ISINYE
ISINYE
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Sekarang ini kita
dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju dan
besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu
sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya
bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang
pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada
awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit .
1
sebagai berikut seperti analisa situasi , tujuan pemasaran , anggaran pemasaran ,
kontrol / pengawasan terhadap pemasaran dan lain sebagainya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan untuk usaha yang berskala besar dan mapan , terutama di bidang
teknologi industri yang terkait “Pengembangan usaha” istilah yang sering
mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan
yang lain, perusahaan pihak ketiga.
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian , teknologi
atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk
mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan
produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana
bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi / divestasi teknologi, produk,
dan lain – lain .
Jika kita ingin mendapatkan kinerja yang maksimal, maka kita harus bisa
menciptkan suasana kerja yang kondusif. Sangat sulit mengahasilkan karya
terbaik di lingkungan kerja yang tidak mendukung aktivitas kita. Apalagi di
perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Yang mana kemampuan SDM
menjadi faktor utama dalam menciptakan produk yang berkualitas.
Budaya kerja yang kondusif itulah yang ingin diciptakan di perusahaan tempat
saya bekerja. Misalnya karyawan diperbolehkan memakai celana jins (yang
penting berpakaian rapi) kecuali pada saat meeting dengan customer atau bertemu
dengan pihak ekternal, daftar kehadiran tidak masuk dalam point penilaian
3
kinerja. Mesin absensi dipakai hanya sebatas untuk memudahkan pengaturan
pemberian tunjangan uang makan. Waktu untuk makan siang atau istirahat
terserah karyawan. Sangat kontras dengan suasana kerja yang pernah diterapkan
pada beberapa tahun yang lalu, dimana perusahaan membuat aturan yang sangat
ketat dan kaku, misalnya semua staf harus berdasi, tidak boleh memakai celana
jins, keterlambatan hanya ditoleransi 15 menit dari jam masuk kerja. Dari
beberapa aturan yang ada,semua karyawan merasa tidak nyaman. Bahkan
menimbulkan permusuhan yang hebat dengan departemen HRD. Alih-alih
meningkatkan kenerja dan produktifitas malah membuat kinerja perusahaan
menjadi menurun. Karena karyawan hanya sibuk dengan urusan absensi,dasi,
pakaian dan semua hal yang tidak ada hubungannya dengan produktifitas.
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam
rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang
masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau
yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang
4
melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan
dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Di samping
itu sekaligus melakukan pengembangan produk, bagi upaya mendalami pengaruh
dari siklus yang dikenal sebagai product life style.
5
Yang perlu dicermati dalam usaha pemberdayaan UKM melalui aspek
permodalan ini adalah:
Tiga hal ini penting untuk dipecahkan bersama. Inti pemberdayaan adalah
kemandirian masyarakat. Pemberian hibah modal kepada masyarakat, selain
kurang mendidik masyarakat untuk bertanggungjawab kepada dirinya sendiri,
juga akan dapat mendistorsi pasar uang. Oleh sebab itu, cara yang cukup elegan
dalam memfasilitasi pemecahan masalah permodalan untuk usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah, adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga
kuangan yang ada, dan atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di
lembaga keuangan. Cara ini selain mendidik mereka untuk bertanggung jawab
terhadap pengembalian kredit, juga dapat menjadi wahana bagi mereka untuk
terbiasa bekerjasama dengan lembaga keuangan yang ada, serta membuktikan
kepada lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk diskriminatif dalam
pemberian pinjaman.
Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, kredit Perbankan lebih banyak terkonsentrasi
pada kredit korporasi dan juga konsumsi dan hanya segelintir kredit yang
disalurkan ke sektor Usaha Kecil dan Menengah. Oleh karena itu,
untukmeningkatkan kapasitas UKM ini, Perbankan harus menjadikan sektor ini
sebagai pilar terpenting perekonomian negeri. Bank diharapkan tidak lagi hanya
memburu perusahaan-perusahaan yang telah mapan, akan tetapi juga menjadi
pelopor untuk mengembangkan potensi perekonomian dengan menumbuhkan
wirausahawan melalui dukungan akses permodalan bagi pengembangan
6
wirausaha baru di sektor UKM. Perbankan harus meningkatkan kompetensinya
dalam memberdayakan Usaha Kecil-Menengah dengan memberikan solusi total
mulai dari menjaring wiraushawan baru potensial, membinanya hingga
menumbuhkannya. Pemberian kredit inilah satu mata rantai dalam pengembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah secara utuh.
7
dalam hal kemitraan antar skala usaha dan jenis usaha, pasar barang, dan pasar
input produksi. Aspek kelembagaan ini penting untuk ditangani dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Selain jaringan usaha, jaringan pemasaran juga menjadi salah satu kendala
yang selama ini juga menjadi faktor penghambat bagi Usaha Kecil Menengah
untuk berkembang. Upaya pengembangan jaringan pemasaran dapat dilakukan
dengan berbagai macam strategi misalnya kontak dengan berbagai pusat-pusat
informasi bisnis, asosiasi-asosiasi dagang baik di dalam maupun di luar negeri,
pendirian dan pembentukan pusat-pusat data bisnis UKM serta pengembangan
situs-situs UKM di seluruh kantor perwakilan pemerintah di luar negeri.
8
Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada keterkaiatan antara yang besar dengan
yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan keterkaitan produksi yang adil,
efisiensi akan terbangun. Oleh sebab itu, melalui kemitraan dalam bidang
permodalan, kemitraan dalam proses produksi, kemitraan dalam distribusi,
masing-masing pihak akan diberdayakan.
Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap usaha termasuk juga
di sektor usaha kecil. Keberhasilan industri skala kecil untuk menembus pasar
global atau menghadapi produk-produk impor di pasar domestik ditentukan oleh
kemampuan pelaku-pelaku dalam industri kecil tersebut untuk mengembangkan
produk-produk usahanya sehingga tetap dapat eksis. Kelemahan utama
pengembangan usaha kecil menengah di Indonesia adalah karena kurangnya
ketrampilan sumber daya manusia. Manajemen yang ada relatif masih tradisional.
Oleh karena itu dalam pengembangan usaha kecil menengah, pemerintah perlu
meningkatkan pelatihan bagi Usaha Kecil Menengah baik dalam aspek
kewiraswastaan, administrasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam
pengembangan usaha. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai cara
seperti pendidikan dan pelatihan, seminar dan lokakarya, on the job training,
pemagangan dan kerja sama usaha. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk
menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui
pengembangan kemitraan rintisan (Hafsah, 2004).
Selain itu, salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia di sektor UKM
adalah Pendampingan. Pendampingan UKM memang perlu dan penting. Tugas
utama pendamping ini adalah memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan
menjadi mediator untuk penguatan kemitraan baik antara usaha mikro, usaha
kecil, maupun usaha menengah dengan usaha besar. Yang perlu dipikirkan
bersama adalah mengenai siapa yang paling efektif menjadi pendamping
masyarakat. Pengalaman empirik dari pelaksanaan IDT, P3DT, dan PPK, dengan
adanya pendamping, ternyata menyebabkan biaya transaksi bantuan modal
9
menjadi sangat mahal. Selain itu, pendamping eksitu yang diberi upah, ternyata
juga masih membutuhkan biaya pelatihan yang tidak kecil. Oleh sebab itu, untuk
menjamin keberlanjutan pendampingan, sudah saatnya untuk dipikirkan
pendamping insitu, bukan pendamping yang sifatnya sementara. Sebab proses
pemberdayaan bukan proses satu dua tahun, tetapi proses puluhan tahun.
Perkembangan Usaha Kecil Menengah akan sangat ditentukan dengan ada atau
tidaknya iklim bisnis yang menunjang perkembangan Usaha Kecil Menengah.
Persoalan yang selama ini terjadi iklim bisnis kurang kondusif dalam menunjang
perkembangan usaha seperti terlihat dengan masih rendahnya pelayanan publik,
kurangnya kepastian hukum dan berbagai peraturan daerah yang tidak pro bisnis
merupakan bukti adanya iklim yang kurang kondusif. Oleh karena perbaikan
iklim bisnis yang lebih kondusif dengan melakukan reformasi dan deregulasi
perijinan bagi UKM merupakan salah satu strategi yang tepat untuk
mengembangkan UKM. Dalam hal ini perlu ada upaya untuk memfasilitasi
terselenggaranaya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam
persaingan dan non diskriminatif bagi keberlangsungan dan peningkatan kinerja
UKM. Selain itu perlu ada tindakan untuk melakukan penghapusan berbagai
pungutan yang tidak tepat, keterpaduan kebijakan lintas sektoral, serta
pengawasan dan pembelaan terhadap praktek-praktek persaingan usahah yang
tidak sehat dan didukung penyempurnaan perundang-undangan serta
pengembangan kelembagaan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Dipta, I. W. (2015). Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
melalui Kerjasama Kemitraan Pola CSR. INFOKOP, 16(30).
12