Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Sebagaimana telah diketahui dan dijelaskan tentang boiler pada
bab-bab terdahulu, jika faktor gangguan yang menghambat proses
produksi panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar ampas tebu
kering didalam dapur api tidak bisa diserap secara optimal, oleh pipa air
juga tidak bisa menghasilkan uap panas yang dibutuhkan untuk
penggilingan tebu .jika hal ini terjadi uap tidak akan bisa disuplay ke
mesin produksi. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh, setelah
penulis melakukan penelitian selama 3 bulan di PT KEBON AGUNG
dari data tersebut dapat diketahui faktor-faktor penyebab gangguan
kinerja boiler. Khususnya boiler dengan type TAKUMA.

B. Pembahasan
Penyebab faktor-faktor gangguan yang mempengaruhi pada boiler tidak
bisa mencapai temperatur uap secara optimal untuk proses produksi
1. Penyerapan panas pada pipa-pipa pemanas tidak mencapai temperatur
maksimal. Hal ini disebabkan karena :
Banyaknya abu jelaga (carbon deposit) di dalam dapur api yang
menutupi pipa-pipa air. Ini disebakan proses pembakaran bahan
bakar ampas tebu kering didalam dapur api. Selain panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran ampas tebu di dalam dapur api,
hasil proses pembakaran bahan bakar di dalam dapur api juga
menghasilkan jelaga berupa abu.
Cara merawatnya :

Dengan melakukan perawatan secara berkala khususnya pada


pipa- pipa pemanas uap.

20
21

Apabila abu jelaga sudah banyak segera melakukan pembersihan


dengan cara blow down.

Cara mengatasinya :

Melakukan pembersihan khususnya dibagian dalam boiler, supaya


abu jelaga yang menutupi pipa-pipa air pada saat blow down. Dan
juga pembersihan melalui zat kimia yang dicampurkan di air
tersebut sehingga kerak-kerak yang ada di saluran pipa-pipa uap
akan terlarut dengan zat kimia tersebut. Zat kimia yang
dicampurkan adalah DW = 4 Lt, CCL = 1 Lt, SR = 3 Lt.

2. Pipa-pipa pemanas mengalami kebocoran.

Terjadinya korosi pada bagian pipa-pipa pemanas dimana air di


uapkan secara terus menerus. Bila corong asap diatas ruang
pembakaran dan menunjukkan pipa air menuju ruang pembakaran,
saat beberapa korosi terjadi segera atasi denga reaksi kimia, ketika
reaksi berlangsung cepat maka korosi terjadi tidak sampai mengakar.
Jika bagaimanapun melakukan pencucian dengan reaksi kimia akan
memperlambat terjadinya korosi. Beberapa penyebab terjadinya
korosi adalah kelalaian dalam blow down, tidak bersihnya
pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya sirkulasi air boiler dan
pemakaian berlebihan. Terjadinya kebocoran pada pipa-pipa pemanas
dapat menyebabkan penyerapan panas pada pipa-pipa air tidak bisa
optimal karena akan mengurangi jumlah air pada sistem dan tentunya
bila hal ini terjadi terus menerus jumlah panas pada boiler tidak
sesuai dengan yang ditentukan. Terjadinya kebocoran-kebocoran
pada pipa pemanas tersebut akan menimbulkan korosi. Proses terjadi
korosi ini menurut mekanisme korosi ada dua jenis korosi yaitu :
a. Korosi karena temperature tinggi
Pada umumnya logam-logam pada temperature tinggi sangat
mudah rusak, karena reaksi yang cepat dengan oksigen dan
22

udara.Kecuali logam mulia yang mempunyai daya yang sangat


rendah terhadap oksigen, sehingga terbentuk lapisan oksida
yang tipis. Maka pada pemanasan itu akan terurai.
Pada besi sebenarnya terjadi lapisan oksida yang merata dan
kedap, tetapi sering retak karena molekul oksida besi besar dari
besinya dan timbul dorongan sesama, dan oksigen dapat
berdifusi lagi kedalamnya, sehingga proses oksidasi dapat
berlangsung lagi. Faktor penentuan terjadinya proses ini adalah
temperature dan waktu, maka semakin tinggi temperature,
maka kecepatan oksidasi juga meningkat dengan cepat.
b. Korosi kadar garam
Untuk pipa-pipa air tawar, dimana air tawar tidak 100% tawar,
karena air telah dicaampurkan zat kimia, air tesebut pasti ada
beberapa persen mengandung kadar garam dari air laut.
a) Kelembaban udara
b) Adanya oksigen
c) PH
d) Adanya perbedaan potensi
e) Adanya perbedaan potensi semua logam atau struktur yang
tidak homogen
f) Temperatur kadar zat yang terlarut dalam air kimia
g) Pengelasan logam yang tidak sempurna
h) Pengecatan yang kurang tepat
Dari hasil analisa di atas maka penulis akan menjelaskan secara
rinci tentang langkah yang biasa dilakukan.
Bahwa proses terjadinya korosi oleh air kimia disebabkan oleh
air kimia dan juga disebabkan udara lingkungan pabrik yang
berdebu dibandingkan daerah pemukiman karena disamping
komposisi kimia seoperti udara biasanya juga mengandung
debu-debu dan zat lainnya.
23

Cara merawatnya.

a. Dengan melakukan perawatan rutin khususnya di dalam dapur


api.

b. Dengan melakukan blow down setiap tiga hari sekali.


Cara mengatasinya.

c. Dengan cara mengelas pada bagian pipa pemanas yang


mengalami kebocoran. Hal ini dilakukan jika pipa pemanas
masih layak pakai untuk prose produksi, apabila pipa-pipa
pemanas rusaknya parah lakukan pergantian
3. Jumlah ampas tebu di ruang ruang bakar kurang

Jika ampas tebu di ruang bakar dibawah batas rendah, tutup kerangan
uap utama dan kerangan supplay uap lainnya intuk memelihara
jumlah ampas tebu kering yang masih ada dalam boiler agar masih
ada proses pembakaran.
Cara mengantisipasi agar persediaan bahan bakar dalm tandon tidak
terlambat:
a. Ada kan pemeriksaan tandon bahan bakar
b. Di ada kan pemeriksaan terhadap rool pensuplay bahan bakar
c. Cek pada panel pastikan rool pensuplay ampas tebu
pada posisi on
Apabila telah didapatkan penyebabnya, dasar level pembakaranampas
tebu harus didapat kembali. Apabila dasar level pembakaran ampas
tebu pada boiler dalam batas-batas yang diinginkan maka pada panel
yang menggerakkan rool pensuplay ampas tebu di off secara manual.

Apabila ampas tebu didalam ruang bakar kosong sama sekali,


sehingga tidak diketahui sampai dimana titik terendah ampas tebu
kering didalam boiler, sementara boiler full operation maka boiler
boleh langsung diisi ampasd tebu kering secara tiba-tiba. Sebab kalau
tidak diisi secara tiba-tiba otomatis panas didalam ruang bakar makin
24

kurang sehingga uap yang dihasilkanpun tidak sesuai yang diinginkan


untuk proses produksi penyulingan air tebu (nira) sehingga proses
produksi akan terganggu.

Cara merawat agar ampas tebu didalam ruang bakar dalam jumlah
tetap atau masih dalm toleransi, meliputi :

a. Pengecekan setiap satu jam sekali di ruang bakar apakah batu


bara masih dalam jumlah tetap atau masih dalam toleransi

b. Melakukan pengecekan rool pensuplay ampas tebu ke ruang


bakar apakah dalam kondisi aman dan jalan apabila digunakan
c. Cek tandon utama ampas tebu apakah masih apa tidak
usahakan tandon dalam keadaan ampas tebu benar benar kering
Cara mengatasinya :

a. Pastikan rool pensuplay ampas tebu ke ruang bakar dalam


kondisi on / jalan

b. Tandon yang berisi ampas tebu tersebut pintunya dibuka agar


ampas tebu yang ada didalam tandon bisa tersuplay melalui
rool pensuplay ampas tebu ke ruang bakar
c. Lihat ampas tebu didalam ruang bakar apakah benar benar
kering sesuai yang diinginkan
d. Apabila ruang bakar sudah terisi oleh ampas tebu matikan rool
tersuplay batu bara
e. Dan tutup kembali pintu tandon ampas tebu

4. Filter air kimia kotor

Air kimia sebagai bahan pelarut kerak-kerak yang ada di pipa


pemanas dan air kimia juga sebagai bahan pengisi ketel uap untuk
dipanasi dengan bahan bakar ampas tebu dan panas tersebut menjadi
uap yang akan digunakan proses produksi, maka harus diperhatikan
kandungan-kandungan yang terlarut di dalam air kimia untuk
25

mencegah terjadinya pengrusakan terhadap ketel uap, misalnya


pengerakkan, pengaratan, yang bisa menyebakan kejadian fatal
seperti ledakan.
Cara mengisi air ketel uap yang dicampur dengan zat kimia

a. Isi bak air dengan ukuran yang dibutuhkan setelah itu


campurkan zat kimia DW 4,5 ℓ, CCL 1 ℓ, SR 3 ℓ

b. Setelah air tercampur dengan zat kimia pompa air agar masuk
ke pipa boiler untuk pemanasan di ruang bakar agar menjadi
uap
Cara merawatnya yaitu :

a. Dengan melakukan perawatan khususnya pada filter air kimia


tersebut

b. Dengan cara membersihkan filter tersebut apabila sudah kotor

Cara mengatasinya yaitu :

a. Dengan membersihkan filter air kimia tersebut dari kerak-kerak


yang terlarut oleh air kimia terlalu asam sehingga kerak yang
dilarutkan banyak. Jika filter air kimia sudah rusak atau sudah
tidak layak lagi untuk dipakai, maka filter air kimia tersebut
harus diganti dengan filter yang baru.

b. Cek filter air kimia tersebut satu hari sekali karena banyak
kerak yang terlarut oleh zat kimia tersebut.

5. Jumlah air di boiler tank kurang


Jika ternyata level air di gelas penduga dibawah batas rendah segera
hentikan pemasukan bahan bakar ampas tebu matikan seluruh blower
tutup semua kerangan suplay uap yang masuk ke produksi untuk
menjaga jumlah air yang masih ada di dalam boiler.
26

Dalam mengantisifikasi agar jumlah air masuk yang masuk dalam


boiler tetap :

a. Tekanan pada pompa air pengisi boiler

b. Level air dalam tangki air


c. Pompa air pengisi tidak bekerja normal
Apabila telah didapatkan penyebabnya, dasar level air pada boiler
dalam batas-batas yang diinginkan, selanjutnya boiler dapat
dioperasikan kembali.

Cara merawat agar air didalam ruang bakar dalam jumlah tetap

a. Pengecekan setiap tiga jam sekali apakah air di ruang bakar


masih apa tidak

b. Dengan melakukan perawatan pada boiler sirkulasi pump


c. Ganti pipa-pipa di ruang bakar apabila mengalami kebocoran
Cara mengatasi :

a. Buka kran pipa yang menuju ke ekspansi tank

b. Jalankan pompa
c. Lihat gelas duga pada ekspansi tank pastikan jumlah air yang
ada melebihi kapasitas
d. Setelah jumlah air yang masuk sudah sesuai stop pompa
e. Tutup kembali kran-kran yang dibuka tadi

Anda mungkin juga menyukai