Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI TEROWONGAN

1. Detailed Desaign Procedure for Rock Tunnels (Prosedur


Mendesain Terowongan Batuan)
Dalam melakukan perancangan untuk lubang bukaan bawah tanah
menggunakan teknik yang konvensial, beban dari batuan sampingnya adalah
faktor pertama yang harus ditentukan, kemudian pendeskripsian dari batuan
sampingnya serta karateristik deformasinya disesuaikan keadaan asli dari bidang
discontinuitasnya. Sedangkan, dalam mekanika batuannya memiliki hubungan
dengan karakteristik massa batuan dan sifat-sifat material yang spesifik. Hal yang
lebih penting dari pada semua beban pada massa batuan adalah salah satunya
gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi dari tegangan asli (original stress)
akibat adanya suatu penggalian dalam proses produksi. Bahkan adanya beberapa
kemungkinan jenis failure didalam struktur batuan sehingga penentuan dari
kekuatan mengalami perubahan. Oleh sebab itu perancangan penggalian pada
batuan harus memperhatikan kondisi geologi dan terutama kemungkinan resiko
geologi. Setiap pendekatan rancangan penggalian didalam batuan merupakan
tugas dari para ahli geologi dan geoteknik untuk merancang agar memiliki faktor
keamanan yang baik dan ekonomis. Rancangan penggalian didalam batuan
membutuhkan pertimbangan ekstra termasuk kondisi geoteknik yang khusus.
Tujuan dasar setiap rancangan untuk penggalian dibawah tanah
(underground excavation) harus menggunakan batuan itu sendiri sebagai material
struktur yang utama, dapat menghasilkan gangguan yang sekecil mungkin
selama penggalian dan menambah sesedikit mungkin beton dan penyangga baja.
Dalam keadaan sebenarnya, batuan akan mengalami tegangan tekanan, karena
batuan keras dapat lebih kuat dari beton dan ada yang sama kekuatannya dengan
baja. Sehingga tidak akan memberi arti ekonomis dengan menggantikan material
yang kekerasannya sama dengan batuan sampingnya terhadap betonnya.
Namun, akan cukup baik jika batuannya sampingnya disanggah dengan beton
yang kekerasannya diatas dari batuan sampingnya. Rancangan rekayasa yang
baik adalah rancangan yang memiliki tingkat keamanan yang seimbang dengan
nilai ekonomisnya dalam semua faktor yang saling berkaitan.
Rancangan terowongan ditinjau dari aspek mekanika batuan/geomekanika
mencakup aspek-aspek rencana untuk lokasi, menentukan ukuran dan bentuknya,
orientasi dan tataletaknya, metode penggalian, pemilihan penyangga dan
instrumentasi. Jadi peran geomekanika dalam suatu proses rancangan penggalian
bawah tanah adalah memberikan data masukan dan analisis rancangan, mulai
dari tahap rancangan awal sampai rancangan final, berlanjut ketahap operasional
penggalian.
Pada rancangan awal meliputi ekplorasi geoteknik, pengukuran in-situ,
pengujian laboratorium, dan analisis pemodelan/stabilitas. Tahap paling penting
dan sulit ialah penyusunan deskripsi kuantitatif atau karakteristik massa batuan,
karena hal ini merupakan dasar dari seluruh analisis rekayasa, ekonomi,
keselamatan, dan penyusunan kontrak kerja.

Dari diagram alir diatas, ada beberapa prosedur untuk mendesain


terowongan yaitu :
1.1 PREMINARY DATA COLLECTION (Pengumpulan Data Awal)
Dalam merancang dan mendesain suatu terowongan, kita memerlukan
parameter untuk mendapatkan desain terowongan yang aman, efisien, dan
ekonomis. Oleh karena itulah, diperlukan data-data dalam menunjang parameter
tersebut untuk mencapai desain terowongan yang optimal. Langkah pertama yaitu
pengumpulan data-data seperti kondisi geologi, klasifikasi konstruksi, kestabilan
batuan sampingnya, data stres, dan lain sebagainya. Langkah berikut :
- Requirement umum ( tujuan dan bentuk )
Dalam mendesain terowongan, hendaknya kita merancang sesuai dengan
tujuan dan bentuk yang akan dilakukan seperti apa. Tujuan di sini dalam
artian diperuntukkan untuk apa terowongan yang akan dibuat, ada
beberapa jenis terowongan yaitu terowongan tambang bawah tanah,
transportasi, terowongan sipil, dan lain-lain sebagainya. Tujuan
terowongannya saja berbeda maka tentunya bentuk akan berbeda sesuai
peruntukannya dan keamanannya.
- Rekayasa kendala ( kelas, keselarasan )
Rekayasa kendala ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala apa
saja yang akan dihadapi dalam membuat terowongan, seperti kendala
dalam kedalaman yang sulit dijangkau atau bentukannya yang intinya
adalah masalah teknis.
- Tersedianya data geologi ( peta geologi, foto udara )
Data-data geologi yang berhubungan adalah data perlapisan atau formasi
batuan seperti apa yang berada disekitar, keterdapatan struktur
geologinya, deformasi dan lain-lain. Kuantitas dari kekerasan batuan,
struktur, perlapisan akan mempengaruhi tingkat keamanan terowongan
yang akan dibuat.
Setelah mendapatkan data-data awalnya mengenai penafsiran tersebut,
lalu diperlukan pula data karakteristik geoteknik untuk rencana investigasi
selanjutnya, data tersebut diantaranya mengenai :
a. Pemetaan Geologi Permukaan
Pemetaan Geologi permukaan bertujuan untuk sebaran batuan, luas dari
sebaran batuannya.
b. Program Pengeboran Terbatas dan Investigasi Air Tanah
Pengeboran terbatas disini maksudnya agar kita mengetahui bagaimana
batuan atau material penyusun atau stratigrafi terowongan tersebut, dan
perlu dilakukan investigasi mengenai air tanah. Tujuannya yaitu agar
mengantispisasi dan meminimalisir munculnya air tanah pada permukaan
terowongan sehingga mengakibatkan terowongan tersebut tergenang air,
tergenangnya air akan sangat beresiko karena menganggu proses
produksi dan dapat menyebabkan terjadinya arus pendek. Selain itu air
tanah disini dimaksudkan untuk membuat suatu sistem penyaliran, agar
terowongan tersebut tidak basah. Jika tidak dikendalikan, air yang
melimpah dapat merendam terowongan. Itu sebab, dibutuhkan pemboran
yang dikhusukan untuk mengurangi kadar air yang melimpah ini.
c. Eksplorasi Geofisika
Eksplorasi Geofisika adalah kegiatan penjajakan struktur geologi yang
cocok dengan menggunakan peralatan geofisika seperti gravimeter,
magnetometer danseismometer. Proses-proses yang dilakukan adalah
survei gravimetrik, survei magnetik, dan survei seismik. Di dalam
eksplorasi geofisika, selain untuk mengetahui adanya kandungan air
didalam batuan penyusunya juga sebagai indikator adanya minyak dan gas
bumi. Eksplorasi geofisika ditujukan untuk mencegah adanya minyak dan
gas bumi yang masuk ke dalam terowongan karena dapat membahayakan
keamanan para pekerjanya.
d. Uji Lab Sampel Batuan dan Index UJi Sampel Tanah Lapangan
Dalam pengujian sampel batuan, dilakukan pengambilan sampel pada
setiap bagian dari formasi batuan penyusunya. Dengan tujuan dilakukan
pengujian sampel untuk mengetahui tekanan dan tegangan dari batuan
secara insitunya. Contohnya seperti mencari kekuatan tanah atau material
tersebut. Uji ini meliputi kuat tekan material tersebut, kuat geser material
tersebut dan uji kuat lainnya.
e. Persiapan Mapping Geologi
Persiapan mapping geologi dan section untuk menunjukkan arah
terowongan yang bakal dibangun ketika adanya kekar atau struktur.

1.2 FEASIBILITY STUDY (Studi Kelayakan)


Tujuan dari studi kelayakan yaitu untuk mendaatkan dan memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan
yang ekonomis dan teknis kegiatan pertambangan, termasuk analisis mengenai
analisis dampak lingkungan (AMDAL) serta perencanaan pascatambang
Dokumen studi kelayakan merupakan dokumen yang sangat berguna bagi
manajemen dalam mengambil keputusan strategis apakah tambang tersebut
dilanjutkan atau tidak. Studi kelayakan juga mengkaji secara teknis, atau
membuat prediksi / proyeksi ekonomis, namun juga mengkaji aspek non teknis
lainnya, seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan.
Adapan tahapan dilakukannya studi kelayakan, meliputi :
- Rekayasa klasifikasi massa batuan di daerah, pengklasfikasian ini bertujua
untuk mendapatkan kekuatan massa batuan didaerah tersebut.
- Penaksiran kelayakan guna pemeriksaan kritis masalah tunneling
potensial desai awal bagian lintas terowongan alternatif , tentatif konstruksi
dan metode dukungan.
- Pengusulan stabilitas terowongan untuk dan bentuknya. Apabila disetujui
maka hal selanjutnya yaitu mempertimbangkan semua kemungkinan
tindakan yang berbahaya yang akan dilakukan untuk pembuatan
terowongan tersebut. Dan jika tidak disetujui usulnya maka dipilihlah rute
terbaik untuk desain terkahir. Pilihan itu mengacu pada teknis pembuatan
dan ekonomis yang diterima, jika tetap tidak disetujui berarti daerah
tersebut tidak cocok untuk dilakukan pembuatan terowongan karena
alasan keamanan dan kestabilan daerahnya.

1.3 DETAILED SITE CHARACTERIZATION (Karakteristik Detail Site)


Setelah melalui tahap studi kelayakan dan dianggap layak untuk
dilanjutkan pembangunan terowongan, kemudian perlu dilakukan karakteristik site
terperinci. Adapun rencana-rencana Investigasi yang dilakukan adalah :
a. Pemetaan Geologi Terperinci
Maksud dari pemetaan geologi terperinci ini adalah menampilkan segala
macam kondisi geologi yang ada dilapangan (lokasi yang akan dibuat
terowongan) (yang bersifat tiga dimensional) kedalam peta (yang bersifat
dua dimensional). Gejala geologi yang nampak pada lapangan terutama
dalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang alam
yang dibangun oleh batuan tersebut. Tujuan dari pemetaan geologi
terperinci ini adalah untuk memberikan gambaran tentang gejala dan
proses geologi yang ada/terjadi pada daerah yang dipetakan, lalu untuk
memberikan tafsiran kondisi dan proses geologis apa saja yang pernah
terjadi didaerah yang dipetakan sepanjang zaman geologi terhitung sejak
terbentuknya batuan yang tertua di daerah pemetaan sampai saat
pemetaan berlangsung, serta memberikan evaluasi potensi geologi yang
bersifat positif dan negative yang ada atau mungkin ada sehingga daerah
yang dipetakan dapat dikembangkan secara bijaksana ditinjau dari sudut
pandang geologi .
Kegiatan pemetaan geologi terperinci ini salah satunya test geofisik, yaitu
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat nya suatu kandungan
minyak bumi, atau gas bumi dibawah permukaan lokasi yang akan
dijadikan terowongan dengan menggunakan alat-alat geofisika.
b. Pengeboran Untuk Penyelidikan
Pengeboran untuk penyelidikan ini tujuannya adalah untuk mengetahui
material-material yang terdapat disekitar lokasi pembuatan terowongan ini,
setelah didapatkan sample lalu sample tersebut dijadikan acuan apakah
material penyusun terowongan tersebut memungkinkan atau tidak untuk
dibuat suatu terowongan.
Setelah sample hasil pengeboran didapat lalu dibawa ke Laboratorium
untuk dilakukan test awal biasanya untuk mengetahui sifat fisik dari
material tersebut.
c. Penyelidikan Adit dengan Perbesaran
Penyeledikan ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana batuan
penyusun terowongan tersebut bagaimana dampaknya apabila dibuat
suatu terowongan yang besar bagaimana kondisi batuan penyusunnya.
Maka dari itu perlu dilakukan suatu uji laboratorium dari sample yang
didapatkan pada proses pengeboran. Uji ini untuk mengetahui sifat
mekanik dari material penyusun terowongan tersebut, sifat mekanik ini
meliputi uji Kuat Tekan batuan, uji kuat geser batuan, triaxial dan point
load. Semua uji itu bertujuan untuk mengetahui berapa besar kan kuat
tekan dan kuat geser suatu material penyusun tersebut.
Setelah renca-rencana investigasi diatas dilakukan lalu perlu dilakukan
penambahan kegiatan investigasi yaitu mengenai pengukuran tekanan insitu dan
test air tanah. Test air tanah ini sangat penting karena kita harus mengantisipasi
apabila terdapat rembesan-rembesan air tanah pada terowongan . Setelah semua
rencana-rencang investigasi dilakukan maka dilakukan pemprosesan data,
diantaranya meliputi :
- Persiapan penyelesaian pemetaan geologi dan penampang.
- Analisa hasil uji laboratorium dan insitu.
- Klassifikasi massa batuan dalam kelompok.
1.4 STABILITY ANALYSES (Analisis Stabilitas Lereng)
Analisis stabilitas atau analisis kemantapan lereng merupakan salah satu
tahapan atau prosedur untuk mendesain suatu terowongan batuan, yaitu dengan
melakukan kegiatan penyesuaian kondisi massa batuan dengan kebutuhan.
Menurut (Bieniawski, 1984) ada beberapa metode rancangan yang dapat
digunakan untuk menilai kestabilan suatu penggalian bawah tanah atau
terowongan yaitu sebagai berikut :
1. Metode Analitik (analytical methods)
Metode analitik digunakan untuk menganalisis tegangan dan deformasi
disekitar lubang bukaan. Teknik-teknik yang dipakai adalah solusi closed
from dan metode numerik yaitu :
- Perhitungan numerik seperti metode elemen hingga (finite elements
methods), metode perbedaan hingga (finite difference method),
metode elemen batas (boundary elements method).
- Simulasi analogi (analog simulation) seperti analogi listrik dan
fotoelastik.
- Model fisik (physical modelling) seperti penggunaan maket.
2. Metode Obeservasi (observational methods)
Metode observasi adalah mengadakan analisis berdasarkan pada data
pemantauan pergerakan massa batuan sewaktu penggalian untuk
mengamati ketidakmantapan dan analisis interaksi penyanggaan terhadap
massa batuan. Pada metode ini dikenal NATM (New Austrian Tunneling
Method) dan “Convergence-Confinement Method”.
3. Metode Empirik (empirical methods).
Metode empirik adalah metode untuk menilai kestabilan sebuah tambang
bawah tanah dan terowongan dengan menggunakan analisis statistik.
Pada umumnya dilakukan pendekatan berdasarkan pengalaman yang
didapat dari beberapa pekerjaan yang serupa sebelumnya. Klasifikasi
massa batuan adalah pendekatan empirik yang paling baik untuk menilai
kestabilan sebuah lubang bukaan dibawah tanah. Saat ini dikenal
klasifikasi batuan diantaranya dari Terzaghi (1946). Deere (1967),
Bieniawski (1973) Norwegian Geotechnical Institute / NGI (1974), dan
sebagainya.
Ada dua pendekatan lainnya yang juga dapat digunakan yaitu teknik
geologi dan pertimbangan-pertimbangan yang harus dipenuhi (peraturan-
peraturan pertambangan dan penerowongan). Semua metode membutuhkan
masukan kondisi geologi dan pertimbangan yang sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja. Teknik geologi digunakan untuk mengidentifikasikan struktur
geologi dan gambaran lainnya yang mempengaruhi kestabilan struktur. Sehingga
dilakukan pemetaan geologi, pemetaan isopach, foto udara, analisis kelurusan
(lineament analysis), foto dari satelit, serta pemboran inti.
Apabila analisis kemantapan lereng tersebut telah sesuai dengan
ketetapan yang dibutuhkan maka dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu
rancangan akhir dan melakukan konstruksi pembuatan terowongan. Tetapi apabila
tidak sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang ditentukan seperti :
a. Struktur geologi yang merugikan
Struktur geologi yang merugikan ini maksudnya adalah apabila terdapat
suatu bidang patahan atau sesar pada lokasi terowongan, sehingga perlu
dilakukan pengkajian secara seksama mengenai hal yang akan terjadi dan
bagaimana cara penempatan terowongan dan penentuan jalur untuk
penyanggaan dibuat apabila terdapat suatu struktur geologi.
b. Tekanan dan rembesan air
Pada pembuatan terowongan perlu diperhatikan tekanan yang timbul dari
bawah permukaan tanah, apabila terdapat tekanannya tinggi maka jika
terdapat air tanah akan terjadi suatu rembesan air pada terowongan dan
itu suatu hal yang tidak baik. Maka dari itu perlu dilakukan suatu rancangan
drainase dan sistem pengendalian air .
c. Pelapukan dan Pengembangan batuan ( Pemampatan )
Akibat dari pelapukan dan pengembangan batuan adalah membuat daya
tahan batuan yang memadai dan uji pengembangan pada
percontoh/sampel. Maka perlu dilakukan simulasi penggaruan untuk
menghubungkan pengukuran, agar mendapatkan rancangan tahapan
penggalian untuk meminimalisasi antara bukaan dan panjagaan surface.
d. Batuan yang keras
Apabila pada suatu terowongan terdapat komposisi batuan penyusun yang
sangat keras, itu berdampak kurang baik dalam hal stabiltias lereng, maka
perlu dilakukan kajian dan analisis mengenai tegangan batuan apabila
material yang keras itu pecah diakibatkan dari suat gaya, kajian tersebut
harus disesuaikan dengan tegangan insitu dengan kriteria pecahannya.
Tujuannya adalah untuk memperkirakan model penyangga untuk
mencegah apabila terjadi terowongan ambruk atau pada zona gelincir.

1.5 FINAL DESAIGN AND CONSTRUCTION (Desain Akhir dan Konstruksi)


Setelah dilakukan analisis terhadap lereng yang akan dijadikan
diterowongan, dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan maka selanjutnya
adalah tahap desain akhir dan kontruksi untuk terowongan tersebut.
Rancangan terakhir dan konstruksi ini meliputi :
a. Pemilihan jalur terowongan akhir, persiapan akhir, dan metode konstruksi
alternatif, rancangan instrumentasi untuk pemantauan lorong.
b. Mempersiapkan kontrak dan estimasi biaya
c. Kajian penawarann dan proposal kontraktor alternatif
d. Penggalian dan konstruksi, menyesuaikan dengan kondisi prediksi sesuai
dengan klasifikasi massa batuan.
e. Pemantauan pekerjaan pembuatan konstruksi.
f. Pengkajian.
2. Pertanyaan
1. Pada tahap pengumpulan data awal dalam mendesain terowongan yaitu
penaksiran data mengenai?
Jawab : kondisi geologi, klasifikasi konstruksi kedalaman dan biaya.
2. Hal pertama yang harus ditafsirkan pada tahap pengumpulan data awal?
Jawab : requirement umum (tujuan dan bentuk terowongan), rekaya
kendala (kelas keselarasan), tersedianya data geologi (peta geologi dan
foto udara)
3. Kegiatan pemprosesan data setelah semua rencana investigasi
dilakukan?
Jawab : Persiapa penyelesaian pemetaan geologi dan penampang,
analisa hasil uji laboratorium dan insitu, serta klasifikasi massa batuan
dalam kelompok.
4. Rencana investigasi yang dilakukan pada tahap detailed site
characterization ?
Jawab : Pemetaan geologi terperinci, pengeboran untuk penyelidikan, dan
penyekidikan adit dengan perbesaran.
5. Kegiatan investigasi tambahan yang perlu dilakukan setelah rencana
investigasi terlaksana yaitu ?
Jawab : pengukuran tekanan insitu dan test air tanah
6. Faktor ketetapan dalam mendesain suatu terowongan agar terowongan
tersebut sesuai dengan kebutuhan?
Jawab : Struktur geologi, tekanan dan rembesan air, pelapukan dan
pengembangan/pemampatan batuan, dan kekerasan batuan.
7. Metode yang dilakukan untuk kestabilan suatu terowongan?
Jawab : Metode analitik (analytical method), metode observasi
(observational method), dan metode empirik (empirical methods)
8. Teknik-teknik closed from dan metode numerik yang dipakai dalam
metode analitik yaitu
Jawab : Perhitungan numerik, simulasi anlogi, dan model fisik.
9. Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menganalisa kestabilan
lereng / terowongan yaitu
Jawab : teknik geologi dan pertimbangan-pertimbangan yang harus
dipenuhi (peraturan-peraturan pertambangan dan penerowongan).
10. Apabila pada suatu terowongan terdapat komposisi batuan penyusun yang
sangat keras, maka perlu dilakukan kajian dan analisis mengenai
tegangan batuan yang harus disesuaikan dengan ?
Jawab : tegangan insitu sesuai dengan kriteria pecahannya.
11. Pentingnya meneliti air tanah?
Jawab : agar mencegah air tanah masuk ke dalam terowongan dan
tergenang air
12. Air masuk ke terowongan, pengaruhnya adalah?
Jawab : Mengganggu produksi, dapat memunculkan arus pendek.
13. Uji sampel batuan bertujuan untuk?
Jawab : mengetahui perlapisan batuan sampingnya, dan kekeuatan
tegangan dan tekanan batuan.
14. Mapping geologi bertujuan untuk?
Jawab : mengetahui letak dan posisi hingga bentuk dari bidang
diskontinuitas untuk mencegah pembuatan terowongan memotong bidan
diskontinuitas.
15. FK = 1, artinya?
Jawab : kritis, artinya Siantar aman dan tidak aman.
16. Tujuan penyelidikan audit?
Jawab : untuk mengetahui dampak terhadap terowongan dari batuan
sampingnya.
17. Metode ketika adanya struktur atau bidang diskontinuitas pada batuan?
Jawab : membuat belokan atau cabang dengan tujuan agar terowongan
tidak melalui struktur
18. Eksplorasi geofisika dalam terowongan bertujuan untuk?
Jawab : mengetahui batuan sampingnya, kandungan air, dan indikator
ada tidaknya minyak dan gas bumi.
19. Geologi permukaan untuk mengetahui?
Jawab : sebaran batuan dan luas permukaan batuannya.
20. Jenis-jenis terowongan?
Jawab : terowongan tambang bawah tanah, kereta, dan sipil

Anda mungkin juga menyukai