(ALKALOID)
OLEH :
Kelompok 5 (LIMA)
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah analisis farmasi II.
Penulis menyadari bahwa penyajian materi dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi kualitas isi dan tampilannya. Oleh karenanya penulis berharap
masukan-masukan yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Dan
atas perhatiannya disampaikan banyak terimakasih. Dan akhirnya mudah-mudahan tulisan ini
bermanfaat.
Kupang,Juli, 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ............................................................................................3
B. GOLONGAN OBAT......................................................................................5
C. METODE ANALISIS.....................................................................................6
A. KESIMPULAN.............................................................................................10
B. SARAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Analsis farmasi merupakan ilmu yang mempelajari analisis kimia ( bahan aktif
dan bahan tambahan) yang digunakan dalam bidang farmasi. Tujuan dari analisis farmasi
adalah menentukan kualitas atau mutu :
1) Bahan berupa bahan aktif atau bahan tambahan meliputi identitas, kadar, dan
kemurnian.
2) Sediaan farmasi atau obat meliputi identitas bahan aktif, kadar, dan kemurnian
serta karakteristik kerjanya.
Mengenai kemurnian sediaan farmasi ini, perlu untuk di analisis karena, pada
dasarnya terkait dengan stabilitasnya dapat menyebabkan dihasilkan hasil urai sehingga
penting untuk di analisis kemurniannya. Apabila sediaan farmasinya berkualitas dan
bermutu makan keduannya dapat digunakan dengan aman dan memberikan efek
farmakologis dan terapi sebagai mana yang diharapkan. Suatu bahan atau sediaan farmasi
disebut bermutu apabila hasil analisis dari bahan tersebut menunjukan kesesuaian dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
Alkaloid merupaka senyawa organik yang bersifat basa dan berasal dari alam
yang banyak dihasilkan oleh sejumlah tanaman. Kadar alkaloid dalam tanaman sangat
berfariasi tergantung pada cara penanaman dan waktu panen. Kebanyakan metode dalam
farmakope merupakan metode uantuk penetapan kadar alkaloid total. Namun pada
kenyataanya alkaloid mempunyai aktivitas farmakologi yang berbeda.
Sifat basa pada alkaloid disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa dalam struktur lingkaran heterosiklikatau aromatis, dan dalam dosis
kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Contohnya :
morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, kokain sebagai
anastetik lokal, dll.
1.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan pengertian obat golongan alkaloid xantin, alkaloid lain dan analisis
steroid !
2. Menjelaskan macam – macam obat golongan alkaloid xantin, alkaloid lain dan
analisis steroid !
3. Menjelaskan metode analisis obat golongsn alkaloid xantin, alkaloid lain dan
analisis steroid !
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian obat golongan alkaloid xantin, alkaloid lain dan analisis
steroid
2. Mengetahui macam – macam obat golongan alkaloid xantin, alkaloid lain dan
analisis steroid
3. Mengetahui metode analisis obat golongsn alkaloid xantin, alkaloid lain dan
analisis steroid.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Alkaloid Xantin
Alkaloid merupakan senyawa organik yang bersifat basa yang dihasilkan oleh sejumlah
tanaman. Xantin merupakan senyawa organik heterosiklik yang dibangun dari cincin
pirimidindion dan imidazol. Xantin merupakan turunan alamiah purina, yang diisolasi dari
bahan tanaman. Senyawa xantin yang banyak digunakan adalah kafein,teobromin,dan teifilin.
Senyawa xantin merupakan basah lemah dengan PKb antara 13 sampai 14. Teofilin dan
teobromin merupakan asam lemah dengan Pka 8,6 dan 9,9. Kafein tidak bersifat asam karena
tidak mempunyai sifat karena tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepaskan,
sehingga kafein merupakan basah yang sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh
air,karena kafein dapat disari dari larutn asam atau basa dengan kloroform. Tetapi, kafein
mudah terurai oleh basa kuat,maka larutan basa harus disari.
Alkaloid kina diperoleh dari kulit akar, kulit batang, dan kulit cabang tanaman Cinchona
Succirubra , Cinchona Letgeriana dan Cinchona Calisanya. Alkaloid utama kulit kina adalah
kinin, kinidin, sinkonin, sinkonidin dengan kadar bervariasai tergantung pada spesies, umur,
dan tempat tumbuh, dengan kadar kanin 5-15%, kadar kinidin 0-0,5%, sinkonin 0,1-1% dan
sinkonidin 0,1-1%. Disamping itu, masih terdapat sekitar 35 alkaloid lain dalam jumlah kecil
khasiat masing-masing alkaloid utama juga berbeda. Kempat alkaloid ini mempunyai
hubungan struktur yang sangat dekat dan mempunyai empat atom C asimetris. Secara teoritis,
ada 16 kemungkinan isomer, tetapi dalam alam hanya ada empat isomer. Kinin merupakan
stereoisomer simponidin.
Di dalam kulit kina, alkaloid tersebut terdapat sebagai garam dengan asam organik dan
sebagai kompleks dengan penyamak. Oleh karena itu, sebelum dilakukan penyarian dengan
pelarut organik terlebih dahulu perlu diadakan pemecahan ikatan kompleks itu dengan
penambahan basa atau asam.
3.
b. Alkaloid golongan tropan
Alkaloid tropan (atropine dan skopalamin), digunakan secara luas untuk pengobatan
parasimpatomimetik, anti-kolinegik dan anti-emetik yang dihasilkan oleh tanaman
solanaceae. Atropin (dalam jumlah banyak ) ditemukan dalam tanaman Atropa belladonna L,
selain itu huga ditemukan dalam tanaman Datura stramonium L dan tanaman Solanaceae
yang lain dalam jumlah kecil. Level dosis yang digunakan pada umumnya adalah sangat
rendah karena alkaloid ini sangat poten dan toksik.
Alkaloid opium,merupakan ekstrudat yang telah dikeringkan dari tanaman poppy atau
papaver somniferum,yang mengandung lebih dari 25 alkaloid yang bertanggung jawab pada
aktivitas farmakologisnya.Alkaloid yang utama adalah morfin,kodein,tebain,papaverin,dan
noskapin.
3.Analisis Steroid
Analisis steroid sangat penting dari sisi diagnosis suatu penyakit, dalam kaitanya dengan
gangguan steroid dan penyalahgunaan steroid dalam tubuh manusia dan dalam berbagai
sediaan farmasetik. Senyawa-senyawa steroid sangat aktif pada konsentrasi yang rendah dan
mempunyai kisaran aktivitas biologis yang luas.
Terkait penamaan steroid, beberapa nama umum (trivial) sering digunakan dibandingkan
nama ortodoks ekivalenya, yakni seseorang lebih sering mengucapkan progesteron
dibandingkan mengucapkan preg-4-en-3.20-dion.
4.
B. GOLONGAN OBAT
1. Alkaloid Xantin
5.
C. METODE ANALISIS OBAT
a. Alkaloid xantin
1. Metode Volumetri
a. Argentometri
Contoh obat yang digunakan : Theobromine
b. Iodometri
Contoh obat yang digunakan : kafein
c. Titrasi Bebas Air
Contoh obat yang digunakan : Aminofilim yang merupakan campuran teofilin dan
etilendiamin.
2. Metode Gravimetri
Contoh obat yang digunakan : Teofilin dan Teobromin
Karna pada metode Gravimetri Teofilin dapat mengendap dengan perak amonium
klorida dan Teobromin dapat disari dan ditimbang atau diendapkan dengan asam
silikotungstat.
3. Metode Spektrofotometri UltraViolet
Contoh obat yang digunakan : teofilin (aminofilin)
Karna pada Metode Spektrofotometri UltraViolet Turunan xantin menyerap kuat
terhadap cahaya ulraviolet. Pada pH 6, kafein, teobromin, dan teofilin menunjukkan
absorbansi maksimum pada panjang gelombang antara 272 sampai 273nm.
4. Metode Spektrofotomerti Visibel
Contoh obat yang digunakan : kafein dan teofilin
Metode ini didasarkan pada oksidasi kafein dan teofilin dengan natrium metaperiodak
dengan adanya asam asetat, diikuti dengan penkoplingan dengan 3-metil-2-
benzotiazolinon hidrazon hidroklorida (MBTH) menghasilkan produk senyawa
berwarna biru yang mempunyai serapan maksimal dipanjang gelombang 630 nm.
5. Kromatografi Lapis Tipis
Contoh obat yang digunakan : kafein dan asetaminofen
metode kuantitatif menggunakan lempeng HPTLC silika gel 60f dibawah 250 glp
dengan indikator senyawa brefulioresensi digunakan untuk analisis kafein dan
asetaminofen dalam sediaan fermesetik.
6.
6. Metode kromatografi cair kinerja tinggi
Contoh obat yang digunakan : kafein yang terdapat secara bersama-sama dengan
vitamin B1, asetosal dan asam salisilat dalam sediaan tablet.
7. Kromatrografi gaz
Contoh obat yang digunakan : kafein
8. Elektroforesis kapiler
Contoh obat yang digunakan : teofilin,difilin dan kafein.
b. Alkaloid Kina
1. Metode Penetapan Kadar alkaloid total
Metode ini merupakan cara pendekatan untuk mengetahui jumlah kadar alkaloid
yang dihitung sebagai kinin dalam kulit kina.
2. Penetapan kadar masing-masing alkaloid penyusun
b. Spektrofotometri UV
Dalam keadaan tunggal (tidak saling tercampur), masing-masing alkaloid
dapat ditetapkan kadarnya secara spektroskopis ultraviolet karena adanya
gugus kromofor pada alkaloid ini yang mampu menyerap di daerah sinar UV.
c. Flow injection analysis (FIA)
FIA berdasarkan pada pembentukan kemiluminisensi telah digunakan untuk
analisis alkaloid kina. Kemiluminisensi diperoleh dengan oksidasi sulfide
dengan serium (IV), dengan adanya alkaloid kina (kinin, kinidin, sinkonin).
Intensitas kemiluminisensi dikolerasikan dengan konesntrasi masing-masing
alkaloid.
d. Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KLT sederhana dengan fase diam silica gel GF254 dengan fase gerak (eluen)
kloroform-metanol-amonia 17% (24:6:0,05 v/v/v) digunakan untuk analisis
kina,
e. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pemisahan fase terbalikdengan silica terikat sejauh ini merupakan metode
yang paling luas digunakan untuk analisis alkaloid kina. Meskipun demikian,
analisis alkaloid kina dengan KCKT dengan fase terbalik juga memunculkan
sedikit masalah, terutama adanya interaksi antara residu silanol dengan gugus
basa pada alkaloid.
7.
c. Alkaloid Tropan
a. Kromatografi cair kinerja tinggi
Metode cepat yang tidak memerlukan penyiapan sampel yang kompleks telah
dikembangkan untuk determinasi kandungan atropin dan skopolamin dalam
sampel ekstrak scopolia dengan metode KCKT.
b. kromatografi cair-spekrometri massa
Kromatografi cair-spektrometer massa ( LC-MS) yang peka dan spesifik
dijelaskan untuk determinasi atropine dan metabolit-metabolitnya dalam urin tiku.
c. Elektroforesis kapiler
Metode sederhana dan cepat telah ditunjukan untuk analisis atropine,anisodain
dan skopolamin dalam ekstrak tanaman dengan elektroforesis kapiler non-air yang
dihubungkan dengan detector ganda elektrokemiluminisensi tris (2,2’-bipyridyl)
ruthenium (II) atau ( Ru (bpy) 32+) dan elektrokimia .
d. Alkaloid Opium
a. Kromatografi cair
KCKT dengan detector gabungan kolometri dan fluoresens digunakan untuk
analisis morfin,morfin-3-glukuronat, morfin-6-glukoronat dan normorfin dalam
plasma.
b. Kromatografi cair-spektrometer massa
Uji selektif morfin-3-glukuronida (M3G),morfin-6-glukuronida (M6G),
morfin,kodein-6-glukorida (C6G), dan 6-monoasetilmorfin (6-MAM)
berdasarkan pada kromotografi cair spectrometer massa dengan ionisasi kimiawi
pada tekanan atmosferik.
c. Kromatografi gas
Metode yang peka dan spesifik dengan kromatografi gas dan spectrometer massa
(GC-MS) dengan ionisasi kimiawi ion negative telah digunakan untuk analisi
morfin dalam plasma manusia.
8.
D. ANALISIS STEROID
1. Spektrofotometri UV
9.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian : Alkaloid merupakan senyawa organik yang bersifat basa yang dihasilkan
oleh sejumlah tanaman. Xantin merupakan senyawa organik heterosiklik yang
dibangun dari cincin pirimidindion dan imidazol. Alkaloid utama kulit kina adalah
kinin, kinidin, sinkonin, sinkonidin dengan kadar bervariasai tergantung pada spesies,
umur, dan tempat tumbuh, dengan kadar kanin 5-15%, kadar kinidin 0-0,5%,
sinkonin 0,1-1% dan sinkonidin 0,1-1%. Alkaloid tropan (atropine dan skopalamin),
digunakan secara luas untuk pengobatan parasimpatomimetik, anti-kolinegik dan
anti-emetik yang dihasilkan oleh tanaman solanaceae. Alkaloid opium,merupakan
ekstrudat yang telah dikeringkan dari tanaman poppy atau papaver somniferum,yang
mengandung lebih dari 25 alkaloid yang bertanggung jawab pada aktivitas
farmakologisnya. Analisis steroid sangat penting dari sisi diagnosis suatu penyakit,
dalam kaitanya dengan gangguan steroid dan penyalahgunaan steroid dalam tubuh
manusia dan dalam berbagai sediaan farmasetik.
2. Obat-obat dari golongan Alkaloid Xanthin, Alkaloid Lain, dan Analisis Steroid yaitu
: Kafein, teofilin dan teobromin.Kunidin, Klorokuin, Meflorokuin, Artemisin,
Morfina, Primakuin, Artesunat. Hiosiamin, skopolamin dan Kokain Morfin, petidin,
fentanil prednisolon, deksametason, prednison, betametason fosfat dan hidrokortison.
10.
3. Metode analisis
Alkaloid xantin
a. Metode Volumetri
1. Argentometri
2. Iodometri
b. Titrasi Bebas Air
c. Metode Gravimetri
d. Metode Spektrofotometri UltraViolet
e. Metode Spektrofotomerti Visibel
f. Kromatografi Lapis Tipis
g. Metode kromatografi cair kinerja tinggi
h. Kromatrografi gaz
i. Elektroforesis kapiler
Alkaloid Kina
a. Metode Penetapan Kadar alkaloid total
b. Penetapan kadar masing-masing alkaloid penyusun
1. Spektrofotometri UV.
2. Flow injection analysis (FIA)
3. Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Alkaloid Tropan
1. Kromatografi cair kinerja tinggi
2. kromatografi cair-spekrometri massa.
3. Elektroforesis kapiler
Alkaloid Opium
1. Kromatografi cair
2. Kromatografi cair-spektrometer massa
3. Kromatografi gas
ANALISIS STEROID
1. Spektrofotometri UV
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
11.
DAFTAR PUSTAKA
Wijesekera, R.O.B., Rajapakse, L.S., and Chelvarajan, D.W. 1976. A simple thin-layer
chromatographic method for separation of cinchona alkaloids. Journal of chromatography
121: 388-389.
12.