AFAKIA
Disusun sebagai Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik
di Laboratorium Ilmu Kesehatan Mata
Disusun Oleh :
FITRI FIRDAUSI NIM. 1710029002
SABILA WAHDINI NIM. 1710029018
OVITA PRAVINDA RAISA NIM. 1710029005
MARIA SONDANG NIM. 1710029015
EFI MARINDA NIM. 1710029009
HUSNUL CHOTIMAH NIM. 1710029013
Pembimbing:
dr. Nurkhoma Fatmawati, M.Kes, Sp.M
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tutorial klinik tentang “Afakia”. Tutorial klinik
ini disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Ilmu
Kesehatan Mata Rumah Sakit Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2.1 Skenario
Seorang wanita usia 15tahun datang ke poli mata AWS dengan keluhan
utama mata kanan kabur yang dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Awalnya
didahului dengan rasa gatal, kemudian menjadi perih dan seminggu setelahnya
penglihatan mata kanan mulai kabur. Dan memberat hingga saat ini. Pasien
menyangkal adanya keluhan nyeri di mata, rasa mengganjal, dan penglihatan
ganda. Penderita juga menyangkal melihat pelangi ketika melihat sinar lampu.
Penderita mengatakan pada saat usia 9 tahun (6 tahun yang lalu) pasien
pernah mengalami kecelakaan yaitu mata kanan terkena ketapel yang terbuat dari
tanah yang dikeraskan. Setelah itu, bagian tengah mata kanan pasien dikatakan
makin lama berwarna putih. Hal ini juga disertai dengan penurunan penglihatan
pada mata kanannya. Setelah itu dilakukan operasi, pasien mengatakan operasi
yang dilakukan adalah pengangkatan bagian yang berwarna putih tersebut. Setelah
operasi tersebut penglihatan pasien membaik. Riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung disangkal oleh penderita. Riwayat alergi obat tidak
ada. Riwayat penggunaan obat jangka panjang tidak ada.
2
2.2 Identifikasi Kata Sulit
1. Sinekia: Suatu perlengketan atau perlekatan iris pada suatu tempat. Sinekia
2. Visus OD 1/300 : Pasien dapat melihat lambaian tangan dengan jarak 1 meter
4. TIOD/S n/ palpasi : Tekanan intra okuler dektra dan sinistra dengan palpasi jari
5. Refleks fundus (+): Cahaya pada pupil terlihat sinar berwarna oranye ketika di
2. Apa yang menyebabkab nyeri pada mata, rasa mengganjal, [englihatan ganda
Kemungkinan diagnosis?
7. Apa keperluan menanyakan riwayat DM, Hipertensi, jantung, alergi, dan obat
jangka panjang?
3
8. Apa saja pemeriksaan pada mata?
2. Penyebab keluhan pada pasien, nyeri pada mata dapat disebabkan oleh
adanya infeksi atau inflamasi oada media refraksi.
5. Mata kanan putih setelah trauma dikaitkan pada katarak traumatic yang
disebabkan proliferasi epitel baru yang berlebihan , robekan kapsul atau
humor aquos meningkat dalam lensa.
4
6. Yang menyebabkan perbaikan setelah operasi adalah karena media
refraksinya sudah tidak ada gangguan.
Tes konfrontasi
Pemeriksaan funduskopi
5
2.6 Definisi
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga
mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Karena pasien memerlukan
pemakaian lensa yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada mata tersebut
sebagai berikut:1
Penelitian di Swedia pada tahun 1997-2001 menyebutkan bahwa satu dari dua
ratus operasi katarak adalah afakia. Alasan paling sering terjadinya afakia yang
tidak direncanakan adalah adanya masalah kapsul ketika operasi dan prolaps
vitreous.2
6
trauma pada anak.
optikal.
2.9 Gejala
2.10 Tanda4,5
1. Visus 1/60 atau lebih rendah jika afakia tidak ada komplikasi
2. Limbal scar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan
3. Pasien mengalami penurunan tajam penglihatan(biasanya hiperopia
yang sangat tinggi) yang dapat dikoreksi dengan lensa positif.
4. Bilik mata depan dalam
5. Iris tremulans
6. Jet black pupil
7. Test bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan
(normalnya 4 bayangan)
8. Pemeriksaan fundus memperlihatkan diskus kecil hipermetropi
9. Retinoscopy memperlihatkan hipermetropi tinggi
10. Biasanya terlihat bekas operasi
11. Jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan edema kornea,
peningkatan TIO, iritis, kerusakan iris, CME (cystoid macular
edema)
2.11 Optik pada Afakia
7
b. Penurunan total power pada mata menjadi +44 D dari +60 D
c. Titik fokus anterior menjadi 23,3 mm didepan kornea
d. Titik fokus posterior 31 mm dibelakang cornea (panjang anterior
posterior bola mata 24 mm)
e. Dua titik prinsipal hampir terletak di permukaan anterior kornea
f. Titik nodul sangat dekat dengan yang lain dan terletak 7,75mm
dibelakang permukaan anterior kornea
8
3. Tajam penglihatan pada afakia
9
2.12 Tatalaksana
Tabel perbedaan mata normal (1), koreksi katarak dengan lensa intraokuler
bilik mata belakang (2), lensa kontak (3), dan kacamata katarak (4)
10
Sumber: Gerhard, Lang. Ophtalmology A Short. New York: Thieme Stutgart, 2000.
Kacamata
Indikasi :
o Afakia bilateral
2.13 Prognosis
Prognosis untuk afakia adalah bagus jika tidak terjadi komplikasi seperti
edema kornea, glaukoma sekunder, CME (cystoid macular edema). Namun, pada
afakia terjadi peningkatan resiko ablasio retina, khususnya pada miopi tinggi dan
jika kapsul posterior tidak intak.4
11
3.1 Pada pasien ini visus tidak bisa maksimal karena mata dengan
hipermetropia sering akan memperlihatkan amblyopia akibat mata tanpa
akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas. Bila terdapat
perbedaan kekuatan hipermetropia antara kedua mata maka akan terjadi
amblyopia pada salah satu mata.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
- Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa
sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi
- Gejala yang dikeluhkan pasien afakia adalah tajam penglihatan menurun.
Limbal scar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan, pasien
mengalami penurunan tajam penglihatan (biasanya hiperopia yang sangat
tinggi) yang dapat dikoreksi dengan lensa positif, bilik mata depan dalam,
iris tremulans, jet black pupil, test bayangan purkinje hanya
memperlihatkan 2 bayangan (normalnya 4 bayangan), pemeriksaan fundus
memperlihatkan diskus kecil hipermetropi, retinoscopy memperlihatkan
hipermetropi tinggi
- Afakia dapat dikoreksi menggunakan lensa kontak, kacamata, atau
operasi. Kaca mata afakia hanya dapat digunakan jika kondisinya afakia
bilateral, jika hanya satu mata maka akan terjadi perbedaan ukuran
bayangan pada kedua mata (aniseikonia). Jika pasien tidak dapat memakai
lensa kontak atau kaca mata, maka dipertimbangkan penanaman lensa
intraokuler (pseudofakia).
13
Daftar Pustaka
14