Anda di halaman 1dari 5

Setelah wafatnya Rasulullah S.A.

W, timbullah masa yang dipimpin oleh seorang


khilafah. Para khilafah ini dibagi berdasarkan urutan kepemimpinan. Dikenal dengan
“Khulafaur Rasyidin” 4 orang khalifah yang pernah memimpin setelah Rasulullah wafat,
yang terdiri dari Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib. Khulafaur Rasyidin sendiri memiliki arti Khulafa’  banyak khalifah, bila satu di
sebut khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yanng mengganti kedudukan
rasullah SAW sesudah wafat. Arrasyidin  arif dan bijaksana.

PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN: ABU BAKAR ASH-


SHIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB

A. Abu Bakar As-Shidiq


Abu Bakar As-Shidiq memiliki nama asli Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aib bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimi.
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq memiliki masa kepemimpinan pada 11 – 13 H (632 – 634 M)
dengan sistem pemerintahan bersifat sentral dan keterlibatan sahabat untuk musyawarah
dalam pengambilan keputusan. Beliau merupakan seorag khalifah yang cerdas, berbudi luhur,
berjiwa demokratis serta menjalankan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-quran dan As-
sunnah. Adapun kemajuan yang terjadi selama 2 tahun masa pemerintahan khalifah Abu
Bakar As-Shidiq yaitu: Penumpasan Nabi Palsu, Pengumpulan dan perhimpunan Al-Qur’an,
Ekspansi wilayah, Penetapan Baitul mal, Pembentukan dewan legislatif As-syura dan dewan
peradilan Syari’ah, Sistem otonomi daerah dengan dibentuknya gubernur-gubernur
Selain kemajuan, terdapat pula beberapa konflik yang terjadi yaitu adanya nabi palsu,
kemurtadan, dan non muslim yang tidak membayar pajak. Namun konflik tersebut dapat
diatasi dengan menegakkan hukum yang berlaku pada masa itu. Pada masa itu juga terjadi
Perang Riddah yaitu perang ini terjadi karena adanya orang-orang yang menolak ajakan
kembali memeluk agama Islam, nabi palsu, dan non mulim menolak membayar zakat.

B. Umar bin Khattab


Khalifah baru setelah pemerintahan Abu Bakar As-Shidiq adalah Umar bin Khattab
Ibn Nufail Ibn Abd al-‘Uzza Ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Ka’ab Ibn Lu’aiy
al-Qurasyiy al-‘Adawiy. Beliau memiliki masa pemerintahan mulai 13 – 23 H dan memiliki
sebutan “Al-Faruq” yang artinya pembeda. Adapun peradaban Islam pada masa pemerinahan
Umar bin Khattab yaitu: Perluasan wilayah, Bidang kemiliteran, Meningkatkan administrasi
Negara (terbentuknya departemen pemerintahan), Bidang ekonomi (pembentukan baitul mal,
membuat pecahan uang dirham dan penimbangannya, dll), Prestasi lainnya (Dimulainya
penanggalan Hijriyah, Perluasan Masjid Nabawi, Orang yang pertama mengumpulkan orang-
orang untuk melaksanakan Shalat Tarawih, Mengadakan muktamar tahunan untuk bagi para
panglima dan para pemimpin).
Selama masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab juga tidak terlepas dari adanya
hambatan-hambatan yaitu masa paceklik yang panjang. Umar bin Khattab meninggal pada 25
Dzulhijjah 23 H karena dibunuh oleh Abu luk-luk (budak persia).

MASA KEKHALIFAAN UTSMAN BIN AFFAN & ALI BIN ABI THALIB

1) Ustman bin Affan


Ustman bin Affan merupakan khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar bin
Khattab. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy
Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib
bin Fihr. Beliau merupakan golongan yang pertama memeluk agama Islam melalui dakwah
dari Abu Bakar. Beliau tumbuh diatas akhlak yang mulia dan perangai yang baik. Utsman bin
Affan sebagai khalifah yaitu dengan adanya musyawarah dari majelis syura yang ditunjuk
oleh Umar bin Khattab.
Pada masa pemerintahan, Ustman menerapkan beberapa kebijakan, yaitu: perluasan
Masjidil Haram (Mekkah) dan Masjid Nabawi (Madinah), mencetuskan ide polisi keamanan,
membentuk angkatan laut yang kuat, membangun gedung mahkamah, membangun
pertanian, ekspansi kekuasaan, melakukan kodifikasi al-Qur’an, kebijakan nepotisme
Sedangkan ada beberapa kegagalan yang terjadi pada pemerintahan beliau diantaranya: pada
masa akhir dari kepemimpinan, para gubernur yang diangkat bertindak sewenang-wenang
terutama dalam bidang ekonomi; adanya kebijakan nepotisme yang diberikan pada saudara
asuh, saudara sepersusuan, dan ada pula saudara tiri.

2) Ali bin Abi Thalib


Ali bin Abi Thalib memiliki nama lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib
bin Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau merupakan menantu Rasulullah yang diasuh Rasul
semenjak kecil. Selama menjadi Khalifah, terjadi 2 perang saudara diantaranya Perang Jamal
(dengan Aisyah R.A) dan Perang Shiffin (dengan Muawiyah). Ali bin Abi Thalib menjadi
khalifah yaitu karena Ali merupakan tokoh paling populer saat itu dan tak ada seorang pun
yang mau mencalonkan diri atau dicalonkan untuk menggantikan khalifah Usman.
Pada masa pemerintahan beliau, terdapat beberapa kebijakan yang diterapkan yaitu:
Mengganti pejabat yang kurang cakap, Membenahi keuangan negara (Baitul Mal),
Memajukan bidang ilmu bahasa dengan mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, dan
Bidang pembangunan pada Kota Kuffah yang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu
nahwu, dan ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan kegagalan pada masa pemerintahan beliau
adalah Adanya perselisihan antara pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah;
Adanya pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Khawarij yang menjadikan kekuatan
Khalifah Ali semakin menurun dari segala sektor.

Bani Umayyah

Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama


setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan
sekitarnya (Ibu Kota di Damaskus); serta dari 756 sampai 1031 di Cordoba, Spanyol sebagai
Kekhalifahan Cordoba. Berbentuk dinasti (kerajaan) yang dibentuk oleh Muawiyah bin Abu
Sufyan menggunakan nama kaek buyutnya Umayyah bin 'Abd asy-Syams. Dinasti Umayyah
memiliki ciri pemerintahan masa itu adalah sistem keturunan, yaitu pemimpin dipilih
berdasar garis keturunan. Selain itu terdapat unsur ototriter dalam sistem pemerintahannya
juga perubahan fungsi baitul mal.
Kemajuan pada masa Umayyah sangat beragam di berbagai bidang mulai dari militer
dan politik, ekonomi, pendidikan, hingga seni. Pada akhirnya memunculkan banyak tokoh
dan ilmuwan terkenal seperti Imam Hanafi, Imam Malik dan Rabi’ah Al-Adawiyah. Namun
kemunduran mulai terjadi pada masa pemerintahan sejak 4 pemerintahan terakhir. Hal ini
tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan eksternal.
• Faktor internal antara lain yaitu konflik antara Muawiyah ibn Abu Sufyan dan Ali ibn
Abu Thalib, sistem pemerintahan demokrasi menjadi sistem pemerintahan monarchi
heridetis (kerajaan turun temurun), terjadinya perebutan kekuasaan, kelalaian
pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan di Dinasti Umayyah, perbedaan
derajat dan perang antar suku.
• Faktor eksternal yang meruntuhkan Dinasti Umayyah adalah pergerakan golongan
khawarij dan Syiah, dan pergerakan Bani Abbas sehingga membentuk DInasti
Abbasiyah.
Dinasti Abbasiyah
Bani Abbasiyah adalah masa kekhalifahan yang memimpin pada tahun 32 H setelah
Bani Umayyah tumbang. Dinasti ini merupakan masa kekhalifahan terlama yang ernah
memimpin sepanjang sejarah Islam, yaitu 750 – 1258 M. periode dinasti abbasiyah terdiri
atas 5 periode yaitu: Periode Pertama atau Pengaruh Persia Pertama (750 M. - 847 M.),
Periode Kedua atau Pengaruh Turki Pertama (847 M. - 945 M), Periode Ketiga (945 M. -
1055 M.) atau Pengaruh Persia Kedua, Periode Keempat (1055 M.-l194 M.) atau Pengaruh
Turki Kedua, Periode Kelima atau Bebas dari Pengaruh Lain (1194 M.-1258 M.).
Di masa dinasti Abbasiyah muncul beberapa khalifah dari tiap periode yaitu Abdul
Abbas As Saffah (750-754 M), Abu Ja’far Al Manshur, Muhammad Al-Mahdi bin al-
Mansur, Musa Al-Hadi, Harun Al-Rasyid, Muhammad Al-Amin, dll. Masa kejayaan dinasti
ini dimulai saat masa khalifah Harun Al- Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun
(813-833 M). kemajuan terjadi di bidang kedokteran, farmasi, ilmu tafsir, hadist-kalam-
tashawuf, dan matematika. Namun dinasti abbasiyah ini harus mengalami kemunduran yang
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab kemunduran dinasti
ini adalah Persaingan antar bangsa, Kemunduran di bidang ekonomi politik, dan Konflik
keagamaan. Sedangkan untuk faktor eksternal karena adanya perang salib serta serangan
tentara Mongol.

PERANG SALIB

• Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang
dimulai oleh kaum kristiani pada periode 1095-1291. Yang melatarbelakangi terjadiya
Perang Salib adalah pidato Paus Urban diClermont, bagian tenggara Perancis yang
menyulut Perang Salib terjadi dengan tujuan untuk menguasai kembali Yerusalem dan
Tanah Suci dari kekuasaan kaum muslim, awalnya diluncurkan sebagai jawaban atas
permintaan dari kekaisaran Bizantium yang beragama kristen ortodoks timur untuk
melawan ekspansi dari Dinasti Seljuk yang beragama Islam ke Anatolia.
• Selain itu, faktor penyabab terjadinya Perang Salib ialah; faktor agama, faktor politik,
dan faktor sosial ekonomi.
• Periodisasi Perang Salib sebenarnya lumayan panjang, mulai dari Perang Salib I
sampai dengan Perang Salib VIII, akan tetapi, Philip K. Hitti
menyederhanakan periodisasi Perang Salib dalam tiga periode.
– Pertama masa penaklukan (1009-1144);
– Kedua, masa timbulnya reksi umat Islam (1144-1192);
– Ketiga, masa perang saudarakecil-kecilan yang berakhir sampai 1291 M.
Akibat dari peristiwa Perang Salib bansa Eropa mendapat keuntungan yang banyak,
di antaranya; menambah lapangan perdagangan mempelajari kesenian, dan penemuan
penting, seperti kompas pelaut, kincir angin, dan sebagainya dari orang Islam. Pengaruh ini
diperoleh bagi orang Eropa dan juga umat Islam.

TOKOH KEDOKTERAN PERIODE PERANG SALIB (masa abad


pertengahan)

1) Ibn Sina (370 H/980 M - 428 H/1037 M)


al-Qanūn fiy al-Ţib (pedoman kedokteran) merupakan buku yang terluas
dipergunakan baik di kalangan Islam maupun di Eropa  dijadikan sebagai buku
rujukan di perguruan tinggi di Barat hingga abad ke-19.
2) Ibn Rusyd (1126-1198 M)
Perintis ilmu kedokteran umum mengenai ilmu jaringan tubuh (histologi). Berjasa di
bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar. Bukunya al-Kulliyāt fiy al-
Ţabīb (aturan-aturan umum ilmu kedokteran), merupakan kompendium kedokteran
yang terlengkap untuk zamannya.
3) Ibn Nafis (687 H)
Orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh
manusia pada 1242 M. Orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan
sirkuit paru-paru. Orang yang pertama mengemukakan teori pembuluh darah kapiler.
4) Az-Zahrawi Abu Al-Qasim Khalaf (404 H/1013 M)
Dokter ahli bedah.
Karya : Kitab Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil—sebuah ensiklopedia kedokteran. Kitab
yang dijadikan materi sekolah kedokteran di Eropa itu terdiri dari 30 volume. Dalam
kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas
mengupas tentang ilmu bedah, orthopedic, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu
kedokteran secara umum

Anda mungkin juga menyukai