Anda di halaman 1dari 13

12

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRAFO

Transformator atau trafo merupakan mesin listrik statis yang berfungsi

menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan

sebaliknya dengan cara mentransformasikan tegangan dan arus bolak balik

antara belitan primer dan belitan sekunder pada frekuensi yang sama namun pada

nilai arus dan tegangan yang berbeda. Hal ini terjadi berdasarkan prinsip-prinsip

induksi-elektromagnet.

Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik

yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah

menjadi magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka

pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi

magnet, sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL).

B. JENIS-JENIS TRAFO

1. Trafo Daya

Adalah trafo dengan kapasitas besar yang biasanya digunakan pada Gardu

Induk (GI), baik GI pembangkit ataupun GI distribusi. Trafo daya pada GI

pembangkit digunakan untuk menaikan tegangan, dari tegangan yang

dihasilkan pembangkit menjadi tegangan untuk jaringan transmisi

(150/500kV). Sedangkan pada GI distribusi trafo daya digunakan untuk

12
13

menurunkan tegangan dari tegangan jaringan transmisi menjadi tegangan

menengah untuk ditribusi (11,6/20kV).

Gambar 2. Trafo Daya

2. Trafo Distribusi

Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah

(11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Dan dalam laporan ini

penulis hanya akan membahas tentang trafo ini saja.

Gambar 3. Trafo Distribusi 3 fasa


14

3. Trafo Pengukuran

a. Trafo Tegangan (Potensial Transformer)

Fungsinya adalah mentransformasikan besaran Tegangan tinggi ke

besaran Tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai

isolasi antara sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan alat

ukurnya / proteksinya.

Gambar 4. Trafo Tegangan

b. Trafo Arus (Current Transformer)

Berfungsi untuk mengkonversi besaran arus besar ke arus kecil guna

pengukuran sesuai batasan alat ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi

sirkit sekunder dari sisi primernya.

Gambar 4. Trafo arus

Gambar 5. Trafo Arus


15

C. TRAFO DISTRIBUSI

Trafo yang umum dipergunakan untuk sistem distribusi adalah trafo tiga fasa

dan satu fasa sedangkan trafo tiga fasa merupakan trafo yang paling banyak

dipakai PLN hal ini dikarenakan:

1. Untuk daya yang sama tidak memerlukan ruang yang besar.

2. Mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

3. Pemeliharaan persatuan barang lebih murah dan mudah.

Tiga kumparan yang


menerima arus listrik
(kumparan primer)

Sirkit maknetis (besi bagian


atas tidak ditunjukkan) inti

Tiga kumparan yang


mengeluarkan arus
(kumparan sekunder)

Semuanya itu direndam


dalam minyak transformator
pada suatu bak / tangki

Gambar 6. Trafo Distribusi 3 Fasa


16

Menurut jenisnya trafo distribusi dibedakan menjadi :

1. Over head transformer adalah trafo di tiang

2. Underground transformer adalah trafo didalam ruangan

Over head Transformer terdiri dari :

1. Transformator Konvensional

Trafo konvensional tidak memiliki alat pengaman seperti arester, pengaman

beban lebih sebagai suatu kesatuan unit trafo . namun alat-alat pengaman

tersebut dipasang secara terpisah.

2. Transformator CSP (Completely Self Protection)

Trafo distribusi tipe CSP ini memiliki pengaman sebagai kesatuan unit trafo

pengaman yang terdapat adalah pengaman terhadap gangguan surja petir dan

surja hubung , pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain

itu trafo ini juga dilengkapi dengan lampu merah peringatan yang akan

menyala bila temperatur kumparan melebihi batas yang di ijinkan untuk

isolasinya, dalam kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan temperatur

mencapai batas bahaya maka CB ( circuit breaker ) akan bekerja membuka

dan apabila diperlukan CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan

beban lebih sementara.


17

D. BAGIAN-BAGIAN TRAFO DISTRIBUSI

Gambar 7. Konstruksi trafo distribusi

Peralatan utama trafo distribusi adalah unit trafo itu sendiri, bagaian- bagian

pada trafo distribusi antara lain:

1. Bushing

Bushing merupakan bagian yang menghubungkan kumparan didalam

trafo ke bagian luar. Busing merupakan sebuah konduktor yang

diselubungi oleh isolator, isolator inilah yang sekaligus berfungsi sebagai

penyekat antara konduktor dengan tangki trafo.

2. Inti Besi

Inti besi terbuat dari lempengan-lempangan baja tipis, yang bertujuan

untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang disebabkan oleh

arus eddy (eddy current). Inti besi ini berfungsi untuk membangkitkan
18

dan mempermudah jalan fluks yang timbul akibat adanya arus listrik

dalam belitan atau kumparan trafo.

3. Kumparan Trafo

Kumparan trafo merupakan lilitan-lilitan kawat berisolasi yang

membentuk kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti

besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat

seperti karton dan lain-lain. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut

yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer

dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan

tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada

rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada

kumparan tersebut. Sehingga pada kumparan ini berfungsi sebagai alat

transformasi tegangan dan arus.

4. Media Pendingin

Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya

direndam dalam minyak-trafo, minyak trafo merupakan bagian yang

terpenting dalam trafo karena minyak trafo berfungsi :

a. Sebagai bahan isolasi.

b. Sebagai pendingin.

c. Sebagai penghantar panas dari bagian yang panas (coil dan inti) ke

dinding bak.
19

Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan

tembus minimal 120 kv / cm, sedang untuk minyak yang terpakai

minimal 80 kv / cm.

5. Tangki

Pada umumnya tangki dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng,

berfungsi untuk tempat minyak isolasi, sehingga harus kedap terhadap

uap air. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-

sirip pendingin ( cooling fan ) yang berfungsi memperluas permukaan

dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi

menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak.

6. Konservator

Apabila suatu trafo mempunyai beban yang tinggi atau kenaikan suhu

udara luar, maka minyak trafo akan mengembang. Pengembangan minyak

ini diterima oleh konservator. Udara diatas permukaan minyak didalam

konservator terdesak keluar melalui silica gel dan alat pernapasan udara

(air breather) apabila minyak trafo dingin, maka udara dari luar akan

masuk melalui alat pernapasan, silica gel dan kembali ke konservator.

7. Breather

Breather berfungsi sebagai lubang pernafasan transformator untuk

menjaga tekanan dalam tangki. Breather dilengkapi dengan silica gel

untuk menyerap kandungan uap air dalam transformator.


20

8. Silica gel
Adalah suatu bahan higroscopis yang dimaksud untuk menyerap uap air
dari udara yang sedang naik pada waktu trafo menjadi dingin (bernafas).
Uap air harus dihindarkan sebab dapat mengakibatkan menurunnya
tegangan tembus dari minyak hal ini dapat berakibat adanya lompatan api
(flash over) didalam trafo.

9. Pengubah sadapan (tap changer)


Berfungsi sebagai sarana untuk mengubah perbandingan transformator
untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi beban sesuai dengan yang
diinginkan apabila tegangan disisi primer berubah-ubah.

10. Bucholz relay


Bucholz relay adalah suatu peralatan untuk mendeteksi gangguan dalam
transformator diantaranya :
a. Spark Over antara bagian-bagian ber-arus ( bertegangan ).

b. Spark Over antara bagian ber-arus dengan inti besi.

c. Gangguan yang disebabkan karena gas.

Bucholz relay pada keadaan normal kontaknya terbuka (Normally open),

Cara Kerja Bucholz relay adalah :

a. Memberikan sinyal peringatan (Terminal 3 - 4). Ketika Volume

kandungan gas dalam rangka bucholz naik sampai batas tertentu atau

ketika volume oli dalam rangka menurun.

b. Memberikan sinyal tripping (Terminal 1 - 2) Ketika volume gas naik

atau volume oli turun dengan cepat atau ketika kecepatan aliran oli

dari tangki ke konservator melebihi 1 m/sec.


21

11. Emergency Release :

Berfungsi untuk mengeluarkan tekanan yang besar didalam bak trafo

apabila timbul panas yang tinggi, sehingga tidak merusak bagian-bagian

lain (bak trafo kembung dan sebagainya). Emergency release (selaput

pengaman) berupa suatu bagian tipis atau kaca yang mudah pecah bila

mendapat tekanan tertentu.

12. Alat indikator


Berfungsi untuk mengawasi / mengamati trafo selama beroperasi.
Macam-macam alat indikator :

a. Indikator suhu minyak

b. Indikator suhu belitan

c. Indikator permukaan minyak

d. Indikator kedudukan tap changer.

E. PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

1. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian, evaluasi dan pelaporan.
Pekerjaan pemeliharaan trafo distribusi dilakukan secara terjadwal (schedul)
ataupun di luar jadwal.

2. Tujuan Pemeliharaan
a. Agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi dengan
– Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
22

– Andal (Reable).

– Kesiapan (Avaibility) tinggi.

b. Unjuk kerja (Performance) baik.

c. Umur (Live Time) sesuai desain.

d. Waktu pemeliharaan (Down time) Efektif.

e. Biaya pemeliharaan (Cost) Efisien / Ekonomis

f. Mendapatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik

3. Macam-macam Pemeliharaan
a. Pemeliharaan Rutin : merupakan pemeliharaan yang terencana
berdasarkam waktu yang terjadwal. Pemeliharaan rutin juga disebut
dengan pemeliharaan preventip, yaitu pemeliharaan untuk mencegah
terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk
mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan
keandalan dan efisiensi yang tinggi. Contoh pemeriksaan rutin :
 Pengukuran beban dan tegangan trafo distribusi.

 Pengukuran tahanan isolasi dan polaritas indek

 Pemeriksaan kondisi fisik Trafo

 Membersihkan permukaan bushing dan badan trafo

 Pengecatan body trafo yang berkarat dll.

b. Pemeliharaan Korektif : adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud

untuk memperbaiki kerusakan hingga kembali kepada kondisi / kapasitas

semula. Contoh perbaikan kerusakan :

 Penggantian seal tutup trafo


23

 Penggantian seal bushing trafo

 Penggantian bushing trafo yang pecah

 Penggantian trafo yang rusak dll.

c. Pemeliharaan Darurat : merupakan pemeliharaan karena keadaan yang

darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya. Pemeliharaan ini

sifatnya mendadak, bisa disebabkan oleh gangguan atau kerusakan

sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dan perbaikan maupun

penggantian peralatan. Contoh pemeliharaan darurat :

 Penggantian trafo rusak akibat kebakaran atau banjir

4. Jadwal Pemeliharaan

Pemeliharaan rutin / merupakan cara yang baik untuk mencapai suatu


tujuan pemeliharaan karena dapat mencegah dan menghindari kerusakan
peralatan . Pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik
berdasarkan kepada hasil pengamatan, catatan serta pengalaman
pemeliharaan terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik
untuk itu perlu dibuat jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan umur dari

peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :

 Pemeliharaan Mingguan

 Pemeliharaan Bulanan

 Pemeliharaan Triwulan

 Pemeliharaan Semesteran
24

 Pemeliharaan Tahunan

Untuk PT PLN Rayon Koto Tuo pemelihraan rutin hanya dilakukan

persemester atau enam bulan sekali hal ini dikarenakan trafo distribusi di

daerah tersebut umumnya masih dalam kondisi baru dan baik.

Anda mungkin juga menyukai