Anda di halaman 1dari 21

1.

STRUKTUR ATOM
o Perkembangan Model Atom
Model Atom Gambar Teori
Dalton o Atom merupakan bagian terkecil
suatu zat dan tidak dapat dipisah lagi.
o Atom adalah bola pejal.

Thompson o Model atom Thompson berbentuk


seperti roti kismis.
o Atom merupakan bola padat
bermuatan positif dengan partikel
negatif (elektron) yang tersebar di
dalamnya.
o Mengenalkan istilah elektron melalui
penelitian menggunakan sinar tabung
katoda.
Rutherford o Atom terdiri dari inti atom bermuatan
positif yang dikelilingi elektron
bermuatan negatif.
o Atom bersifat netral karena jumlah
elektron dan proton sama.
o Massa atom terpusat di inti dan
sebagian besar volume atom tersebut
merupakan ruang hampa. Dibuktikan
dari hasil percobaan penembakan
logam oleh sinar alpha, yang dikenal
juga dengan Percobaan Geiger-
Marsden.
Bohr o Atom terdiri dari inti atom yang
mengandung proton dan neutron dan
dikelilingi oleh elektron yang berputar
dalam lintasan/kulit.
o Elektron berpindah ke lintasan lebih
tinggi akan menyerap energi dan
berpindah ke lintasan lebih rendah
dengan memancarkan energi.
Mekanika o Tidak mungkin dapat ditentukan
Kuantum kedudukan dan momentum suatu
elektron secara saksama, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom. Daerah
kebolehjadian ditemukannya elektron
dinamakan orbital. Menurut teori ini,
ada empat jenis orbital, yaitu s,p,d,f.
o Struktur Atom

A= nomor massa Neutron= A – Z


Z= nomor atom Elektron= Z – muatan
Proton= Z
o Bilangan Kuantum
 Bilangan Kuantum Utama (n) = nomor kulit
n = 1 → kulit K
n = 2 → kulit L
n = 3 → kulit M
n = 4 → kulit N
n = 5 → kulit O
 Bilangan Kuantum Azimut (l) = nomor subkulit
Lambang s p d f
Subkulit 0 1 2 3
l = 0 s/d (n – 1)
n = 1 → l = 0 → 1s
n = 2 → l = 1 → 2s 2p
n = 3 → l = 2 → 3s 3p 3d
n = 4 → l = 3 → 4s 4p 4d 4f
 Kuantum Magnetik (m) = nomor orbital
m = – l s/d + l
 Kuantum Spin (s)
Arah putaran elektron:
+1/2 dan –1/2 ↑↓
2. KONFIGURASI ELEKTRON
o Teori Bohr
 n = 1 → kulit K ( max. 2 elektron)
 n = 2 → kulit L (max. 8 elektron)
 n = 3 → kulit M (max. 18 elektron)
 n = 4 → kulit N (max. 32 elektron)
o Teori Mekanika Gelombang
 Blok S
Elektron valensi: nsx (periode: n, golongan: x A)
 Blok P
Elektron valensi: ns2 npy (periode: n, golongan: [2+y] A)
 Blok D
Elektron valensi: ns2 (n–1)dy (periode: n, golongan: [2+y] B)
notes: ns1(n–1)5= VIB (aturan penuh setengah penuh)
ns1(n–1)10= IB (aturan penuh setengah penuh)
ns2(n–1)7= VIIIB
ns2(n–1)8= VIIIB
ns2(n–1)10= IIB
 Blok F
Lantanida (4f)
Oktanida (5f)
3. IKATAN KIMIA
o Teori VSEPR
Tipe Molekul =
Keterangan: :
A = Atom pusat
X= Pasangan Elektron Ikatan (PEI)
n = Jumlah PEI
E = Pasangan Elektron Bebas (PEB)
m = Jumlah PEB

Langkah 1: Menentukan jumlah pasangan elektron


jumlah e– valensi ∓ muatan ion
Pas. e– = 2
Langkah 2: Menentukan jumlah pasangan elektron ikat (PEI)
PEI = Jumlah atom – 1
Langkah 2: Menentukan jumlah pasangan elektron pusat (PP)
PP = pas e– – 3.(jumlah atom ujung)
Langkah 3: Menentukan jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
PEB = Pas. Pusat – PEI

o Teori Domain Elektron


Ada 5 macam bentuk dasar molekul berdasarkan teori domain elektron :
1. Linier dengan sudut ikatan =
2. Segitiga Datar dengan sudut ikatan =
3. Tetrahedral dengan sudut ikatan =
4. Trigonal bipiramida dengan sudut ikatan ekuatorial = dan sudut ikatan aksial
=
5. Oktahedral dengan sudut ikatan =
4. TATA NAMA SENYAWA
 Penamaan senyawa biner dari unsur-unsur nonlogam (senyawa kovalen)
senyawa biner adalah senyawa yang terbentuk dari dua umsur yang berbeda.
Pemberian nama senyawa biner dari unsur-unsur nonlogam dilakukan dengan cara
berikut.
a. Memberi nama unsur nonlogam pertama, diawali dengan menyebutkan jumlah
unsur dalam angka yunani.
b. Memberi nama unsur nonlogam kedua, diawali dengan menyebutkan jumlah unnsur
dalam angka yunani dan diakhiri dengan akhiran –ida
contoh: N205 = dinitrogen pentaoksida
Cl207= dikloro heptaoksida
 Penamaan senyawa biner dari unsur logam dengan unsur nonlogam ( senyawa ion )
pemberian nama senyawa ion diawali dengan memberi nama unsur logamnya,
kemudian diikuti dengan penamaan unsur nonlogam dengan akhiran -ida.
contoh : BaCl2 = barium klorida
MgO = magnesium oksida
aturan tersebut hanya berlaku untuk logam dengan bilangan oksidasi satu macam.
khusus untuk logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi misalnya ( Cr = +2
dan +3), aturan penamaannya ada dua yaitu:
a) logam dengan bilangan oksidasi kecil diberi nama dalam bahasa latin dan di akhiri
-o. Sedangkan logam dengan bilangan oksidasi besar diberi nama dalam bahasa
latin dan diakhiri -i. Penamaan logam tersebut diikuti nama unsur nonlogam dan
diakhiri –ida
contoh : FeCl2 = ferro klorida (bilangan oksidasi Fe = +2 sehingga diakhiri -o)
FeCl3 = ferri klorida (bilangan oksidasi Fe = +3 sehingga diakhiri -i)
b) Penamaan logam dengan beberapa bilangan oksidasi dapat pula dilakukan dengan
cara berikut:
Logam diberi nama dalam bahasa Indonesia, kemudian diikuti jumlah bilangan
oksidasinya dalam angka Romawi, dan diakhiri nama unsur nonlogam dengan
akhiran –ida
contoh: FeCl2 = besi ( II ) klorida
FeCl3 = besi ( III ) klorida
3 Penamaan senyawa poliatomik
senyawa poliatomik adalah senyawa yang tersusun darri dari dua atau lebih unsur
yang berbeda. Aturan penamaan senyawa poliatomik sama denga aturan penamaan
ion. Namun, penamaan senyawa poliatomik tidak diakhiri dengan -ida. Akhiran pada
senyawa poliatomik disesuaikan dengan nama anionnya.
contoh: Al(ClO2)3 = aluminium klorit
Fe2(SO4)3 = besi ( III ) sulfat atau ferri sulfat
5. Penamaan senyawa berdasarkan bilaangan oksidasi
penamaan senyawa berdasarkan bilangan oksidasi dapat dikelompokkan sebagaii
berikut:
 Senyawa anorganik dari unsur logam dan nonlogam dalam penamannya, logam
diberi nama dalam bahasa Indonesia diikuti dengan jumlah bilangan oksidasi unsur
logam.
contoh : CuCl (+1) = tembaga (I) klorida
CuSO4 (+2) = tembaga (II) sulfat
 Senyawa anorganik dari unsur logam golongan IA, IIA, IIIA,angka bilangan
oksidasinya tidak diikutkan dalam penamaan karena hanya mempunyai satu
bilangan oksidasi.
Contoh: K2SO4 ( K= +1 ) = kalium sulfat, bukan kalium (I) sulfat
AlCl3 ( Al = +3 ) = aluminium klorida, bukan alminium (III) klorida
 Senyawa ion yang mempunyai ion negatif dari unsur logam dengan beberapa
bilangan oksidasi penamaan IUPAC-nya sebagai berikut.
Contoh: K2MnO4 (biloks logam dalam ion negatif +6 Mn) = kalium manganat (VI)
KMnO4 (bilangan oksidasi logam dalam ion negatif +7 Mn) = kalium manganat (VII)
 Untuk senyawa anion,yaitu senyawa ion yang memiliki atom oksigen dan atom
nonlogam dengan beberapa biangan oksidasi penamaan IUPAC-nya dengan
menyebutkan logam diikuti oksoanion dan bilangan oksidasinya.
Contoh: Na2SO3 (bilangan oksidasinya +4)
nama IUPAC senyawa = natrium sulfat (IV)
nama senyawa oksoanion = natrium sulfit
HNO2 (bilangan oksidasinya +3)
nama IUPAC senyawa = asam nitrat (III)
nama senyawa oksoanion = asam nitrit 1
5. HUKUM PROUST
Bunyi hukum Proust: “Perbandingan massa terhadap Unsur – Unsur penyusunan senyawa
kimia adalah selalu tetap sama (konstan)”

6. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT


Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, memberikan
gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, sebabnya karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion.
7. ASAM BASA ARRHENIUS
o asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
o basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius,
sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya
dengan metana (CH4) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion
H+ dalam air meskipun memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa
Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion
Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas
pada kondisi air sebagai pelarut.
8. HIDROLISIS GARAM

9. LARUTAN PENYANGGA
 Larutan penyangga asam

 Larutan penyangga basa

10. HIDROLISIS GARAM ASAM LEMAH DAN BASA KUAT


11. HIDROLISIS GARAM
 Asam kuat dan basa lemah

 Asam lemah dan basa lemah

12. TITRASI ASAM BASA


 Rumus:
 Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat

 Kurva titrasi asam lemah dan basa kuat

 Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah

 Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah


13. TERMOKIMIA
Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu:

merupakan perubahan entalpi ketika 1 mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya


pada kondisi standar.

Persamaan termokimianya adalah:

merupakan perubahan entalpi jika 1 mol suatu zat terbakar sempurna pada kondisi
standar.

Persamaan termokimianya adalah:

14. FAKTOR KESETIMBANGAN


 Pengaruh konsentrasi
Apabila konsentrasi pereaksi ditambah, reaksi bergeser ke kanan atau ke arah produk.
Sedangkan jika konsentrasi pereaksi dikurangi, reaksi bergeser ke arah kiri atau ke arah
pereaksi.
 Pengaruh volume
Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang
kecil. Sebaliknya, jika volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien yang besar. Tetapi, jika jumlah koefisien pereaksi sama dengan koefisien hasil
reaksi, perubahan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.
 Pengaruh tekanan
Jika tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang
kecil. Sebaliknya, jika tekanan diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien yang besar. Tetapi, jika jumlah koefisien pereaksi sama dengan koefisien hasil
reaksi, perubahan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.
 Pengaruh suhu
 Reaksi Endoterm
Suhu naik → nilai K makin besar
Suhu turun → nilai K makin kecil
 Reaksi Eksoterm
Suhu naik → nilai K makin kecil
Suhu turun → nilai K makin besar
15. GAYA ANTAR MOLEKUL
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen adalah senyawa dengan atom H berikatan
dengan atom F, O, atau N.
16. KOLOID
17. PERSAMAAN LAJU REAKSI

Orde reaksi terhadap A: Konsentrasi B disamakan


Orde reaksi terhadap B: Konsentrasi A disamakan
Persamaan laju reaksi
Dari persamaan umum laju reaksi: v = k [A]x [B]y
Orde reaksi = x + y
Kurva orde reaksi:

18. ENTALPI PEMBENTUKAN STANDAR (TERMOKIMIA)


 Rumus menentukan perubahan entalpi
∆H reaksi= ∑ ∆𝐻f kanan – ∑ ∆𝐻 f kiri
∆H reaksi= ∑ ∆𝐻f produk – ∑ ∆𝐻 f reaktan
 Hukum Hess
∆𝐻 hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, tidak bergantung pada
jalannya reaksi
 Energi ikat
∆H = ∑Energi ikatan zat pereaksi – ∑Energi ikatan zat hasil reaksi
∆H = ∑Energi ikatan kiri – ∑Energi ikatan kanan
Tabel energi ikat rata – rata
19. TETAPAN KESETIMBANGAN KIMIA
aA (g) + bB (g) ⇄ cC (g) + dD (g)

20. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh
membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi yang encer akan terdifusi
melalui membran semi permeabel tersebut masuk ke dalam larutan yang pekat sampai
terjadi kesetimbangan konsentrasI. Prinsip kerja osmosis terbalik (osmosis terbalik) adalah
suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari
suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah
satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut
terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan
berikutnya. Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian
larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan
konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel
dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik.
21. SEL VOLTA
Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis
22. SEL ELEKTROLISIS
 Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik,
sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel
elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan di katode akan terjadi reaksi
reduksi.
Pada katoda terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi reaksi oksidasi “Ka-red”
“An-oks”
Arus listrik dari sumber arus searah (DC) mengalir ke dalam larutan melalui katoda
atau elektroda negatif. Pada katoda ini terjadi reaksi reduksi dari spesi tertentu
yang ada dalam larutan. Spesi tertentu yang lain mengalami oksidasi di
anoda/elektroda positif
Katoda : Xn +(aq) + n é X (reduksi)
Anoda : Y(s) Ym + + m é (oksidasi)
atau
: Zm -(aq) Z + m é (oksidasi)

 Penggunaan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari


 Penyepuhan logam (electroplating)
Tujuan penyepuhan logam melapisi logam dengan logam lain agar tidak mudah
berkarat.Misalnya penyepuhan perak yang biasa dilakukan pada peralatan
rumah tangga, seperti sendok, garpu, dan pisau.Logam yang akan disepuh
dijadikan katode, logam penyepuh sebagai anode.Sebagai larutan elektrolit
digunakan larutan yang mengandung logam penyepuh.
Contoh : penyepuhan sendok besi oleh logam perak (Ag). Sendok besi dipasang
sebagai katode dan logam perak bertindak sebagai anode.Larutan elektrolitnya
adalah larutan AgNO3

Logam Ag di anode (sebagai electrode aktif) akan teroksidasi


Anode : Ag à Ag+ + e
Ion Ag+ pada larutan akan menuju katode (kutub negative) dan tereduksi
Katode : Ag+ + e à Ag
Logam Ag yang terbentuk akan menempel di sendok besi.
 Produksi aluminium (Proses Hall–Heroult)
Sel elektrolisis pada produksi aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis
lelehan Al2O3 dari biih bauksit. Lelehan ini dicampur dengan kriolit (Na3AlF6)
menggunakan elektrode grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Al3+(aq) + 3 e– àAl(l)
Anode : 2 O2–(aq) à O2(g) + 4 e–
4Al3+(aq)+ 6O2–(aq)→4 Al(l) + 3O2(g)
 Produksi natrium
Sel elektrolisis pada produksi Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan
NaCl yang dikenal dengan Proses Down. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode: 2 Na+(l) + 2 e– → 2 Na(l)
Anode : 2 Cl–(l) → Cl2(g) + 2 e–
2Na+(aq)+2Cl–(aq) → 2 Na(l) + Cl2(g)
 Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih
tercampur dengan sedikit perak, emas, dan platina. Tembaga yang tidak murni
dipisahkan dari zat pengotornya dengan elektrolisis.
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang
sebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 .tembaga di anoda teroksidasi
menjadi Cu2+selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.
Anode Cu (s) Cu2+ (aq) + 2e
2+
Katode Cu (aq) + 2e Cu (s)
Anode semakin habis dan katoda semakin bertambah besar. Logam emas, perak,
dan platina terdapat pada lumpur anoda sebagai hasil samping pada pemurnian
tembaga.
23. TATA NAMA SENYAWA KARBON (KETON)

Tata nama untuk keton menurut sistem IUPAC yaitu dengan mengubah akhiran -a pada
alkana dengan huruf -on. Tentukan rantai terpanjang yang melewati gugus fungsi –CO–.
Penomoran dimulai dari ujung terdekat gugus fungsi. Tata nama trivial keton,
diambilkan dari nama alkil yang melekat pada gugus karbonil kemudian ditambahkan
kata keton.
Rumus struktur Keton Trivial IUPAC

Dimetil keton Propanon

Etil metil keton 2–butanon

Dietil keton 3–pentanon

Sikloheksanon Sikloheksanon

24. SENYAWA BENZENA & TURUNANNYA


Struktur senyawa benzena:
Tanda ↔ menunukan bahwa benzena mengalami resonansi karena semua atom C
memiliki fungsi yang sama, maka ikatan rangkap senantiasa berubah-ubah posisi.
Ada beberapa reaksi monosubstitusi pada benzena, di antaranya:
 Reaksi Halogenasi
Pada reaksi halogenasi, atom H digantikan oleh atom halogen, seperti Br, Cl, dan
I. Pereaksi yang digunakan adalah gas Br2, Cl2, dan I2 dengan katalisator besi(III)
halida. Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada atom halogen yang
mensubstitusi atom H.

 Reaksi Nitrasi
Pada reaksi nitrasi, atom H digantikan oleh gugus nitro (NO2). Pereaksi yang
digunakan adalah asam nitrat pekat (HNO3) dengan katalisator asam sulfat pekat
(H2SO4).

Senyawa yang terbentuk memiliki nama nitrobenzena.


 Reaksi Sulfonasi
Pada reaksi sulfonasi, atom H digantikan oleh gugus sulfonat (SO3H). Pereaksi
yang digunakan adalah asam sulfat berasap (H2SO4 + SO3) pada suhu 40 °C.

Senyawa yang terbentuk memiliki nama asam benzena sulfonat.

 Reaksi Alkilasi
Pada reaksi alkilasi, atom H digantikan oleh gugus alkil (CnH2n+1). Pereaksi yang
digunakan adalah alkil halida dengan katalisator aluminium klorida (AlCl3).

Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada gugus alkil yang mensubstitusi
atom H. Misal:
Atom Halida Rumus Kimia Nama
CH3Cl C6H5CH3 Metilbenzena
 Reaksi Asilasi
Pada reaksi asilasi, atom H digantikan oleh gugus asil (CH3C=O). Pereaksi yang
digunakan adalah halida asam, seperti CH3COCl (asetil klorida)
dan CH3CH2C=OCl (propanoil klorida) dengan katalisator aluminium klorida
(AlCl3).

Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada gugus asil yang mensubstitusi
atom H.
Gugus Asil Rumus Kimia Nama
CH3COCl C6H5COCH3 Asetofenon
.
25. SENYAWA KARBON (JENIS REAKSI)
 Reaksi Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi senyawa karbon yang melibatkan penggabungan molekul-
molekul. Reaksi adisi juga dapat diartikan sebagai reaksi pemutusan ikatan rangkap
(tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh)

 Reaksi adisi pada Haloalkana


Berlaku Hukum Markovnikov dimana atom halida akan berikatan dengan atom C
yang mengikat atom H lebih banyak.
Contoh: CH3 – CH = CH2 + HCl –> CH3 – CH(Cl) – CH3
 Reaksi adisi H2 pada alkanal membentuk alkohol primer
Ikatan rangkap C = O pada alkanal bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol
primer.

Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C
 Reaksi adisi H2 pada alkena membentuk alkana
H2C = CH2 + H2 –> H3C – CH3
 Reaksi adisi H2 pada keton/alkanon menghasilkan alkohol sekunder
Ikatan rangkap C = O pada alkanon/keton bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan
alkohol sekunder.

 Reduksi H2O pada asam karboksilat menghasilkan suatu alkohol sekunder


Ikatan rangkap C = O pada asam karboksilat akan terbuka akibat penambahan
reduktor kuat untuk menghasilkan alkohol primer
 Reaki Subtitusi
Reaksi substitusi merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom
pada molekul dengan atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi
pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap
jenuh)
A + B – C –> A – C + B
Contoh reaksi substitusi:
 Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
R – H + X2 –> R – X + H – X
Contoh: CH3 – H + Cl2 –> CH3 – Cl + HCl
 Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada gugus – OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R – OH + Na –> R – ONa + H2
Contoh: 2 C2H5 – OH + 2 Na –> 2 C2H5 – ONa + H2
 Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana
R – O – R’ + PCl5 –> R – Cl + R’ – Cl + POCl3
Contoh: CH3 – O – CH3 + PCl5 –> CH3Cl + CH3Cl +POCl3
 Reaksi esterfikasi : reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat
R – OH + R’ – COOH –> R’ – COOR + H – OH
Contoh: CH3 – OH + CH3 – COOH –> CH3 – COOCH3 + H2O
26. BENZENA DAN SIFAT – SIFAT BENZENA
 Sifat Sifat Benzena
 Sifat Fisik
Benzena Adalah Suatu zat cair tidak Berwarna, mudah Menguap, dan sangat
beracun. Benzena bisa digunakan sebagai pelarut, pensintesis berbagai senyawa
karbon, dan bahan dasar pembuatan senyawa karbon. Benzena tidak begitu
reaktif, tetapi sangat mudah terbakar karena kadar karbon yang terkandung
sangat tinggi. Titik didih pada benzena dan turunannya dimulai dari 80-250 derajat
celsius. Untuk Titik Lelehnya bervariasi, dengan angka tertinggi yaitu 122 derajat
celsius pada senyawa asam benzoat (-COOH). Variasi titik didih tersebut
ikarenakan Oleh Perngaruh. Benzena, Toluena, Dan Etil Benzena bersifat non-
polar. Sedangkan Anilin, Benzil Alkoho, Fenol, Dan Asam Benzoat bersifat polar.
Maka bisa disimpulkan Asam Benzoat mempunyai titik didih tertinggi, dikarenakan
sifat polarnya yang lebih, sedangkan benzena memiliki titik didih terendah.
 Sifat Kimia
Derajat Keasaman Adalah Salah Satu Sifat Kimia Benzena Dan Turunannya. Fenol
Dan Asam Benzoat Termasuk Asam Lemah. Asam Benzoat Lebih Kuat
Dibandingkan Fenol. Fenol Yang Mempunyai Gugus Fungsi -OH Ternyata Bersifat
Asam Lemah, Yang Berarti Memberikan Ion H+, Sedangkan Anilin Yang Memiliki
Gugus –NH2 Bersifat Basa Lemah, Yang Berarti Menerima Ion H+. Benzena Lebih
Mudah Mengalami Reaksi Subtitusi Daripada Reaksi Adisi.
 Tata Nama Benzena
 Benzena Monosubtituen
Benzena Dengan Satu Subtituen Alkil Diberi Nama Sebagai Turunan Benzena,
Misalnya Etilbenzena. Sistem IUPAC Tetap Memakai Nama Umum Untuk Beberapa
Benzena Monosubstitusi, Misalnya Toluena, Kumena, Stirena.
Nama-Nama Umum Seperti Fenol, Anilina, Benzaldehida, Asam Benzoat, Anisol
Juga Tetap Dipakai Dalam Sistem IUPAC. Sistem IUPAC (International Union Pure
And Applied Chemistry) Yaitu Suatu Lembaga Yang Berwewenang Untuk
Merumuskan Tata Nama Senyawa.
 Benzena Disubtitusi
Disubtitusi Berarti Benzena Mengikat Dua Subtituen, Maka Terdapat Kemungkinan
Mempunyai Tiga Isomer Struktur. Bila Kedua Subtituen Diikat Oleh Atom-Atom
Karbon 1,2- Disebut Orto (O) Satu Sama Lain, Jika Karbon 1,3- Disebut Meta (M),
Dan 1,4 Disebut Para (P).
Sistem IUPAC Memakai Nama Umum Xilena Untuk Ketiga Isomer Dimetilbenzena,
Yakni O-Xilena, M-Xilena, Dan P-Xilena. Jika Kedua Substituen Tersebut Tidak
Memberikan Nama Khusus, Maka Masing-Masing Dari Substituen Diberi Nomor,
Dan Namanya Akan Diurutkan Berdasarkan Urutan Abjad, Dan Diakhiri Dengan
Kata Benzena. Atom Karbon Yang Mengikat Substituen Yang Urutan Abjadnya
Lebih Dahulu Diberi Nomor 1.
 Benzena Polisubtitusi
Benzena Polisubtitusi Yaitu Ketika Terdapat Tiga Atau Lebih Substituen Terikat
Pada Cincin Benzena, Maka Posisi Masing-Masing Substituen Ditunjukkan Dengan
Nomor. Bila Salah Satu Substituen Memberikan Nama Khusus, Maka Diberi Nama
Senyawanya Sebagai Turunan Dari Nama Khusus Tersebut. Dan Bila Semua
Substituen Tidak Memberikan Nama Khusus, Maka Posisisnya Akan Dinyatakan
Dengan Nomor Dan Diurutkan Sesuai Urutan Abjad, Dan Diakhiri Dengan Kata
Benzena.
27. MAKROMOLEKUL PROTEIN
 Uji Biuret digunakan untuk menentukan ada tidaknya protein dalam suatu bahan
makanan. Uji positif akan memberikan warna merah muda sampai ungu.
 Uji Xantoproteat digunakan untuk menunjukkan adanya gugus fenil (cincin benzena)
dalam protein. Uji positif akan memberikan warna kuning sampai jingga.
 Uji Timbal (II) asetat digunakan untuk menunjukkan adanya unsur belerang dalam
protein Uji positif akan memberikan warna coklat kehitaman.
28. MAKROMOLEKUL KARBOHIDRAT

 Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi
pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
 Uji Seliwanoff
Merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau
disebut juga ketosa
Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna
merah pada larutannya.
 Uji Benedict
Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau
keton bebas dalam suasana alkalis Biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti
sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3
Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah
bata serta adanya endapan.
 Uji Barfoed
Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel
Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange
 Uji Iodin
Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan
glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat
 Uji Fehling
Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida,
laktosa, maltosa, dll)
Uji positif ditandai dengan warna merah bata
29. MAKROMOLEKUL POLIMER
 Polimer Alam
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber/terdapatnya
Karet Alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Selulosa Glukosa Kondensasi Kayu
Amilum Glukosa Kondensasi Beras gandum
Protein Asam amino Kondensasi Wol,sutera
Asam nukleat nuleotida Kondensasi DNA,RNA

 Polimer Buatan
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Polietena Etena Adisi Kantung,kabel
plastik
2. Polipropena Propena Adisi Tali,karung,botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Adisi Pipa pralon,pelapis
lantai, kabel listrik
4. Polivinil Vinil alkohol Adisi Bak air
alkohol
5. Teflon Tetrafluoro Adisi Wajan,panci anti
etena lengket
6. Dakron Metal Kondensasi Pita rekam
tereftalat dan magnetik,
etilen glikol kain,tekstil,wol
sintetis
7. Nilon Asam adipat Kondensasi Tekstil
dan
heksametilen
diamin
8. Polibutadiena Butadiena Adisi Ban motor, mobil

 Pembentukan Polimer
 Adii
Terjadi jika monomernya mempunyai ikatan tidak jenuh(rangap dua)yang ditandai
dengan berubahnya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal(jenuh).
Contoh : n CH2 =CH2 (-CH2-CH2-CH2-CH2-)n
Etena polietilenaDalam reaksi polimerisasi adisi,umumnya
melibatkan reaksi rantai.dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
Tahap inisiasi Yaitu tahap pembentukan pusat-pusat aktif
Tahap propagasi Yaitu tahap pembentukan rantai lewat adisi monomer secara
kontinyu
Tahap terminasi Yaitu tahap deaktivasi pusat aktif
 Polimerisasi Kondensasi
Terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau berbeda atau
jika monomernya mempunyai gugus fungsi -COOH,-OH,-NH2yang disertai melepas
suatu molekul misalnya molekul air. Contoh bakelit yang bersifat keras dan
dracon,yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet.
30. KIMIA UNSUR (KANDUNGAN PASTA GIGI DAN KANDUNGAN FLUORIDE)
Agustus 2002 – Belgia menjadi negara pertama di dunia yang melarang penggunaan
berbagai suplemen fluoride, tablet ber-fluoride, obat tetes ber-fluoride, dan permen
karet ber-fluroide yang selama puluhan tahun dipromosikan sebagai batu permata
untuk gigi, lalu ditarik dari pasaran, karena beracun dan menyebabkan resiko besar bagi
kesehatan fisik maupun psikologis. Fluoride bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker).

31. MANFAAT UNSUR KIMIA PERIODE 3


 Natrium
Dipakai dalam pembuatan ester
NaCl digunakan oleh hamper seluruh makhluk hidup
Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
 Magnesium
Digunakan dalam proses produksi logam, kaca dan semen
Untuk membuat konstruksi pesawat,logamnya disebut magnulum
Pemisah sulfur dari besi dan baja
 Alumunium
Banyak digunakan dalam industri pesawat
Untuk membuat konstruksi bangunan
Digunakan dalam berbagai macam aloi
 Ilikon
Dipakai dalam pembuatan kaca
Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
Digunkan untuk membuat aloi bersama alumunium,magnesium dan tembaga
 Phosphorus
Untuk membuat asam fosfor
Untuk membuat dinding dan kepala korek api
Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium
 Sulphur
Dipakai sebagai bahan dasar asam sulfat
Digunakan dalam baterai
Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
 Clorin
Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
Digunakan untuk membunuh bakteri pada air minum
Dipakai dalam berbagai macam industri
 Argon
Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
Untuk mendeteksi sumber air tanah
Dipakai dalam roda mobil mewah
32. PEMURNIAN UNSUR GOLONGAN UTAMA

33. SIFAT ENERGI IONISASI UNSUR PERIODE 3


Secara keseluruhan enegri ionisasi unsur unsur periode tiga meningkat seiring dengan
naiknya nomor golongan (dari kiri ke kanan). Tetapi ada keganjilan dimana enegri
ionisasi alumunium(Al) lebih rendah dibandingkan magnesium(Mg) dan juga antara
Posfor(P) dan Belerang(S) Energi ionisasi pertama itu dipengaruhi oleh :
1. Muatan inti
2.Jarak elektron terluar dengan inti atom
3. Apakah elektron dalam orbital itu menyendiri atau berpasangan
Semakin banyaknya proton, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar akan semakin
besar. Akibatnya dibutuhkan energi yang lebih besar untuk atom agar dapat melepas
elektron terluarnya. Energi ini merepresentasikan energi ionisasi. dengan semakin
banyaknya proton dalam inti atom juga akan menarik elektron ke arah dalam sehingga
jari jari atom akan semakin kecil. Jarak elektron luar yang semakin dekat tentu akan
memperbesar gaya tarik elektron sehingga secara umum energi ionisasi akan naik.
Penyimpanan: Orbital terakhir yang diisi oleh Al adalah 3p dengan satu buah elektron
sedangkan Mg adalah 3s dengan 2 buah elektron. Orbital terluar Mg terisi penuh oleh 2
buah elektron sehingga lebih stabil dibandingkan orbital terluar Al yang hanya berisi 1
buah elektron. Selain itu orbital 3s lebih dekat jaraknya dengan inti dibandingkan orbital
3p. Kedua alasan inilah yang menjadikan energi ionisasi Mg lebih besar dibandingkan Al.
Penurunan energi ionisasi juga terjadi pada atom belerang yang lebih rendah
dibandingkan posfor. Kedua atom baik posfor maupun belerang adalah identik baik dari
segi elektron terluarnya serta dari elektron pada orbital 3s. Elektron juga dilepaskan dari
orbital yang sama antara kedua atom yaitu orbital 3p. Perbedaanyan adalah pada atom
belerang, elektron yang akan dilepaskan adalah dari orbital . Karena elektronnya
berpasangan, maka tolakan diantara keduanya cukup besar. Akibatnya tentu elektron
akan lebih mudah lepas dari atom sehingga energi ionisasi belerang lebih kecil
dibandingkan Posfor.
34. SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE 4
Sifat magnet adalah salah sifat unsur-unsur transisi karena mempunyai daya tarik ke
magnet. sifat magnet ada 3 macam, yaitu:
Diamagnetik (dimagnetik : ditolak) = Sifat magnet yang ditolak dari medan magnet alias
tidak tertarik. Syarat dari sifat magnet ini yaitu seluruh orbital terisi penuh. Contohnya,
Zn
Paramagnetik (Paramagnetik : padalaman : pedalaman) = Sifat magnet yang sedikit
ditrak ke medan magnet. Syaratnya yaitu hanya satu elektron yang tidak berpasangan .
Contohnya, Sc
Feromagnetik (Fero : besi : besi itu kuat) = Sifat magnet yang ditarik kuat ke medan
magnet. Syaratnya adalah semakin banyaknya elektron tidak berpasangan atau lebih
dari satu. Contohnya, Fe, Co, dan Ni
Nah, dari ketiga sifat magnet tersebut, unsur-unsur transisi periode keempat memegang
pada sifat magnet PARAMAGNETIK.
 Warna senyawa transisi periode keempat
Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beragam warna. Kenapa? Karena
dalam bentuk unsur, warnanya berada pada bentuk ini. Begitu juga dalam bentuk
ion, warnya unsurnya berubah drastis! Wow kan? Sebenarnya warna unsur-unsur
transisi sangat banyak, tetapi untuk ada juga unsur-unsur transisi periode keempat ini
yang dalam bentuk unsur dan ion tidak berwarna. Kenapa?
 Syarat unsur-unsur transisi berwarna:
Subkulit 3d-nya harus mempunyai pasangan elektron tidak berpasangan
Subkulit 3d-nya harus berisi, tidak boleh kosong
Beberapa unsur tidak berwarna karena subkulit 3d-nya penuh dan kosong.
Namun, ada beberapa unsur-unsur periode keempat dalam bentuk ion yang subkuit 3d-nya
kosong dan berisi (3d0) mempunyai warna serta tidak berwarna, yaitu:
1. VO4 3- (4s0 3d0) = merah
2. CrO4 2- (4s0 3d0) = kuning
3. Cr2O7 2- (4s0 3d0) = jingga
4. MnO4 – (4s0 3d0) = cokelat-ungu
5. Cu+ (4s0 3d10) = tidak berwarna
6. Zn2+ (4s0 3d10) = tidak berwarna
 Tingkat oksidasi

35. SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN


Memanfaatkan zat asam yang mengandung listrik, yang ada pada pohon kedondong.
Alasannya karena pohon kedondong ini merupakan pohon kayu yang mempunyai getah
dengan kandungan zat asam lebih tinggi dari pohon kayu lainnya. Karenanya arus listrik yang
dihasilkan ini sangat tergantung kepada kadar keasaman pohon. Untuk 1 pohon kedondong
sebenarnya dapat menghantarkan listrik sebesar 0,7 volt. Adapaun cara kerjanya ini
memang cukup sederhana, yaitu dengan rangkaian yang terdiri dari pipa tembaga, batangan
besi, kapasitor dan dioda. Awalnya pohon dihubungkan satu sama lain, baik secara seri
maupun paralel dengan kabel. Untuk dapat menghasilkan energi listrik, pohon kedondong
juga harus yang sudah berakar kokoh. Semakin besar diameter batang pohon maka juga
akan menghasilkan voltase listrik yang lebih besar. Daya listrik yang terkumpul ini tidak
langsung disalurkan ke lampu atau alat elektronik secara langsung, melainkan diproses
charging menggunakan baterai sebagai penyimpan daya. Dengan begitu energi yang
terkumpul dari pohon kedondong saat siang, dapat digunakan untuk menghidupkan lampu
pada malam harinya. Peyedotan listrik dari pohon kedondong ini memanfaatkan lempengan
besi digunakan sebagai media penghubung. Dari 0,5 - 1 volt energi listrik yang dihasilkan
mampu menghidupkan sepanjang hari dua lampu LED. Oleh karena itu, baterai digunakan
untuk menyimpan energi listrik. Sebab pohon kedondong membutuhkan recovery untuk
memproduksi zat asam dengan waktu yang tak sebentar.
36. GAYA ANTAR MOLEKUL
Semakin kecil energi ionisasi, semakin mudah mengalami ionisasi di dalam air. Semakin
banyak yang terionisasi maka semakin besar daya hantar listriknya. Hal tersebut
dikarenakan ion yang terkandung jumlahnya semakin banyak. Energi ionisasi suatu
unsur semakin berkurang dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri.
37. PEMISAHAN MINYAK BUMI DAN PRODUK YANG DIHASILKAN
Pengolahan minyak bumi melalui 2 tahapan :
1. Pengolahan pertama
Pada tahapan pertama dilakukan destilasi bertingkat yaitu memisahkan fraksi-fraksi minyak
bumi berdasarkan titik didihnya sebagaimana tercantum pada gambar berikut
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah.
Sedangkan titik didihnya yang lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas melalui
sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelombung.
2. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses
sebagai berikut :
a. Perengkahan (cracking) yang meliputi perengkahan(pemecahan rantai), alkilasi
(pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan
struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer)
b. Ekstrasi yaitu proses pembersihan produk dengan menggunakan pelarut dengan tujuan hasil
yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
c. Kristalisasi yaitu proses pemisahan produk melalui perbedaan titik cair.
d. Pembersihan dari kontaminasi, yaitu membersihkan pengotor dengan cara menambahkan
soda kaustik (NaOH) tanah liat atau proses hidrogenasi.
38. REAKSI ALKOHOL DENGAN LOGAM Na
2R – OH + 2Na –> 2R – ONa + H2
39. SIFAT UNSUR GOLONGAN TRANSISI PERIODE 4
Lihat no 34
40. REAKSI ESTERIFIKASI
R – OH + R’ – COOH –> R’ – COOR + H – OH
Contoh: CH3 – OH + CH3 – COOH –> CH3 – COOCH3 + H2O

Anda mungkin juga menyukai