Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini untuk mengatasi permasalahan pembelajaran bola voli mahasiswa
Diterima Mei 2015 Penjaskesrek 2011/2012 di Universitas Pattimura. Metode Penelitian tindakan kelas melalui
Disetujui Mei 2015 metode Gaya mengajar latihan (practice style) dalam belajar materi passing atas bolavoli adalah: 1)
Dipublikasikan Juni 2015 Materi disajikan bagian perbagian secara berurutan. 2) bagian materi diajarkan terlebih dahulu
diperagakan oleh dosen/guru dalam melakukannya. 3) Pengajaran dapat dilakukan secara
Keywords: kelompok mencakup banyak mahasiswa sekaligus. 4) Waktu dipergunakan dalam belajar akan
methods of exercise,drill lebih efisien walaupun materi pembelajaran diajarkan dalam jumlah yang banyak. 5) Memupuk
rasa kebersamaan dalam belajar sehingga akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. 6)
Umpan balik dilakukan secara kelompok. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan
yang cukup berarti dari setiap siklusnya. Setelah tindakan nilai hasil belajar siklus 1 diperoleh rata-
rata nilai = 65% , pada siklus 2 rata-rata nilai = 73% dan pada siklus 3 rata-rata nilai = 81%. hasil
tes keterampilan bola voli diketahui bahwa rata-rata nilai mahasiswa adalah 84%. Ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan bolavoli mahasiswa penjaskesrek melalui
penerapan metode latihan/drill.
Abstract
The purpose of this study to address learning problems volleyball student at the University of
Pattimura Penjaskesrek 2011/2012. Research Methods class action through the method style of
teaching practice (practice style) in learning the material passing on volleyball are: 1) The material
presented part perbagian sequentially. 2) part of the material taught in advance was exhibited by
lecturers / teachers in doing so. 3) Teaching can be done in groups include many students at once.
4) When used in learning will be more efficient although the instructional material taught in large
numbers. 5) Fostering a sense of community in learning that will improve student learning
motivation. 6) Feedback is done in groups. The results showed that there was a significant increase
of each cycle. After the action value one cycle of learning outcomes obtained by the average value
= 65%, in the second cycle of the average value = 73% and in the third cycle of the average value =
81%. volleyball skills test result is known that the average value of students is 84%. It shows that an
increase in student penjaskesrek volleyball skills through the application of methods of exercise /
drill.
Alamat korespondensi: ISSN 2354-8231 (online)
Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon, Maluku 9723
ISSN 2354-7901 (cetak)
E-mail: idrismohamadlatar@ymail.com
1
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
2
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
dengan rendahnya keterampilan Bolavoli ini pendekatan dalam mengajar gerakan tertentu
yaitu metode penyampaian tidak sesuai dengan atau aktivitas olahraga yang sistematis atau
materi, sarana dan prasarana kurang berulang-ulang dalam waktu yang lama,
mendukung dalam pelaksanaan keterampilan ditingkatkan secara progresif dan individual
Bolavoli, dan gaya mengajar dosen/guru yang yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis
lebih pada model perintah atau komando. dan psikologis untuk mencapai sasaran yang
Sehubungan dengan ini maka diperlukan solusi telah ditentukan (Lutan R, 1988).
untuk pemecahan masalahnya melalui Penelitian ini bertujuan untuk
penerapan metode keterampilan latihanha meningkatkan hasil belajar keterampilan
mahasiswa. Ada beberapa perumusan masalah bolavoli dan tehnik-tehnik dasar bolavoli
dalam penelitian ini yaitu : dengan elemem-elemen psikomotor dengan
Identifikasi fokus penelitian. memanfaatkan pengetahuan awal,
Sebagaimana yang dikemukakan dalam mengevaluasi tingkat interprestasi, membuat
pendahuluan, penelitian ini dilakukan sebagai sintesis, menarik kesimpulan dan mengambil
upaya untuk meningkatkan hasil belajar konsep yang di pelajari.
mahasiswa penjaskesrek tahun akademik Permainan bolavoli adalah suatu cabang
2011/2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu olahraga yang digemari oleh masyarakat baik
Pendidikan (FKIP) Ambon. Hal ini dirancang pada usia dewasa, remaja maupun tingkat
karena masih kurang adanya pemahaman anak-anak. Hal ini disebabkan karena
mahasiswa tentang pentingnya penguasaan permainan ini tidak memerlukan biaya yang
tehnik-tehnik dasar bolavoli untuk besar karena alat dan perlengkapan relatif
meningkatkan keteramilan bolavoli. Pemusatan murah dan mudah di dapat, selain itu
pada permainan bolavoli tentu saja permainan ini dapat mendatangkan keceriaan
mengakibatkan kendala tersendiri bagi bagi yang bermain. Roji (2004), permainan
pengajar/peneliti dalam merancang bukanlah memiliki teknik dan strategi saja akan
pengajaran, agar mahasiswa mampu tetapi juga ditunjang oleh koordinasi fisik yang
memahami keterampilan bolavoli. Teknik prima seperti gerak, daya tahan, kecepatan,
megajar keterampilan bolavoli hanya fleksibilitas, koordinasi gerak dan reaksi.
memberikan keterampilan tanpa mengabaikan Muhamad Muhyi Faruq, (2009) permainan
elemen-elemen dalam melakukan praktek. bolavoli adalah suatu permainan yang
Fokus penelitian ini adalah dimainkan secara berkelompok, artinya setiap
meningkatkan hasil belajar keterampilan pemain harus mampu bekerja sama dengan
bolavoli dan tehnik-tehnik dasar bolavoli baik, bertanggung jawab atas permainan yang
dengan elemem-elemen psikomotor dengan dimainkan dalam tim tersebut.
memanfaatkan pengetahuan awal, Cara bermain dalam cabang olahraga
mengevaluasi tingkat interprestasi, membuat bolavoli menggunakan sistem rally point, yaitu
sintesis, menarik kesimpulan dan mengambil kedua regu berhak skornya bertambah setiap
konsep yang di pelajari. Perumusan Masalah kali regu tersebut memenangkan suatu kejadian
Penelitian. Berdasarkan masalah-masalah dalam permainan. Akan tetapi, sistem servisnya
diatas, maka dapat dirumuskan masalah adalah tetap sebagaimana biasanya, bergantian,
sebagai berukut: Apakah Keterampilan bergantung pada kemampuan setiap regu
Bermain Bolavoli Mahasiswa Penjaskesrek memenangkan permainan dalam satu kejadian
dapat Ditingkatkan Melalui Metode Latihan. permainan. Batas akhir skor setiap regu untuk
Pemecahan Masalah. Metode Latihan: memenangkan permainan adalah 25 sampai
Merupakan suatu cara mengajar yang terjadi selisih 2 skor, bila terjadi kesamaan pada
digunakan oleh dosen/guru yang berinteraksi skor 23 untuk permainan set ke-l sampai
dengan mahasiswa/siswa pada saat belajar dengan set ke-4. Pada set ke-5 selisih batas
mengajar secara langsung dengan Metode akhir skor adalah 15, ditambah selisih 2 skor
mengajar. Metode Latihan adalah cara bila terjadi kesamaan skor pada angka 13 dan
3
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
berakhir pada angka 17. Permainan bolavoli sehingga tujuan dapat tercapai.3 Hal senada
memiliki teknik dasar sebagai berikut; (1) dikemukakan Surakhmad bahwa metode
servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike, (5) mengajar adalah cara yang di dalam fungsinya
block, dan (6) receive. merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.4
Menurut Amung Ma’mun, bahwa; 1) Disisi lain Mosston mengemukakan sebelas
Servis memiliki fungsi untuk mengawali gaya mengajar, sebagai berikut: (1) gaya
permainan, 2) passing, memiliki fungsi untuk komando (the command style), (2) gaya latihan
menerima/ memainkan bola yang datang dari (the practice style), (3) gaya resiprokal (reciprocal
daerah lawan atau teman seregu, 3) umpan, style), (4) gaya periksa diri (the self-eheck style), (5)
memiliki fungsi untuk menyajikan bola kepada gaya komando (the inclusion style), (6) gaya
teman seregu sesuai dengan keinginannya, 4) penemuan terpimpin (the guided discovery style),
spike, memiliki fungsi untuk melakukan (7) gaya penemuan konvergen (the convergent
serangan ke daerah lawan, sehingga bola yang discovery style), (8) gaya produk divergen (the
akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut divergent production style), (9) gaya program
dapat mematikan minimal menyulitkan lawan individual (the individual program-learner design
dalam memainkan bola dengan sempurna, 5) style), (10) gaya inisiatif siswa (the learner
bendungan atau block, memiliki fungsi untuk initiated style), (11) gaya mengajar sendiri/diri
menghadang serangan lawan dari dekat jaring (the self-teaching style).5
sekaligus sebagai serangan balik ke pihak Latihan menurut Harsono adalah proses
lawan, 6) receive, memiliki fungsi untuk yang sistematis dari berlatih atau bekerja.6
menjaga bola menyentuh lantai.1 Bompa memberi batasan latihan adalah
Metode mengajar adalah kemampuan aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu
menggunakan berbagai metode atau cara untuk yang lama, ditingkatkan secara progresif dan
menyiasati sistem pengajaran sehingga tujuan individual yang mengarah kepada ciri-ciri
proses belajar mengajar dapat tercapai dengan fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai
efektif dan efisien. Supandi mengemukakan sasaran yang telah ditentukan.7 Senada dengan
bahwa metode belajar mengajar adalah pendapat itu, latihan adalah proses ulang
prosedur atau operasi untuk mencapai suatu
tujuan. Hubungan antara sesuatu jenis metode
proses belajar-mengajar dengan tujuan proses
tersebut sangat signifikan. Oleh karena itu,
kegiatan yang paling strategis dalam proses 3
Rusli Lutan, Belajar Keterampilan Motorik.
belajar-mengajar adalah pemilihan dan Pengantar Teori dan Metode (Jakarta: Ditjen
penetapan metode pembelajaran sebelum Dikti Depdikbud, 1988), p. 397.
proses tersebut dilaksanakan.2
4
Lutan R mendefinisikan metode Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi
mengajar sebagai suatu cara untuk Belajar-Mengajar (Bandung: Tarsito, 1994),
p.96.
melangsungkan proses belajar-mengajar
5
Musska Mosston and Sara Asworth, Teaching
Physical Education (New York: Mac Millan
1
Amung, Ma’mun., Toto, Subroto, Pendekatan College Publishing Inc, 1994), p.3.
Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran
6
Bolavoli (Jakarta: Depdiknas, Ditjen Harsono, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis
Dikdasmen, 2001), p. 51. Dalam Coaching (Jakarta: cv. Tambak
Kusuma, 1988), p. 101.
2
Supandi, Strategi Belajar Mengajar Pendidikan
7
Jasmani dan Kesehatan (Jakarta: Depdikbud, Tudor O. Bompa, Theory and Methodology of
Ditjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Training (Toronto: Kendall/Hunt Publishing
Kependidikan, 1992), p.23. Company, 1994), p. 3.
4
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
dengan kian hari kian meningkat jumlah beban an tugas penampilan diberikan, (3) lamanya
latihan atau pekerjaannya.8 waktu berkaitan dengan kecakapan
Gaya mengajar latihan merupakan salah penampilan, (4) memiliki pengalaman dan
satu model pengajaran yang cocok diterapkan pengetahuan tentang hasil (balikan) diberikan
pada pembelajaran gerak, karena memiliki guru dalam berbagai bentuk. Anatomi gaya
keunggulan sebagai berikut: (1) dosen/guru latihan digambarkan Mosston dalam tabel
akan mempunvai peluang untuk mengajar dibawah ini.
dalam jumlah mahasiswa yang banyak
sekaligus, (2) mahasiswa belajar untuk bisa Tabel 1. Anatomi gaya latihan10
bekerja secara mandiri, (3) mahasiswa Gaya Latihan B
mempelajari atas keputusan yang sesuai dengan Pra Pertemuan (D)
ketentuan yang ada, (4) mahasiswa belajar Selama Pertemuan (M)
mengenai keterbatasan waktu, (5) mahasiswa Pasca Pertemuan (D)
bisa belajar mengenai sasaran yang harus
dicapai dengan melaksanakan tugas-tugas Keterangan: B : gaya latihan
tertentu, (6) mahasiswa memiliki kesempatan D : guru
untuk meningkatkan interaksi individual M : mahasiswa
dengan setiap mahasiswa. Sumber: Musska Mosston (1994). Teaching
Ciri utama dari gaya mengajar latihan Physical Education, New York:
adalah selama pertemuan berlangsung ada Macmillan College Publishing
beberapa keputusan yang dipindahkan dari Company Inc, p. 32.
guru kepada siswa. Pemindahan tersebut
memberi peranan dan perangkat tanggung Sesuai dengan anatomi tersebut diatas,
jawab baru kepada siswa. Setiap siswa maka peran guru dan siswa dapat dijelaskan
mempunyai kesempatan untuk menentukan sebagai berikut:
ketentuan yang ada, mengenai: (1) sikap 1) Sebelum pertemuan (D) : Dosen
(postur), (2) tempat, (3) urutan pelaksanaan menjelaskan desain lembar tugas yang
tugas, (4) waktu untuk memulai tugas, (5) harus dilakukan siswa dan bagaimana
kecepatan dan irama, (6) waktu berhenti, (7) cara melakukannya dengan berfokus
waktu sela diantara tugas-tugas, (8) pada tugas.
memprakarsai pertanyaan-pertanyaan, (9) 2) Selama pertemuan berlangsung (M) :
cukup untuk melakukan latihan secara (1) mahasiswa menerima tugas, (2)
berulang-ulang.9 mahasiswa membuat keputusan
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat mengenai: sikap/postur, tempat,
ditarik kesimpulan bahwa latihan adalah suatu urutan pelaksanaan tugas, waktu untuk
proses secara sistematis yang mengarah kepada memulai tugas, waktu berhenti,
fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai kecepatan dan irama, waktu sela
pembentukan individu secara keseluruhan. diantara tugas-tugas, memprakarsai
Sasaran berhubungan dengan tugas penampilan pertanyaan-pertanyaan. Sedangkan
adalah: (1) berlatih tugas-tugas telah diberikan guru hanya mengawasi pelaksanaan
sebagaimana yang telah didemonstrasikan dan tugas oleh siswa, dan mengamati
dijelaskan,(2)memperagakan/mendemonstrasik kesulitan ataupun kendala yang
dihadapi oleh siswa.
8
Junusul Hairy, Fisiologi Olahraga, (Jakarta:
Ditjendikti, 1992), p. 67
9 10
Moston, Op.cit., pp. 25-31 Op.cit., p. 32
5
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
3) Pasca pertemuan (D): Dosen memberi dalam belajar akan lebih efisien walaupun
umpan balik kepada seluruh materi pembelajaran diajarkan dalam jumlah
mahasiswa. yang banyak. 5) Memupuk rasa kebersamaan
Berdasarkan uraian di atas maka dalam belajar sehingga akan meningkatkan
keuntungan menggunakan gaya mengajar motivasi belajar mahasiswa. 6) Umpan balik
latihan (practice style) dalam belajar materi dilakukan secara kelompok.
passing atas bolavoli adalah: 1) Materi Sedangkan kelemahan gaya mengajar
pelajaran disajikan bagian perbagian secara latihan ini adalah: 1) Sulit mengontrol bagi
berurutan. 2) Setiap bagian materi diajarkan mahasiswa berkemampuan kurang. 2)
terlebih dahulu diperagakan oleh guru dalam Kreativitas mahasiswa kurang berkembang
melakukannya sehingga memudahkan karena setiap materi pembelajaran yang
mahasiswa untuk belajar. 3) Pengajaran dapat diajarkan gerakannya harus sama dengan yang
dilakukan secara kelompok mencakup banyak dicontohkan oleh guru.
mahasiswa sekaligus. 4) Waktu dipergunakan
6
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
7
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
kesimpulan dan mengambil konsep yang di bahwa pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
pelajari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
92 1 2.0 92
83 3 6.1 249
75 8 16.3 600
67 16 32.7 1072
58 9 18.4 522
50 6 12.2 300
42 4 8.2 168
49 3203
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2011/2012 semester genap. Hasil yang
dilakukan pada siklus pertama di atas di diperoleh dijadikan sebagai masukan untuk
peroleh nilai rata-rata 65 dengan jumlah total merevisi keterampilan belajar selanjutnya.
sebesar 3202. Sedangkan jumlah hamasiswa Setelah diberikan perlakuan hasil dari siklus
yang diambil sebagai sampel dalam penelitian kedua dari penelitian ini dapat dilihat pada
ini berjumlah 49 orang pada tahun akademik Tabel 3 di bawah ini:
92 2 4.1 184
83 9 18.4 747
75 18 36.7 1350
67 9 18.4 603
58 6 12.2 348
50 3 6.1 150
42 - - -
49 3582
8
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Sedangkan jumlah mahasiswa yang diambil
dilakukan pada siklus kedua di atas di peroleh sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah
nilai rata-rata 73 dengan jumlah total sebesar 49 orang pada tahun akademik 2011/2012
3582. Sedangkan jumlah mahasiswa yang semester genap. Hasil penelitian pada siklus
diambil sebagai sampel dalam penelitian ini ketiga ini lebih tinggi dari pada silkus yang
berjumlah 49 orang pada tahun akademik pertama dan kedua. Dengan semikian dapat
2011/2012 semester genap. Hasil penelitian dikatakan siklus yang ketiga dalam
pada siklus kedua ini lebih tinggi dari pada keterampilan memberi pengaruh terhadap
silkus yang pertama. Dengan semikian dapat keterampilan mahasiswa dalam pembelajaran
dikatakan siklus yang kedua keterampilan Bolavoli. Dengan demikian secara keseluruhan
memberi pengaruh terhadap keterampilan dapat dijabrakan sebagai berikut: nilai siklus 1
mahasiswa dalam pembelajaran bolavoli. yang diperoleh rata-rata nilai = 65% , pada siklus 2
diperoleh dijadikan sebagai masukan untuk rata-rata nilai = 73% dan pada siklus 3 rata-rata
merevisi keterampilan belajar selanjutnya. nilai = 81% ini berarti bahwa terjadi
Pelaksanaan pembelajaran permainan bolavoli peningkatan yang cukup berarti setiap
yang bertujuan untuk meningkatkan siklusnya. Berdasarkan hasil tes keterampilan
keterampilan dan skil mahasiswa, yang bola voli diketahui bahwa rata-rata nilai
diharapkan dapat mencapai prestasi belajar mahasiswa adalah 84%. Ini menunjukkan
yang optimal. Permainan bolavoli merupakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan
cabang olahraga yang sudah lama dikenal, bolavoli mahasiswa penjaskesrek melalui
dengan demikian sangat memerlukan penerapan metode latihan/drill. Gaya
ketangkasan, koordinasi, kecepatan, mengajar latihan (practice style) dalam belajar
kelincahan, serta daya reaksi yang tinggi. Hasil materi passing atas bolavoli adalah: 1) Materi
perlakuan pada siklus kedua digunakan untuk pelajaran disajikan bagian perbagian secara
merevisi pelaksanaan pembelajaran siklus ke 3. berurutan. 2) Setiap bagian materi diajarkan
Hasil dari siklus ketiga ini dapat dilihat pada terlebih dahulu diperagakan oleh guru dalam
Tabel.4 di bawah ini. melakukannya sehingga memudahkan siswa
untuk belajar. 3) Pengajaran dapat dilakukan
Tabel 4. Hasil Penelitian Siklus 3 secara kelompok mencakup banyak siswa
Nilai F % SR sekaligus. 4) Waktu dipergunakan dalam
belajar akan lebih efisien walaupun materi
100 6 12.2 600 pembelajaran diajarkan dalam jumlah yang
banyak. 5) Memupuk rasa kebersamaan dalam
92 6 12.2 552 belajar sehingga akan meningkatkan motivasi
belajar siswa. 6) Umpan balik dilakukan secara
83 15 30.6 1245
kelompok.
75 13 26.7 975
SIMPULAN
67 6 12 402
9
Idris Moh. Latar / Journal of Physical Education, Health and Sport 2 (1) (2015)
nilai = 81% ini berarti bahwa terjadi Musska Mosston. Teaching Physical Education, New
peningkatan yang cukup berarti setiap York: Macmillan College Publishing
siklusnya. Mahasiswa juga lebih serius dalam Company Inc, (1994).
Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfa
belajar, mengarahkan mahasiswa kemandirian
Beta: Bandung, 2003.
dalam belajar. Hal ini berdampak pada
Sudjana, Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung:
peningkatan hasil belajar siswa.
Tarsito, 1994.
Supandi, Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani
DAFTAR PUSTAKA dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud, Ditjen
Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga
Anas Sudjiono, Pengaruh Analisis Pendidikan. PT. Kependidikan, 1992
Raja Grafindo: Jakarta Surakhmad. Winarno, Pengantar Interaksi Belajar-
Amung, Toto, Subroto, Pendekatan Keterampilan Mengajar. Bandung: Tarsito, 1994.
Taktis dalam Pembelajaran Bolavoli. Jakarta: Tisno Wati, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, 2001 Universitas Terbuka: Jakarta, 2003
Aip Syarifudi, Pendidikan Jasmani. Widya Sarana Theo Kleinmann, dan Dieter Kruber. Bolavolly
Indonesia: Jakarta, 1997 Pembinaan Teknik, Taktik dan Kondisi,
Lutan. Rusli, Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Pengantar untuk Pendidik dan Pelatih. PT.
Teori dan Metode. Jakarta: Ditjen Dikti Gramedia: Jakarta, 1990
Depdikbud, 1988. Wahjoedi, Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani
Harsono, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam dan Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada:
Coaching. Jakarta: cv. Tambak Kusuma, Jakarta, 2001
1988. Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik
Metodologi Pengajaran. Tarsito: Bandung,
1986.
10