Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

A. Materi Pembelajaran : 1000 HPK


B. Pokok Bahasan :
1. Pengertiaan 1000 HPK
2. Fase - fase dalam 1000 HPK
3. Cara memenuhi kebutuhan bayi pada 1000 HPK
4. Akibat tidak memanfaatkan 1000 HPK
C. Sasaran : Pengunjung Puskesmas (Calon Pengantin)
D. Waktu :-
E. Tempat : Puskesmas Subah
F. Tujuan Pembelajaran :
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu calon pengantin mampu mengerti
dan memanfaatkan seribu hari pertama kehidupan dengan baik dan benar.
2. Tujuan khusus
a) Menjelaskan pengertian 1000 HPK
b) Memahami fase-fase dalam 1000 HPK
c) Menjelaskan manfaat 1000 HPK
d) Menjelaskan akibat tidak memanfaatkan 1000 HPK

G. Kegiatan Pembelajaran :
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
3. Media : Leaflet
4. Langkah dan Estimasi :

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatanpeserta


1 Pembukaan 3 menit a. Salam Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Menjelaskan tujuan dari
pertemuan
2 Isi materi ±15 a. Menjelaskan pengertian 1000 Mendengar dan
menit HPK memperhatikan
b. Menjelaskan fase – fase dalam Mendengar dan
1000 HPK memperhatikan
c. Menjelaskan cara pemberian Mendengar dan
MP-ASI memperhatikan
d. Menjelaskan pemberian Mendengar dan
makan pada anak usia 1 – 2 memperhatikan
tahun
e. Menjelaskan tentang cara agar Mendengar dan
kebutuhan gizi bayi di 1000 memperhatikan
HPK terpenuhi
f. Menjelaskan tentang akibat Mendengar dan
tidak memanfaatkan 1000 memperhatikan
HPK
3 Penutup 5 menit a. Memberikan beberapa Menjawab
pertanyaan untuk pertanyaan
mengevaluasi sejauh mana
pemahaman pasien tentang
1000 HPK
b. Menyimpulkan materi Menyimpulkan
bahasan yang telah
disampaikan.
c. Mengakhiri penyuluhan dan Membalas
memberi salam penutup salam penutup
MATERI PENYULUHAN

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang dimulai sejak hari pertama
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Dalam periode 1000 HPK ini terjadi proses
pembentukan dan perkembangan yang sangat cepat. Hal ini sangat menentukan status
kesehatan fisik, kesehatan dan kecerdasan (kognitif) pada masa yang akan dating
(Angga, 2016).
Gizi yang tidak diberikan secara optimal pada masa ini, maka anak tidak bisa
mencapai tinggi badan potensial (menjadi lebih pendek), daya tahan tubuh tidak
optimal, perkembangan kognitif menjadi tidak optimal (penurunan IQ), peningkatan
risiko obesitas serta penyakit degeneratif pada masa dewasa nanti. Jangka panjang,
hal ini akan berdampak negatif terhadap kualitas generasi bangsa yang akan datang.
Fase dalam 1000 hari pertama kehidupan :
1. Fase Kehamilan
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester
kehamilannya, diantaranya:

 Trimester 1 (minggu 1-12), pembentukan organ-organ penting (mata,


jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau
lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya)
 Trimester 2 (minggu 13-27), berat janin mulai bertambah, organ mulai
berfungsi
 Trimester 3 (minggu 28-40), berat janin mulai bertambah dengan pesat,
organ mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena
sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak.
Perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga
mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun.

Status gizi seorang wanita sebelum hamil sangat menentukan awal


perkembangan plasenta dan embrio. Berat badan ibu pada saat pembuahan,
baik menjadi kurus atau kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan berisiko
dan berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari. Kebutuhan gizi akan
meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta beberapa
vitamin dan mineral sehingga ibu harus memperhatikan kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsinya.

Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode


perkembangan. Janin akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada
ibunya, termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika
nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya
(Achadi, 2014).

2. Fase Menyusui
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI menyediakan nutrisi terbaik serta
memberikan perlindungan terhadap penyakit. ASI sebaiknya diberikan secara
ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dan dianjurkan sampai anak
berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Asi memiliki
banyak manfaat, tidak hanya bagi anak melainkan bagi ibu juga. Manfaat ASI
yaitu :

a. Manfaat ASI bagi Bayi


1. Sebagai makanan terbaik yang mudah dicerna dan sesuai dengan
pencernaan bayi
2. Memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi dan mencegah infeksi
3. Mencegah terjadinya alergi pada bayi
4. Menunjang perkembangan rahang, gigi dan gusi bayi dikemudian hari
5. Pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal dan mencerdaskan otak bayi

b. Manfaat ASI bagi Ibu


1. Memperkuat ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayi
2. Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan
3. Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim
4. Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB alami
5. Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
6. Menghemat pengeluaran uang karena ASI GRATIS (Angga, 2016).
ASI vs Susu Formula

2. Fase MP-ASI

Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan peralihan dari ASI
ke makanan keluarga yang mengandung zat gizi, diberikan pada anak berumur 6–
24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain dari ASI. Peranan makanan
tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan untuk
melengkapi ASI. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak.
Tujuan dari pemberian MP ASI adalah memenuhi kebutuhan gizi bayi,
mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan
dengan berbagai rasa dan tekstur, mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah. Syarat pemberian MP ASI yaitu :
a. Tepat waktu : mulai diberikan ketika bayi berusia 6 bulan
b. Adekuat : mengandung cukup energy, protein, mikronutrien
c. Aman : penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan harus higienis
d. Tepat cara pemberian : pemberian dengan frekuensi dan tekstur tepat sesuai
dengan usia
UMUR TEKSTUR FREKUENSI JUMLAH
6-8 bulan Bubur halus, 2-3x/ hari, ASI Mulai 2-3 sdm
lembut, cukup tetap sering kemudian
kental, bertahap diberikan. Dapat ditingkatkan
menjadi lebih diberikan 1-2x
kasar selingan
9-11 bulan Makanan yang 3-4x/ hari, ASI ½ sampai ¾
dicincang halus / tetap diberikan mangkuk
disaring kasar tergantung nafsu berukuran 250
makannya, dapat ml
diberikan selingan
1-2x
12-24 bulan Makanan 3-4x/ hari, ASI ¾ - 1 mangkuk
keluarga bila tetap diberikan berukuran 250
perlu bisa tergantung nafsu ml
dicincang atau makannya, dapat
disaring kasar diberikan selingan
Finger food 1-2x

Prinsip pemberian MP-ASI pada anak yang berusia 6-24 bulan diberikan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan
menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari
buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik, dan makanan padat.
Panduan WHO untuk pemberian makan bayi :
Umur : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan
Frekuensi :
- pada awal MP-ASI diberikan 1-2 kali
- usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali sehari ditambah 1-2 kali cemilan
- usia 9-12 bulan 3 kali makan dan 2 kali cemilan
Banyaknya pemberian makan :
- awal MP-ASI 2-3 sdm dewasa per porsi makan
- usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm – 125 ml per porsi makan
- usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan
Tekstur :
- untuk perkenalan MP-ASI, paling lama 2 minggu pertama disarankan
dikenalkan bubur kental/pure tunggal (satu jenis bahan makanan)
dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari
- minggu ke 3 dikenalkan bubur halus/saring dengan menu lengkap
(karbo+protein hewani+protein nabati+protein nabati+sayur+sumber
lemak, misalnya santan/minyak/mentega/margarin) (Tim admin
HHBF, 2015).
4. Pemberian makan pada anak usia 1-2th
Pada usia 1-2 tahun anak mulai dikenalkan dengan makanan keluarga. Protein
sangat penting untuk penyediaan nitrogen dan asam amino untuk mensintesis protein
tubuh untuk otot, organ dan sebagai landasan jaringan, Tapi terlalu banyak protein
dapat menjadi risiko untuk perkembangan obesitas. Selain itu dibutuhkan zat gizi
mikro untuk tumbuh kembangnya, yaitu :
a. Vitamin D (& kalsium) sangat penting untuk kesehatan tulang, kunci untuk anak-
anak karena mereka memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi
b. Zat Besi, dalam bentuk hemoglobin, memberikan oksigen ke organ tumbuh. Zat
besi juga dibutuhkan untuk perkembangan otak, yaitu pembentukan myelin dan
pertumbuhan neuronal. Kekurangan zat besi pada awal kehidupan berhubungan
dengan masalah perkembangan dan perilaku.
c. Yodium merupakan komponen dari hormon tiroid yang mengatur aktivitas
metabolik dan pertumbuhan
d. Zinc sangat penting untuk struktur atau tindakan dari banyak enzim yang memiliki
fungsi metabolik, misalnya dalam pertumbuhan tulang rawan
e. Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, fungsi kekebalan dan penglihatan

Panduan Menu 4 Bintang

 Sumber hewani; sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (zat
pembentuk)
 Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil
energi (memenuhi fungsi zat tenaga)
 Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi
(zat pengatur)
 Buah dan sayuran berwarna hijau dan jingga yang kaya vitamin A (zat
pengatur) (Tim admin HHBF, 2015).
Bahan-bahan Makanan Pendamping ASI

a. Makanan Pokok

Makanan pokok adalah makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang paling banyak
dibandingkan jenis makanan lainnya dan mengandung zat tepung sebagai sumber
tenaga untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Contoh sumber karbohidrat : nasi,
kentang, ubi jalar, singkong, jagung segar, makaroni, mi kering, roti labu kuning.

b. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan diperlukan juga oleh bayi untuk memenuhi kebutuhan protein yang
sangat penting untuk pertumbuhan. Keutamaan dari protein nabati yaitu mudah
dicerna dan harganya lebih terjangkau. Contohnya tahu dan tempe (dari kacang
kedelai)

c. Bahan Makanan Hewani

Hampir semua bahan pangan yang berasal dari hewan, bergizi tinggi dan sangat baik
digunakan sebagai campuran makanan bayi. Bahan makanan hewani memiliki
susunan asam amino yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Contoh bahan
makanan hewani telur ayam, hati ayam, daging, ikan.

d. Sayuran Berwarna

Menurut Journal of Clinical Nursing, 2010 kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat
meningkatkan risiko konstipasi pada anak 13x lebih tinggi. Jenis sayuran yang lebih
baik untuk campuran makanan bayi adalah sayuran yang kaya akan kandungan
karotennya, seperti sayuran berwarna jingga dan hijau. Contoh sayuran yang umum
dipergunakan sebagai bahan campuran makanan bayi adalah wortel, tomat merah,
bayam, sawi hijau, brokoli, jagung, dan beragam jenis sayur lainnya.

e. Buah-buahan

Sebaiknya, memilih buah yang berwarna jingga, seperti halnya sayuran (semakin
cerah warna jingganya semakin baik). Contohnya pepaya, mangga, apel, melon, dan
jeruk manis (Tim Admin HHBF, 2015).
f. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak perlu ditambahkan dalam makanan bayi karena mengandung
energi yang tinggi. Lemak dan minyak pun memberi rasa lebih gurih dan makanan
menjadi lebih lunak serta mudah ditelan. Contohnya mentega, margarin, keju, dan
lemak dari binatang lainnya. Jenis minyak yang umum digunakan, yaitu minyak
kelapa, santan, minyak kacang, minyak jagung, dan minyak nabati lainnya (Irawan,
2010).

Cara agar kebutuhan gizi bayi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (Periode
Emas) dapat dipenuhi dengan sempurna :
1. Mengonsumsi makanan lebih banyak dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan
buah, agar kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama
masa kehamilan, dan minum tablet tambah darah sesuai anjuran selama masa
kehamilan.
2. Jangan merokok, jangan minum minuman bersoda, beralkohol, jangan makan mie
instan sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan jangan minum
obat tanpa resep dokter
3. Mengikuti kelas ibu hamil dan lakukan perawatan payudara untuk menjamin
keberhasilan pemberian ASI, tanyakan Bidan bagaimana cara perawatannya,
(tanpa melakukan hal ini keberhasilan pemberian ASI dapat terhambat)
4. Melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama
masa kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin
5. Merencanakan di mana tempat persalinan dan siapa Bidan yang akan menolong
persalinan
6. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi lahir, agar bayi
mendapatkan kolostrum dalam kehangatan dekapan ibu, dan inisiasi ini sangat
mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
7. Memberikan ASI secara eksklusif mulai bayi usia 0 – 6 bulan. Hanya ASI saja,
tanpa tambahan apapun, air juga tidak. Lambung bayi baru lahir sangat kecil dan
semua kebutuhan gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan sudah terpenuhi dengan
sempurna hanya dengan ASI saja
8. Meruskan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun dengan makanan tambahan
pendamping ASI (MP ASI)
9. Menimbang bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya
10. Memberikan kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai jadwal
11. Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir sebelum memberi ASI,
sebelum menyiapkan dan memberi MP ASI, sesudah membersihkan tinja anak,
sebelum makan dan sesudah BAB. Semuanya ini agar baik bayi maupun ibu tidak
jatuh sakit di periode emas ini (Kemenkes RI, 2014).
Pemanfaatan sebaik-baiknya pada semua fase sangat diperlukan untuk mencegah
dampak negatif kegagalan masa 1000 hari pertama kehidupan. Akibat tidak
memanfaatkan seribu hari pertama kehidupan yaitu :
1. Pertumbuhan otak terhambat, anak tidak cerdas
2. Pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan anak terhambat, dan anak
menjadi pendek (stunting)
3. Anak menjadi lemah dan mudah sakit
4. Anak akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah nantinya
5. Setelah dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan
penghasilan yang baik seperti yang diinginkannya
Sumber : Kemenkes RI, 2014
DAFTAR PUSTAKA

Angga. 2016. Sekilas Gizi 1000 HPK. FK Universitas Brawijaya

Danone, Institusi. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : Gramedia

Irawan, Nesa. 2010. Makanan Pendamping ASI.

Kemenkes RI. 2014. Keluarga Sehat Idamanku, Kota Sehat Kotaku

Rahmawati, Widya; Nia, NW; Catur, S dkk. 2016. Gambaran Masalah Gizi pada 1000

HPK di Kota dan Kabupaten Malang, Indonesia. Indonesian Journal of

Nutrition, Vol.3 No.1 Suplemen : 20 – 31

Tim Admin HHBF. 2015. Mini Ensiklopedia MP-ASI Sehat. Jakarta: Panda Media

Anda mungkin juga menyukai