buah berbentuk bulat,
Bilah (lamella) pada awal
berwarna putih dengan bercak
berwarna putih perlahan
hitam. Batang tidak terlihat,
berubahmerah muda sejalan
namun ketika dibelah, dibagian
dengan kematangan spora.
terdapat semacam rongga (seperti
pemisah antara batang dan tudung
3) Habitat
pada jamur lain).
Menurut Hendritomo (2010),
Menurut Hendritomo (2010),
Jamur merang dikenal sebagai
dilihat dari warna tudungnya,
warmmushroom karena hidup dan
jamur merang ada beberapa
mampu bertahan pada suhu yang
macam, yaitu warna putih bersih,
relatif tinggi, yaitu antara 30-38
abu-abu, dan hitam. Perbedaan
dengan suhu optimun pada 35,
warna tersebut menandakan

14
kelembaban 60-80%, dan derajat tersusun tegak dan sejajar
keasaman (pH) 4,5-7. seperti jaringan tiang. Jamur
Merang khususnya jamur–
4) Reproduksi jamur yang memiliki tubuh
Menurut Suriawiria buah pada umumnya
(1986), Perkembangbiakan berkembangbiak dengan
secara seksual bukan berarti membentuk spora.
sama kejadianya pada hewan.
Di dalam kenyataanya ada dua 5) Manfaat
hifa yang kemudian bertindak Budidaya jamur ini tidak
seperti gamet (alat sulit. Panen dilakukan
perkembangbiakan), tetapi terhadap tubuh buah yang
belum dapat di bedakan antara belum sepenuhnya berkembang
yang jantan dan betina, hanya (masih kuncup), meskipun
di beri tanda (+) dan (-), yang tubuh buah yang telah
kemudian bersatu (kawin) membuka payungnya pun
membentuk zigot yang masih bisa dikonsumsi
kemudian tumbuh menjadi walaupun harnga jualnya
jamur dewasa. menurun. Jamur merang
Menurut Tjitrosoepomo mempunyai rasa enak, gurih,
(1981), Perkembangbiakan dan tidak mudah berubah
secara aseksual yaitu melalui wujudnya jika dimasak,
jalur spora yang terbentuk sehingga digunakan untuk
endogen di dalam eksogen berbagai macam masakan,
pada basilium. Eksogen seperti mie ayam jamur, tumis
merupakan alat jamur, pepes jamur, sup dan
perkembangbiakan yang capcay. Kandungan protein
spesifik dan tidak lain cukup tinggi, dalam 100 g
merupakan sporangium. jamur segar terkandung sekitar
Basidium berkumpul dalam 3,2 g protein, jumlah ini akan
satu tubuh buah yang terjadi bertambah jika jamur berada
dari plektenkim dalam tubuh dalam keadaan kering (My
buah askus atau basidium Ensiclopedy, 2017).

15
Jamur Kancing (Agaricus bisporus) 2) Karakteristik Morfologi

Hasil pengamatan Berdasarkan hasil


pengamatan, jamur kancing atau
Foto Literatur Agaricus bisporus ini memiliki
tubuh buah seperti payung dengan
b batang pendek. Bentuk tudungnya
membulat seperti kancing. Jamur
ini berwarna putih.
b
c Menurut prahastuti (dalam

(Sumber : (Sumber : Hendritomo, 2010: 58) jamur


Dokumentasi Samasta, 2018) kancing kurang lebih ada 142
pribadi, 2018)
spesies, mulai dari berwarna
Keterangan : sangat putih, putih, sampai agak
a) Tudung atas cokelat. Jenis yang terkenal
b) Tudung bawah
meliputi A. bitorquis (jamur
c) Batang
bunga kancing/kohartake), A.
Bisporus (jamur bunga
Pembahasan putih/hiratake), A. placomycetes
(haratake-tedoki), A. silvaticus
1) Klasifikasi
(teri-haratake), A. arvensis, A.
Menurut Hendritomo (2010),
campestris, A. nisvescen, A.
Klasifikasi dari jamur merang
Fiardii dan A. osecanus.
adalah sebagai berikut.
Kingdom : Myceteae
3) Habitat
Divisi : Mycota
Menurut Hendritomo (2010),
Subdivisi : Emycotina
A. bitorquis adalah jenis jamur
Kelas : Basidiomycetes
yang dapat hidup pada iklim
Ordo : Agaricales
panas, sedangkan A. bisporus dan
Famili : Agaricaceae
A. campestris adalah jenis jamur
Genus : Agaricus
yang dapat hidup pada iklim
Spesies : Agaricus bisporus
dingin.

16
4) Reproduksi 5) Manfaat
Menururt Steven (2017), Menurut Achmad (2012),
reproduksi pada jamur ini terjadi jamur kancing mengandung
secara aseksual dan secara beberapa zat gizi seperti natrium,
seksual. Reproduksi secara kalium, fosfor, asam linoleat, serta
aseksual menghasilkan antioksidan. Sebuah uji klinis
konidia. Reproduksi seksual yang dilakukan oleh rumah sakit
dimulai dengan bertemunya dua di California, Amerika Serikat,
hifa homokariot yang bersesuaian menunjukkan bahwa jamur
dan melebur (terjadi peristiwa kancing dapat menghambat kerja
plasmogami) membentuk satu enzim aromatase sehingga
kompartemen sel berinti dua menurunkan kadar estrogen dalam
(dikariotik) yang berbeda tubuh. Hal ini dapat menurunkan
muatannya (heterokairot). Sel kerentanan tubuh terhadap kanker
dikariotik tersebut akan payudara.
berkembang membentuk
miselium sekunder yang memiliki
inti heterokairot yang Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

bersesuaian. Miselium sekunder Hasil pengamatan


dengan inti dikariot berkembang
Foto Literatur
membentuk tubuh buah
(basidiokarp). Sel berinti dikariot
membelah secara mitosis sehingga
b
membentuk struktur reproduksi c
(basidium). Pada saatnya inti b
(Sumber :
Wikipedia,
dikariotik akan melebur
2017)
(kariogami) membentuk zigot (tampak depan)

berinti diploid. Selanjutnya, inti


diploid akan mengalami proses
meiosis menjadi haploid yang
dikemas dalam basidiospora dan
menjadi inti yang haploid. (Sumber : Safitri,
2014)

17
(tampak atas) bentuk tubuh seperti payung
dengan batang lebih panjang dari
jamur kancing, batang jamur ini
tidak tepat berada ditengah tetapi
letaknya agak lateral. Bentuk
tudungnya menyerupai cangkang
(tampak bawah) tiram, dengan permukaan bagian
(Sumber : atas yang mengkilat sedangkan
Dokumentasi
pribadi, 2018) bagian bawahnya memperlihatkan
gills atau lamella. Jamur ini
Keterangan :
memiliki tubuh berwarna putih.
a) Tudung atas
b) Tudung bawah Menurut Gerhardt (2000),
c) Batang Pleurotus ostreatus memiliki
d) Lamella
struktur yang lunak dengan
bentuk pileus lebar, permukaan
halus dan licin dengan bagian
Pembahasan
tengah melengkung kedalam.
1) Klasifikasi Warna pileus putih dengan
Klasifikasi jamur tiram diameter 2 cm. Bentuk lamella
menurut Gerhardt (2000) adalah teratur dengan warna putih. Stipe
sebagai berikut. pada jamur ini terletak ditengah
Kingdom : Fungi dengan ukuran sama dari pangkal
Divisi : Basidiomycota sampai ujung.
Kelas : Agaricomycetes Menurut Achmad (2012), dari
Ordo : Agaricales semua anggota genus pleurotus,
Famili : Pleurotaceae jamur inilah yang lebih dikenal
Genus : Pleurotus dengan jamur tiram. Jamur tiram
Spesies : Pleurotus ostreatus ini dalam bahasa inggris dikenal
sebagai oystermushroom. Tudung
2) Karakteristik Morfologi dan batangnya berwarna putih,
Berdasarkan hasil permukaan tudung jamur licin dan
pengamatan, jamur tiram atau agak berminyak dengan diameter
Pleurotus ostreatus ini memiliki 3-14 cm. Jamur ini mempunyai

18
rasa enak, kenyal, dan gurih. aseksualnya yang disebut
Rasanya menyerupai daging ayam konidiospora terbentuk dalam
atau tiram. konidium. Sedangkan
secara seksual, reproduksinya
3) Habitat terjadi melalui penyatuan dua
Famili Pleurotaceae dikenal jenis hifa yang bertindak sebagai
sebagai jamur pohon yang dapat gamet jantan dan betina
merusak kayu. Jamur dari famili membentuk zigot yang kemudian
ini mendaur ulang kayu yang tumbuh menjadi primodia dewasa.
sudah mati untuk kemudian Spora seksual pada jamur tiram
dijadikan sumber makanan. putih, disebut juga basidiospora
Anggota dari famili ini dapat yang terletak pada kantung
dengan mudah ditemukan di kayu, basidium.
hidup berkelompok dan memiliki Mula-mula basidiospora
struktur tubuh yang lunak, tetapi bergerminasi membentuk suatu
beberapa diantaranya dapat masa miselium monokaryotik,
menjadi keras apabila sudah tua. yaitu miselium dengan inti
(Elpel, 2017). haploid. Miselium terus tumbuh
hingga hifa pada miselium
4) Reproduksi tersebut berfusi dengan hifa lain
Menurut Wikipedia (2017), yang kompatibel sehingga terjadi
pada umumnya jamur tiram, plasmogami membentuk hifa
Pleurotus ostreatus, mengalami dikaryotik. Setelah itu apabila
dua tipe perkembangbiakan dalam kondisi lingkungan
siklus hidupnya, yakni secara memungkinkan (suhu antara 10-
aseksual maupun seksual. Seperti 20 °C, kelembapan 85-90%,
halnya reproduksi aseksual jamur, cahaya mencukupi, dan CO2 <
reproduksi aseksual 1000 ppm) maka tubuh buah akan
basidiomycota secara umum yang terbentuk. Terbentuknya tubuh
terjadi melalui jalur spora yang buah diiringi terjadinya kariogami
terbentuk secara endogen pada dan meiosis pada basidium.
kantung spora atau Nukleus haploid hasil meiosis
sporangiumnya, spora kemudian bermigrasi menuju

19
tetrad basidiospora pada lainnya. Jamur ini juga dipercaya
basidium. Basidium ini terletak mempunyai khasiat obat untuk
pada bilah atau sekat pada tudung berbagai penyakit seperti penyakit
jamur dewasa yang jumlahnya lever, diabetes, anemia. Selain itu
banyak (lamela). Dari spora yang jamur tiram juga dapat bermanfaat
terlepas ini akan berkembang sebagai antiviral dan antikanker
menjadi hifa monokarion. Hifa ini serta menurunkan kadar
akan memanjangkan filamennya kolesterol. Di samping itu, jamur
dengan membentuk cabang hasil tiram juga dipercaya mampu
pembentukan dari dua nukleus membantu penurunan berat badan
yang dibatasi oleh septum (satu karena berserat tinggi dan
septum satu nukleus). Kemudian membantu pencernaan.
hifa monokarion akan mengumpul
membentuk jaringan sambung
menyambung berwarna putih Jamur Kuping (Auricularia auricula)

yang disebut miselium awal dan Hasil pengamatan


akhirnya tumbuh menjadi
Foto Literatur
miselium dewasa (kumpulan hifa
dikarion). Dalam tingkatan ini,
hifa-hifa mengalami tahapan
plasmogami, kariogami, dan
meiosis hingga membentuk bakal
jamur. Nantinya, jamur dewasa ini
(Sumber :
dapat langsung dipanen atau (Sumber : Ardiana, 2018)
Dokumentasi
dipersiapkan kembali menjadi pribadi, 2018)
bibit induk.
Keterangan :

5) Manfaat a) Tubuh buah

Menurut Wikipedia (2017),


jamur tiram ini memiliki manfaat
kesehatan diantaranya, dapat
mengurangikolesterol dan jantung
lemah serta beberapa penyakit

20
Pembahasan jeli dengan ukuran 6 cm. Jamur
ini memiliki tepi pileus yang
1) Klasifikasi
bergelombang, tidak memiliki
Menurut Purwanto et al.
stipe dan lamella.
(2017), klasifikasi jamur kuping
Menurut Hendritomo (2010),
adalah sebagai berikut.
jamur kuping mempunyai tubuh
Kingdom : Fungi
buah seperti daun telinga,
Divisi : Basidiomycota
mempunyai ciri-ciri tubuh buah
Kelas : Basidiomycetes
pada bagian bawah yang melekat,
Ordo : Auriculariales
berbatang pendek, dan berbentuk
Famili : Auricularaceae
mangkok yang umumnya tidak
Genus : Auricularia
beraturan berlekuk seperti kuping
Spesies : Auricularia auricula
mencapai lebar 20 cm. Tubuh
- judae
buah berdaging lunak seperti agar,
transparan, elastis, serta menjadi
2) Karakteristik Morfologi
keriput, susut, dan alot bila di
Berdasarkan hasil
keringkan, namun bila direndam
pengamatan, jamur kuping atau
akan mekar kembali. Tubuh buah
Auricularia auricula ini memiliki
bagian permukaan atas agak
tubuh buah berbentuk seperti
mengkilap dan halus, sedangkan
kuping dengan tekstur kenyal
pada bagian bawah berbulu halus
seperti jelly. Jamur ini berwarna
dan menghasilkan spora.
cokelat kemerahan. Permukaan
tubuhnya berbulu halus.
3) Habitat
Menurut Darnetty (2006),
Menurut Gerhardt (2000),
ordo Auriculariales dikenal juga
jamur ini ditemukan melekat pada
sebagai jamur jeli, merupakan
kayu mati dengan tipe pelekatan
ordo yang dikenal memiliki
sessile.
anggota yang merupakan spesies
jamur yang menghasilkan
4) Reproduksi
basidium auricularoid dan
Menurut Wikipedia (2017),
basidium tremelloid. Jamur ini
cara reproduksi vegetatif dari
memiliki tekstur lembut seperti
jamur kuping adalah dengan

21
membentuk tunas, dengan senyawa berbahaya (racun) yang
konidia, dan fragmentasi terdapat dalam makanan. Jamur
miselium. Sedangkan, reproduksi kuping juga bermanfaat bagi
generatif jamur kuping adalah pengobatan jantung koroner,
dengan menggunakan alat yang menurunkan kekentalan darah
disebut basidium, basidium dan menghindari penyumbatan
berkumpul dalam badan yang pembuluh darah, terutama di
disebut basidiokarp, yang otak. Kekentalan darah ini dapat
selanjutnya menghasilkan spora diatasi dengan mengonsumsi
yang disebut basidiospora. jamur kuping setiap hari
sebanyak 5-10 gram. Selain
5) Manfaat untuk konsumsi lokal, jamur
Menurut Sulistyowati (2013) kuping juga banyak diekspor baik
menyatakan bahwa Jamur kuping dalam bentuk segar maupun
(Auricularia auricula) merupakan kering. Oleh sebab itu jamur ini
spesies jenis jamur kayu dari banyak sekali dimanfaatkan oleh
kelas heterobasidiomycetes yang manusia baik itu diolah menjadi
memiliki kandungan gizi dan bahan makanan ataupun
nilai ekonomi yang tinggi. digunakan dengan keperluan
Menurut Sumiati, E. (2008) yang lainnya.
menyatakan bahwa kandungan
gizi jamur kuping yaitu protein,
lemak, karbohidrat, riboflavin,
niacin, Ca, K, P, Na, dan Fe.
Jamur kuping dari segi
organoleptik (rasa, aroma dan
penampilan), kurang menarik bila
dihidangkan sebagai bahan
makanan. Namun jamur kuping
sudah dikenal sebagai bahan
pengental makanan dan penetral
racun. Lendir jamur kuping
dipercaya berkhasiat menetralkan

22
3.2 Jamur Mikroskopis 2) Karakteristik Morfologi
Berdasarkan hasil
Jamur pada Oncom (Neurospora
pengamatan, jamur pada oncom
sitophila)
ini berwarna jingga, bentuknya
Hasil pengamatan seperti akson.
Menurut Synytsya et al.
Foto Literatur
(2009), menyatakan bahwa jamur
Perbesaran 10 x 40
yang terdapat pada oncom
merupakan jamur dari filum
Ascomycota, yaitu Neurospora
sitophila. Morfologi secara
mikroskopisnya adalalah berupa
(Sumber : filament dengan guratan-guratan
(Sumber : Sholihah, 2012) pada sporanya yang menyerupai
Dokumentasi
pribadi, 2018) bentuk akson, karena itulah
namanya Neurospora sitophila
Keterangan :
yang berasal dari kata neuron =
a) Sporangium
b) Sporangiofor saraf. Pertumbuhan jamur ini
sangat pesat, dalam bentuk
makroskopisnya berwarna jingga
Pembahasan yang khas dengan spora yang
1) Klasifikasi berbentuk tepung.
Klasifikasi jamur oncom
menurut Wikipedia (2017) adalah 3) Habitat
sebagai berikut. Kapang ini dikenal sebagai
Kingdom : Fungi kapang oncom merah
Phylum : Ascomycota (Dwidjoseputro, 2005). N.
Subphylum : Pezizomycotina sitophila memilki konidia
Class : Ascomycetes berwarna jingga (oranye) yang
Ordo : Sordariales tumbuh menyebar di atas
Familia : Sordariaceae permukaan substrat. Kapang ini
Genus : Neurospora dapat tumbuh dengan baik pada
Species : Neuspora sitophila kelembaban yang tinggi dan

23
mempunyai suhu pertumbuhan kompatibel atau disebut
antara 20–30oC pada kondisi plasmogamy. Plasmogamy
aerobik (Judoamidjojo et al., (somatogamy) dapat terjadi dalam
1989). berbagai cara, suatu konidium
atau mikrokonidium berperan
4) Reproduksi sebagai sel jantan berhubungan
Neurospora sitophila dengan hifa vegetatif atau
merupakan kapang yang termasuk trikhogen yang berperan sebagai
dalam subdivisi Eumycophyta, organ penerima betina.
kelas Ascomycetes, ordo Plasmogamy akan membentuk
Sphriales dan famili Sordoriaceae. peritesium (Alexopoulus dan
Kapang ini mudah menyebar dan Mims, 1996).
berkembang biak secara cepat
terutama dengan aseksual, 5) Manfaat
biasanya ditemukan pada tingkat Menurut Wikipedia (2018),
konidia. Spora seksualnya 8 dalam kehidupan sehari-hari, jamur
jarang ditemui karena hanya ini banyak dimanfaatkan dalam
dalam jumlah sedikit pengolahan makanan hasil
(Alexopoulus & Mims, 1996). fermentasi. Di daerah Jawa Barat,
N. sitophila berkembang makanan yang popular dengan
dengan cara menyebarkan fermentasi jamur ini adalah oncom,
benang–benang miselium dan sedangkan di Brazil Neuspora
dengan menghasilkan spora sitophila ini telah digunakan dalam
(konidia). Jika miselium pecah, proses fermentasi singkong menjadi
masing–masing hifa akan minuman fermentasi. Cara hidupnya
membentuk miselia. Demikian adalah saprofit pada makanan dan
juga pemisahan konidia ini akan berperan sebagai pengurai.
membentuk miselium yang serupa
dengan miselium parentalnya.
Reproduksi seksual N. sitophila
berlangsung dengan cara
somatogamy, yaitu melalui proses
fusi dua hifa vegetatif yang

24
Jamur pada Tempe (Rhizopus 2) Karakteristik Morfologi
oryzae) Berdasarkan hasil
pengamatan, jamur pada tempe ini
Hasil pengamatan
berbentuk koloni berwarna putih,
Foto Literatur tampak seperti benang-benang

Perbesaran 10 x 10 halus.
Synytsya et al. (2009),
menyatakan bahwa Morfologi
Rhzopus Sp. mempunyai koloni
abu-abu kecoklatan dengan tinggi
(Sumber : 1 mm atau lebih. Sporangiofor
Murtafi’ah, tunggal atau dalam kelompok
(Sumber : 2013)
Dokumentasi dengan dinding halus atau agak
pribadi, 2018) sedikit kasar, dengan panjang
lebih dari 1000 mikro meter dan
Keterangan :
diameter 10-18 mikro meter.
a) Sporangium
b) Sporangiofor Sporangia globosa yang pada saat
masak berwarna hitam
kecoklatan, dengan diameter 100-

Pembahasan 180 mikro meter. Klamidospora


banyak, tunggal atau rantaian
1) Klasifikasi
pendek, tidak berwarna, dengan
Klasifikasi Rhizopus oryzae
berisi granula, hifa, sporangiofor
menurut Atlas (2004) adalah
dan sporangia. Bentuk
sebagai berikut.
klamidospora globosa, elips atau
Kingdom : Fungi
silindris dengan ukuran 7-30
Divisio : Zygomycota
mikro meter atau 12-45 mikro
Class : Zygomycetes
meter x 7-35 mikro meter.
Ordo : Mucorales
Menurut Rahmi (2008),
Familia : Mucoraceae
Rhizopus oryzae memiliki
Genus : Rhizopus
karakteristik, yaitu miselia
Species : Rhizopus oryzae
berwarna putih, ketika dewasa
maka miselia putih akan tertutup

25
oleh sporangium yang berwarna progamentangium. Progamen-
abu-abu kecoklatan. Hifa kapang tangium akan membentuk
terspesialisasi menjadi 3 bentuk, gametangium. Setelah terbentuk
yaitu rhizoid, sporangiofor, dan gamentangium, akan terjadi
sporangium. Rhizoid merupakan penyatuan plasma yang disebut
bentuk hifa yang menyerupai akar plasmogami. Hasil peleburan
(tumbuh ke bawah). Sporangiofor plasma akan membentuk cigit
adalah hifa yang menyerupai yang kemudian tumbuh menjadi
batang (tumbuh ke atas). zigospora. Zigospora yang telah
Sporangium adalah hifa tumbuh akan melakukan
pembentuk spora dan berbentuk penyatuan inti yang disebut
bulat. Suhu pertumbuhan kariogami dan akhirnya
optimum adalah 30°C. berkembang menjadi sporangium
kecambah. Di dalamsporangium
3) Habitat kecambah setelah meiosis akan
Menurut Setiawati et al. terbentuk spora (+) dan spora (-)
(2005), habitat Rhizopus oryzae yang masing-masing akan tumbuh
bisa di darat, di tanah yang menjadi hifa (+) dan hifa (-).
lembab atau sisa organisme mati.
5) Manfaat
4) Reproduksi Jamur Rhizopus oryzae
Menurut Wulandari (2012), merupakan jamur yang sering
reproduksi aseksual cendawan digunakan dalam pembuatan
Rhizopus oryzae dilakukan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur
dengan cara membentuk Rhizopus oryzae aman dikonsumsi
sporangium yang di dalamnya karena tidak menghasilkan toksin
terdapat sporangiospora. Pada R. dan mampu menghasilkan asam
oryzae terdapat stolon, yaitu hifa laktat (Purwoko dan Pramudyanti,
yang terletak di antara dua 2004). Jamur Rhizopus oryzae
kumpulan sporangiofor (tangkai mempunyai kemampuan
sporangium). Reproduksi secara mengurai lemak kompleks
seksual dilakukan dengan fusi hifa menjadi trigliserida dan asam
(+) dan hifa (-) membentuk amino (Septiani, 2004). Selain itu

26
jamur Rhizopus oryzae mampu Ordo : Mucorales
menghasilkan protease (Margiono Familia : Mucoraceae
et al., 1992). Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus stolonifer

Jamur pada Roti (Rhizopus 2) Karakteristik Morfologi


stolonifer) Berdasarkan hasil
pengamatan, jamur pada roti
Hasil pengamatan
busuk ini berwarna hitam, tampak
Foto Literatur seperti bulatan-bulatan dengan
Perbesaran 10 x 40 benang-benang halus.
Menurut Rihlah (2013),
Rhizopus stolonifer merupakan
salah satu dari jenis jamur
Zygomycota. Jenis jamur ini
memiliki hifa pendek bercabang-
(Sumber : (Sumber : cabang dan berfungsi sebagai akar
Dokumentasi Murtafi’ah,
(rizoid) untuk melekatkan diri
pribadi, 2018) 2013)
serta menyerap zat-zat yang

Keterangan : diperlukan dari substrat. Selain


itu, terdapat pula sporangiofor
a) Sporangium
b) Sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan
mengandung banyak inti sel, di
bagian ujungnya terbentuk
Pembahasan sporangium (sebagai penghasil

1) Klasifikasi spora), serta terdapat stolon (hifa

Klasifikasi dari Rhizopus yang berdiameter lebih besar

Stolonifer menurut Rihlah (2013) daripada rizoid dan sporangiofor).

adalah sebagai berikut.


Kingdom : Fungi 3) Habitat

Divisi : Zygomycota Menurut Rihlah (2013),

Class : Zygomycota Rhizopus stolonifer mempunyai


beberapa karakteristik diantaranya

27
: dapat tumbuh pada suhu 5oC – keduanya di dalamsudah dekat,
37oC, tetapi pertumbuhan menghasilkan hormone-hormon
optimumnya yaitu pada suhu yang menyebabkan ujung hyphal
25oC. AW berkisar pada 0,93 memasang bersama-sama dan
tetapi di laboratorium telah terjadi mengembangkan ke dalam
pertumbuhan pada MY50G agar gametangia, yang menjadi
mudah (0,89 aw) seperti beberapa terpisah dari sisa tubuh fungal
lainnya mucorales, R. stolonifer oleh pembentukan septa.
dapat tumbuh di bawah kondisi Tembok kota antara keduanya
anaerobik. Rhizopus Stolonifer menyentuh dan memecahkan
dapat hidup/tumbuh pada roti atau gametangia, dan kedua protoplas-
buah-buahan lunak. Dalam hal ini protoplas multinucleate datang
Rhizopus Stolonifer terutama berkumpul. + dan - nucleus
banyak dijumpai pada roti dan bergabung untuk membentuk
menyebabkan kerusakan pada roti suatu zigospora yang muda
tersebut. Hal tersebut dikarenakan dengan beberapa nucleus diploid.
spora tersebut berada pada udara, Zigospora lalu mengembangkan
tanah ataupun diri kita, yang suatu tebal, mantel hitam keras
kemudian apabila jatuh pada roti dan menjadi tidur, sering kali
maka spora tersebut akan tumbuh untuk beberapa bulan-bulan.
dengan sangat cepat. Meiosis terjadi pada waktu
perkecambahan. Zigospora
4) Reproduksi membuka dan menghasilkan suatu
Menurut Rihlah (2013), sporangium yang serupa
Reproduksi seksual terjadi hanya menghasilkan sporangium dengan
antara tegangan kawin yang tidak berkelamin, dan daur hidup
berbeda, yang biasanya berlabel + mulai kembali lagi. Berikut adalah
dan -. Meski tegangan yang kawin gambar dari perkembangbiakan
secara analisis yang tak dapat dari Rhizopus stolonifer.
dibedakan, mereka sering
ditunjukkan dalam hidup diagram 5) Manfaat
siklus sebagai bendera yang Menurut Rihlah (2013),
berbeda. Ketika tegangan berbeda dengan kebanyakan

28
jamur lain yang diamati, jamur R. Kelas : Ascomycetes
stolonnifer ini bukan Bangsa : Endomycetales
memeberikan manfaat, melainkan Suku : Saccharomycetaceae
memberikan kerugian, yaitu dapat Marga : Saccharomyces
membuat roti menjadi busuk. Jenis : Saccharomyces
cerevisiae

Jamur Ragi (Saccharomyces 2) Karakteristik Morfologi


cerevisiae) Berdasarkan hasil
pengamatan, jamur pada ragi ini
Hasil pengamatan
berbentuk bulatan-bulatan yang
Foto Literatur berkoloni, dengan warna
Perbesaran 10 x 40 kehitaman.
Saccharomyces cerevisiae
merupakan salah satu jenis
khamir. Khamir adalah fungi
uniselular yang eukariotik. Sel
Saccharomyces cerevisiae
(Sumber : (Sumber : E berbentuk bulat, oval atau
Dokumentasi Wiki, 2010)
memanjang. Sel Saccharomyces
pribadi, 2018)
cerevisiae berukuran (3-10) x
Keterangan : (4,5–21) µm. Reproduksi
a) Koloni jamur Saccharomyces cerevisiae
dilakukan dengan membentuk
tunas dan spora seksual (Fardiaz,
Pembahasan
1992). Morfologi Saccharomyces
1) Klasifikasi cerevisiae dapat dilihat pada
Menurut Yarow (1984), Gambar 5. Saccharomyces
klasifikasi Saccharomyces cerevisiae mempunyai struktur
cerevisiae dapat digolongkan seperti khamir lainnya, yaitu
menjadi: terdiri dari sel dan membran sel.
Kerajaan : Fungi Dinding sel terdiri dari senyawa
Divisi : Eumycota polisakarida (glukan, mana,

29
protein, kitin, dan lipid). Lapisan dalam sel induk membelah secara
membran selnya terdiri dari mitosis dan satu anak inti
lipoprotein, di dalamnya terdapat bergerak ke dalam tunas tadi. Sel
enzim-enzim yang diperlukan anak kemudian memisahkan diri
untuk sintesis berbagai komponen dari induknya atau membentuk
dinding sel. Fungsi dari membran tunas lagi hingga membentuk
sel adalah untuk transportasi zat koloni. Dalam keadaan optimum
yang dibutuhkan oleh sel dan zat- satu sel dapat membentuk koloni
zat sisa metabolisme (Amaria et dengan 20 kuncup.
al., 1999) Perkembangbiakan seksual terjadi
jika keadaan lingkungan tidak
3) Habitat menguntungkan. Pada prosesnya,
Menurut Qomaruz (2010), sel Saccharomyces cerevisiae
Cerevisiae ketika diterjemah-kan berfungsi sebagai askus. Nukleus
berarti " jamur gula ". Itulah yang nya yang diploid (2n) membelah
ragi ini menggunakan untuk secara meiosis, membentuk empat
makanan. Jamur ini ditemukan di sel haploid (n). Inti-inti haploid
alam liar yang tumbuh di kulit tersebut akan dilindungi oleh
buah anggur dan buah-buahan dinding sel sehingga mem-bentuk
lainnya. askospora haploid (n). Dengan
perlindungan ini askospora lebih
4) Reproduksi tahan terhadap lingkungan buruk.
Menurut Zainuddin (2005), Selanjutnya, empat askospora
Saccharomyces cerevisiae dapat akan tumbuh dan menekan
berkembang biak secara seksual dinding askus hingga pecah,
dan aseksual. Perkembangbiakan akhirnya spora menyebar. Jika
aseksual diawali dengan spora jatuh pada tempat yang
menonjolnya dinding sel ke luar sesuai, sel-sel baru akan tumbuh
membentuk tunas kecil. Tonjolan membentuk tunas, sebagaimana
membesar dan sitoplasma terjadi pada fase aseksual. Dengan
mengalir ke dalamnya, sehingga demikian Saccharomyces
sel menyempit pada bagian cerevisiae mengalami fase diploid
dasarnya. Selanjutnya nucleus

30
(2n) dan fase haploid (n) dalam KESIMPULAN
daur hidupnya.
Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan terhadap 4 jenis
5) Manfaat
jamur makroskopis dan 4 jamur
Menurut Zainuddin (2005),
mikroskopis, dapat disimpulkan
spesies khamir yang paling umum
bahwa dari keempat jenis jamur
digunakan dalam industri
makroskopis yang diamati, semuanya
makanan adalah S. cerevisiae,
termasuk ke dalam divisi
misalnya dalam pembuatan roti
Basidiomycota, dengan karakter
dan produksi minuman beralkohol
morfologi khasnya yakni memiliki
(bir dan anggur). Selain
tubuh buah. Volvariella volvacea,
digunakan dalam industri
dengan tubuh buah berbentuk bulat.
makanan manusia, S. cerevisiae
Agaricus bisporus, dengan tubuh
juga bisa dimanfaatkan sebagai
buah menyerupai kancing. Pleurotus
probiotik makanan ternak.
ostreatus, dengan tubuh buah
menyerupai payung. Dan Auricularia
auricular, dengan tubuh buah
menyerupai telinga.

Sementara untuk jamur


mikroskopis, dari 4 jamur yang
diamati, ada yang termasuk ke dalam
divisi Ascomycota yaitu Neurospora
sitophila dan Saccharomyces
cerevisiae, ada juga yang termasuk
ke dalam divisi Zygomycota yaitu
Rhizopus oryzae dan Rhizopus
stolonifer.

31
DAFTAR PUSTAKA Edition Volume 1. United States
Of America: CRC Press.
Achmad. 2012. Jamur. Bogor:
Agriflo. Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi.
Padang: Andalas Universiti
Alamy Stock Photo. 2016. Straw
Press.
Mushrooms. [https://h7.alamy.
com/comp/H709K0/straw-mush Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-
rooms-H709K0.jpg]. [Diakses Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
pukul 08.04 WIB, 07-10-18]. Djambatan.

Alexopoulos, C., dan Mims, C. 1996. E Wiki. 2010. Saccharomyces


Introductory Mycology, 4th ed. cerevisiae Gram Stain.
Canada: John Wiley & Sons Inc. [http://2.bp.blogspot.com/-T5ckt
UvDca4/TapyMR7QzSI/AAAA
Amaria, Isnawati, R., dan Tukiran.
AAAACTc/G0nV_lex-V0/s1600
1999. Biomasa Saccharomyces
/flour-1.JPG]. [Diakses pukul
cerevisiae dari Limbah Buah
08.07 WIB, 07-10-18].
dan Sayur sebagai Sumber
Vitamin B. Surabaya: Pusat Elpel, T. J. 2017. Pleurotaceae: The
Kajian Makanan Tradisional. Tree Mushroom. Jakarta:
Lemlit Universitas Negeri Gramedia Pustaka Utama.
Surabaya.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi
Ardiana, R. 2018. Ini Dia Manfaat Pangan I. Jakarta: Gramedia
Mengkonsumsi Jamur Kuping Pustaka Utama.
Bagi Kesehatan. [https://www.
Firmansyah, W. 2013. Tugas
aryanto.id/uploads/images/artike
Mikrobiologi Umum Kapang
l/Ini_Dia_Manfaat_Mengkonsu
dan Khamir. Malang: Program
msi_Jamur_Kuping_Bagi_Keseh
Studi Ilmu dan Teknologi
atan.png]. [Diakses pukul 08.00
Pangan, Jurusan Teknologi Hasil
WIB, 07-10-18].
Pertanian, Fakultas Teknologi
Atlas, R. M. 2004. Handbook of Pertanian Universitas Brawijaya.
Microbiological Media Third

32
Gandjar. I., Sjamsuridzal, W., dan [Diakses pukul 08.12 WIB, 07-
Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar 10-18].
dan Terapan. Jakarta: Yayasan
Murtafi’ah, R. 2013. Jamur pada
Obor Indonesia.
Tempe. [http://2.bp.blogspot.
Gerhardt, E. 2000. Pilze mit com/-pPePrOD_5bo/UpitKQ9-
Schnellbestimm-System. QJI/AAAAAAAAAxk/nmCSJ4r
München: BLV Verlagsgessel- c3rU/s1600/251120136367.jpg].
schaft mbH. [Diakses pukul 08.17 WIB, 07-
10-18].
Hendritomo, H. 2010. Jamur
Konsumsi Berkhasiat Obat. My Ensiclopedy. 2017. Manfaat
Yogyakarta: Andi. Jamur Merang. [https://bibit
jamurtiram.wordpress.com/2011
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi
/03/17/manfaat-jamur-merang/].
Industri. Yogyakarta: Andi.
[Diakses pukul 06.44 WIB, 07-
Judoamidjojo, R.M., E. G. Said dan 10-18].
L. Hartoto. 1989. Biokonversi.
Pelczar, Michael, J., dan Chan, E. C.
Bogor: Departemen Pendidikan
S. 2008. Dasar-Dasar
dan Kebudayaan, Direktorat
Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI-
Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
Press.
Universitas Bioteknologi,
Institut Pertanian Bogor. Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi
Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Margiono, S., Rahayu, dan Endang,
S. 1992. Molekuler Genetika Purwanto, P. B., Zaman, M. N.,
Mikroba. Yogyakarta: UGM Yusuf, M., Romli, M.,
Press. Hardhaka, I. S. T., Fuadi, B. F.,
Saikhu, A. R., Ar-Rouf, M. S.,
Murtafi’ah, R. 2013. Jamur pada
Adi, A., Laily, Z., dan Yugo, P.
Roti. [http://1.bp.blogspot.com/-
M. H. 2017. Inventarisasi Jamur
hICpjLHHr6E/Upi4mVhNVGI/
Makroskopis di Cagar Alam
AAAAAAAAAzM/jj-CaOgOu
Nusakambangan Timur
M0/s1600/041120136194.jpg].
Kabupaten Cilacap Jawa

33
Tengah. Proceeding Biology Samasta. 2018. Jamur Kancing
Education Conference. Vol. 14 Champignon. [http://samasta.co.
(1): 79 – 80. id/img/product/7/jamur%20kanc
ing.jpg]. [Diakses pukul 07.58
Purwoko, T., dan I. R. Pramudyanti.
WIB, 07-10-18].
2004. Pengaruh CaCO3 pada
Fermentasi Asam Laktat oleh Septiani, Y. 2004. Studi Karbohidrat,
Rhizopus oryzae. Jurnal Lemak dan Protein pada Kecap
Mikrobiologi Indonesia. Vol. 9: dari Tempe. Skripsi. Surakarta:
19. FMIPA UNS.

Qomaruz, A. 2010. Jamur Ragi. Setiawati, Tetty, Furqanita, Deswaty.


[http://anwarqomaruz.blogspot. 2005. Biologi Interaktif.
com/2010/12/jamur-ragi.html]. Bandung: Azka.
[Diakses pukul 06.44 WIB, 07-
Sholihah, A. 2012. Rangkuman
10-18].
Biologi. [https://www.slideshare.
Rahmi, Y. 2008. Konversi Etanol net/ansnichatuz/protista-157203
dari Tepung Jagung. [http:// 38?next_slideshow=1]. [Diakses
www.rahmiblogspot.com/]. pukul 07.52 WIB, 07-10-18].
[Diakses pukul 06.38 WIB, 07-
Soetrisno, N. S. 1996. Bunga Rampai
10-18].
Tempe Indonesia. Jakarta:
Rihlah, A. 2013. Laporan Yayasan Tempe Indonesia.
Pengamatan Biologi Tentang
Steven. 2017. Jamur Kancing.
Jamur. [https://www.academia.
[http://pengetahuanbahanpangan
edu/9214613/laporan_pengamat
b.blogspot.com/2017/06/jamur-
an_jamur]. [Diakses pukul 06.13
kancing.html]. [Diakses pukul
WIB, 07-10-18].
08.10 WIB, 07-10-18].
Safitri. 2014. Materi Jamur Lengkap.
Sulistyowati. 2013. Inventarisasi
[http://www.safitrimaulani.blogs
Jamur Makroskopis Kabupaten
pot.com/2014/04/materi-jamur-
Situbondo. Jurnal Ilmu Dasar.
lengkap.html?m=1]. [Diakses
Vol 4 (1): 58.
pukul 14.10 WIB, 02-10-18].

34
Sumarjito. 2008. Panduan Belajar Raya. Jurnal Protobiont. Vol. 1
Biologi. Yogyakarta: Prima- (1): 8.
gama.
Waites, M. J., Morgan, N. L.,
Sumiati, E. 2008. Jenis Suplemen Rockey, J. S. dan Higton, G.
Substrat untuk Meningkatkan 2001. Industrial Microbiolgy:
Produksi Tiga Strain Jamur An Introduction. Victoria:
Kuping. Jurnal Hort. 19 (1): 75. Blackwell Publishing Company.

Suriawiria, U. 1986. Pengantar Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi


Untuk Mengenal dan Menanam Umum. Malang: UMM Press.
Jamur. Bandung: Angkasa.
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi
Synytsya, A., Kateřina M., Alla S., Lingkungan. Malang: UMM
Ivan J., Jiří S., Vladimír E., Press.
Eliška K., dan Jana Č. 2009.
Wikipedia. 2017. Jamur Tiram.
Glucans from fruit bodies of
[https://id.wikipedia.org/wiki/Ja
cultivated mushrooms. Pleurotus
mur_tiram]. [Diakses pukul
ostreatus and Pleurotus eryngii:
07.55 WIB, 07-10-18].
Structure and potential prebiotic
activity Carb Polymers. Vol 76 Wikipedia. 2017. Jamur Tiram.
(4): 548. [https://upload.wikimedia.org/wi
kipedia/commons/thumb/9/94/O
Thomas, L., dan Gary, L. 2002.
yster_mushoom_fells.jpg/250px-
Mushrooms. New York: Dorling
Oyster_mushoom_fells.jpg].
Kinderley.
[Diakses pukul 07.56 WIB, 07-
Tjitrosoepomo, G. 1981. Taksonomi 10-18].
Tumbuhan. Jakarta: Bhratara.
Wikipedia. 2017. Jamur Kuping.
Wahyudi, A. E., Linda, R., dan [https://id.wikipedia.org/wiki/Ja
Khotimah, S. 2012. Inventarisasi mur_kuping]. [Diakses pukul
Jamur Makroskopis di Hutan 07.58 WIB, 07-10-18].
Rawa Gambut Desa Teluk
Wikipedia. 2017. Neurospora. [https:
Bakung Kecamatan Sungai
//id.wikipedia.org/wiki/Neurosp
Ambawang Kabupaten Kubu

35
ora]. [Diakses pukul 08.04 WIB,
07-10-18].

Wikipedia. 2018. Oncom. [https://


id.wikipedia.org/wiki/Oncom].
[Diakses pukul 08.06 WIB, 07-
10-18].

Wulandari. 2012. Morfologi dan


Klasifikasi Rhizopus oryzae.
[http://landariwulan.blogspot.co
m/2012/08/rhizopus-oryzae.
html]. [Diakses pukul 08.22
WIB, 07-10-18].

Yarrow, D. 1984. The Yeast. A


Taxonomic Studi. 3rd ed.
Amsterdam: Elsevier Science
Publishers B. V.

Zainuddin. 2005. Pemanfaatan


Khamir Saccharomyces
Cerevisiae untuk Ternak.
Wartazoa. Vol. 15 (1): 50-51.

36

Anda mungkin juga menyukai