Anda di halaman 1dari 45

UNSUR-UNSUR GOLONGAN 2 (ALKALI TANAH)

Disusun oleh : Kelompok 6 (enam)

Anggota : 1. Dwi Maisaroh 1313023020

2. Khairun Nisa Rakhmasari 1313024044

Mata Kuliah : Kimia Anorganik II

Dosen : 1. Dra. Nina Kadaritna, M.Si.

2. Muhammad Mahfudz Fauzi Syamsuri, S.Pd. M.Sc.

Semester : 4 (empat)

PENDIDIKAN KIMIA
FAULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

i
KATA PEGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
untuk mata kuliah Kimia Anorganik II yang berjudul “Unsur-Unsur Golongan 2
(Alkali Tanah)” ini. Penulisan makalah ini merupakan untuk pemenuhan tugas
mata kuliah Kimia Anorganik II.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. Nina Kadaritna, M.Si dan
Bapak Muhammad Mahfudz Fauzi Syamsuri, S.Pd. M.Sc. selaku dosen
pengampuh mata kuliah Kimia Anorganik II. Disamping itu juga untuk semua
pihak yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk pembelajaran
kami ke depan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, 21 April 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sumber dan Kelimpahan Alkali Tanah ................................. 2


2.2. Sifat Fisik dan Kimia Alkali Tanah ...................................... 5
2.3. Isolasi Alkali Tanah .............................................................. 12
2.4. Reaksi-Reaksi dan Senyawaan Alkali Tanah........................ 16
2.5. Kegunaan .............................................................................. 26
2.6. Kelarutan Garam Alkali Tanah ............................................. 29
2.7. Air Sadah .............................................................................. 30
2.8. Kemiripan Sifat Diagonal ..................................................... 33
2.9. Kompleks Alkali Tanah ........................................................ 36

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam
karena memiliki sifat-sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai
sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena
oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di
kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk
menggambarkan kelompok unsur golongan II A.

Tiap logam memiliki kofigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan
VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Ikatan
yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik.
Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam
bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen. Semua logam
alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif meskipun kurang reaktif
dibandingkan unsur alkali, mempunyai kilap logam, relatif lunak dan dapat
menghantar panas dan listrik dengan baik, kecuali berilium. Logam alkali
tanah memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa logam alkali
akan memberikan warna yang khas yang dapat digunakan sebagai identifikasi
awal adanya logam alkali dalam suatu bahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sumber dan Kelimpahan Alkali Tanah


Logam alkali tanah memiliki sifat yang reaktif sehingga di alam hanya
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut sumber dan kelimpahan slogam
alkali tanah :

a. Berilium (4Be)

Sumber berilium dialam adalah batu permata beril [Be3Al2(SiO6)3], yang


memiliki berbagai warna tergantung pada jumlah kelumit pengotornya.
Warna biru-hijau muda beril disebut akuamarin, hijau tua beril disebut
emeral. Warna hijau ini disebabkan oleh adanya ̴ 2% ion Cr(III) dalam
struktur kristalnya. Tentu saja emerald tidak digunakan untuk
memproduksi logam berilium, namun sebagai gantinya digunakan kristal-
kristal beril yang tak sempurna dan tak berwarna atau beril coklat.
Kelimpahannya yaitu sekitar 0,0006 %. Berilium tidak begitu banyak
terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.
Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril
[Be3Al2(SiO6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4]. Berilium ditemukan di dalam
30 jenis mineral, yang paling penting diantaranya adalah beril
(Be3Al2(SiO3)6), bertrandit (Be4Si2O7(OH)2) dan fenakit (Be2SiO4) yang
dapat memiliki beberapa warna, karena mengandung impurities, yaitu
sedikit logam tertentu. Beril dan bernandit merupakan sumber komersil
yang penting untuk unsure berilium dan senyawa-senyawanya.

2
b. Magnesium(12Mg)

Magnesium adalah unsure yang cukup melimpah di kerak bumi (urutan


keenam ±2,5% massa). Dialam, magnesium didapatkan sebagai salah satu
komponen dari sejumlah campuran garam seperti karnalit,
(MgCl2.KCl.6H2O) dan dolomite (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3),
epsomit (MgSO4.7H2O), kieserite (MgSO4. H2O), dan brucit Mg(OH)2.
Senyawa-senyawa ini sesungguhnya bukan sekedar campuran garam
rangkap, melainkan Kristal-kristal ionik murni. Dalam kristal ini kation-
kation yang berbeda ukurannya secara berselang seling menyokong
kestabilan yang lebih besar pada kisi kristalnya dibandingkan dengan jika
hanya disokong oleh salah satu kationnya saja. Oleh karena itu, karnalit
tersusun oleh kation magnesium, kalium, dan molekul air dengan rasio
3:1:1:6 dalam formula KMgCl3.6H2O.

Didalam laut, magnesium adalah ion paling umum ketiga yang dijumpai
setelah natrium dan klorida banyaknya sekitar (±13% massa), sehingga air
laut merupakan sumber paling besar untuk industry logam ini. Dari 1 km3
air laut terdapat kira-kira satu juta ton magnesium ( ̴ 0,001 ppm). Dengan
10-8 km3 air laut planet bumi kita, kebutuhan logam magnesium lebih dari
cukup.

c. Kalsium (20Ca) dan Barium (56Ba)

Didalam kerak bumi terdapat ±3,4% massa unsur kalsium, kelimpahan


kalsium terletak pada urutan kelima pada kulit bumi. Kalsium dapat
ditemukan dalam berbagai senyawa di alam, seperti anortit (CaAl2Si2O8),
tremolit/asbes (Ca2Mg2(Si4O11)2(OH)2), wolastonit (CaSiO3), batu
gamping (CaCO3), gypsum (CaSO4.2H2O), fluorit (CaF2), dolomite
(CaCO3.MgCO3), marmer (CaCO3.MgCO3), gips (CaSO4.2H2O), kalsit
(CaCO3), Fosforit (Ca(PO4)2). Unsur ini merupakan bahan baku utama
dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan kulit telur. Kalsium tidak
pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan unsur lainnya atau
dapat dikatakan kalsium tidak pernah ditemukan dialam dalam bentuk

3
monoatomik. Kalsium banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum,
dan fluorite. Apatite merupakan flurofosfat atau klorofosfat kalsium.
Kemudian barium merupakan unsur metalik, lunak, dan barium murni
bewarna perak keputih-putihan seperti timbal. Barium dialam sangat
sedikit hanya sekitar 10 ppb dan terdapat sebagai barit (BaSO4) dan witerit
(BaCO3). Barium masuk dalam golongan grup alkali tanah dan mirip
kalsium secara kimia. Logam ini teroksida dengan mudah dan harus
disimpan dalam bensin atau bahan cair lainnya yang tidak mengandung
oksigen. Barium terdekomposisi oleh air atau alkohol. Ion Ba2+ sangat
beracun dan larut dalam air, oleh karena itu air yang mengandung ion ini
harus ditangani dengan sangat berhati-hati. Kedua logam ini yaitu kalsium
dan barium berwarna keabu-abuan, bereaksi lambat dengan oksigen udara
pada temperature kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.

d. Stronsium (38Sr)

Stronsium ditemukan sebagian besar dalam bentuk celestite (SrSO4) dan


strontianite (SrCO3). Stronsium sangat jarang sekitar 0,05% dalam kerak
bumi, yaitu sebagai mineral stronsianit SrCO3. Secara alami stronsium
ditemukan dalam bentuk senyawa, contohnya salestin (SrSO4) dan
strontianit (SrCO3) .

e. Radium (88Ra)

Radium merupakan hasil luruhan Th 230 dengan emisi sinar alfa.


Kandungan radium dalam bijih uranium sangat kecil, ±10-6 kali
kandungan uranium. Radium bersifat radioaktif dan terdapat di alam
bercampur dengan bijih Uranium yang disebut pitchblende yang
ditemukan di Joachimsthal, Bohemia. Pasir carnotite di Colorado juga
menghasilkan radium, tetapi bijih yang kaya akan unsur ini ditemukan di
Congo (dulunya Republik Zaire) dan Danau Besar (Great Lake) di
Kanada. Radium terkandung di dalam Fr (bijih uranium) dan bisa diambil
dari sisa hasil pemrosesan uranium.

4
2.2. Sifat Fisik dan Kimia Alkali Tanah
A. Sifat Fisika Alkali Tanah

Beberapa sifat umum dari logam alkali tanah dapat dilihat pada tabel berikut:
Sifat Umum Be Mg Ca Sr Ba
Nomor Atom 4 12 20 38 56
Konfigurasi [He] 2s2 [Ne] 3s2 [Ar] 4s2 [Kr] 5s2 [Xe] 6s2
Elektron
Titik Leleh 1553 923 1111 1041 987
Titik Didih 3043 1383 1713 1653 1913
Jari-jari Atom 1.12 1.60 1.97 2.15 2.22
(Angstrom)
Jari-jari Ion 0.31 0.65 0.99 1.13 1.35
(Angstrom)
Energi Ionisasi I (KJ 900 740 590 550 500
mol-1)
Energi Ionisasi II 1800 1450 1150 1060 970
(KJ mol-1)
Elektronegativitas 1.57 1.31 1.00 0.95 0.89
Potensial Elektrode -1.85 -2.37 -2.87 -2.89 -2.90
(V)

Massa Jenis (g mL-1) 1.86 1.75 1.55 2.6 3.6


Kekerasan (skala =5 2,0 1,5 1,8 =2
Mohs)
Warna nyala Tidak ada Tidak Jingga- Merah Hijau
ada merah

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golonga IIA. Yang
termasuk dalam golongan IIA yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Dalam
golongan alkali tanah nomor atomnya bertambah dari atas kebawah, factor

5
yang mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah orbital atom yang terisi
elektron. Jelas sekali, semakin banyak orbital atom semakin banyak ruang
yang dibutuhkan atom mengikat elektron saling tolak-menolak. Ini berarti
semakin kebawah (nomor atom makin besar) ukuran atom harus semakin
besar.

Konfigurasi elektron adalah gambaran penyebaran electron yang paling


mungkin kedalam orbital-orbital elektron. Atau juga, Konfigurasi electron
adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur
fisik lainnya. Konfigurasi elektron logam alkali tanah adalah Berilium : [He]
2s2, Magnesium : [Ne] 3s2, Kalsium : [Ar] 4s2, Stronsium : [Kr] 5s2, dan
barium : [Xe] 6s2.

Titik leleh dan titik didih. Titik leleh adalah suhu yang mengubah zat padat
murni menjadi cairan. Titik didih adalah suhu minimum berubahnya fase cair
suatu zat menjadi fase uap yang bertekanan 1 atm, pada suhu ini tekanan uap
cairannya sama dengan tekanan diatas permukaan. Titik leleh dan titik didih
logam alkali tanah semakin menurun dari atas kebawah, kecuali Mg,
disebabkan oleh peningkatan jari-jari ion dan struktur kristal yang berbeda.

Be, Mg : Heksagonal terjejal


Ca : Heksagonal terjejal, kubus berpusat muka
Sr : Kubus berpusat muka
Ba : Kubus berpusat badan

Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-
atom yang berdekatan. Dari atas kebawah dalam satu golongan, logam alkali
tanah dapat di amati bahwa jari-jari atom bertambah dengan bertambahnya
nomor atom. Untuk logam alkali tanah electron terluar menempati orbital ns.
Karena ukuran orbital bertambah dengan meningkatnya bilangan kuantum
utama n, ukuran atom logam bertambah dari Be ke Ra. Jari-jari atom logam
alkali tanah relatif besar, namun lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari
atom logam alkali yang seperiode.

6
Jari-jari ion pada logam alkali tanah dalam satu golongan dari atas ke bawah
semakin besar. Jari-jari ion adalah jari-jari kation atau anion yang diukur
dalam senyawa ionik. Jika atom membentuk anion, ukurannya (jari-jari)
bertambah, oleh karena itu muatan inti tetap sama tetapi tolak menolak yang
dihasilkan dari elektron yang ditambahkan akan memperbesar daerah awan
electron. Kation lebih kecil dari atom netral karena pelepasan satu elektron
atau lebih akan mengurangi elektron untuk saling tolak menolak tetapi muatan
inti tetap sama sehingga awan elektron mengerut.

Energi ionisasi logam alkali tanah dalam satu golongan dari aras kebawah
semakin kecil. Dimana energi ionisasi adalah energy minimum yang
diperlukan untuj melepaskan satu elektron dari atom yang berwujud gas pada
keadaan dasarnya. Untuk golongan tertentu, energi ionisasi menurun dengan
bertambahnya nomor atom (yaitu dari atas kebawah dalam satu golongan).
Unsur-unsur dalam golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron terluar
yang mirip. Tetapi dengan meningkatnya bilangan kuantum utama n,
bertambah pula jarak rata-rata elektron valensi dari inti. Makin jauh jarak
antara elektron dan inti berarti tarikannya lemah, sehingga elektron menjadi
lebih mudah untuk melepaskan dari atas kebawah dalam satu golongan. Jari-
jari atom pada golongan alkali tanah dari Be ke Ba, jari-jarinya semakin besar,
sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya,
maka semakin besar jari-jari atomnya.Semakin besar jari-jari atom, maka daya
tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin kecil. Sehingga energi
ionisasinya pun semakin kecil. Pada logam alkali tanah yang memiliki dua
elektron valensi, energi ionisasinya lebih besar dari logam alkali dalam unsur
seperiode. Karena logam alkali tanah membutuhkan energi yang lebih banyak
untuk melepaskan elektron terluarnya. Agar stabil logam alkali tanah melepas
dua elektron. Be menjadi Be2+, Mg menjadi Mg2+, Ca menjadi Ca2+ dan yang
lainnya.

Keelektronegatifan adalah suatu konsep relatif, yang berarti bahwa


keelektronegatifan suatu unsur dapat diukur hanya dalam kaitannya dengan
keelektronegativan unsur-unsur yang lain. Keelektronegatifan logam alkali

7
tanah pada umumnya rendah dari atas ke bawah, namun lebih besar jika
dibandingkan dengan keelektronegatifan logam alkali seperiode, logam alkali
tanah cenderung membentuk kation2+.

Kekerasan logam alkali tahan berkurang dari atas kebawah akibat kekuatan
ikatan antar atom menurun. Hal ini disebabkan jarak antar atom pada logam
alkali tanah bertambah panjang. Karena dari atas kebawah nomor atom logam
alkali meningkat sehingga ukuran atomnya juga meningkat sehingga akan
lebih banyak tolakan dari electron non-ikatan yang mengakibatkan turunnya
energy kohesi (bersatu/berpadu) dan menaikan kelembutan. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena
molekuknya saling tolak menolak.

Warna nyala. Apabila suatu unsur menyerap energi yang cukup maka unsur
tersebut mengalami radiasi. Radiasi yang dipancarkan (warna nyala) akan
beraneka ragam sesuai dengan jenis unsur tersebut. Perbedaan warna nyala ini
disebabkan oleh perbedaan panjang gelombang setiap unsur alkali tanah.
Radiasi yang dipancarkan itu dibagi-bagi kedalam panjang gelombang
komponennya, hal ini akan menghasilkan suatu spectrum. Jika radiasi yang
terbagi-bagi (terdispersikan) itu berasal dari atom tereksitasi, maka spectrum
itu disebut spectrum atom.

Logam alkali tanah memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa
logam alkali akan memberikan warna yangkhas yang dapat digunakan sebagai
identifikasi awal adanya logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg
memberikan warma spectrum pada daerah gelombang elektromagnet,
sehingga pada pembakaran magnesium hanya akan menimbulkan warna nyala
yang sangat terang. Ca memberikan warna merah jingga, Sr memberikan
warna merah ungu, dan Ba memberikan warna kuning kehijauan.

B. Sifat Kimia Alkali Tanah


Logam alkali tanah dapat bereaksi langsung dengan halogen dan belerang.
Karena mudah melepaskan electron, logam golongan IIA bersifat reduktor

8
kuat. Semua senyawa kalsium, stronsium, dan barium berikatan ionik yang
mengandung Ion Ca2+, Sr2+, atau Ba2+, perilakunya antara beryllium
dengan anggota dalam golongan lain dalam golongan ini kimiawinya
hampir sepenuhnya bersifat ionik. Ion Mg2+ mempunyai kemampuan
kepolaran yang tinggi dan adanya kecenderungan menetapkan keperilaku
nonionik. Ca, Sr, Ba, dan Ra membentuk kelompok yang berkaitan secara
erat, dimana sifat kimia dan fisiknya berubah secara teratur dengan
kenaikan ukuran. Semua unsure alkali tanah adalah penyumbang electron
dengan berilium yang paling sedikit aktif dan barium yang paling kuat.

 Aktivitas

Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali tanah adalah
kereaktifannya yang begitu besar. Mengapa kebanyakan orang tidak kenal
baik rupa logam yang sangat umum seperti kalsium adalah karena logam-
logam ini begitu aktif sehingga mereka tak terdapat sebagai unsure bila
bersentuhan dengan udara dan air. Tak satupun dari unsure logam alkali
tanah terdapat dialam dalam keadaan unsurnya. Semua unsure alkali tanah
terdapat sebagai ion positif (positif dua). Dibandingkan dengan logam
alkali, kereaktifan logam alkali tanah lebih kecil hal ini disebabkan karena
energy ionisasi logam alkali tanah dua kali lebih besar dari logam alkali.

 Sifat Metalik

Secara kimia sifat metalik suatu unsure berikatan dengan kecenderungan


yang besar dalam sifat-sifat kimia. Kalsium, stronsium, dan barium, jelas
sekali serupa, tetapi magnesium dan berilium berbeda dari ketiga unsure
ini karena agak kurang reaktif. Ini dapat dihubungkan dengan energy
pengionan yang lebih tinggi dari kedua unsure terakhir. Semua unsure
alkali tanah adalah penyumbangan electron dengan berilium yang paling
sedikit aktif dan barium yang paling aktif. Sehingga sifat metalik unsur
dalam satu golongan sifat metaliknya dari atas ke bawah semakin
bertambah. Kemetalikan logam alkali tanah lebih keras dibandingkan

9
dengan logam alkali karena logam alkali tanah memiliki electron velensi
2.

Anomali Berilium

Be (dalam beberapa hal juga Mg) agak berbeda dengan anggota-anggota


golongan IIA yang lebih berat. Be mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dan
lebih keras dibandingkan dengan unsure-unsur golongan IIA lainnya. Berilium
memiliki sifat yang agak berbeda dengan unsur-unsur logam alkali tanah yang
lain, karena unsure ini memiliki jari-jari atom yang relative sangat kecil dan
elektronegativitas yang relative basar. Ukuran kation berilium yang jauh kecil
dalam golongannya, menyebabkan densitas muatan sangat besar (1100 C mm-
3
) sehingga mampu mempolarisasi anion apapun di seputarnya dan ini
mengakibatkan terjadinya tumpang-tindih rapatan elektron sehingga
memberikn sifat kovalen. Kemudian bila berilium bergabung dengan atom
lain yang memiliki perbedaan elektronegativitas tidak terlalu besar akan
membentuk senyawa kovalen, misalnya BeH2, BeBr, dan BeCl2. Dapat kita
lihat perbedaannya pada table beberapa sifat fisik logam alkali tanah. Selain
itu juga terdapat beberapa perbedaan sifat yang cukup signigikan, diantaranya
sebagai berikut:

1. Be kurang bereaksi terhadap udara dan air


2. BeO bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam maupun
dengan basa :
BeO(s) + 2H3O+(aq) + H2O(l) [Be(OH2)4]2+(aq)
BeO(s) + 2OH-(aq) + H2O(l) [Be(OH)4]2-(aq)
3. BeO tidak bereaksi dengan air
4. Be larut dalam larutan basa kuat membentuk ion BeO22-.
5. BeCl2 dan BeF2 dalam keadaan cair merupakan penghantar listrik yang
buruk
6. Be lebih mudah membentuk kompleks
7. Garam berilium umumnya lebih mudah larut dalam air

10
Hal ini desebabkan oleh jari jari atom yang kecil dan energy ionisasinya yang
tinggi, sehingga kecenderungan untuk membentuk ion Be2+ terbatas.
Kemampuan larut dalam basa kuat menunjukkan bahwa oksidanya
mempunyai sifat asam. Hal ini disebabkan oleh rapat muatan yang tinggi.
Pembentukan ikatan kovalen oleh berilium diduga melibatkan orbital-orbital
atom terhibridasi. Ikatan melalui hibrida sp (sehingga berbentuk linear) pada
BeCl2 gas melalui orbital hidrida sp3 (sehingga berbentuk tetrahedral) pada
BeCl2 fase padat disajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar.(a) Ikatan kovalen dalam BeCl2 gas, (b) padatan (gambar dikutip dari Housecroft & Sharpe, 2008)

Berdasarkan gambar diatas, pada BeCl2(g) terdapat molekul-molekul bebas


dengan skema ikatan. Dalam BeCl2(s), dua atom Cl diikat pada satu atom Be
melalui ikatan kovalen normal. Dua atom lainnya diikat melalui ikatan
kovalen koordinat, menggunakan pasangan elektron bebas dari atom Cl (ikata
n ditunjukkan dengan anak panah). Susunannya tetrahedral. Sekali terbentuk,
kedua jenis ikatan ini tidak dapat dibedakan satu sama lain. Satuan-satuan
BeCl2 terikat menjadi molekul polimer dengan rantai panjang –( BeCl2)n.

Magnesium

Magnesium perilakunya berada diantara berilium dan anggota lain dalam


golongan alkali tanah yang kimiawinya hamper sepenuhnya bersifat ionic.
Magnesium mempunyai kemamuan bereaksi yang kecil terhadap air dingin,
namun reaksi segera terhenti karena terbentuknya magnesium hidroksida yang
tidak larut dalam air dan membentuk rintangan bagi magnesium untuk
bereaksi lebih lanjut. Kemudian salah satu perbedaan kimiawi magnesium dari
logam alkali tanah lain dalam kelompoknya adalah sifat terdekomposisinya
menjadi garam klorida basa pada pemanasan, sedangkan garam terhidrat

11
klorida kalsium, stronsium, dan barium membentuk garam anhidrat pada
pemanasan, menurut persamaan reaksi :


MCl2.2H2O(s) → MCl2(s) + 2 H2O(l) (M= Ca, Sr, Ba)


MgCl2.2H2O(s) → Mg(OH)Cl(s) + HCl(g)

Magnesium mudah membentuk senyawa kovalen khususnya dengan senyawa


organik berukuran relatif besar. Hal ini berkaitan denga densitas muatan ion
magnesium yang relatif tinggi, 120 C mm-3 (dibandingkan dengan densitas
muatan ion kalsium yang hanya 52 C mm-3). Sebagai contoh, logam
magnesium dapat bereaksi dengan senyawa halokarbon (alkil halida),
misalnya bromoetana (C2H5Br) dalam pelarut etoksietana, (C2H5)2O (eter).
Atom magnesium menyusup masuk di antara atom-atom karbon dan halogen
membentuk ikatan kovalen dengan keduanya, dan menghasilkan suatu
senyawa organologam, yang dikenal sebagai pereaksi Grignard, dan sangta
luas dipakai pada sintesis senyawa-senyawa organik, persamaan reaksinya
adalah:

C2H5Br (eter) + Mg (s) → C2H5MgBr (eter)

Sebagian besar logam magnesium juga dimanfaatkan untuk loagam paduan


alumunium-magnesium karena sifatnya yang ringan dengan densitas rendah
yaitu 1,74 g cm-3

2.3. Isolasi Alkali Tanah

Isolasi adalah suatu usaha bagaimana caranya memisahkan senyawa yang


bercampur sehingga kita dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni.
Salah satu cara isolasi yaitu dengan cara elektrolisis, cara elektrolosis
larutannya untuk mendapatkan logam-logam alkali tanah sulit karena katoda
reduksi air lebih mudah terjadi dibandingkan reduksi air raksa akan
menghasilkan amalgam yang sulit untuk dipisahkan. Metode yang umum
dilakukan untuk mendapatkan logam alkali tanah adalah dengan

12
mengelektrolisis leburan garam kloridanya yang telah dicampurkan dalam hal
ini strinsium dan barium cenderung untuk membentuk suspense klorida.
Kalsium, Srtronsium, dan Barium hanya dibuat dengan skala kecil melalui
reduksi halide dengan Na. Logam-logam tersebut linak dan keperakan seperti
halnya Na, namun tidak sereaktif Na.

a. Berilium

Berilium dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan BeCl2 yang


dicampur dengan NaCl. Pencampuran dengan NaCl ini bertujuan untuk
meningkatkan konduktivitasnya, karena konduktivitas BeCl2 sangat kecil
(±0,001 dari NaCl). Selain itu, berilium dapat juga diperoleh dengan
mengubah natrium tetraouroberilat, Na2(BeF4) menjadi berilium hidroksida
yang pada pemanasan akan berubah menjadi BeO. BeO yang dihasilkan
diperoleh dengan metode reduksi terhadap BeF2 menggunakan Mg sebagai
cara memanaskan beril dengan Na2SiF6 pada temperature 700-750 ͦ C.. Karena
beril adalah sumber utama berilium.

Reaksinya sebagai berikut :

BeF2 + Mg MgF2 + Be

Metode Elektrolisis

Untuk mendapatkan berilium dengan cara mengekstraksi dari lelehan BeCl2


yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik
dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :

Katoda : Be2+ + 2e Be

Anode: 2Cl- Cl2 + 2e

Berilium sangat beracun, oleh karena itu penanganannya harus sangat berhati-
hati.

13
b. Magnesium

Magnesium dapat diisolasi dengan dua metode, yaitu metode reduksi dan
metode elektrolisis. Dalam skala laboratorium, magnesium dapat diperoleh
dengan pemanasan MgO dan karbon (sebagai reduktor) sampai 2000 ͦ C,
diikuti dengan pendinginan mendadak untuk menghindari kesetimbangan fasa
gas. Reaksinya adalah :

MgO(s) + C(s) Mg(s) + CO(g)

Pembuatan magnesium yang diproduksi secara komersial menurut proses


pidgeon, yaitu reduksi magnesium oksida dengan ferrosilicon dan alumunium
(reaksi termit).

Metode Reduksi

Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit


[MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat
menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO
lalu MgO.CaO dipanaskan dengan FeSi sehingga mengasilkan Mg.

2[ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4+ Fe

Metode Elektrolisis

Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan


mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi:

CaO + H2O Ca2++ 2OH-

Mg+ + 2OH- Mg(OH)2

Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2

Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O

Larutan diuapkan hingga kering dan resultannya dimasukkan ke dalam sel


elektrolitik yang mirip dengan sel Downs yang digunakan unutuk
memproduksi natrium. Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat

14
mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium berdasarkan persamaan
reaksi berikut :

Katode : Mg2+ + 2e- Mg

Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

Logam magnesium terkumpul pada permukaan katode yang kemudian dapat


dipisahkan dengan penyedotan, sedangkan gas klorin menjadi hydrogen
klorida sehingga dapat digunakan lagi untuk menetralkan magnesium
hidroksida.

c. Kalsium

Pada isolasi kalsium, digunakan dua metode yaitu metode elektrolisis dan
metode reduksi. Metode Elektrolisis

Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca).
Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar
terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :

CaCO3+ 2HCl CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan


kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :

Katoda : Ca2++ 2e- Ca

Anoda : 2Cl- Cl2+ + 2e-

Metode Reduksi

Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al
atau dengan mereduksi CaCl2 oleh Na. Reduksi CaO oleh Al :

6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6

Reduksi CaCl2 oleh Na

CaCl2+ 2Na Ca + 2NaCl

15
d. Stronsium

Untuk mendapatkan Strontium (Sr) isolasi dilakukan dengan metode


elektrolisis. Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2.
Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. KarenaSenyawa
selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi:

Katode : Sr2+ + 2e- Sr

Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-

e. Barium

Isolasi barium menggunakan metode Elektrolisis dan metode reduksi. Metode


elektrolisis menggunakan Barit (BaSO4) dimana barit adalah sumber utama
untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa
diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :

katode : Ba2+ + 2e- Ba

Anoda : 2Cl- Cl2+ 2e-

Pada metode reduksi, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh
Al. Reaksi yang terjadi :

6BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6

f. Radium
226
Semua isotop radium adalah radioaktif. Ra (𝛼) 1600 th, yang terdapat
dalam deret peluruhan 238U. Pertama kali diisolasi oleh Pierre dan Marie Curie
dari batuan uranium pitchblende. Unsur ini dikumpulkan dari larutan dengan
kopresipitasi dengan BaSO4 dan nitral serta diikuti oleh kristalisasi bertingkat.

2.4. Reaksi-Reaksi dan Senyawaan Alkali Tanah


A. Reaksi-reaksi kimia
a. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air

16
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi
sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium,
Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi
dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung
sebagai berikut.

Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)

b. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen


Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan
oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi
lapisan pelindung pada permukaan logam. Barium dapat membentuk
senyawa peroksida (BaO2).

2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)

Ba(s) + O2(g) (berlebihan) → BaO2(s)

Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu


tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida

(Mg3N2).4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)

Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas


NH3.Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

c. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Nitrogen


Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa
oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara
bereaksi juga dengan Alkali Tanah.
Contoh :

3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

d. Reaksi dengan Asam dan Basa


Semua logam dan alkali tanah bereaksi dengan asam kuat ( seperti HCL)
membentuk garam dan gas hidrogen. Reaksi makin hebat dari Be ke Ba.

17
M(s) + 2HCL(aq) MCl2(aq) + H2(g)

Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter.
Berilium selain dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereaksi
dengan basa kuat.

Be(s) + 2NaOH (aq) Na2BeOH(aq) + H2 (g)

e. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen


Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi
ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2
berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
Contohnya :

Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)

f. Reaksi Kalsium dan Barium

Kedua logam ini berwarna keabu-abuan, bereaksi lambat dengan oksigen


udara pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.
Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidanya, tetapi barium dapat
mengahsilkan dioksida (2-) dalam kondisi oksigen berlebihan, menurut
persamaan reaksi:

2 Ca (s) + O2 (g) → 2 CaO (s)

2 Ba (s) + O2 (g) → 2 BaO (s)

Pembentukan barium dioksida (2-) dapat dijelaskan dengans sifat densitas


muatan ion barium yang rendah (23 C mm-3), hampir sama dengan
densitas muatan ion natrium ( 24 C mm-3), sehingga mampi menstabilkan
ion-ion yang mudah terpolarisasi seperti dioksida (2-), O22-

18
B. Senyawaan
a. Oksida Logam Alkali Tanah
Semua unsur logam alkali tanah dapat menghasilkan oksida ionik MO.
Umumnya oksida logam-logam alkali tanah dibuat dengan dekomposisi
termal garam karbonat, nitrat atau hidroksidanya. Oksida-oksida logam
alkali tanah umumnya bereaksi dengan air (kecuali magnesium)
membentuk hidroksidanya menurut persamaan reaksi :

MO (s) + H2O (l) → M(OH)2 (s) (M: Ca, Sr, Ba)

Berilium oksida berupa serbuk putih yang sukar larut dalam air, tetapi
mudah larut dalam asam membentuk garam dan mudah larut dalam basa.
Magnesium oksida bereaksi dengan air membentuk magnesium hidroksida
yang bersifat sebagai basa lemah. Oksida-oksida kalsium, stronsium dan
barium sangat mudah bereaksi dengan air membentuk basa kuat. Sifat basa
dari alkali tanah dari atas ke bawah dalam satu golongan semakin kuat.

Senyawa peroksida logam alkali tanah dapat dibuat dengan mengalirkan


udara melalui oksida unsur tersebut pada temperatur tinggi. Semua logam
alkali tanah dapat membentuk peroksida kecuali berilium .

b. Hidroksida Logam Alkali Tanah

Kelarutan hidroksida logam-logam alkali tanah dalam air semakin besar


dengan naiknya nomor atom dan hanya magnesium hidroksida yang sukar
larut dalam air. Berikut ini merupakan kelarutan hidroksida logam alkali
tanah:

Hidroksida Mg(OH)2 Ca(OH)2 Sr(OH)2 Ba(OH)2


Kelarutan/ g L-1 0,0001 1,2 10 47

Sifat magnesium hidroksida yang larut ini sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari misalnya yang berkaitan dengan penggunaan obat sakit perut
antasit. Selain itu, larutan ini dipakai unuk melakukan uji paling sederhana
terhadap gas karbon dioksida yang pada awalnya memberikan endapan

19
putih kalsium karbonat, namun endapan tersebut larut kembali sebagai
kalsium hidrogen karbonat pada penambahan gas karbon dioksida
berlebihan, menurut persamaan reaksi:

Ca(OH)2 (aq) + CO2 (g) → CaCO3 (s)


CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) → Ca(HCO3) (aq)
Atau
Ca2+ (aq) + CO2 (g) + OH- (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l)
CaCO3 + CO2 (g) + H2O (l) → Ca2+ (aq) + HCO3- (aq)

Gas karbon dioksida bersifat asam, dan oleh karena itu dapat
menyebabkan secara perlahan-lahan pada batu marmer yang dipakai pada
bagian luar bangunan.

c. Garam-garam Logam Alkali Tanah

Kalsium Karbonat (CaCO3)

Kaslium yang merupakan unsur tebanyak kelima di bumi, sangat banyak


terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit masif kapur (chalk),
gamping atau batu kapur (limestone), dan marmer yang tersebar luas
dimana-mana. Kapur juga terbentuk dalam laut, terutama selama abad
“Creatateous” kira-kira 135 juta tahun yang lalu, yang berasal dari
kerangka organisme laut yang tak terhitung jumlahnya. Batu kapur
terbentuk dalam laut ini, tetapi sebagi endapan sederhana karena jumlahnya
yang smakin besar sehingga berlebihan. Persamaan reaksinya adalah :

Ca2+ (aq) + CO32- (aq) → CaCO3 (s)


Marmer terbentuk sebagai akibat adanya kombinasi panas dan tekanan


terhadap deposit batu kapur yang terpendam jauh di dala kerak bumi yang
mengakibatkan batu kapur meleleh. Lelehan batu kapur ini menjadi dingin
kembali karena terdorong balik ke permukaan yang akhirnya memadat
menjadi bentuk padatan tebal yang disebut marmer. Kalsium karbonat yang
sangat murni terdapat dalam dua bentuk kristal yang berbeda yaitu kalsit

20
dan “ iceland spar” (yang artinya tiang kapal islandia). Kristal yang kedua
ini lebih jarang dijumpai, namun kristal ini beersifat unik dalam hal
kemapuannya meneruskan dua bayangan dari suatu objek yang diletakkan
di bawahnya. Kedua bayangan ini muncul karena kristal ini mempunyai
dua indeks reafraksi atau indeks bias yang berbeda.

Gua-gua kapur tebentuk karean aliaran air hujan yang mengandung karbon
dioksida menerobos batu-batu kapur, dan melarutkan sebagian batu kapur
ini serta membanya pergi dalam aliaran air dengan meninggalkan rongga-
rongga sebagi gua, emnurut persamaan reaksi :

CaCO3(s) + CO2 (g) + H2O (l) → Ca2+ (aq) + 2 HCO3- (aq)

Ion hodrogen karbonat bersifat sangat mudah terpolarisasi, oleh karena itu
hanya distabilkan oleh kation yang densitas muatannya rendah seperti
natrium( densitas muatannya 24 C mm-3), tetapi ion ini tidak distabilkan
oleh ion kalsium yang densitas muatannya tinggi yaitu 52 C mm -3. Dengan
demikian, penguapan larutan kalsium hidrogen karbonat mengakibatkan
terbentuknya kembali padatan kalsium karbonat, menurut persamaan
reaksi:

Ca(HCO3) (aq) → CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)

Padatan kalsium karbonat inilah yang membentuk stalagmit, yaitu padatan


kalsium karbonat yang bertumbuh terus-menerus dan semakin tinggi dari
dasr gua, dan stalagtit yaitu kalsium karbonat yang bertumbuh terus
menerus mengarah ke bawah dari atap gua.

Salah satu misteri terbesar dibidang geokimia adalah proses pembentukan ,


mineral dolomit. Dolomit dijumpai sebagai deposit (endapan) yang sangat
besar. Struktur lainnya CaMg(CO3)2, yang tersusun oleh ion-ion karbonat
yang diselang-selingi secara bergantian oleh ion kalsium dan magnesium.
Suatu hal yang menarik dala deposit dolomit. Juka larutan ion-ion kalsium,
magnesium, dan ion karbonat bercampur di labiratorium, maka hanya akan
diperoleh campuran kristal kalsium karbonat dan kristal magnesium

21
karbonat. Untuk membuat dolomit dibutuhkan temnperatur di atas 150oC,
suatu kondisi yang tidk mungkin terjadi pada permuakaan bumi. Selain itu,
konsentrasi ion magnesium di dala air laut jauh lebih rendah dibandingkan
dengan ion kalsium. Hipotesis yang paling populer adalah bahwa dasar batu
kapur terbentuk dulu dan terpendam sangat adalam di dalam tanah,
kemudian air yang kaya ion magnesium diduga tersirkulasi melalui poiri-
pori batu kapur ini secraa selektif terjadi pergantian ion kalsium oleh ion
magnesium. Kelemahan yang mencolok dari hipotesis in i adalah adanya
hal sulit dimengerti mengeap pertukaran ion kalsium dan ion magnesium
dapat terjasi secara teratur (uniform) hingga ribuan km3. Meskipun ada
kelemahan dari hipotesis ini, sampai denga saat ini hipotesis tersebut masih
merupaka penjelasan yang terbaik.

Kalsium karbonat dikenal secara populer sebagai anatasit. Walaupun antasit


menyediakan salah satu unsur esensial yang diperlukan tubuh, namun
menimbulakan kerugian. Reaksinya dengan asam lambung menghasilkan
gas karbon dioksida dan ion kalsium yang ternyata mempunyai efek
sembelit (atau menyulitakn) sedangkan ion magnesium menimbulkan efek
pencahar (pencuci). Antasit tertentu mengandung kedua jenis kation ini
untuk menetralkan efek yang ditimbulkan.

Semen

Telah disadari kira-kira sejak 1500 BC, bahwa pasta dari campuran kalsium
hidroksida dan pasir (mortar) dapat dipakai untuk merekatkan batu bata
atau batu-batuan dalam konstruksi bangunan. Campuran material tersebut
secara perlahan mengikat karbopn dioksida dari udara dan mengubah
kalsium hidroksida menjadi padatan keras kalsium karbonat. Antara 100
BC hingga 400 AD, orang-orang Romawi dengan semourna menggunakan
mortar kapur (gamping) untuk mendidriak bangunan-bangunan dan pipa-
pipa saluran air., dan sampai sekarang produknya banyak yang masih
bertahan. Mereka juga membuat penemuan-penemuan yang epnting yaitu
bahwa campuran abu gunung berapi dengan mortar kapir “gamping”

22
memebrikan material yang juh lebih kuat. Material-material ini merupakan
bahan dasar pembuatan semen modern.

Semen merupakan salah satu produk industri kimia terbesar di duni. Semen
dibuay dengan menggerus batu kapur dan serpi (alumino silikat) bersama-
sama lalu memans=askan campuran ini hinnga 1500oC. Reaksi kima yang
terjadi membebaskan karbon dioksda dan melelehkan sebagian kompoenen
memebentuk padatan gumpalan (bongkahan) yang disebut kerak-arang
(clinker). Kerak-arang ini kemudian digerus menjadi serbuk dan
dicampurkan dengan sedikit kalsium sulfat. Campuran ini dikenal sebagai
semen portland. Susunan kimia semen ini adalah ~26% Ca2SiO4
(dikalsium silikat), 51% Ca3SiO5 (trikalsium silikat), dan 11% Ca3Al2O6
(trikalsium aluminat). Ketika air ditambahkan maka terjadi berbgai reaksi
hidrasi yang kompleks yang salah satu tipe reaksinya adalah :

2 Ca2SiO4 (s) + 4 H2O (l) → CaSi2O7.3 H2O (s) + Ca(OH)2 (s)

Silikat trihidrat yang disebut gel tobermorit membentuk kristal kuat yang
merekatkan ikatan-iktana kuat silikon-oksigen dengan pasir dan agreagat
kerikir (batu-batu kecil) yang dicampurkan pada semen. Karena produk lain
dalam reaksi tersebut adalah kalsium hidroksida, csmpuran ini harus
diperlakukan sebagai material korosf ketika mengeras.

Kalsium Klorida

Kalsium klorida anhidrat bersifat higroskospik, mudah meneyerp uap air,


dan oleh karena itu sering dipakai sebagai bahan pengering di laboratorium
kimia. Reaksi pembentukan heksahidrat, CaCl2.6H2O, dapat dipakai untuk
melelehkan es menurut dua cara. Pertama reaksinya dengan air sangat
eksortemik, dan kedua, kalsium klorida membentuk campuran yang
membeku yang berakibat baayak mereduksi titik leleh.

Kelarutan kalsium klorida dalam air sangat besar, dan larutan dengan
konsentrasi 30 % massa kalsium klorida dapat bertahan sebagai cairan
hingga temperatur -55oC, sangat jauh lebih rendah daripada temperatut -

23
18oC yang dihasilkan oleh larutan natrium klorida. Salah satu keuntungan
penggunaan kalsium klorida adalah bahwa ion kalsium kurang merusak
tanaman dibanding dengan ion natrium. Larutan kalsium klorida pekat
bersifat seperti lem yang tersa sangat lengket dan sifat ini dapat
diaplikasikan untuk menangkap debu pada permukaan jalan yang tidak
diperkekas.

Magnesium Sulfat dan Kalsium Sulfat

Magnesium sulfat dijumpai sebagai heptahidrat, MgSO4.7H2O; pada


mulanya diberi nama garam Espom, yaitu nama suatu kota di Inggris
tempat garam tersebut pertama kali ditemukan. Seperti garam magnesium
yang lain, magnesium sulfat bersifat laksatif (efek memperlancar)

Kalsium sulfat terdapat sebagai dihidrat, CaSO4.2H2O, dikenal sebagai


gipsum. Deposit mineral murni gipsum dengan densitas sangat tinggi
disebut alabaster, dan telah digunakan untuk keperluan seni pahat. Jika
dipanaskan ~ 100oC tebentuk hemihidrat, plester (gips Paris), menurut
persamaan reaksi:


CaSO4.2H2O (s) → CaSO4.1/2 H2O (s) + 1 ½ H2O (l)

Padatan serbuk putih ini bereaksi dengan air secara perlahan memebentuk
jarum-jarum yang bersambungan dari kristal kalsium sulfat dihidrat yang
sangat kuat-keras digunakan sebagai plester (pembalut). Biasanya bahan ini
lebih dikenal sebagai pembalut gipsum.

Salah saatu manfaat utama gipsum adalah penggunaannya sebagai dinding


tembok atau penyekat ruangan tahan api. Gipsum tidak bisa terbakar dan
dapat diproduksi dengan biaya murah. Gipsum lebih disukai daeripada
kapur karena sifat reaksi dehidrasi gipsum yang menghasasilkan hemihidrat
tersebut. Reaksi ini akan terajdi dengan adanya api (kebakaran). Oleh
karena reaksinya bersifat endotermik ( hingga ~446 kJ/mol), maka jiak
terjadi kebakaran gypsum ini akan menyerap energi dari api. Selain itu,
setiap mol air yang dihasilkan akan menyerap energi sebesar entalpi

24
penguapan (~44 kJ/mol) untuk mengubahnya menjadi gas atau uap air, dan
gas uap air ini akan mencegah konsumsi oksigen oleh api sehingga
kebakaran lanjut dapat dihambat.

Kalsium karbida ( CaC2)

Kalsium dengan karbon membentuk senyawa yang sangat penting dalam


industri yaitu kalsium karbida. Walaupun disebut karbida, senyawa ini
tidak mengandung ion karbida C22-, yang umumnya disebut asetillida.
Senyawa ini mengadopsi struktur NaCl, yaitu semua ion dikarbia (2-)
menempati posisi anion (seperti halnya Cl-) dan semua ion kalsium
menempati posisi kation (seperti halnya Na+) dalam struktur NaCl.

Kalsium karbida dibuat dengan memanaskan karbon (kokas) dan kalsium


oksida pada temperatur ~ 2000oC dalam tanur listrik menurut persamaan
reaksi :


CaO (s) + 3 C (s) → CaC2 (s) + CO (g)

Penggunaan utama dikarbida ini adalah untuk memproduksi etuna


(asetilina) yang dipergunakan pada pengelasan, menurut persamaan reaksi:


CaC2 (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (s) + C2H2 (g)

Sejarahnya, lampu-lampu penambang menggunakan pembakaran gas etuna


yang diperoleh dari reaksi karbida dengan air. Para penjelajah gua-gua
masih sering menggunakan lampu karbida-air. Ini karena dapat
menhasilkan cahaya terang. Reaksi dengan dioksigen bersifat sangat
eksotermik ( sehingga dapat dimanfaatkan pada proses pengelasan),
menurut persamaan reaksi :

2 C2H2 (g) + 5 O2 (g) → 4 CO2 (g) + H2O (g) + kalor

Reaksi penting yang lainnya adalah denga gas nitrogen. Pada pemanasan
sangat tinggi ( ~1100oC) dalam tanur listrik terjadi pemutusan ikatan ganda

25
tiga dinitrogen membentuk senyawa kalsium siaimida menurut persamaan
reaksi :


CaC2 (s) + N2 (g) → CaCN2 (s) + C (s)

Ion sianamida, [N=C=N]2, bersifat isoelektronik dengan karbon dioksida


dan juag mempunyai bentuk molekul yang sama yaitu linear. Kalsium
sianimida merupakan bahan dasar untuk pembuatan berbagai senyawa
organik, termasuk plastik melamin. Senyawa ini juga dapat digunakan
untuk pupuk karena reaksinya dengan air akan dibebaskan nitrogen secara
perlahan menurut persamaan reaksi:

CaCN2 (s) + H2O (l) → CaCO3 (s) + 2 NH3 (g)

2.5. Kegunaan
a. Berilium (Be)
Adapun kegunaan Berilium (Be) adalah sebagai berikut :
 Logam berilium dipakai pada tabung sinar-X, komponen reaktor atom,
dan pembuatan salah satu komponen televisi.
 Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan
tetapi bermasa lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada
kemudi pesawat Jet.
 Berilium digunakan dalam pembuatan berbagai alat komputer, pegas
jam tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan
kestabilan dimensi.
 Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
 Paduan Be dan Cu menghasilkan logam sekeras baja, maka digunakan
untuk per/pegas dan sambungan listrik.
 Berilium dan oksidanya digunakan sebagai moderator pada reactor
nuklir, karena berilium mempunyai kecenderungan menangkap neutron.

b. Magnesium (Mg)
Adapun kegunaan Magnesium (Mg) adalah sebagai berikut :

26
 Magnesium digunakan dalam pembuatan alat-alat ringan seperti suku
cadang pesawat, sebagai bahan paduan dengan Al dan logam lainnya.
Hal ini dikarenakan magnesium mempunyai rapatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan logam bangunan lainnya.
 Magnesium juga digunakan sebagai bahan pereduksi dalam proses
pengolahan logam-logam tertentu, proteksi katodik untuk mencegah
logam besi dari korosi.
 Karena nyala magnesium sangat terang, maka digunakan untuk bahan
pembuatan lampu blitz
 Magnesium karbonat (MgCO3) digunakan sebagai reactor dan bahan
isolasi.
 Magnesium klorida (MgCl2.6H2O) digunakan dalam pembuatan kain
katun, kertas, semen, dan keramik.
 Magnesium sitrat (Mg3(C6H5O7)2.4H2O) digunakan sebagai bahan obat-
obatan dan minuman bersoda.
 Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan sebagai obat (laxative),
digunakan pada proses penyulingan gula, digunakan dalam pasta gigi
untuk mengurangi asam yang terdapat di mulut dan mencegah
terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag.
 Magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) yang dikenal dengan garama inggris
dan magnesium oksida (MgO) digunakan pada pembuatan kosmetik,
kertas, dan obat cuci perut.

c. Kalsium (Ca)
Adapun kegunaan kalsium (Ca) adalah sebagai berikut :
 Kalsium adalah sebagai bahan pereduksi dalam pembuatan logam lain
yang kurang umum, seperti Sc, W, Th, U, Pu, dan sebagian besar
lantanida, dari oskida atau flouridanya
 Kalsium digunakan dalam pembuatan baterai dan paduan logam, serta
dalam proses deoksidasi dan pelepasan gas dari logam.
 kalium juga dimanfaatkan sebagau agen penarik air (dehydrating agent)
pada pelarut organic.

27
 Digunakan sebagai deoxidizer untuk tembaga, nikel, dan stainless steel.
 Campuran logam kalsium-timbal digunakan pada akumlator.
 Digunakan untuk membuat gigi, dan tulang atau rangka tiruan.
 Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk
membalut tulang yang patah
 Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai
sumber basa yang harganya relatif murah.

d. Stronsium (Sr)
Adapun kegunaan stronsium (Sr) adalah sebagai berikut :
 Digunakan dalam pembuatan kembang api warna merah, petasan, dan
lampu jalan kereta api.
 Sebagai sumber partikel β
 Stronsium oksida digunakan pada proses pembuatan gula pasir.
 Isotop stronsium-85 digunakan untuk mendeteksi kanker tulang.
 Isotop stronsium-90 digunakan sebagai senjata nuklir.

e. Barium (Ba)
Adapun kegunaan barium (Ba) adalah sebagai berikut :
 Barit (BaSO4) digunakan sebagai media kontras sinar-X untuk
mendiaknotik menyakit perut (misalnya infeksi usu buntu), karena
senyawa ini tidak larut dalam asam klorida.
 Logam barium digunakan sebagai pelapis konduktor listrik.
 Barium sulfat (BaSO4) digunakan dalam industry karet, cat, dan
linoleum.
 Barium nitrat digunakan untuk membuat petasan dan kembang api.
 Digunakan untuk pengujian system gastrointestional sinar X.

f. Radium (Ra)
Adapun kegunaan radium (Ra) adalah sebagai berikut :
 Digunakan dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pengolahan
beberapa penyakit kanker.

28
 Digunakan untuk membuat cat bercahaya (luminous paint) yang
digunakan piringan jam, tombol pintu atau benda-benda lain agar
tampak bercahaya (berpijar) dalam kegelapan.

2.6. Kelarutan Garam Alkali Tanah

Senyawa-senyawa logam alkali pada umumnya dapat larut dalam air, maka
kelarutan senyawa-senyawa alkali tanah beraneka ragam. Garam-garam nitrat
dan kloridanya semuanya larut dalam air, sedangkan garam-garam karbonat,
oksalat, kromat, dan fluoridanya praktis tidak larut dalam air. Hidrosida-
hidroksida alkali tanah makin kebawah makin mudah larut, sebaliknya dengan
garam-garam sulfatnya yang menunjukan sifat yang berkebalikan, semakin
kebawah semakin sukar larut dalam air.

Harga hasil kali kelarutan (Ksp) beberapa garam alkali tanah terlihat dalam
tabel berikut:
Anion/Kation Be2+ Mg2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+
SO42- besar Besar 9,1 x 10-6 7,6x 10-7 1,1 x 10-10
CrO42- besar Besar 7,1 x 10-4 3,6 x 10-5 1,2 x 10-10
CO32- - 1 x 10-15 2,8 x 10-9 1,1 x 10-10 5,1 x 10-9
C2O42- kecil 8,6 x 10-5 2 x 10-9 2 x 10-7 1,6 x 10-7

Dari tabel Ksp di atas terlihat hasil kali kelarutan garam-garam alkali tanah.
Pada hasil kelarutan garam-garam sulfat dari atas ke bawah semakin kecil, hal
ini berarti kelarutan garam-garam sulfat dari atas kebawah semakin kecil atau
semakin sukar larut. Begitu pula dengan kelarutan garam-garam kromat dari
atas ke bawah semakin kecil atau semakin sukar larut. Semua garam-garam
karbonatnya dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin sukar larut,
begitu pula dengan garam-garam oksalatnya sukar larut kecuali MgC2O4 yang
sedikit larut.

29
2.7. Air Sadah

Air di daerah yang berkapur biasanya mengandung zat kapur yang larut dalam
bentuk ion Ca2+. Air ini disebut air sadah. Air sadah (hard water) adalah air
yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Kesadahan air, biasanya dinyatakan
sebagai massa CaCO3 (mg) dalam 1 L air. Jika kadar Ca2+ atau Mg2+ tinggi,
biasanya secara fisik air tersebut tampak keruh. Batasan kesadahan air adalah
500 bpj (500 g CaCO3 dalam 1 L air). Air sadah bukan merupakan air
tercemar oleh bahan berbahaya, namun dapat menimbulkan berbagai masalah.

Terdapat dua jenis air sadah yaitu air sadah sementara dan air sadah
permanen. Air sadah sementara (temporary hard water) mengandung ion
bikarbonat, HCO3-. Bila air yang mengandung HCO3-(aq) dipanaskan, ion
bikarbonat dengan cepat terdekomposisi menghasilkan CO32-, CO2, dan air.
CO32- bereaksi dengan kation multivalensi dalam air, membentuk campuran
endapan CaCO3, MgCO3, dan karat yang disebut kerak boiler. Reaksi yang
terjadi ialah

Ca(HCO3)2 (aq) dipanaskan CaCO3(s) + H2O(aq) + CO2(g)

Pembentukan kerak boiler dapat menjadi persoalan yang sangat serius dalam
pembangkit listrik tenaga uap dan dalam boiler yang menghasilkan kukus (uap
panas, steam) untuk proses manufaktur. Pembentukan kerak boiler
menurunkan efesiensi pemanas air dan akhirnya dapat mengakibatkan boiler
kelewat panas atau bahkan meledak. Di rumah, penumpukan kerak boiler
dapat diamati di dalam wadah yang digunakan untuk mendidihkan air. Kerak
boiler dapat dibuang dengan menambahkan cuka (asam aseta) ke wadah dan
kemudian memanaskannya.

Air dengan kesadahan sementara dapat dilunakan pada instalasi pengolahan


air dengan menambahkan kapur mati [Ca(OH)2] dan menyaring endapan
karbonat logamnya. OH- bereaksi dengan ion bikarbonat menghasilkan air dan
ion karbonat. Ion karbonat bereaksi dengan ion M2+, seperti Ca2+ atau Mg2+,
untuk mengendapkan karbonat logam.

30
HCO3-(aq) + OH-(aq) H2O(aq) + CO32-(aq)

CO32-(aq) + M2+(aq) MCO3(s)

Air sadah permanen (permanent hard water) mengandung konsentrasi tinggi


anion selain HCO3-, seperti Cl-, NO3-, atau SO42-. Berarti senyawa yang
terlarut dapat berupa CaCl2, MgCl2, Ca(NO3)2, Mg(NO3)2, CaSO4, atau
MgSO4. Penghilangan kesadahannya tidak dapat dilakukan hanya dengan
pemanasan, tetapi harus melalui reaksi kimia. Pereaksi yang digunakan adalah
larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau K2CO3(aq). Penambahan larutan
karbonat bertujuan agar ion Ca2+ bereaksi dengan CO32- sehingga membentuk
endapan CaCO3, yang meninggalkan larutan berair dengan Na+(aq).

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NaCl(aq)

Mg(NO3)2(aq) + K2CO3(aq) MgCO3(s) + 2KNO3(aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3, berarti air tersebut


terbebas dari ion Ca2+ atau ion Mg2+. Dengan kata lain, air tersebut bebas dari
kesadahan.

Selain menggunakan larutan karbonat pelunakan air sadah juga dapat


dilakukan melalui pertukaran ion (ion exchange), suatu proses yang
mempertukarkan ion dalam air sadah yang tidak didinginkan, umumnya Ca2+,
Mg2+, dan Fe3+, dengan ion yang tidak terjadi masalah, seperti Na+. Pertukaran
ion terjadi bila air sadah dilewatkan ke dalam kolom (atau alas) yang
mengandung penukar ion. Material ini dapat berupa polimer alami natrium
aluminosilikat berpori yang bernama zeolit atau material resin sintetik. Zeolit
telah banyak diaplikasikan sebagai adsorben, penukar ion, dan sebagai katalis.
Zeolit adalah mineral kristal alumino silikat tetrahidrat berpori yang
mempunyai struktur kerangka tiga dimensi, terbentuk oleh tetrahedral [SiO4]4-
dan [AlO4]5- yang saling terhubungkan oleh atom-atom oksigen sedemikian
rupa, sehingga membentuk kerangka tiga dimensi terbuka yang mengandung
kanal-kanal dan rongga-rongga, yang didalamnya terisi oleh ion-ion logam,
biasanya adalah logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang

31
dapat bergerak bebas. Material polimerik ini mengion untuk menghasilkan dua
jenis ion: ion diam (fixed ion), yaitu ion yang tetap melekat pada permukaan
polimer, dan ion gerak (counterion), yaitu ion yang bebas bergerak atau
berpindah-pindah. Ion gerak adalah ion yang bertukar tempat dengan ion yang
tidak diinginkan ketika sampel air sadah dilewatkan melalui resin atau zeloit.

Sumber: Petrucci, 1987

Gambar diatas menggambarkan resin dengan ion diam bermuatan negatif R-


dan ion gerak yang bermuatan positif. Mula-mula ion gerak dalam kolom resin
adalah Na+. Ketika air sadah dilewatkan pada kolom Ca2+, Mg2+, dan Fe3+
yang bermuatan lebih tinggi menggeser Na+ sebagai ion gerak. NaCl(aq) pekat
digunakan untuk meregenerasi resin penukar ion. Bila ada dalam konsentrasi
tinggi, Na+ dapat menggeser kation multivalen dan menggembalikan resin
penukar ion pada kondisi awalnya. Material penukar ion mempunyai waktu
pakai yang tidak terbatas.

Jika zeolit dituliskan sebagai Z, persamaan berikut menggambarkan proses


pelunakan kesadahan air.

NaZ(s) + Ca2+(aq) CaZ(s) + 2Na2+(aq)


Na-zeolit Ca-zeolit

32
Ketika ion Ca2+ dari air menggantikan posisi ion Na+ pada zeolit, berarti air
sudah terbebas dari kesadahan.

Satu-satunya material yang terkonsumsi dalam pelunakan air melalui


penukaran ion ini adalah NaCl yang diperlukan untuk meregenerasi medium
penukar ion. Metode pelunakan air ini memiliki kelemahan , yaitu air
olahannya mengandung Na+ yang tinggi dan tidak cocok menjadi air minum
bagi orang yang menjalankan diet rendah natrium.

2.8. Kemiripan Sifat Diagonal

Telah dijelaskan bahwa sifat-sifat Li dan senyawa-senyawanya sering diterima


sebagai anomali bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa logam-logam
golongan 1 lainnya dan bahwa terdapat hubungan diagonal antara Li dan Mg.
Dalam bagian ini, kita akan membahas hubungan ini lebih detail dan juga
menggambarkan hubungan diagonal yang sama antara Be dan Al. Posisi Li,
Be, Mg, dan Al dalam sistem periodik dapat dilihat pada diagram berikut:

Sumber: Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. 2008

Tabel di bawah ini memberikan beberapa sifat fisik yang penting dari masing-
masing tiga unsur-unsur pertama dalam golongan 1, 2, dan 3.
Gologan 1 Golongan 2 Golongan 3
Sifat-Sifat
Li Na K Be Mg Ca B Al Ga
Jari-jari logam, rlogam/pm 157 191 235 112 160 197 143 153
Jari-jari ion, rion/pm 76 102 138 27 72 100 54 62
Elektronegatifitas Pauling 1,0 0,9 0,8 1,6 1,3 1,0 2,0 1,6 1,8
∑atomHo (298 K)/Kj mol 161 108 90 324 146 178 582 330 277
Sumber: Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. 2008

33
Membandingkan sifat-sifat Li dengan sifat-sifat Na dan K, atau Li dengan Mg,
dapat dilihat bahwa Li lebih mirip dengan Mg dibanding dengan Na dan K
dan unsur-unsur di bawahnya. Perbandingan yang sama dapat dilihat antara
Be, Mg, Ca, dan Al memberikan kesimpulan bahwa sifat-sifat fisik Be seperti
pada tabel di atas lebih mirip dengan sifat-sifat Al dibanding dengan Mg dan
Ca dan unsur-unsur di bawahnya. Satu faktor yang krusial adalah bahwa
densitas muatan Li+ dan Mg2+ adalah sama karena dengan naiknya muatan
diimbangi oleh naiknya ukuran ion. Begitu juga untuk Be2+ dan Al3+.

Hubungan diagonal ini menghasilkan kemiripan/kesamaan antara kimiawi Li


dan Mg dan antara Be dan Al dan menyebabkan adanya perbedaan sifat unsur
pertama dengan unsur-unsur di bawahnya untuk tiap golongan. Kation-kation
yang kecil seperti Li+, Mg2+, Be2+, dan Al3+ memiliki densitas muatan yang
tinggi dan masing-masing kation tersebut memiliki daya polarisasi yang tinggi
(high polarizing power).

A. Litium dan Magnesium


Yang membuat Li mirip secara diagonal dengan Mg, tetapi tidak mirip
secara vertikal dengan unsur-unsur di bawahnya adalah sifat-sifat
kimianya, antara lain:
a) Litium dengan cepat dapat bergabung dengan N2 menghasilkan nitrida,
Li3N; Mg bereaksi dengan N2 menghasilkan Mg3N2.
b) Litium bergabung dengan O2 menghasilkan oksida Li2O bukan
peroksida atau superoksida; Mg membentuk MgO. Peroksida dari
kedua logam ini dapat dibuat dengan reaksi LiOH atau Mg(OH)2
dengan H2O2.
c) Pada pemanasan, litium dan magnesium karbonat terurai dengan cepat
menghasilkan Li2O dan CO2 , dan MgO dan CO2; dari atas ke bawah
kestabilan akan peruraian termal dari karbonat-karbonat dari logam
golongan 1 meningkat.
d) Litium dan magnesium nitrat terurai pada pemanasan sesuai persamaan
reaksi:

34
4 LiNO3 2 Li2O + 2 N2O4 + O2

2 Mg(NO3)2 2 MgO + 2 N2O4 + O2

sementara NaNO3 dan nitrat-nitrat logam alkali lainnya terurai sesuai


persamaan reaksi:

2 MNO3 2 MNO2 + O2 (M = Na, K, Rb, Cs)

e) Ion-ion Li+ dan Mg2+ lebih kuat terhidrasi di dalam larutan aqueous
dibanding ion-ion logam-logam golongan 1 dan 2 lainnya.
f) LiF dan MgF2 sedikit larut dalam air, sementara fluorida-fluorida
logam-logam golongan 1 lainnya larut.
g) LiOH jauh lebih sedikit larut dalam air disbanding hidroksida-
hidroksida logam alkali lainnya; Mg(OH)2 sedikit larut.
h) LiClO4 jauh lebih larut dalam air dibanding perkloratperklorat logam
alkali lainnya; Mg(ClO4)2 dan perkloratperklorat logam alkali tanah
lainnya sangat larut.

B. Berilium dan Alumunium


Yang membuat Be mirip secara diagonal dengan Al, tetapi tidak mirip
secara vertikal dengan unsur-unsur di bawahnya adalah sifat-sifat
kimianya, antara lain:
a) Dalam larutan aqueous, ion Be2+ terhidrasi membentuk [Be(H2O)4]2+
yang mana Be2+ pusat mempolarisasi ikatan polar O – H secara
signifikan, menyebabkan kehilangan H+

[Be(H2O)4]2+ + H2O == [Be(H2O)3(OH)]+ + [H3O]+

dengan cara yang sama, kemampuan polarisasi Al+3 menyebabkan


[Al(H2O)6]3+ bersifat asam (Pka = 5,0)

[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l) == [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + [H3O]+(aq)

b) Be dan Al bereaksi dengan alkali aqueous menghasilkan H2 tetapi Mg


tidak bereaksi.

35
c) Be(OH)2 dan Al(OH)3 adalah bersifat amfoter; dapat bereaksi baik
dengan asam maupun dengan basa dan persamaan berikut untuk
Al(OH)3.

Al(OH)3(s) + KOH(aq) → K[Al(OH)4](aq)

Al(OH)3(s) + 3 HNO3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3 H2O(l)

hidroksida-hidroksida dari logam-logam golongan 2 lainnya adalah


basa.
d) BeCl2 dan AlCl3 berasap di kelembaban udara, bereaksi menghasilkan
HCl
e) Baik Be maupun Al dapat membentuk halida kompleks oleh karena
kemampuan klorida bertindak sebagai katalis Friedel-Crafts.

2.9. Kompleks Alkali Tanah

Spesies berilium ionik hanya terdapat ion-ion yang muatannya dapat


dilokalisasi ke dalam beberapa atom misalnya pada ion tetraakuaberilium (II),
[Be(H2O)4]2+. Dalam spesies ini keempat atom oksigen dari molekul air terikat
secara kovalen pada ion pusat berilium dengn menempati keempat titik sudut
tetrahedron karena ion berilium membentuk orbital hibrida sp3, sehingga
berilium dalam hal ini mempunyai bilangan koordinasi empat. Beberapa
contoh lain adalah [BeF4]2-, [BeCl4]2-, dan [BeBr4]2-. Jadi, berilium oksida dan
berilium halida bersifat kovalen, dan ini berbeda dengan oksida dan halida
dari anggota alkali tanah yang lain yang bersifat ionik.

[ ][
Gambar 3.5 Geometri tetrahedral [Be(H2O)4]2+ dan [Be(OH)4]2-.
]
36
Berilium termasuk logam “daerah batas” (borderline) sebagaimana
ditunjukkan oleh sifat reaksi oksidanya. Oksida logam umumnya bereaksi
dengan asam menghasilkan kation logam yang bersangkutan, dan dengan basa
tidak menghasilkan anion oksi. Tetapi, berilium oksida menunjukkan kedua
sifat tersebut, yaitu dengan asam (ion hidronium) membentuk kation
tetraakuaberilium (II); jadi, berilium oksida menujukkan sifat amfoterik.
Kedua ion ini mempunyai struktur tetrahedral (gambar 3.5), menurut
persamaan reaksi berikut :

H2O (l) + BeO (s) + 3H3O+ (aq) → [Be(H2O)4]2+ (aq)

H2O (l) + BeO (s) + 2OH- (aq) → [Be(OH)4]2- (aq)

Berilium fluorida BeF2 dapat dengan mudah mengikat tambahan ion fluorida
membentuk kompleks BeF3- dan BeF42-. Sesuai dengan jumlah orbital yang
dimiliki oleh berilium, maka unsur ini umumnya membentuk senyawa
kompleks tetrahedral. Dengan cara serupa dengan BeCl2X2 (X adalah eter,
aldehid, atau keton) dan Be(H2O)42+ juga membentuk tetrahedral. Beberapa
senyawa khelat berilium yang stabil telah dikenal, misalnya berilium asetat
Be4O(CH3COO)6 dan berilium oksalat Be(C2O4)22- dengan struktur seperti
gambar di bawah ini:

Gambar: (a) berilium tetrafluorida, (b) khelat berilium asetat, (c) berilium oksalat
Sumber: Suyanta, 2013

Senyawa kompleks magnesium yang terpenting adalah klorofil, yang


merupakan pigmen yang memberikan warna hijau pada daun. Pigmen ini

37
dapat menghasilkan gula sebagai sumber energi pokok makhluk hidup. Dalam
klorofil, magnesium merupakan pusat cincin organik yang dikenal sebagai
porfirin, yang memiliki empat hetero atom nitrogen yang terikat pada
magnesium. Struktur klorofil a dan kllorofil b disajikan pada gambar di bawah
ini:

Gambar: posisi Mg dalam struktur klorofil

Sumber: http://www.food-info.net/images/chlorophyll.gif

Kalsium dan magnesium dapat membentuk kompleks dengan pengompleks


khelat seperti asetilaseton, CH3COCH2COCH3 dan etilendiamintetraasetat
(EDTA)4-, [(OOCCH2)2NCH2CH2N(CH2NCOO)2]4-. Kesetabilan kompleks
[CaEDTA]2- dan [MgEDTA]2- dalam air merupakan dasar pemanfaatan EDTA
untuk menghilangkan Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah. Ca2+ dan Mg2+ akan
mengendap sebagai kerak pada ketel uap jika digunakan dalam industri. Air
sadah juga kurang baik digunakan untuk mencuci, karena akan mengendapkan
molekul-molekul sabun sehingga tidak berbuih. Struktur ligan khelat EDTA4+
dan komplek khelat [CaEDTA]2- disajikan pada gambar dibawah ini:

38
(a) (b)

Gambar: (a) ligan khelat EDTA4-, (b) kompleks khelat [CaEDTA]2-

Sumber: http://www.chemguide.co.uk/inorganic/complexions/edta.gif
http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/25544#section=2D-
Structure

39
BAB III
KESIMPULAN

Unsur golongan IIA terdiri dari enam unsure, yaitu berilium (Be), magnesium
(Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), radium (Ra). Semua unsure
golongan IIA merupakan unsure logam alkali tanah. Sifat-sifat fisik seperti titik
leleh, kerapatan, dan kekerasan logam alkali anah lebih besar jika dibandingkan
dengan logam alkali, dalam satu periode. Logam alkali tanah dapat bereaksi
langsung dengan halogen dan belerang. Karena mudah untuk melepaskan
electron, logam golongan IIA bersifat reduktor kuat. Semua unsur alkali tanah
adalah penyumbang elektron dengan berilium yang paling sedikit aktif dan barium
yang paling kuat.

Berilium dibuat dengan mengelektrolisis BeCl cair yang ditambahkan NaCl


sebagai penghantar arus listrik karena berikatan kovalen. Dari logam-logam alkali
tanah, magnesium yang paling banyak diproduksi. Proses pengolahan magnesium
dari air laut disebut proses Dow. Kalsium dibuat hanya dalam skala kecil melalui
reduksi halide dengan Na. Stronsium ditemukan pada bijih strontianit (SrCO3) dan
salestis (SrO4). Stronsium dapat dibuat dengan mereduksi oksidanya dengan
logam pengoksida. Barium dapat dibuat dengan mereduksi oksidanya seperti
stronsium.

Reaksi-reaksi yang penting yang terjadi pada logam alkali tanah antara lain adalah
sebagai berikut : reaksi logam alkali tanah dengan air, reaksi dengan udara dengan
nitrogen, dan reaksi dengan asam dan basa. Berilium digunakan untuk
memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermassa lebih ringan. Magnesium
mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan
sehingga biasa digunakan pada alat rumah tangga. Kalsium banyak digunakan

40
pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi.
Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa dalam pembuatan kaca televisi
berwarna dan kiomputer.

41
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.

Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2008). Inorganic Chemistry Edition Third.


England: Pearson Education Limited.

Lestari, D. Y. 2010. Kajian modifikasi dan karakterisasi zeolit alam dari berbagai
negara. In Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia.

Petrucci, H.Ralph. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Sugiyarto, Kristian. H dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sunardi. 2006.116 Unsur Kimia: Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung:


Yrama Widya.

Suyanta. 2013. Buku Ajar Kimia Unsur. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

42

Anda mungkin juga menyukai