Anda di halaman 1dari 8

0

ANALISA PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PELAT LANTAI M-PANEL,


BETON BERTULANG, DAN SNI PEKERJAAN PELAT BETON
BERTULANG

JURNAL

Disusun Oleh:

AGUNG WAHYU NUGROHO

NIM. 105060107111011-61

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2014
1

ANALISA PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PELAT LANTAI M-PANEL,


BETON BERTULANG, DAN SNI PEKERJAAN PELAT BETON
BERTULANG
Agung Wahyu Nugroho 1, M. Hamzah Hasyim, ST., M.EngSc 2, Saifoe El
Unas, ST, MT 2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur - Indonesia
E-mail : a.wahyu.nug@gmail.com

ABSTRAK
Dengan adanya perkembangan inovasi dan teknologi pembangunan di Indonesia, terdapat
teknologi dan material di bidang konstruksi yang mampu menggantikan material pelat lantai bangunan
konvesional, salah satunya M-PANEL. M-PANEL mempunyai susunan material dengan bahan utama
Expanded Polystyrene System (EPS) dan kawat baja galvanized (lapisan agar tidak berkarat) pada
setiap sisi dan juga dalamnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan
produktivitas dan biaya satuan pekerjaan pelat lantai menggunakan material M-Panel dan
konvensional.
Data penelitian yang digunakan untuk analisa produktifitas dan harga satuan diperoleh dengan
mengamati secara langsung pekerjaan di lapangan. Selain itu, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Daily Record Sheet, Baseline Productivity, dan metode SNI (Standart Nasional
Indonesia) No. 7394 Tahun 2008. Untuk menghitung koefisien analisa harga satuan pekerjaan
didapatkan dengan menghitung sendiri yang didasarkan nilai produktifitas.
Dari analisa dan perhitungan didapat produktifitas pekerjaan pelat lantai M-PANEL pada tiap
jenis pengamatan adalah : pemasangan M-PANEL sebesar 5,7874 m2/jam, pemlesteran tahap I
sebesar 19,7838 m2/jam, dan pemlesteran tahap II sebesar 6,3819 m2/jam. Sedangkan nilai
produktifitas pekerjaan pelat lantai konvensional adalah: pemasangan bekisting sebesar 1,496 m2/jam,
penulangan sebesar 7,116 m2/jam, dan pengecoran sebesar 10,004 m2/jam . Untuk hasil nilai
produktifitas pelat lantai konvensional berdasarkan SNI No. 7394 Tahun 2008 adalah : pemasangan
bekisting sebesar 0,20 m2/jam, penulangan sebesar 2,98 m2/jam, dan pengecoran sebesar 1,67 m2/jam.
Analisa dari hasil perhitungan harga satuan pekerjaan pelat tiap m2 diperoleh sebesar Rp 443.109,13
/m2 untuk M-PANEL, sebesar Rp. 406.146,52 /m2 untuk pelat konvensional, dan sebesar Rp.
691.485,40 /m2 untuk harga satuan berdasarkan SNI No. 7394 Tahun 2008.

Kata kunci: harga satuan pekerjaan, pelat lantai konvensional, pelat lantai M-PANEL,
produktifitas, SNI.

PENDAHULUAN material untuk dinding, tangga, lantai,


Dengan adanya teknologi terbaru di partisi,dan juga yang lainnya.
Indonesia yang dapat membuat proses
pembangunan lebih cepat dan dengan Dalam suatu pekerjaan konstruksi pasti
kualitas bangunan yang baik, maka dalam pelaksanaanya selalu berhubungan
dibuatlah material bangunan dengan dengan biaya yang direncanakan dengan
bahan utama kawat baja galvanized pada acuan dasar perhitungan dasar yang biasa
setiap sisi dan Expanded Polystyrene disebut analisa biaya konstruksi. Acuan
System (EPS). Material M-Panel ini digunakan untuk menetukan biaya
mempunyai fungsi sebagai pengganti bangunan (building cost) suatu rangkaian

1. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


2. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2

rancangan pekerjaan, dan disusun Material M-PANEL telah memenuhi


berdasarkan kegiatan penelitian pekerjaan fungsi struktural, yaitu: daya tahan
di proyek dengan tujuan meningkatkan terhadap suhu, anti kebisingan, daya tahan
efisien dan efektivitas kegiatan suatu beban, dan tersedia beragam jenis bentuk
proses pembangunan. Dengan adanya model dan ukuran dalam penentuan
inovasi, pembangunan pelat lantai dapat desain pada pembuatan beberapa jenis
dilakukan dengan menggunakan bahan pekerjaan salah satunya pelat lantai.
salah satunya adalah dengan M-PANEL memiliki berbagai macam
menggunakan teknologi M-PANEL. tipe dan model panel yang dapat
Maka hal ini yang membuat penulis digunakan untuk berbagai macam
ingin melakukan analisa perbandingan pekerjaan pada setiap jenis bangunan.
efisiensi pekerjaan pelat menggunakan Berikut ini beberapa jenis panel:
material M-PANEL dan SNI pelat beton • Single Panel (PSM)
bertulang. • Double Panel
• Floor Panel (PSSG2)
PELAT LANTAI
• Staircase Panel
Pelat lantai mempunyai tugas memiliki
• Landing Panel
tugas ganda yaitu sebagai penerima dan
M-PANEL terdiri dari jaring kawat baja
penyalur beban serta pembagi ruangan.
(wiremesh) dan komponen polyfoam
Fungsi utama dari pelat lantai yaitu:
(extended polystrene stereofoam).
1. Daya tahan lebih kuat terhadap
1. Jaring kawat baja (wiremesh) terbuat
kebakaran.
dari kawat baja yang di galvanis dan
2. Menstabilkan mengatur suhu
diletakkan di kedua sisi panel
pada suatu ruangan.
polyfoam serta saling terhubung satu
3. Mendukung beban pada dinding
dengan yang lainnya.
dan kolom
2. Polyfoam pada M-PANEL terletak di
4. Pemisah antara ruang bawah dan
bagian tengah. Material polyfoam
ruang atas.
yang digunakan merupakan
5. Peredam suara dari ruang atas
polyfoam yang bersifat fire retandant
maupun ruang bawah.
(tidak menjalarkan api), tidak
Hal yang diperhatikan pada perencanaan
beracun, dan tidak mengandung
penggunaan material pelat lantai untuk
bahan kimia aktif.
menunjang keberhasilan dan kelancaran
pelaksanaan suatu proyek, yaitu sebagai Terdapat beberapa keunggulan yang
berikut: dimiliki M-PANEL,yaitu :
1. Tepat waktu  Hemat energi dan ramah
2. Tepat mutu lingkungan
3. Tepat guna  Tahan api
4. Tepat biaya  Ringan namun kokoh
MATERIAL PELAT LANTAI M-  Hemat biaya dan cepat
PANEL  Kedap suara
Material M-PANEL adalah salah satu  Tahan gempa
dari inovasi teknologi dalam dunia  Mudah di desain dan serbaguna
konstruksi. Material ini bersifat ringan
tetapi tetap kokoh, tidak merambatkan Material Pelat Lantai Beton Bertulang
api, dan kedap suara. Pada dasarnya Beton bertulang merupakan suatu
material tersebut mempunyai fungsi kombinasi antara beton dan baja tulangan
struktur sehingga dapat mengurangi yang berfungsi menahan kuat tarik yang
struktur konvensional yang digunakan tidak dimiliki oleh beton tersebut.
pada bangunan tersebut.
3

Komponen atau bahan utama dari beton proyek,yaitu seluruh biaya dari kegiatan
bertulang yaitu : yang dilakukan di proyek dan biaya
1. Agregat menggunakan sumber daya yang
2. Air berkaitan dengan proyek. Sedangkan
3. Semen biaya tidak langsung adalah seluruh
4. Bahan Campuran (admixture) biaya yang berkaitan dengan barang non
Campuran admixture dipakai agar sifat fisik yang dibebankan proyek.
beton jauh lebih baik, adapun Adapun rincian dari biaya langsung
kegunaannya diantaranya adalah : ialah sebagai berikut:
 Meninggikan kelayanan beton 1. Biaya Material
tanpa menambahkan kadar air; 2. Biaya Tenaga Kerja
 Mempercepat perkembangan beton Produktivitas Kerja
pada usia muda; Produktivitas kerja merupakan
 Meninggikan daya tahan beton perbandingan terbalik antara hasil yang
terhadap kemunduran mutu akibat diperoleh dengan jumlah pekerjaan.
siklus dari pembekuan-pencairan; Apabila produktivitas kerja tinggi,maka
 Meninggikan kekuatan. hasil yang diperoleh akan lebih besar
Beton bertulang memiliki beberapa daripada tenaga kerja dan begitu juga
kelebihan, yaitu: sebaliknya.
 Memiliki kuat tekan yang relatif tinggi. Produktivitas yang diukur dari daya
 Ketahanan yang relatif tinggi terhadap guna akan menghasilkan sesuatu yang
air dan api. bersifat non material, tidak dinilai dengan
 Bahan yang digunakan sebagian besar uang, sehingga produktivitas hanya
dari bahan yang didatangkan dari digambarkan dengan efisiensi personal
daerah. pelaksanaan tugas pokoknya.
 Mempunyai struktur yang kuat dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
kokoh. tingkat produktivitas dibagi menjadi dua,
 Memiliki usia yang panjang. yaitu faktor dari dalam ( absensi,
 Tidak memerlukan biaya pemeliharaan keterlambatan, moral, tingkah laku,
yang tinggi. keahlian, motivasi pekerja dan kerja sama
 Merupakan bahan yang ekonomis, dll. tim) dan faktor luar ( informasi, material,
alat, kepemimpinan, schedule, kontrol dan
Biaya Proyek Pemasangan Pelat Lantai pengawasan). Pembagian dua faktor ini
Tingkat kehematan dalam berdasar pada kemampuan pekerja untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada mengontrol faktor tersebut, yang mana
untuk mencapai tujuan sangat penting faktor luar menunjukkan bahwa faktor
untuk efisiensi biaya. Efisiensi terbagi tersebut berada di luar kontrol pekerja dan
menjadi dua, yaitu : cenderung berada pada kontrol pihak
1. Efisiensi biaya adalah tingkat manajemen.
kehematan serta pengorbanan Ada dua aspek penting lain dari
ekonomi yang dilakukan untuk produktivitas yang juga berpengaruh
mencapai tujuan yang ditetapkan. terhadap produktifitas kerja yaitu
2. Efisiensi waktu adalah tingkat efesiensi dan efektivitas kerja.
kehematan dalam hal waktu saat
pelaksanaan sampai proyek selesai. METODE PENELITIAN
Biaya yang ada pada proyek dibagi Metode yang digunakan pada
dalam dua kelompok, yaitu biaya penelitian ini adalah metode analisis
langsung dan biaya tidak langsung. deskriptif dengan jenis job, yaitu
Biaya langsung adalah seluruh biaya penelitian yang bukan bersifat eksperimen
yang berkaitan langsung dengan fisik serta untuk mengumpulkan informasi
4

berupa data primer mengenai suatu gejala 2. Pemasangan Jaring Penguat


yang ada pada saat penelitian. Data dari Sudut
penelitian ini berdasarkan dua sumber 3. Pemotongan Panel Pelat Lantai
data, yaitu sumber data primer dan M-PANEL
sekunder. 4. Pemasangan Bekisting
 Data primer adalah data yang 5. Pemasangan Tulangan dan
dikumpulkan oleh perorangan secara Pengaku
langsung dari objek yang diteliti. Data Langkah Kerja Bekisiting Pelat Lantai
diperoleh dari menghitung langsung Konvensional
kecepatan pekerjaan di lapangan dan
mencatat jumlah pekerja yang 1. Siapkan alat serta bahan yang
melakukan pekerjaan di lapangan. akan digunakan.
 Data sekunder adalah data yang 2. Pasang perancah dengan kuat
dikumpulkan dan ditambah oleh dan baik.
sumber lain. Dalam penelitian ini data 3. Atur posisi perancah dengan
sekunder diperoleh dari sumber yaitu baik sesuai dengan posisi yang
dari Modern Panel Indonesia (MPI), diinginkan.
pihak pelaksana PT. Tunggal Adi 4. Letakkan balok kayu dengan
Karya Perkasa, pengawas posisi memanjang dan sejajar
pembangunan perumahan Dwiga dengan bekisting balok.
Regency, dan SNI 7394:2008. 5. Ukur kesikuan balok kayu
Pengamatan dan pengukuran di lapangan dengan menggunakan
dilakukan dengan cara berikut : waterpass.
 Lembar Catatan Harian (Daily Record 6. Setelah peletakan semua
Sheet) merupakan catatan selesai, maka baru proses
produktivitas harian. peletakan multiplek diatas
balok kayu tersebut.
 Produktifitas Garis Dasar (Baseline
Productivity) merupakan nilai Analisa Produktivitas Pelat Lantai M-
produktivitas standar yang menjadi Panel
target pelaksana suatu proyek. Menurut hasil pengamatan serta
ANALISA DATA PEMBAHASAN perhitungan dengan metode Daily Record
Proyek pada pembangunan “Villa Lot Sheet didapatkan rata-rata produktifitas
Breeze” merupakan proyek yang pemasangan M-Panel sebesar 5,7874
dilaksanakan PT. Tunggal Adi Karya m2/jam, pemlesteran tahap I sebesar
Perkasa yang berlokasi di Tanah Lot Bali. 19,784 m2/jam, dan untuk pemlesteran
Proyek tersebut merupakan salah satu tahap II sebesar 6,382 m2/jam. Sedangkan
sarana komersial yang baik untuk untuk perhitungan dengan menggunakan
menunjang pariwisata di Bali. Lokasi metode Baseline Productivity didapatkan
yang strategis, dekat dengan tempat produktifitas pemasangan sebesar 6,238
wisata pantai Tanah Lot. Proyek inilah m2/jam, pemlesteran tahap I sebesar
yang akan dijadikan sumber data 21,511 m2/jam, dan pemlesteran tahap II
penelitian M-Panel. Sedangkan untuk sebesar 6,939 m2/jam. Berikut tabel hasil
sumber data yang digunakan untuk proyek pengamatan tersebut.
konvensional adalah Dwiga Regency
yang berada di Jalan Sudimoro, Malang.
Langkah kerja pemasangan pelat lantai
M-PANEL:
1. Meletakkan panel pelat lantai di
atas panel dinding
5

Analisa Produktivitas Pelat Lantai Harga Satuan


No Jenis Pekerjaan
Konvensional (Rp)
Hasil pengamatan dan perhitungan 1 Pelat Lantai M-Panel
dengan Daily Record Sheet didapatkan Pemasangan Pelat Lantai 284.409,80
rata-rata produktifitas pemasangan Plesteran Tahap 1 30.052,76
bekisting sebesar 1,531 m2/jam, Plesteran Tahap 2 62.706,09
pemasangan tulangan sebesar 7,189 Total 377.168,65
m2/jam, dan untuk pengecoran sebesar 2 Pelat Lantai Konvensional
10,143 m2/jam. Sedangkan dari Bekisting 193.445,18
perhitungan dengan menggunakan Penulangan 120.055,86
metode Baseline Productivity didapatkan Pengecoran 95.948,79
produktifitas pemasangan bekisting Total 409.449,82
sebesar 1,496 m2/jam, pemasangan 3 Pelat Lantai
tulangan sebesar 7,116 m2/jam, dan Berdasarkan SNI 7394:2008
pengecoran sebesar 10,004 m2/jam. Bekisting 475.540,18
Berikut tabel hasil pengamatan tersebut.
Penulangan 132.383,52
Pengecoran 110.040,67
Total 717.964,37
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa, pengamatan, dan
Analisa Produktivitas Pelat Lantai perhitungan dapat diambil kesimpulan
Konvensional Berdasarkan SNI mengenai perbandingan produktivitas,
Dari hasil perhitungan berdasarkan lama waktu pengerjaan dan harga satuan
SNI didapatkan produktifitas pemasangan dari pemasangan pelat lantai
bekisting sebesar 0,61 m2/jam, menggunakan material M-PANEL, pelat
pemasangan tulangan sebesar 2,32 lantai konvensional, dan pelat lantai
m2/jam, dan untuk pengecoran sebesar konvensional berdasarkan SNI 7394:2008
6,00 m2/jam. Berikut tabel hasil
pengamatan tersebut. 1. Produktivitas pada pengamatan
Jenis Produktivitas pelat lantai M-Panel dengan
No
Pengamatan (m2 /jam) menggunakan metode Daily
1 Bekisting 0,61 Record Sheet adalah sebagai
2 Penulangan 2,32 berikut:
3 Pengecoran 6,00 a. Pemasangan M-Panel 5,7874
Biaya Pekerjaan Pelat Lantai m2/jam
Data biaya pemasangan dan b. Pemlesteran tahap I sebesar
pembuatan mencakup biaya material dan 19,7838 m2/jam
upah yang diperlukan dalam pengerjaan c. Pemlesteran tahap II sebesar
pelat lantai. Dari hasil perhitungan 6,3819 m2/jam
didapatkan hasil sebesar Rp 377.168,65 2. Produktivitas pada pengamatan
/m2 untuk pelat lantai M-Panel, sebesar Rp pelat lantai konvensional dengan
409.449,82 /m2 untuk pelat lantai menggunakan metode Baseline
konvensional, dan sebesar Rp 717.964,37 Productivity adalah sebagai
/m2. Berikut tabel hasil perhitungan berikut:
tersebut. a. Pemasangan bekisting sebesar
1,496 m2/jam
b. Penulangan sebesar 7,116
m2/jam
c. Pengecoran sebesar 10,004
m2/jam
6

3. Produktivitas pada pengamatan produktivitas dan harga material M-


pelat lantai konvensional dengan PANEL, dapat menggunakan metode
menggunakan metode SNI adalah pengukuran yang lain, misalnya
sebagai berikut: menggunakan metode Work Sampling
a. Pemasangan bekisting sebesar pada produktivitas. Hal ini agar terlihat
0,20 m2/jam waktu efektif dan waktu yang terbuang
b. Penulangan sebesar 2,98 m2/jam dalam pemasangan material M-PANEL.
c. Pengecoran sebesar 1,67 m2/jam
DAFTAR PUSTAKA
4. Harga satuan pengerjaan pelat
Andi, dkk. (2004). “Analisa Produktifitas
lantai M-Panel sebesar Rp
Pekerja Dengan Metode Work
377.168,65 untuk setiap m2.
Sampling: Studi Kasus Pada Proyek
5. Harga satuan pengerjaan pelat
X dan Y”. Jurnal. Surabaya:
lantai konvensional sebesar Rp
Universitas Kristen Petra.
409.449,82 untuk setiap m2.
6. Harga satuan pengerjaan pelat
Djojowirono, Sugeng. 1984. Manajemen
lantai konvensional berdasarkan
Konstruksi, Yogyakarta: KMTS
SNI sebesar Rp 717.964,37 untuk
Fak.Teknik UGM.
setiap m2.

SARAN Ervianto, Wulfram I. 2008. “Pengukuran


Dari hasil penelitian di lapangan, Produktivitas Kelompok Pekerja
melihat analisa data, serta melakukan Bangunan dalam Proyek Kontruksi
perhitungan terdapat beberapa saran dari (Studi Kasus Proyek Gedung
peneliti yaitu sebagai berikut : Bertingkat di Surakarta)”. Jurnal
1. Kontraktor Teknik Sipil No. 1 Vol. 9.
Disarankan untuk memilih Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
material sesuai dengan kebutuhan dalam Yogyakarta.
pengerjaan proyek. Apabila proyek yang
akan dikerjakan memerlukan Frick, Heinz dan L. Setiawan, Pujo.
produktifitas yang tinggi dan pengerjaan (2001). Seri Konstruksi Arsitektur 4:
dengan waktu yang cepat dan Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan.
mengutamakan biaya dapat menggunakan KANISIUS
M-Panel, sedangkan kontraktor dapat
menggunakan material konvensional Ibrahim, Bachtiar. (2001). Rencana dan
apabila tidak terlalu mengutamakan harga Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi
dan pengerjaan waktu yang sangat cepat. Aksara.
Selain itu, kontraktor juga dapat
menggunakan bahan sesuai SNI apabila Limanto, Santoso & Patmadjaja, Hari.
proyek yang dikerjakan milik pemerintah (2011). Evaluasi Produktivitas
dan memerlukan dasar hukum yang kuat. Pemasangan Bata Ringan Pada
2. Bagi peneliti selanjutnya Dinding Bangunan Hotel. Surabaya:
a. Pada peneliti selanjutnya dapat Universitas Kristen Petra.
membandingkan produktivitas dan harga McCormac, Jack C. (2003). Desain Beton
pengerjaan pelat lantai menggunakan Bertulang (Edisi Kelima). Erlangga
material M-PANEL dengan material
lainnya sebagai alternatif pengganti bahan MPanel. (2010). Penjelasan Teknik
pembuatan pelat lantai agar dapat Mpanel. Tangerang: Modern Panel
mengetahui perbedaan produktivitasnya Indonesia.
dan harga satuan yang dibutuhkan.
b. Untuk selanjutnya apabila akan
melakukan penelitian lebih lanjut tentang
7

Muchdoro, A. M. (1997). Teori dan


Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
UMM-Press.

Mukomoko, J.A. (1980). Dasar


Penyusunan Anggaran Biaya
Bangunan. Jakarta: Kurnia Esa.

Ningrum, Diah Niken Kusuma. (2014).


Analisa Perbandingan Produktivitas
Pemasangan Dinding M-PANEL dan
Dinding Konvensional Batu Bata
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan
Ruko Modern Arcade di Tangerang.
Skripsi. Jakarta: Universitas Mercu
Buana.

Sanudin, Sakwar & Setyawan, Agus.


(2013). Tinjauan Produktivitas
Pekerja Dengan Metode Field
Ratings (Studi Kasus pada Pekerjaan
Bekisting Plat Lantai Proyek
Pembangunan WUKU Villa &
Condotel ) Kawasan Pecatu Indah
Resort, Pecatu, Bali. Surkarta: Jurnal
Universitas Surakarta.

Standar Nasional Indonesia No. 7393.


(2008). Tata Cara Perhitungan Harga
Satuan Pekerjaan Besi Dan
Aluminium Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung Dan Perumahan.
Jakarta: BSNI

Standar Nasional Indonesia No.7394.


(2008). Tata Cara Perhitungan Harga
Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung Dan
Perumahan. Jakarta: BSNI

Winanda, Lila Ayu Ratna. (2010).


Estimasi Produktivitas Pekerja
Konstruksi dengan Probabilistic
Neural Network. Jurnal Teknik Sipil
No. 15 Vol. VIII. Malang: ITN
Malang.

Yamit,Z., (2000). Manajemen Produksi


dan Operasi, Ekonisia. Yogyakarta:
FE UII Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai