Anda di halaman 1dari 17

Table of Contents

No. Title Page


1 HUBUNGAN ANTARA NIAT PESERTA DENGAN IMPLEMENTASI KOMITMEN 1 - 14
PROGRAM KELUARGA HARAPAN KOMPONEN KESEHATAN
2 FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN PEMBERIAN 15 - 27
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN MULYOREJO
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA
3 PERAN SISWA DALAM PENCEGAHAN PERILAKU MEROKOK PADA SEKOLAH 28 - 38
MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI
4 ANALISIS FAKTOR IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL CARE 39 - 48
DI PUSKESMAS SIWALANKERTO KECAMATAN WONOCOLO KOTA
SURABAYA
5 PENGARUH PEMBELAJARAN METODE SNOW BALL TERHADAP 49 - 57
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG DBD
6 PERAN UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) DALAM PENYAMPAIAN 58 - 65
INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SISWA SMP NEGERI X
DI SURABAYA
7 EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN HIV DAN AIDS OLEH PEER 66 - 76
EDUCATOR ‘DA BAJAY PADA REMAJA DI LOKALISASI DOLLY SURABAYA
8 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU BERSALIN PADA DUKUN BAYI 77 - 88
DENGAN PENDEKATAN WHO DI DESA BRONGKAL KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN MALANG
9 PERILAKU IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI 89 - 100
KELURAHAN JAPANAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEMLAGI-MOJOKERTO
10 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GARAM BERYODIUM DI KABUPATEN SIDOARJO 101 - 115
DALAM KONTEKS HEALTHY PUBLIC POLICY
Vol. 2 - No. 1 / 2014-07
TOC : 2, and page : 15 - 27

FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12
BULAN DI KELURAHAN MULYOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12
BULAN DI KELURAHAN MULYOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

Author :
Rachmat Hargono | rhargono2001@yahoo.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dwi Kurniawati | dwi.kurniawati9@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Abstract

Abstract : Exclusive breastfeeding which is given to the infants since birth to 6 months of age is very important.
Breastfemilk is the best food and beverages for infants, because the composition is suitable for the growth and
development of infants. The purpose of this study is to analyze the determinant factors affecting the failure of exclusive
breastmilk in infants, age of 0-6 months in Mulyorejo Surabaya. This study is an observational analytic study with a
quantitative approach. This study used cross-sectional method the sample was 54 respondents. The sampling technique
used simple random sampling. The independent variables in this study a the attitude, imitating friends, socio-cultural
norms, place of birth, support from significant others, support from the health workers, knowledge, education, age,
socio-economic, maternal employment, and promotion of infant formula, and the dependent variables were the exclusive
breastmilk behavior in infants. It analyzed with chi square test and logistic regression analysis to see the effect of the
determinant factors. These results indicated the relationship between attitudes, imitating friends, socio-cultural norms,
place of birth, support from significant others, support from health workers, knowledge, education, age, socio-economic,
maternal employment, and promotion of infant formula with exclusive breastmilk. The determinant factors which
influenzed the breastmilk are the attitude, imitating friends, family support, and socio-economic. The determinant factor
which gave most influenzed was the socio-economic (sig. = 0.019, with Exp (B) = 13.310). Socio-economic associated
with a person's employment income.

Keywords : exclusive Breastfeeding, attitude, subjective norm, behavioral control

Keyword : exclusive, Breastfeeding, attitude, subjective, norm, behavioral, control,

Daftar Pustaka :
1. Alfonso, Victor FJ, (2013). Income, Educational Attainment Affect Breastfeeding. Joomla : Viewed Juny 29th 2014
2. Azwar, saifudin, (2010). Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
3. BPS, (2012). Survei Demografi dan Kesehatan indonesia. Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementrian
Kesehatan
4. Budiarto, Eko, (2006). Biostatistika Untuk Kedokteran dan kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jatim Tahun 2012. Surabaya : Dinas Kesehatan
Provinsi Jatim
6. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
7. Kristiyanasari, Weni, (2009). ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
8. Mardeyanti, (2007). Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Kepatuhan Ibu Memberikan ASI Eksklusif di RSUD DR.
Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadja Mada
9. Mulyani, Nina Siti, (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika
10. Notoatmodjo, Soekidjo, (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
11. Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
12. Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
13. Pertiwi, Putri, (2012). Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kunciran
Indah Tangerang. Jakarta : Universitas Indonesia
14. Prasetyo, D.S, (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press
15. Proverawati, A., Rahmawati, E, (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika
16. Purwanti, S.H, (2012). Konsep Penerapan ASI Eksklusif : Buku Saku Bidan.. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
17. Riksani, Ria, (2012). Keajaiban ASI. Jakarta Timur : Dunia Sehat
18. Roesli, Utami, (2008). Mengenal ASI Ekslusif.. Jakarta : Pustaka Bunda
19. Roesli, Utami, (2008). Panduan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda
20. Soetjiningsih, (2012). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
21. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R dan D. Bandung : Alfabeta, CV
22. Sulistyawati, Ari, (2009). Buku AjarAsuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Penerbit Andi
23. Suradi, (2012). Pemberian ASI Pada Bayi. Jakarta : Pustaka Bunda
24. Suradi, R., Roesli, U, (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
25. Wawan, A., M. Dewi, (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Medika
26. Wiji, R.N, (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN MULYOREJO
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

Dwi Kurniawati, Rachmat Hargono


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Email : dwi.kurniawati9@gmail.com

Abstract : Exclusive breastfeeding which is given to the infants since birth to 6 months of age
is very important. Breastfemilk is the best food and beverages for infants, because the
composition is suitable for the growth and development of infants. The purpose of this study
is to analyze the determinant factors affecting the failure of exclusive breastmilk in infants,
age of 0-6 months in Mulyorejo Surabaya. This study is an observational analytic study with
a quantitative approach. This study used cross-sectional method the sample was 54
respondents. The sampling technique used simple random sampling. The independent
variables in this study a the attitude, imitating friends, socio-cultural norms, place of birth,
support from significant others, support from the health workers, knowledge, education, age,
socio-economic, maternal employment, and promotion of infant formula, and the dependent
variables were the exclusive breastmilk behavior in infants. It analyzed with chi square test
and logistic regression analysis to see the effect of the determinant factors. These results
indicated the relationship between attitudes, imitating friends, socio-cultural norms, place of
birth, support from significant others, support from health workers, knowledge, education,
age, socio-economic, maternal employment, and promotion of infant formula with exclusive
breastmilk. The determinant factors which influenzed the breastmilk are the attitude,
imitating friends, family support, and socio-economic. The determinant factor which gave
most influenzed was the socio-economic (sig. = 0.019, with Exp (B) = 13.310). Socio-
economic associated with a person's employment income.

Keywords : exclusive Breastfeeding, attitude, subjective norm, behavioral control

Abstrak : Pemberian ASI Eksklusif diberikan kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
sangat penting. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi.
Komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Mulyorejo Surabaya. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
termasuk cross sectional dengan sampel 54 responden. Teknik sampling yang digunakan
adalah simpel random sampling.Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap,
meniru teman, norma sosial budaya, tempat bersalin, dukungan dari orang terdekat,
dukungan dari petugas kesehatan, pengetahuan, pendidikan, umur, sosial ekonomi, pekerjaan
ibu, dan promosi susu formula. Dan variabel dependen perilaku pemberian ASI Eksklusif
pada bayi. Hasil penelitian didapat melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner
dengan uji chi square dan analisa regresi logistik untuk melihat pengaruh faktor
determinan.Hasil penelitian ini menunjukan hubungan variabel independen dan dependen.
Faktor determinan yang paling mempengaruhi adalah sikap, meniru teman, dukungan
keluarga, dan sosial ekonomi. Faktor determinan adalah sosial ekonomi (sig.= 0,019, dengan
Exp (B)=13.310). Kesimpulan yang dapat adalah sosial ekonomi mempunyai pengaruh
terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Kata kunci: ASI eksklusif, sikap, norma subyektif, pengendalian perilaku

15
16 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

PENDAHULUAN demografi kesehatan di Indonesi tahun


2003 – 2004 hanya 8 % bayi Indonesia
Air Susu Ibu ( ASI ) adalah yang mendapat ASI Esklusif enam bulan,
nutrisi terbaik dengan kandungan gizi dan hanya 4% bayi yang mendapat ASI
paling baik dan sesuai bagi pertumbuhan dalam satu jam kelahiran. Cakupan
dan perkembangan optimal bayi. pencapaian pola pemberian ASI eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif yang diberikan pada bayi 0-6 bulan di Indonesia secara
kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 umum rendah dan belum bisa mencapai
bulan sejak awal sangat penting. ASI angka yang di targetkan pemerintah yaitu
adalah satu-satunya makanan dan 80% pada tahun 2010. Distribusi
minuman terbaik untuk bayi. pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6
Komposisinya sesuai untuk pertumbuhan bulan adalah sebesar 58,9%, tahun 2004,
dan perkembangan bayi. Melindungi dari 59,7%, tahun 2005, 64,1%, tahun 2006
berbagai penyakit, infeksi, mempererat dan 2007, 62,2% (BPS 2007). Menurut
hubungan batin ibu dan bayi sehingga hasil penelitian Pertiwi (2012) di
bayi akan lebih sehat dan cerdas. Proses kelurahan kunciran Tanggerang, sebanyak
pemberian air susu ibu (ASI) bisa saja 91,5% responden memberikan ASI,
mengalami hambatan dengan alasan namun hanya 31,1% yang memberikan
produksi ASI berhenti. Persoalan ini secara eksklusif. Hasil faktor internaal
dialami oleh banyak ibu menyusui, tidak sebanyak 87,7% responden
semua ibu menyusui melakukan dengan berpengetahuan baik, 57,7% berpersepsi
benar, ada yang memberi makanan padat negatif, dan kondisi kesehatan
atau susu formula sebelum bayi berusia menghambat pemberian ASI sebesar
empat atau enam bulan (Roesli, 2008). 50,9%. Hasil faktor eksternal, 50,9%
Terdapat beberapa faktor yang petugas kesehatan kurang mendukung,
mempengaruhi penggunaan ASI Esklusif 50,9% karena pengaruh susu formula,
yaitu Faktor pengetahuan, faktor meniru 99% orang terdekat pendukung, 71,7%
teman, faktor sosial budaya, faktor memberikan ASI sesuai tradisi, dan
psikologis, faktor fisik ibu, faktor 38,7% memberikan makan/minuman
perilaku, faktor tenaga kesehatan karena tradisi.
(Soetjiningsih, 2012). Berdasarkan data profil Dinas
Pada tahun 2001 WHO dan Kesehatan Jawa Timur tahun 2012
UNICEF menyatakan bahwa pemberian didapatkan cakupan pemberian ASI
ASI eksklusif diberikan mulai bayi baru Eksklusif selama 6 bulan di tingkat
lahir sampai umur 6 bulan. Dengan provinsi naik dari sebesar 64,08%.
demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa Cakupan tersebut mengalami peningkatan
ASI eksklusif itu cukup empat bulan) di bandingkan tahun 2011 sebesar
sudah tidak berlaku lagi. Dan setelah 6 61,52%. Di kota Surabaya capaian
bulan bayi baru mulai diperkenalkan cakupan ASI Eksklusif sebesar 60,52%
dengan makanan padat. Sedangkan ASI Hasil yang masih jauh di bawah standart
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 capaian cakupan ASI Eksklusif sebanyak
tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. 80% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Sejak tahun 2006 Departemen Timur, 2012). Pada tahun 2008 cakupan
Kesehatan bersama UNICEF melatih ASI Eksklusif di Mulyorejo sebesar
tenaga kesehatan dan kader masyarakat 13,25%. Sedangkan berdasarkan
tentang konseling menyusui dengan pengambilan data awal Di Wilayah kerja
tujuan meningkatkan pemberian ASI puskesmas Mulyorejo terdapat 123 bayi,
Esklusif yang dapat mengurangi masalah sebanyak 18,7% diberi ASI eksklusif dan
kurang gizi serta kematian balita di 81,3% tidak diberi ASI eksklusif, hasil
Indonesia. Data UNICEF menyebutkan tersebut jauh dibawah standart capaian
pemberian ASI Esklusif selama enam ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Provinsi
bulan pertama kelahiran dapat mencegah Jawa Timur sebesar 80%.
kematian sekitar 1,3 juta bayi di seluruh Masalah tersebut di pengaruhi
dunia tiap tahun. Namun menurut survei oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....17

menghambat ibu dalam memberikan ASI pendekatan kuantitatif yang bertujuan


eksklusif adalah kurangnya rasa percaya untuk menganalisis faktor determinan
diri yang dimiliki oleh ibu bahwa ASI yang mempengaruhi kegagalan
yang di berikan tidak bisa mencukupi pemberian ASI Eksklusif. Apabila
kebutuhan bayi, kurangnya pengetahuan ditinjau dari waktu pelaksanaan,
ibu tentang ASI Eksklusif, ibu bekerja penelitian ini termasuk penelitian cross
atau kesibukan lainnya sehingga ibu-ibu sectional. Populasi dalam penelitian ini
menghentikan pemberian ASI Eksklusif adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6 –
karena harus kembali bekerja, gencarnya 12 bulan di Kelurahan Mulyorejo
promosi susu formula, dimana ibu-ibu Surabaya sebanyak 123 orang. Besar
menghentikan pemberian ASI karena sampel yang didapatkan adalah 54 ibu
pengaruh iklan susu formula, dan meniru yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan
teman tetangga terdekat yang juga dengan dihitung menggunakan rumus
memberikan susu formula pada bayinya, simple random sampling. Pengambilan
Faktor sosial budaya yang meliputi nilai- sampel dilakukan dengan cara acak
nilai dan kebiasaan masyarakat yang sederhana dengan kriteria inklusi adalah
menghambat keberhasilan ibu dalam ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan
pemberian ASI Eksklusif, faktor di Kelurahan Mulyorejo Surabaya,
dukungan dari petugas kesehatan dimana sedangkan kriteria ekslusi adalah ibu
kegagalan pemberian ASI Eksklusif yang mempunyai bayi usia 6 – 12 bulan
disebabkan kurangnya dukungan dari di Kelurahan Mulyorejo Surabaya yang
petugas kesehatan yang dianggap paling tidak bersedia atau menolak untuk
bertanggung jawab dalam keberhasilan dijadikan responden. Lokasi penelitian
penggalakan pemberian ASI, faktor dilakukan di Kelurahan Mulyorejo.
dukungan keluarga dimana banyak ibu Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei
yang gagal memberikan ASI Eksklusif 2014. Variabel independen dalam
karena orang tua, nenek atau Ibu mertua penelitian adalah Sikap yang mengacu
mendesak ibu untuk memberikan susu pada perilaku (Kepercayaan untuk
tambahan formula atau MP ASI lainnya. berperilaku dan evaluasi terhadap
Dampak dari rendahnya tindakan yang akan dilakukan), Norma
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 subyektif(Keyakinan terhadap norma
bulan dapat memperberat penyakit seperti sosial budaya lingkungan sekitar dan
ISPA dan diare. Rendahnya prevalensi motivasi dari orang terdekat),
dan singkatnya masa penyusuan akan Pengendalian perilaku (Keyakinan yang
meningkatkan risiko angka kesakitan dan mempengaruhi ibu dan kekuatan yang
kematian pada bayi di negara-negara menambah kepercayaan ibu) sedangkan
berkembang, terutama ISPA dan diare. variabel dependen dalam penelitian
Selain itu ketidaktaatan akan pemberian adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif.
ASI eksklusif pada bayi dapat Teknik pengumpulan data
menimbulakn gangguan gizi. Pada tahun menggunakan data primer. Data primer
2003 terdapat sekitar 6.7 juta balita diperoleh dari pengisian kuesioner yang
(27,3%) menderita kurang gizi dan 5 juta meliputi Sikap yang mengacu pada
diantaranya menderita gizi buruk perilaku (Kepercayaan untuk berperilaku
(Mardeyanti, 2007). dan evaluasi terhadap tindakan yang akan
Berdasarkan latar belakang dilakukan), Norma subyektif(Keyakinan
diatas, maka perlu dilakukan penelitian terhadap norma sosial budaya lingkungan
tentang faktor determinan yang sekitar dan motivasi dari orang terdekat),
mempengaruhi kegagalan pemberian ASI Pengendalian perilaku (Keyakinan yang
eksklusif. mempengaruhi ibu dan kekuatan yang
menambah kepercayaan ibu).
METODE PENELITIAN Pengumpulan data didapat dari pengisian
kuesioner yang diisi sendiri oleh
Penelitian ini merupakan responden dengan peneliti memandu dan
penelitian observasional analitik dengan memberi penjelasan setiap soal kuesioner.
18 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

Uji coba instrumen penelitian Hubungan sikap yang mengacu pada


menggunakan uji validitas dan reabilitas perilaku dengan pemberian ASI
yang dilakukan pada 10 orang yang Eksklusif
memiliki karakteristik yang sama dengan Kepercayaan untuk berperilaku
responden dalam penelitian. Pengolahan
data dilakukan dengan editing, scoring, Tabel 2. Pemberian ASI Eksklusif
coding, dan entry. Analisis data Pemberian ASI n %
kuantitatif dengan distribusi frekuensi ASI Eksklusif 15 27,78
dari semua variabel untuk mengetahui ASI non 39 72,22
frekuensinya, tabulasi silang untuk Eksklusif
mengetahui hubungan antara masing- Total 54 100
masing variabel independen dengan
variabel dependen. Analisis menggunakan Hasil penelitian menunjukan
uji Chi Square, uji regresi logistik dan bahwa dari 54 responden sebagian besar
mencari faktor determinan. tidak meberikan ASI Eksklusif sebanyak
39 orang (72,22%).
HASIL
Hubungan sikap dengan pemberian
Gambaran Karakteristik Responden ASI Eksklusif
Dari hasil penelitian didapatkan Hasil penelitian dari 54
karakteristik responden sebagai berikut responden menunjukan bahwa responden
pada tabel 1 yang memiliki sikap positif terhadap
Tabel 1. Gambaran karakteristik pemberian ASI Eksklusif sebanyak 12
responden orang (80,0%) memberikan ASI Eksklusif
Karakteristik N % dan 13 orang (33,3%) tidak memberikan
Resonden ASI Eksklusif. Sedangkan responden
Umur yang mempunyai sikap negatif hanya 3
20-25 tahun 15 27,78 orang (20,0%) memberikan ASI Eksklusif
26-30 tahun 17 31,48 dan 26 orang (66,7%) tidak memberikan
31-35 tahun 8 14,81 ASI Eksklusif.
36-40 tahun 14 25,93 Hasil analisis Chi Square
Pendidikan menunjukan nilai signifikansi p= 0,006
SD 11 20,37 (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
SMP 13 24,07 menunjukan ada hubungan antara
SMA 20 37,04 pemberian ASI Eksklusif dengan sikap
PT 10 18,52 ibu.
Pekerjaan
IRT 34 62,96 Evaluasi terhadap tindakan yang akan
PNS 4 7,41 dilakukan
Swasta 13 24,07
Wiraswasta 3 5,56 Hubungan meniru teman dengan
pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa Hasil penelitian dari 54
sebagian besar responden berumur 26-30 responden menunjukan bahwa pengaruh
tahun sebanyak 17 orang (31,48%), teman tidak mendukung sebanyak 32
berpendidikan SMA sebanyak 20 orang orang (82,1%) tidak ASI Eksklusif dan
(37,04%). Dan tidak bekerja atau ibu hanya 7 orang (46,7%) memberikan ASI
rumah tangga sebanyak 34 orang Eksklusif. Sedangkan pengaruh yang
(62,96%). mendukung ibu memberikan ASI
Eksklusif 7 orang (17,9%) tidak
memberikan ASI Eksklusif dan 8 orang
(53,3%) memberikan ASI Eksklusif.
Hasil analisis Chi Square menunjukan
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....19

nilai signifikansi p= 0,024 (sig <0,05) Motivasi dari orang terdekat


berarti Ho ditolak yang menunjukan ada Hubungan dukungan orang terdekat
hubungan antara pemberian ASI dengan pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif dengan pengaruh teman yang Hasil penelitian dari 54
memberikan dampak pengaruhi ibu dalam responden menunjukan bahwa dukungan
memberikan ASI Eksklusif. dari orang terdekat yang mendukung ibu
memberi ASI Eksklusif sebanyak 12
Hubungan Norma Subyektif dengan orang (80,0%) memberikan ASI Eksklusif
pemberian ASI Eksklusif dan 16 orang (41,0%) tidak memberikan
Keyakinan terhadap norma sosial ASI Eksklusif.
budaya Sedangkan dukungan orang
terdekat yang tidak mendukung ibu
Hubungan norma sosial budaya memberikan ASI Eksklusif sebanyak 23
dengan pemberian ASI Eksklusif orang (59,0%) tidak memberikan ASI
Hasil penelitian dari 54 Eksklusif dan 3 orang (20,0%)
responden menunjukan Norma sosial memberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis
budaya yang mendukung ibu memberi Chi Square menunjukan nilai signifikansi
ASI Eksklusif sebanyak 12 orang (80,0%) p= 0,024 (sig <0,05) berarti Ho ditolak
memberikan ASI Eksklusif dan 17 orang yang menunjukan ada hubungan antara
(43,6%) tidak memberikan ASI Eksklusif. pemberian ASI Eksklusif dengan
Sedangkan norma sosial yang tidak dukungan dari orang terdekat ibu.
mendukung sebanyak 22 orang (56,4%)
tidak memberikan ASI Eksklusif dan 3 Hubungan dukungan petugas
orang (20,0%) memberikan ASI kesehatan dengan pemberian ASI
Eksklusif. Hasil analisis Chi Square Eksklusif
menunjukan nilai signifikansi p= 0,036 Hasil penelitian dari 54
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang responden menunjukan bahwa Dukungan
menunjukan ada hubungan antara dari petugas kesehatan yang mendukung
pemberian ASI Eksklusif dengan norma ibu memberi ASI Eksklusif sebanyak 15
sosial budaya di sekitar ibu yang kurang orang (100,0%) memberikan ASI
mendukung saat ibu memberikan ASI Eksklusif dan 23 orang (59,0%) tidak
Eksklusif. memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan
dukungan petugas kesehatan yang tidak
Hubungan tempat bersalin dengan mendukung ibu memberikan ASI
pemberian ASI Eksklusif Eksklusif sebanyak 16 orang (41,0%)
Hasil penelitian dari 54 tidak memberikan ASI Eksklusif dan
responden menunjukan bahwa tempat tidak ada responden yang memberikan
Bersalin yang mendukung ibu memberi ASI Eksklusif. Hasil analisis Chi Square
ASI Eksklusif sebanyak 11 orang (73,3% menunjukan nilai signifikansi p= 0,009
)memberikan ASI Eksklusif dan 11 orang (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
(28,2%) tidak memberikan ASI Eksklusif. menunjukan ada hubungan antara
Sedangkan tempat bersalin yang tidak pemberian ASI Eksklusif dengan
mendukung ibu memberikan ASI dukungan dari petugas kesehatan.
eksklusif 28 orang (71,8%) tidak
memberikan ASI Eksklusif dan hanya 4 Hubungan pengendalian perilaku
orang (26,7%) memberikan ASI dengan pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif. Hasil analisis Chi Square Keyakinan yang mempengaruhi ibu
menunjukan nilai signifikansi p= 0,007
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang Hubungan pengetahuan terhadap
menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif
pemberian ASI Eksklusif dengan tempat Hasil penelitian dari 54
bersalin ibu. responden menunjukan bahwa responden
20 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

yang mempunyai pengetahuan baik Sedangkan pada responden yang


tentang ASI Eksklusif sebanyak 12 orang mempunyai tingkat sosial ekonomi tinggi
(80%) memberikan ASI Eksklusif dan 14 22 orang (56,4%) tidak memberikan ASI
orang (35,9%) tidak memberikan ASI Eksklusif dan 2 orang (13,3%)
Eksklusif. Responden yang mempunyai memberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis
pengetahuan cukup sebanyak 13 orang Chi Square menunjukan nilai signifikansi
(33,3%) tidak memberikan ASI Eksklusif p= 0,011 (sig <0,05) berarti Ho ditolak
dan 3 orang (20,0%) memberikan ASI yang menunjukan ada hubungan antara
Eksklusif. Sedangkan pada responden pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat
yang mempunyai pengethuan kurang ekonomi ibu.
sebanyak 12 orang (30,8%) tidak
memberikan ASI Eksklsusif dan tidak ada Hubungan umur dengan pemberian
yang memberikan ASI Eksklusif. Hasil ASI Eksklusif
analisis Chi Square menunjukan nilai Hasil penelitian dari 54
signifikansi p= 0,008 (sig <0,05) berarti responden menunjukan bahwa golongan
Ho ditolak yang menunjukan ada umur responden sebagian besar antara 26-
hubungan antara pemberian ASI 30 tahun sebanyak 13 orang (33,8%)
Eksklusif dengan pengetahuan yang tidak ASI Eksklusif dan 3 orang (20,0%)
dimiliki ibu. memberikan ASI Eksklusif. Pada
responden yang berumur 20-25 tahun
Hubungan pendidikan dengan sebanyak 12 orang (30,8%) tidak
pemberian ASI Eksklusif memberikan ASI Eksklusif dan 4 orang
Hasil penelitian dari 54 (26,7%) memberikan ASI Eksklusif. Pada
responden menunjukan bahwa tingkat responden yang berumur 31-35 tahun
pendidikan responden sebagian besar sebanyak 4 orang ( 10,3%) tidak
tamat SMA yaitu sebanyak 8 orang memberikan ASI Eksklusif dan 4 orang
(53,3%) memberikan ASI Eksklusif dan (26,7%) memberikan ASI Eksklusif. Pada
12 orang (30,8%) tidak memberikan ASI responden yang berumur 36-40 tahun
Eksklusif. Responden yang berpendidikan sebanyak 10 orang (25,6%) tidak
PT sebanyak 5 orang (12,8%) tidak memberikan ASI eksklusif dan 4 orang
memberikan ASI Eksklusif dan 5 orang (26,7%) memberikan ASI Eksklusif.
(33,3%) memberikan Asi Eksklusif. Pada
responden yang berpendidikan SMP Kekuatan yang Menambah
sebanyak 12 orang (30,8%) tidak Kepercayaan Ibu
memberikan Asi Eksklusif dan 1 orang
(6,7%) memberikan ASI eksklusif. Hubungan pekerjaan dengan
Sedangkan responden yang berpendidikan pemberian ASI Eksklusif
SD sebanyak 10 orang (25,6%) tidak Hasil penelitian dari 54
memberikan ASI Eksklusif dan 1 orang responden menunjukan bahwa sebagian
(6,7%) memberikan Asi eksklusif. Hasil besar responden tidak bekerja atau ibu
analisis Chi Square menunjukan nilai rumah tangga sebanyak 14 orang (93,3%)
signifikansi p= 0,037 (sig <0,05) berarti memberikan ASI Eksklusif dan 20 orang
Ho ditolak yang menunjukan ada (51,3%) tidak memberikan ASI
hubungan antara pemberian ASI Eksklsuif. Pada responden yang
Eksklusif dengan tingkat pendidikan ibu. mempunyai pekerjaan PNS sebanyak 4
orang (10,3%) tidak memberikan ASI
Hubungan sosial ekonomi dengan Eksklusif dan tidak ada yang
pemberian ASI Eksklusif memberikan ASI Eksklusif. Pada
Hasil penelitian dari 54 responden yang mempunyai pekerjaan
responden menunjukan bahwa responden wirasawasta sebanyak 12 orang (30,8%)
yang mempunyai tingkat sosial ekonomi tidak memberikan Asi Eksklusif dan 1
rendah sebanyak 13 orang (86,7%) orang (6,7%) memberikan ASI Eksklusif.
memberikan ASI Eksklusif dan 17 orang Sedangankan pada responden yang
(43,6%) tidak memberikan ASI Eksklusif. mempunyai pekerjaan swasta sebanyak 3
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....21

orang (7,7%) tidak memberikan ASI memberikan ASI Eksklusif atau semakin
Eksklusif dan tidak ada yang tinggi tingkat ekonomi maka 0,00008 kali
memberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis untuk memberikan ASI Eksklusif.
Chi Square menunjukan nilai signifikansi
p= 0,039 (sig <0,05) berarti Ho ditolak PEMBAHASAN
yang menunjukan ada hubungan antara
pemberian ASI Eksklusif dengan Gambaran Karakteristik Responden
pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan golongan umur responden
Hubungan promosi susu formula sebagian besar adalah umur 26-30 tahun.
dengan pemberian ASI Eksklusif Umur dapat melatar belakangi penentuan
Hasil penelitian dari 54 perilaku pemberian ASI Eksklusif pada
responden menunjukan bahwa responden bayi. Setiap kelompok usia akan
yang memperoleh Promosi Susu Formula mempunyai pandangan dan sikap yang
sebanyak 31 orang (79,5%) tidak berbeda dalam memberikan ASI
memberikan ASI Eksklusif dan 4 orang Eksklusif pada bayi. Ibu yang mempunyai
(40,0%) memberikan ASI Eksklusif. umur lebih dewasa biasanya mereka lebih
Sedangkan pada responden yang tidak mengerti pentingnya ASI bagi bayi.
memperoleh promosi susu formula Sedangkan ibu yang berusia muda tidak
sebanyak 8 orang (20,5%) tidak mau memberikan ASI secara Eksklusif
memberikan ASI Eksklsuif dan 9 orang kepada bayinya karena disebabkan takut
(60,0%) memberikan ASI Eksklusif. merasa sakit saat bayi menyusu dan takut
Hasil analisis Chi Square menunjukan payudaranya rusak saat menyusui.
nilai signifikansi p= 0,013 (sig <0,05) Sedangkan pada ibu yang berusia dewasa,
berarti Ho ditolak yang menunjukan ada mereka lebih mengertti pentingnya ASI
hubungan antara pemberian ASI bagi bayi.
Eksklusif dengan promosi susu formula Pendidikan diperlukan untuk
yang di dapat ibu. mendapat informasi misalnya hal-hal
Dalam melihat variabel yang yang menunjang kesehatan sehingga
paling berpengaruh dalam tindakan dapat meningkatkan kualitas hidup. Dari
dalam memberikan ASI Eksklusif hasil penelitian menunjukan sebagian
dilakukan dengan menggunakan model besar responden memiliki tingkat
regresi logistik. Variabel dependen adalah pendidikan SMA. Pendidikan
memberikan ASI Eksklusif sedangkan mempengaruhi proses belajar, semakin
variabel independentnya adalah variabel tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
yang berupa pemberian ASI Eksklusif, semakin mudah orang tersebut untuk
sikap, meniru teman, norma sosial menerima informasi baik dari orang lain
budaya, tempat bersalin, dukungan dari maupun media massa. Semakin banyak
orang terdekat, dukungan dari petugas informasi yang masuk semakin bnayak
kesehatan, pengetahuan, pendidikan, pula pengetahuan yang didapat termasuk
sosial ekonomi, umur, pekerjaan, promosi pengetahuan tentang kesehatan. Tingkat
susu formula. Setelah dilakukan uji pengetahuan mempengaruhi pemberian
regresi logistik, dapat diketahui bahwa ASI Eksklusif, semakin tinggi pendidikan
variabel determinan yang paling seseorang maka semakin mudah dia
mempengaruhi tindakan memberikan ASI menerima banyak informasi dan mengerti
Eksklusif adalah faktor sikap, meniru akan pesan yang disampaikan.
teman, keluarga, dan sosial ekonomi. Dari Status pekerjaan responden
4 faktor determinan tersebut faktor yang sebagian besar tidak bekerja atau ibu
paling mempengaruhi adalah faktor sosial rumah tangga. Selain faktor pendidikan
ekonomi (sig.= 0,019, dengan Exp (B)= dan pengetahuan faktor ekonomi
13.310), dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi ibu untuk melakukan
semakin rendah tingkat ekonomi maka aktifitas pekerjaan di luar rumah. Faktor
akan semakin 13.310 kali untuk sosial ekonomi erat kaitannya dengan
22 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

status pekerjaan. Status pekerjaan respons tertutup seseorang terhadap


digunakan untuk mengetahui status stimulus atau objek tertentu, yang sudah
pekerjaan ibu yang bisa di jadikan alasan melibatkan faktor pendapat dan emosi
penentuan untuk berperilaku memberikan yang bersangkutan. Menurut New Camb
ASI Eksklusif pada bayinya atau tidak. dalam Notoadmodjo, S. 2010 sikap
Ibu yang tidak bekerja akan mempunyai merupakan suatu kesiapan atau kesediaan
waktu yang lebih banyak untuk mengurus untuk bertindak dan bukan merupakan
keluarga terutama anaknya dan ibu akan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
terus memberikan ASI secara penuh merupakan reaksi atau respon yang masih
kepada anaknnya, sedangkan pada ibu tertutup dari seseorang terhadap suatu
yang bekerja malah sebaliknya, ia akan stimulus atau objek manifestasi sikap itu
memberikan ASI dalam jumlah sedikit tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya
atau bahkan tidak sama sekali dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
(Roesli,2008). perilaku yang tertutup. Persepsi yang
didapat ibu adalah sindrom ASI sedikit
Hubungan Sikap yang Mengacu Pada keluar. Pada kasus sindrom ASI sedikit
Perilaku dengan Pemberian ASI keluar, ibu merasa ASI yang ibu produksi
Eksklusif tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian bayinya hal ini bisa menyebabkan ibu
didapatkan sebagian besar responden berhenti memberikan ASI eksklusif
yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya.
hanya sebagian kecil yang memberikan Meniru atau pengaruh teman
ASI Eksklusif. Banyak faktor yang yang memberikan ASI Eksklusif dan
mendasari ibu tidak memberikan ASI yang memberikan susu botol kepada
Secara Eksklusif, di antaranya karena bayinya juga mempengaruhi ibu dalam
kurangnya kesadaran tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif. Teman atau
pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan orang terdekat merupakan sumber
ibu, hal ini di dapatkan dari hasil dorongan terkuat ibu dalam memberikan
penelitian yang menujukan pengetahuan ASI Eksklusif. Walaupun ibu
ibu tentang manfaat ASI eksklusif baik berpengetahuan baik tetapi orang terdekat
sebesar 48,15% tetapi dalam praktiknya tidak mendukung ibu dalam memberikan
responden tidak memberikan ASI ASI Eksklusif secara tidak langsung hal
Eksklusif kepada bayinya. Dapat ini akan mempengaruhi niat ibu dalam
dikatakan bahwa ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Persepsi
berpengetahuan baik atau tidak sama- masyarakat akan gaya hidup membawa
sama tidak memberikan ASI Eksklusif. dampak ketersediaan ibu dalam
Ibu yang tidak mengerti tentang memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan
pemberian ASI Eksklusif tetapi dia hasil penelitian meniru teman mempunyai
memberikan ASI Eksklusif bisa didasari pengaruh yang cukup besar terhadap ibu,
karena dukungan orang terdekat dan yang mendukung ibu memberikan ASI
meniru teman. Meskipun pemberian ASI Eksklusif sebesar 27,78% dan yang tidak
Eksklusif telah banyak disosialisasikan, mendukung ibu memberikan ASI
namuan tidak sedikit ibu yang belum Eksklusif sebesar 72,22%. Meniru teman
mengerti dan menganggap remeh dalam hal ini ibu pernah melihat
pemberian ASI Eksklusif pada bayi, pertumbuhan anak orang lain yang di beri
terutama para ibu yang bekerja diluar ASI Eksklusif tumbuh sehat yang
rumah. Beberapa anggapan keliru sering mendorong ibu memberikan ASI
kali menyampingkan kebutuhan nutrisi Eksklusif pada bayinya atau sebaliknya
bayi. Gencarnya promosi produsen susu ibu melihat teman memberikan susu botol
dan makanan pengganti ASI inilah yang kepada anaknya sehingga ibu terpengaruh
menjadikan para ibu mudah terpengaruh untuk memberikan susu botol juga kepada
untuk menggatikan ASI sebagai makanan anaknya. Hal ini dikarenakan semakin
utama bayi dengan susu formula. Menurut berkembangnya gaya hidup dimasyarakat.
Notoadmodjo, S. 2010 Sikap adalah Adanya anggapan susu botol jauh lebih
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....23

mahal dan kandungan nutrisinya lebih Di tempat bersalin ini awal ibu
banyak daripada ASI. Sikap ibu untuk memberikan IMD pada bayi, tapi hal ini
mengambil keputusan memberikan ASI kadang tidak sepenuhnya berhasil karen
Eksklusif dipengaruhi oleh kepercayaan aprosesn IMD mulai bayi ditempelkan di
ibu untuk berperilak yang didasari oleh dada ibu sampai bayi benar-benar
sikap negatif dan positif ibu tentang ASI menyusu cukup lama. Karena kurang
Eksklusif dan evaluasi terhadap tindakan kesabaran dan ketelatenan ibu, keluarga
yang akan dilakukan dengan melihat terdekat dan dukungan petugas kesehatan
teman atau pengaruh teman yang yang kurang biasanya bayi Cuma
memberikan ASI Eksklusif dan yang ditempelkan di dada saja tapi belum
memberikan susu botol kepada anaknya sempat bayi menyusu sudah di berikan
yang mempengaruhi niat ibu dalam ASI Eksklusif. Dari penelitian didapatkan
memberikan ASI Eksklusif. bahwa tempat bersalin mempunyai
peranan penting dalam memberikan ASI
Hubungan Norma Subyektif dengan Eksklusif.Di tempat bersalin pula ibu
Pemberian ASI Eksklusif mendapatkan penjelasan tentang IMD dan
Dalam penelitian yang dilakukan ASI Eksklusif. Responden mendapat
terhadap 54 responden menunjukan informasi tentang ASI Eksklusif tetapi
bahwa sosial budaya yang mendukung mereka tidak menerapkan praktek
ibu memberikan ASI Eksklusif sebanyak pemberian ASI Eksklusif dari informasi
80% memberikan ASI Eksklusif. Hasil yang didapat ibu tentang ASI Eksklusif
penelitian ini menunjukan bahwa ada akan mendorong niat ibu untuk
hubungan norma sosial budaya dengan memberika ASI Eksklusif.
pemberian ASI Eksklusif. Faktor norma Dukungan dari orang terdekat
sosial budaya mempunyai pengaruh yang juga mempengaruhi pemberian ASI
besar terhadap pemberian ASI Eksklusif. Eksklusif. Keberhasilan ibu memberikan
Faktor norma sosial budaya yang dapat ASI Eksklusif banyak dipengaruhi oleh
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif keluarga terutama suami, orang tua,
adalah meniru teman, tetangga atau orang saudara, teman, tetangga ,dan lingkungan
terkemuka yang memberikan susu botol sekitar. Peran keluarga sangat penting
dan merasa ketinggalan jaman jika untuk meningkatkan praktek perberian
menyusui bayinya (Soetjiningsih, 2012). ASI Eksklusif, dukungan terbesar dalam
Sosial budaya memberikan praktek pemberian ASI Eksklusif
dampak terhadap perubahan perilaku datangnya dari seorang suami. Dalam
dalam praktek pemberian ASI Eksklusif, penelitian ini didapatkan bahwa dukungan
hal ini dapat di lihat berdasarkan hasil keluarga sangat mendukung terhadap
penelitian dukungan yang norma sosial praktek pemberian ASI Eksklusif.
budaya yang mendukung ibu memberikan Menurut Roesli, 2008, dari semua
ASI Eksklusif sebesar 53,70% dan yang dukungan bagi ibu menyusui dukungan
tidak mendukung sebesar 46,30%. Norma sang ayah adalah dukungan yang paling
sosial budaya di masyakat membawa berarti bagi ibu. Ayah dapat berperan
dampak terhadap pemberian Asi aktif dalam keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif. Hasil penelitian juga di khususnya ASI Eksklusif dengan cara
dapatkan banyak bayi yang belum umur 6 memberikan dukungan secara emosional
bulan sudah di kasih bubur susu, pisang, dan bantuan-bantuan yang praktis. untuk
dan susu formula hal ini karena masih ada membesarkan seorang bayi, masih banyak
anggapan kalau bayi menangis karena yang dibutuhkan selain menyusui seperti
lapar walaupun sudah di beri ASI menyendawakan bayi, menngendong dan
Tempat bersalin sangat berperan menenangkan bayi yang gelisah,
dalam memberikan ASI Eksklusif, karena mengganti popok, memandikan bayi,
disana ibu mendapatkan penjelasan membawa bayi jalan-jalan di taman,
tentang ASI Eksklusif, IMD, cara memberikan ASI perah, dan memijat
menyusui yang baik, dll (Roesli, 2008). bayi. Kecuali menyusui semua tugas tadi
dapat dikerjakan oleh ayah. Dukungan
24 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

ayah sangat penting dalam suksesnya Pengetahuan adalah hasil pengindraan


menyusui, terutama untuk ASI Eksklusif. manusia, atau hasil tahu seseorang
Dukungan emosional suami sangat berarti terhadap objek melalui indra yang
dalam menghadapi tekanan luar yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
meragukan perlunya ASI Eksklusif. sebagainya). Responden dalam penelitian
Ayahlah yang menjadi benteng pertama ini di dapatkan paling banyak responden
saat ibu mendapat godaan yang datang berpengetahuan baik. Tetapi banyak yang
dari keluarga terdekat, orang tua atau tidak memberikan ASI Eksklusif, hal ini
mertua. Ayah juga harus berperan dalam dikarenakan rendahnya tingkat kesadaran
pemeriksaan kehamilan, menyediakan tentang pentingnya ASI Eksklusif selama
makanan bergizi untuk ibu dan membantu 6 bulan pertama kelahiran bayi karena
meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu kurangnya informasi yang ibu mengenai
yang sehat dan suasana yang nutrisi dan manfaat yang terkandung
menyenangkan akan meningkatkan dalam ASI. Dalam hal ini dapat
kestabilan fisik ibu sehinggga produksi didapatkan bahwa baiknya tingkat
ASI lebih baik. Lebih lanjut ayah juga pengetahuan responden berdampak pada
ingin berdekatan dengan bayinya dan pemberian ASI Eksklusif. Menurut
berpartisipasi dalam perawatan bayinya, Notoadmodjo (2010), tingkat
walau waktu yang dimilikinya terbatas. pengetahuan atau kognitif merupakan
(Roesli, 2008). domain yang sangat penting untuk
Dukungan dari petugas kesehatan terbentuknya tindakan seseorang.
sangat mempengaruhi ibu memberi ASI Tingkat pendidikan responden
Eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian di sebagian besar tamat SMA, semakin
dapatkan bahwa edukasi dan bimbingan tingginya tingkat pendidikan seseorang,
dari petugas kesehatan tentang pemberian maka semakin mudah seseorang itu untuk
ASI Eksklusif sudah mendukung praktek menerima informasi sehingga semakin
pemberian ASI Eksklusif. Hal ini dapat di banyak pula penegetahuan yang dimiliki.
lihat dari responden bahwa petugas Dalam penelitian ini didapatkan bahwa
kesehatan sudah memberikan penyuluhan tinggi rendahnya tingkat pendidikan tidak
tentang IMD dan ASI Eksklusif. memberikan dampak terhadap pemberian
Dukungan dan edukasi dari petugas ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan
kesehatan juga sangat berperan penting responden yang berpendidikan tinggi
dalam suksesnya pemberian ASI biasanya sibuk dengan aktifitas di luar
eksklusif. Peran petugas kesehatan sekitar rumah atau pekerjaan yang dimiliki ibu.
sangat dibutuhkan dalam peningkatan Pendidikan akan mempengaruhi mudah
praktik pemberian ASI Eksklusif. Edukasi tidaknya seseorang untuk menerima atau
mengenai pemberian ASI sangat penting menangkap informasi yang telah
dilakukan sebelum atau selama kehamilan diberikan dan didapat .
dan dilanjutkan setelah melahirkan. Dari hasil penelitian di dapatkan
Norma subyektif dipengaruhi persepsi bahwa adanya hubungan antara tingkat
norma sosial yang ada lingkungan sekitar ekonomi dengan pemberian ASI
untuk beperilaku, hal ini di dasari karena Eksklusif. Status sosial ekonomi keluarga
adanya keyakinan trehadap norma sosial dapat mempengaruhi kemampuan
budaya sekitar dan motivasi dari orang keluarga untuk memproduksi dan atau
terdekat yang mendorong niat ibu untuk membeli pangan. pendapatan keluarga
berperilaku memberikan ASI Eksklusif yang tinggi maka banyak balita yang
pada anaknya. menggunakan susu formula atau susu
botol, sebaliknya jika pendapatan
Hubungan Pengendalian Perilaku keluarga rendah maka balita mendapatkan
dengan Pemberian ASI Eksklusif ASI Eksklusif. Sajogya (1986)
Hasil penelitian yang dilakukan mengemukakan mbesar kecilnya
terhadap 54 responden dapat diketahui pendapatan keluarga berpengaruh
responden yang mempunyai pengetahuan terhadap pola konsumsi dipengaruhi
baik. Menurut Notoadmojo (2010) faktor sosial budaya masyarakat.
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....25

Pendapatan kepala rumah tangga atau dapat membawa bayinya ke tempat kerja
pencari nafkah merupakan faktor yang dan menyusui setiap beberapa jam.
mempengaruhi cara pemberian makanan Namun bila kondisi tidak memungkinkan
bayi. Hal ini menunjukan bahwa praktek maka ASI perah/pompa adalah pilihan
pemberian makanan bayi sekarang ini yang tepat. Tempat kerja yang
memiliki hubungan signifikan dengan memungkinkan karyawatinya berhasil
pendapatna rumah tangga. Rata-rata bayi menyusui bayinya secara eksklusif
dari rumah tangga yang berpendapatan dinamakan tempat kerja sayang ibu
tinggi diberi air, makanan pendamping (Roesli, 2008).
ASI, dan susu formula pada usia lebih Faktor lain yang mempengaruhi
dini yaitu sekitar dua bulan (Alfonso, ibu tidak menyusui anaknya dikarenakan
2013). Karena pendapatan yang tinggi gencarnya kampaye prodesun susu dan
memungkinkan orang tua untuk membeli makanan pengganti ASI, serta berhasilnya
susu formula. Status ekonomi erat upaya para distributor dalam
hubungannnya dengan status pekerjaan mendistribusikannya, sehingga para ibu
ibu, ibu yang berpendapatan atau yang bergerak mempercayainya. Banyak
bekerja tidak mempunyai kesempatan kalangan berpendapat bahwa promosi
waktu yang banyak untuk memberikan yang terlampau gencar dan muluk-muluk
ASI Eksklusif. dari pihak produsen susu (Prasetyono,
Dari hasil penelitian didapatkan 2012). Responden yang memperoleh
bahwa rata-rata golongan umur responden Promosi Susu Formula mempengaruhi ibu
26-30 tahun sebesar 31,48%, umur 20-25 dalam memberikan ASI Eksklusif. hal ni
tahun sebesar 27,78%, umur 31-35 tahun dikarenakan peningkatan sarana
sebesar 14,81 tahun, dan umur 36-40 komunikasi dan transportasi yang
tahun sebesar 25,93%. Golongan umur memudahkan periklanan distribusi susu
tidak mempengaruhi pemberian ASI buatan menimbulkan pergeseran perilaku
Eksklusif, hal ini dapat dilihat dari hasil dari pemberian ASI ke pemberian susu
penelitian yang menunjukan semakin formula baik di desa maupun perkotaan.
tuanya umur tidak mempengaruhi ibu Para ibu yang aktif melakukan kegiatan
memberikan ASI Eksklusif kepada seperti bekerja di kantor atau pabrik,
bayinya. menjalankan usaha pribadi sebagai
Hasil penelitian yang dilakukan tambahan penghasilan memilih untuk
terhadap 54 responden dapat diketahui menggunakan susu formula lantaran
bahwa pekerjaan responden sebagian dianggap lebih menguntungkan
besar responden tidak bekerja atau ibu danmembentu mereka. Fenomen alain
rumah tangga sebesar 93,3% memberikan yang terjadi di masyarakat ialah
ASI Eksklusif. Hasil analisis menunjukan banyaknya ibu yang beranggapan bahwa
ada hubungan antara pemberian ASI susu formula bukanlah sekedar makanan,
Eksklusif dengan pekerjaan ibu. tetapi juga sebagai obat bagi anak
Kesibukan ibu di luar rumah (Prasetyono, 2012). Hal ini akan semakin
mempengaruhi ibu dalam memberikan memperkuat keyakinan ibu yang kurang
ASI Eksklusif kepada anaknya. Menurut memiliki pengetahuan tentang ASI.
Satoto menyatakan, pekerjaan terkadang Distribusi, iklan dan promosi susu buatan
mempengaruhi keterlambatan ibu untuk berlangsung terus, dan bahkan meningkat
memberikan ASI Eksklusif. Secara teknis tidak hanya di televisi, radio dan surat
hal ini dikarenakna kesibukan ibu kabar melainkan juga ditempat-tempat
sehinggga tidak cukup untuk praktek swasta dan klinik-klinik. Iklan
memperhatikan kebutuhan ASI. Pada yang mempromosikan bahwa susu suatu
hakekatnya pekerjaan tidak boleh menjadi pabrik sama baiknya dengan ASI, sering
alasan ibu untuk berhenti memberikan dapat menggoyahkan keyakinan ibu,
ASI secara Eksklusif. Secara ideal tempat sehingga tertarik untuk coba
kerja yang mempekerjakan perempuan menggunakan susu formula tersebut
hendaknya memiliki tempat penitipan sebagai makanan bayi. Semakin cepat
bayi atau anak. Dengan demikian ibu memberi tambahan susu pada bayi,
26 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 15-27

menyebabkan daya hisap berkurang, Eksklusif, sebagian besar bekerja sebagai


karena bayi mudah mersa kenyang, maka ibu rumah tangga. Adanya hubungan
bayi akan merasa malas menghisap puting antara sikap ibu terhadap perilaku
susu, dan akibatnya produksi prolaktin pemberian ASI Eksklusif. Adanya
dan oksitosin akan berkurang hubungan antara norma subyektif
(Prasetyono, 2012). terhadap pemberian ASI Eksklusif.
Adanya hubungan antara pengendalian
Faktor Determinan ASI Eksklusif perilaku terhadap pemberian ASI
Dengan melihat variabel Eksklusif. Faktor determinan yang
dependen adalah memberikan ASI mempengaruhi pemberian Asi Eksklusif
Eksklusif sedangkan variabel adalah sosial ekonomi
independentnya adalah variabel yang
berupa pemberian ASI Eksklusif, DAFTAR PUSTAKA
sikap, meniru teman, norma sosial
Alfonso, Victor FJ. 2013. Income,
budaya, tempat bersalin, dukungan
Educational Attainment Affect
dari orang terdekat, dukungan dari
Breastfeeding. Joomla. Viewed
petugas kesehatan, pengetahuan,
pendidikan, sosial ekonomi, umur, Juny 29th 2014.
pekerjaan, promosi susu formula. Setelah http://www.fnri.dost.gov.ph
dilakukan uji regresi logistik, dapat Azwar, saifudin. 2010. Sikap manusia
diketahui bahwa variabel yang paling Teori dan Pengukurannya.
dominan mempengaruhi tindakan Yogyakarta : Pustaka Pelajar
memberikan ASI Eksklusif adalah faktor BPS.2012. Survei Demografi dan
sikap, meniru teman, keluarga, dan Kesehatan indonesia. Jakarta:
ekonomi. Dari 4 faktor determinan Badan Penelitian Dan
tersebut faktor yang paling Pengembangan Kementrian
mempengaruhi adalah faktor sosial Kesehatan
ekonomi. Sosial ekonomi erat kaitannya
Budiarto, Eko. 2006. Biostatistika
dengan pekerjaan dan pendapatan
keluarga. Ibu yang berpendapatan berarti
Untuk Kedokteran dan
bekerja dan tidak mempunyai kesempatan kesehatan Masyarakat. Jakarta :
waktu yang banyak untuk memberikan EGC
ASI Eksklusif. Pada dasarnya ibu yang Dinas Kesehatan Provinsi jatim, 2012.
bekerja masih bisa mengupayakan Profil Kesehatan Provinsi Jatim
bayinya untuk diberikan ASI Eksklusif Tahun 2012. Jawatimur
karena ASI bisa diperah dan disimpan IDAI. 2010. Indonesia Menyusui.
dalam botol untuk selajutnya diberikan Jakarta: Badan Penerbit IDAI
kepada bayi jika membutuhkan. Sehingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
ibu tetap dapat beraktifitas diluar rumah 2010. Indonesia Menyusui.
dan masih sempat menyisakan waktu Jakarta: Badan Penerbit IDAI
untuk bayinya. Keberhasilan pemberina
Kristiyanasari, Weni. 2009. ASI,
ASI Eksklusif memang tidak terlepas dari
dukungan sosial baik dari keluarga, Menyusui dan Sadari.
lingkungan maupun tempat kerja Yogyakarta : Nuha Medika
(Mardeyanti, 2007). Mardeyanti. 2007. Hubungan Faktor
Pekerjaan dengan Kepatuhan
KESIMPULAN Ibu Memberikan ASI Eksklusif di
RSUD DR. Sardjito Yogyakarta.
Karakteristik responden sebagian Tesis: Program Pasca Sarjana
besar berumur 26-30 th, sebagian besar
Fakultas Kedokteran Universitas
berpendidikan SMA, sebagian besar
memiliki pengetahuan baik tentang ASI
Gadja Mada.
Dwi Kurniawati, dkk ., Faktor Determinan Yang Mempengaruhi.....27

Mulyani, Nina Siti. 2013. ASI dan Sarbini, D., Hidayati L. 2008.
Panduan Ibu Menyusui. Hubungan Antara Tingkat
Yogyakarta : Nuha Medika. Pendapatan Keluarga dan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Pendidikan Ibu dan Pemberian
Perilaku Kesehatan. Jakarta : ASI Eksklusif di Kecamatan
Rineka Putra. Jebres Kotamadya Surakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Jurnal Kesehatan. Vol 1 No 2,
Metodologi Penelitian Pp 115-112.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk
Putra. Untuk Tenaga Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Jakarta : Penerbit Buku
Promosi Kesehatan dan Kedokteran EGC.
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Rineka Putra. Kuantitatif Kualitatif Dan R
Pertiwi, Putri. 2012. Gambaran dan D. Bandung : Alfabeta,
Faktor-faktor yang CV.
Mempengaruhi Pemberian ASI Sulistyawati, Ari. 2009. Buku
Eksklusif di Kelurahan AjarAsuhan Kebidanan Pada
Kunciran Indah Tangerang. Ibu Nifas. Yogyakarta :
Skripsi. Jakarta : Universitas Penerbit Andi.
Indonesia. Suradi, 2012. Pemberian ASI Pada
Prasetyo, D.S. 2012. Buku Pintar ASI Bayi. Jakarta : Pusaka Bunda.
Eksklusif. Yogyakarta : Diva Suradi, R., Roesli, U. 2008. Manfaat
Press. ASI dan Menyusui. Jakarta :
Proverawati, A., Rahmawati, E. 2010 Balai Penerbit Fakultas
Kapita Selekta ASI dan Kedokteran Universitas
Menyusui. Yogyakarta : Nuha Indonesia.
Medika. Wawan, A., M. Dewi. 2011. Teori dan
Purwanti, S.H. 2012. Konsep Pengukuran Pengetahuan,
Penerapan ASI Eksklusif : Sikap, dan Perilaku Manusia.
Buku Saku Bidan. Jakarta : Yogyakarta : Nuha Medika.
Penerbit Buku Kedokteran Widodo, Yekti. 2011. Cakupan
EGC. Pemberian ASI Eksklusif :
Riksani, Ria. 2012. Keajaiban ASI. Akurasi dan Interpretasi Data
Jakarta Timur : Dunia Sehat. Survei dan LAporan Program.
Roesli, Utami. 2008. Mengenal ASI Gizi Indonesia. Vol. 34. No. 2.
Ekslusif. Jakarta : Pustaka PP 101-108
Bunda. Wiji, R.N. 2013. ASI dan Pedoman
Roesli, Utami. 2008. Panduan Inisiasi Ibu Menyusui. Yogyakarta :
Menyusui Dini. Jakarta : Nuha Medika.
Pustaka Bunda.

Anda mungkin juga menyukai