Membangun Karakter Bangsa Berbasis Pancasila
Membangun Karakter Bangsa Berbasis Pancasila
Disusun Oleh:
181500224/ Manajemen ( E )
Arus Globalisasi merupakan fenomena menarik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Budaya global dan gaya hidup (life style) merupakan dampak paling fenomena. Globalisasi
sendiri sering diartikan sebagai proses mendunianya seluruh kehidupan social, ekonomi, politik
hingga budaya lainnya memiliki batas alias borderless. Inilah yang menjadi keluhan masyarkat
akhir-akhir ini. Generasi muda bangsa yang seharusnya menjadi tokoh dibalik kemajuan bangsa
justru muncul dengan perilaku kesehariannya yang mengesampingkan etika dan moral.
Permasalahan yang terjadi sudah seharusnya dilakukan upaya-upaya yang dapat membangun
karakter bangsa khususnya dalam hal budaya di Era Milenial ini. Pembangunan karakter bangsa
yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksanakan dengan
optimal. Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan
musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan local yang kaya
dengan pluralitas, serta bersikap toleran dan bergotong royong mulai cenderung berubah menjadi
saling mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. Semua itu terjadi disebabkan oleh ketidakpastian
jati diri dan karakter bangsa yang belum paham nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi Ideologi
bangsa karena keterbatasan perangkat kebijakan dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila.
Wawasan Pendidikan dalam karakter bangsa saat ini dianggap sebagai pelengkap dunia
Pendidikan. Kunci keberhasilan pengembangan karakter pada pendidikan adalah keteladanan
dari para pendidik dan tenaga kependidikan sebagai moral dalam bersikap dan berperilaku.
Empat hal yang harus menjadi perhatian pendidikan, yaitu:
Pancasila juga sebagai moral Publik yang bisa membawa kita kearah perwujudan cita-cita
nasional memerlukan landasan persatuan yang kuat. Dengan kata lain, modal social itu harus
tumbuh diatas modal moral.
Di Revolusi Industri 4,0 ini, kita memang dituntut untuk lebih kreatif, mandiri serta lebih
pintar. Internet terutama social media salah satu contoh perkembangan teknologi di era ini.
Perkembangan teknologi di Revolusi Industri 4,0 ini tidak hanya memberikan sesuatu positif
namun juga memberikan sesuatu negatif. Era I 4,0 dan selanjutnys 75% pekerjaan melibatkan
kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things, pembelajaran sepanjang
hayat. Butuh kompetensi, revolusi industry 4.0 ditandai dengan hadirnya empat hal, yaitu
computer super, kecerdasan buatan (artificial intelligency), system siber (cyber system), dan
kolaborasi manufaktur. Revolusi industry 4.0, berjalan secara exponensial. Kemungkinan
miliaran manusia akan terhubung mobile devices, dengan kemampuan dan kekuatan untuk
memproses, menyimpan dan mengakses pengetahuan melalui internet, sangat tidak terbatas.
Luasan seta kedalaman dampak perubahan telah, sedang dan akan mentransformasi system
produksi, manajemen, serta tata kelola pemerintahan.
Literasi baru, keterlampilam belajar baru sedang berlangsung Pedagogi dan Andragogi. Bukan
tentang teknologi (atau intensinya) tetapi tentang penggunaan kreatif partisipatori actual.
Pembelajaran PPKN di era Digital dan Revolusi Industri 4.0, penggunaa kreatif teknologi
untuk pembelajaran yaitu, berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, pemecahan masalah, berpikir
komputasional dengan permainan dalam pembelajaran, pemograman kredit, robot pendidikan
dan pembelajaran melalui kreasi permainan. Di era Revolusi Industri 4.0 banyak pekerjaan
dilakukan oleh robot maka berhati-hatilah pekerjaan guru/dosen akan di ambil ahli oleh robot
bahkan banyak ancaman informasi.