Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DAN

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

1. POLA KOMUNIKASI
Secara umum pola kumunikasi (patterns of communication) dibedakan menjadi 2
saluran (Purwanto,2006:40-45), yaitu :
A. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi, garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas
tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian
informasi dari manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat
berbentuk 3 pola yaitu:
1. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)merupakan jalur komunikasi yang
berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupakan penyampaian
pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk
dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut Katz dan Kahn,
komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:
· Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
· Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu harus dilaksanakan,
· Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
· Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan,
· Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
2. Komunikasi dari bawah ke atas
Atau disebut buttom-up communicatin berarti alur pesan yang disampaikan
berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula
berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih
tinggi.
3. Komunikasi Horizontal
Atau horizontal communication atau sering disebut komunikasi lateral (lateral
communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang
memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan
komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi,
dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar.
4. Komunikasi Diagonal
Atau diagonal communication melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)
organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manager
pemasaran dengan bagian pabrik, antara manager produksi dengan bagian
promosi, antara manager produksi dengan bagian akuntansi dan lain
sebagainya.
B. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa mempedulikan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat
berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya
bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru di dengar, keluarga,
anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron tv, dan kadang kala
mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada
dalam organisasinya.

2. CARA MENGELOLA KOMUNIKASI


A. Menangani pesan-pesan yang bersifat rutin
1. Mengurangi jumlah pesan
 Manajer perlu menentukan skala prioritas pesan.
 Satu halaman surat butuh sumber uang / bahan, waktu dan tenaga
 Berapa biaya meng-edit, mencatat, mengetik dan mengirimkan surat?
 Sepucuk surat merupakan investasi berharga
 Pertimbangan organisasi
· Berapa lama sebuah pesan dapat diselesaikan?
· Bisakah pesan hanya disampaikan lewat telpon?
· Dapatkah menjawab pertanyaan lewat memo?
· Berapa banyak surat yang harus dibuat?
· Berapa banyak surat yang harus diarsipkan?
2. Instruksi yang jelas
· Manajer mempunyai tanggung jawab khusus untuk membuat setiap orang
dalam organisasi tahu apa yang harus dilakukan.
· Komunikator dalam organisasi sudah seharusnya memahami kebutuhan
dan tujuan organisasi secara keseluruhan

3. Mendelegasikan tanggung jawab


- Tujuan organisasi bisa tercapai bila manajer mempunyai kepercayaan
bahwa orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada
mereka.
- Manajer harus bisa mendelegasikan pekerjaan komunikasi kepada
bawahannya.
4. Melatih petugas
- Komunikator yang baik akan selalu melakukan latihan-latihan yang teratur
dan terencana dengan baik.
- Organisasi dianjurkan untuk memberikan pelatihan bagi komunikator.
- Komunikator perlu meningkatkan dan memperlancar kemampuan
berbahasa dan ketrampilan presentasinya.

B. Menangani krisis komunikasi


 Semakin besar tantangan atau risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi
tingkat kemampuan atau ketrampilan yang dibutuhkan.
 Cara penanganan krisis disuatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan
yang lain.
 Krisis komunikasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap
masa depan produk maupun reputasi perusahaan.
 Penanganan Krisis Kominikasi
Dua falsafah dalam krisis komunikasi
 Bersikap diam
 Katakan apa yang terjadi dan segera
Menurut para ahli public relation, menangani krisis komunikasi dengan
menjelaskan masalah dengan terbuka kepada publik dan karyawan, lalu
mencari sumber masalah dan berusaha mengendalikan.

3. MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI


 Bila kita mengetahui dinamika komunikasi, kita dapat membaca secara akurat apa
yang terjadi dalam organisasi.
 Keterampilan komunikasi, kemampuan membaca, menulis, mendengar dan
berbicara sangat penting untuk dipelajari.
 Keterampilan khusus yang diperlukan dalam komunikasi bisnis:
 Membaca
 Mendengarkan
 Membuat percakapannya menarik
 Wawancara
 Berdiskusi
 Presentasi
 Menulis surat, memo dan laporan
 Latihan dan praktek terus-menerus, belajar dari kesalahan sendiri dan orang lain.
Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting dalam mendukung kemajuan karir
dan juga kehidupan pribadi Anda. Keterampilan ini juga dapat menentukan seberapa
baik Anda dapat menjalin relasi dengan orang lain atau mengembangkan suatu
hubungan. Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi, seperti dilansir Livestrong.

Langkah 1
Salah satu cara untuk membangun kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang
lain adalah dengan menjalin hubungan baik secepat mungkin dengan mereka.
Tersenyumlah dan gunakan kontak mata sebagai sinyal positif yang dapat Anda
kirimkan ketika Anda memulai percakapan. Pastikan bahwa orang lain merasa bahwa
Anda sangat senang bisa berbicara dengannya. Sangat penting untuk tahu topik
terhangat yang bisa Anda diskusikan dengan orang tersebut. Untuk itu, selalu perbarui
informasi Anda. Jika Anda memiliki banyak topik yang Anda dapat bicarakan,
komunikasi akan berjalan dengan lebih mudah.

Langkah 2
Bicaralah dengan jelas ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Cobalah untuk
menghindari kebiasaan berbicara dengan suara terlalu kecil atau parau sehingga orang
lain sulit menangkap maksud Anda. Cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan
merekam suara Anda saat berbicara. Lalu dengarkan kembali hasil rekaman itu dan
putuskan apa yang seharusnya Anda ubah dari cara Anda bicara.

Langkah 3
Anda dapat menjadi komunikator yang baik jika Anda dapat berbicara dengan santai.
Jika Anda gugup, Anda akan berbicara cepat sehingga sulit dipahami. Anda juga dapat
membuat orang lain merasa tidak nyaman karena kegugupan Anda. Hindari
membungkukkan bahu, menampilkan wajah gelisah atau menggerakkan anggota tubuh
Anda yang lain saat berbicara. Orang yang Anda ajak bicara akan tahu bahwa Anda
sedang gugup.

Langkah 4
Anda tentu tidak ingin orang lain menjadi bosan saat berbicara dengan Anda. Anda
dapat membuat mereka tertarik dengan menghindari berbicara dengan suara monoton.
Anda dapat melakukan sedikit variasi dan mengubah volume saat Anda berkomunikasi.

Langkah 5
Ingatlah, komunikasi adalah proses dua arah. Anda perlu mendengar dan memahami
apa yang dikatakan orang lain jika Anda ingin berkomunikasi secara efektif dengan
mereka. Orang lain juga akan kehilangan minat berbicara dengan Anda, jika Anda terus-
menerus bicara dan tidak pernah mendengarkan mereka.
Inilah cara terbaik untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi. Anda dapat
melatihnya jika memang merasa kurang kompeten dalam hal ini. Tahukah Anda bahwa
komunikasi tidak hanya penting dalam karir, tetapi juga hubungan percintaan.

4. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA


Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Hafied
Cangara)[1]. Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. (E.B Taylor)[2]
Adapun komunikasi lintas budaya sendiri didefinisikan sebagai:
1. Komunikasi yang dilakukan oleh dua kebudayaan atau kebih
2. Komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi antar unsur
kebudayaan itu sendiri, seperti komunikasi antar masyarakatnya.
Jika kita gabungkan dari kedua pengertian tentang Komunikasi dan Kebudayaan
(budaya) maka akan mendpatkan pengertian sebagai berikut:
“Komunikasi Lintas Budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu
budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya dan hal ini bisa antar dua
kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu
sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk
menghancurkan suatu kebudayaan atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses
akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan
yang baru)”
Definisi pertama dikemukakan dalam buku “Interculuture communication: A Reader”
dimana dinyatakan bahwa Komunikasi antar budaya (interculture communication)
terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota
dari budaya tertentu untuk di konsumsi anggota dari budaya yang lain.[3]
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan
interaksi antar pribadi dan komunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang yang
memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.[4]
Adapun definisi yang ada mengenai komunikasi anatar budaya (interculture
communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat
2 budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses
komunikasi.
Menurut Maletzke, komunikasi lintas budaya adalah proses perubahan mencari dan
menentukan makna antar manusia yang berbeda budaya.[5]
Kim mengatakan bahwa komunikasi lintas budaya adalah suatu fenomena pengiriman
komunikasi dalam diri partisipan kepada pihak lain yang berbeda latar belakang
budayanya baik secara langsung maupun tidak langsung.[6]
Samover, Porter dan jain mengatakan komunikasi lintas budaya adalah terjadinya
pengiriman pesan dari seseorang yang berasal dari satu budaya yang berbeda dengan
penerima pesan.[7]
Bila disederhanakan, komunikasi lintas budaya ini memberi penekanan pada aspek
perbedaan budaya sebagai faktor yang menentukan sebagai keberlangsungan proses
komunikasi.

5. PENTING NYA KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi yang terjadi karena adanya
perbedaan latar belakang budaya dalam diri individu. Komunikasi antar budaya dalam
pembahasan kali ini berhubungan dengan dunia bisnis dimana setiap perusahaan terdiri
atas individu-individu yang berbeda budayanya baik dari peran dan status, nilai-nilai
sosial, gaya komunikasi dan bentuk kebudayaan lainnya. (Baca juga: Komunikasi Antar
Budaya)
Berikut merupakan pentingnya komunikasi antar budaya dalam bisnis:
1. Menyatukan Perbedaan Budaya pada Setiap Perusahaan
Komunikasi antar budaya memiliki peranan yang penting dalam dunia bisnis salah
satunya adalah untuk menyatukan perbedaan budaya pada setiap perusahaan.
Komunikasi tersebut berfungsi sebagai pengetahuan seseorang dalam sebuah
perusahaan untuk menghadapi budaya yang ada pada perusahaan lain. Setiap
perusahaan memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. (Baca juga: Pengaruh Budaya
dalam Komunikasi Bisnis)
2. Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya
Suatu perusahaan memiliki banyak karyawan yang memiliki latar belakang budaya
yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi antar budaya menjadi penting untuk
meningkatkan komunikasi antar budaya dalam diri seseorang maupun perusahaan
tersebut. (Baca juga: Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)
3. Meningkatkan Kerjasama dalam Tim
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa setiap perusahaan memiliki karyawan
yang berbeda latar belakang budayanya. Tujuan utama dalam sebuah perusahaan
adalah untuk mencapai kesuksesan bersama. Oleh karena itu, latar belakang
karyawan yang multi budaya ini sering menimbulkan permasalahan seperti
kesalahpahaman pada saat bertugas. Komunikasi antar budaya menjadi solusi
untuk memahami masing-masing karakter budaya karyawan tersebut demi
menciptakan kerjasama yang baik dalam tim dan untuk mewujudkan kesuksesan
bersama. (Baca juga: Pengaruh Komunikasi Bisnis dalam Perusahaan)
4. Sebagai Proses Negosiasi
Bisnis tidak hanya dilakukan di dunia domestik saja, tetapi bisnis yang maju telah
mencapai seluruh dunia. Komunikasi antar budaya menjadi kunci utama untuk
berbisnis di luar negeri. Selain itu, komunikasi antar budaya juga dilakukan di dalam
dunia domestik sebagai proses negosiasi dengan perusahaan lain yang ingin
menjalin kerjasama. Dengan komunikasi antar budaya tersebut perusahaan lain
dapat menilai kapabilitas perusahaan yang mengajukan kerjasama tersebut. (Baca
juga: Etika Komunikasi Antar Budaya)
5. Menjalin Keharmonisan Antar Perusahaan
Dunia bisnis tentu berhubungan dengan perusahaan-perusahaan besar termasuk
perusahaan domestik dan luar negeri. Komunikasi antar budaya menjadi alternatif
perusahaan untuk menjalin keharmonisan atau hubungan baik dengan perusahaan
lain. Perbedaan budaya yang ada dalam sebuah perusahaan harus dipahami
dengan baik melalui komunikasi antar budaya mulai dari peran dan status, nilai-
nilai sosial, norma, dan gaya komunikasi. Hal ini menjadi penting untuk menjalin
keharmonisan dalam kerjasama dengan perusahaan lain. (Baca juga: Model
Komunikasi Antar Budaya)
6. Membuka Peluang Kerjasama dengan Perusahaan Asing
Perusahaan di negara ini telah memasuki pemasaran global, dimana perusahaan
tidak hanya bekerja sama dengan perusahaan tanah air saja tetapi sudah menjalin
kerjasama dengan perusahaan bonafit yang ada di luar negeri. Fungsi dari
komunikasi antar budaya adalah memberikan pemahaman kepada sebuah
perusahaan tentang kebudayaan-kebuadayaan dari perusahaan asing, sehingga
perusahaan tersebut dapat membuka peluang kerjasama dengan perusahaan asing
lainnya. (Baca juga: Tujuan Komunikasi Antar Budaya)
7. Untuk Mengambil Keputusan
Seorang pemimpin memiliki wewenang untuk membuat peraturan-peraturan
dalam sebuah perusahaan. Seorang pemimpin wajib mengetahui kebudayaan yang
ada dalam perusahaannya karena orang-orang yang berada dalam perusahaan
tersebut memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Cara yang tepat untuk
memahami budaya tersebut adalah menggunakan komunikasi antar budaya.
Komunikasi antar budaya tidak hanya memahami kebudayaan seperti ras, agama,
dan kebudayaan lainnya yang sakral tetapi kebudayaan di sini juga menyangkut
kebudayaan berupa peranan, status, nilai sosial, dan lain sebagainya. Hal ini
memudahkan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah keputusan dalam
perusahaan. (Baca juga: Komunikasi Lintas Budaya yang Efektif)
8. Mengetahui Karakter Seseorang
Komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis sangat penting untuk mengetahui
karakter seseorang. Misalnya, ketika seseorang bawahan yang ingin bertemu
dengan atasan biasanya menggunakan pakaian yang rapih, mimik muka tersenyum,
berbicara sopan, dan tata karma lainnya. Hal ini sudah menjadi budaya dalam dunia
bisnis. Ketika ada orang yang melanggar aturan tersebut terkesan tidak sopan
bahkan bisa berdampak buruk pada nilai-nilai sosial. (Baca juga: Unsur-unsur
Komunikasi Antar Budaya)
9. Mencegah Etnosentrisme
Budaya berkaitan dengan etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu pandangan
dari individu tentang individu lain yang beranggapan bahwa kebudayaannya lebih
baik dibandingkan dengan kebudayaan individu lain. Orang yang etnosentrisme
biasanya tidak memiliki wawasan yang luas akan budaya dan dalam dirinya tidak
ada rasa toleransi atau saling menghargai. Komunikasi antar budaya yang berfungsi
sebagai pengetahuan ini dapat mencegah timbulnya etnosetrisme dalam diri
seseorang dalam sebuah perusahaan. (Baca juga: Hambatan Komunikasi Antar
Budaya)
10. Kinerja Kerja Perusahaan
Kebudayaan yang beragama dalam sebuah perusahaan dinilai kreatif karena setiap
sumber daya manusia dapat berinovasi dengan pola pikir yang berbeda-beda.
Komunikasi antar budaya menjadi penting untuk kinerja kerja di perusahaan mulai
dari tahap produksi, distribusi, dan keuangan. Budaya seperti kejujuran, disiplin,
mudah beradaptasi, dan budaya lainnya inilah yang memberikan

6. TUJUAN MEMPELAJARI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya ini semakin terasakan karena
semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari berbagai budaya yang
berbeda, disamping juga karena kondisi bangsa Indonesia yang sangat majemuk dengan
berbagai ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah, latar belakang pendidikan
dan yang lainnya.
Litvin menyebutkan beberapa alasan, tujuan kita mempelajari komunikasi lintas
budaya. Yang antara lain:
A. Dunia sedang menyusut, kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya
sangat diperlukan
B. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya
tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
C. Nilai-nilai setiap masyarakat sebaik nilai-nilai masyarakat lainnya.
D. Setiap individu dan atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.
E. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-
pola budaya mendasar yang berlaku.
F. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk
mengidentifikasi dan memahami nilai-niai budaya lain.
G. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang
lain kita mmeperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi,
perasaan dan masalah manusia.
H. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar pribadi adalah suatu
usaha yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam
pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus
kita pelajari dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
I. Pengalaman-pengalaman antar budaya sangat menyenangkan dan menumbuhkan
kepribadian.
J. Ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke
pandangan multikultural.
K. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan.
L. Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan bukan pula stereotip.
Karena itu seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam
konteks ini kepekaan, pengetahuan dan ketrampilannya bisa membuatnya siap
untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang efektif dan
saling memuaskan.
Sedangkan menurut Litvin, bila kita mempelajari komunikasi lintas budaya mengenai
tujuan itu, dia menguraikan tujuannya yang bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk:
1. Menyadari bias budaya sendiri
2. Lebih peka secara budaya
3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain
untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
6. Mempelajari ketrampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima
gaya dan isi komunikasinya sendiri.
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memlihara
semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan ke dalam budaya sendiri, baik asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-
kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang
komunikasi antar budaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari
secara sistematis, dibandingkan dan difahami
Kami menyimpulkan bahwa tujuan kita mempelajari komunikasi lintas budaya yaitu:
1. untuk menghindari gegar budaya (istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan
dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial budaya yang
berbeda)
2. untuk menghindari kesalahpahaman
3. untuk menghindari pertentangan

7. SEJARAH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Komunikasi Lintas Budaya (cross cultural communication) bukanlah sebagai barang baru
dalam kehidupan manusia. Ia telah ada sejak manusia melakukan kontak atau
berinterkasi dengan latar kebudayaan yang berbeda. Namun studi tentang Komunikasi
Lintas Budaya secara sistematis, ilmiah dan akademis baru di kaji pada akhir abab 1960-
an (awal 1970-an) sebagai bagian tak terpisahkan dari studi disiplin ilmu komunikasi.
Pada intinya kemunculan studi komunikasi lintas budaya ini didasari oleh
ketidakmapuan individu-individu untuk saling memahami pihak lain dalam dinamika
pergaulan kehidupan sehari-hari.
Istilah antar budaya pertama kali diperkenalkan oleh Edward T.Hall pada tahun 1959
dalam bukunya The Silent Language. Perbedaan antarbudaya dalam berkomunikasi
baru dijelaskan oleh David K. Berlo (1960) melalui bukunya The Process of
Communication (an introduction to theory and practice). Barlo (1960) menggambarkan
proses komunikasi dalam model yang diciptakannya. Menurutnya, komunikasi akan
tercapai jika kita memperhatikan faktor-faktor SMCR (Sources, Message, Channel, and
Receiver). Antara sources dengan receiver yang diperhatikan adalah kemampuan
berkomunikasi, sikap, pengetahuan sistem sosial, dan kebudaayaan. Namun, dalam hal
ini, komunikasi antarbudaya yang dijelaskan melalui teori etnosentrisme ini berbasis
pada konteks komunikasi kelompok (etnik).

8. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Ada beberapa macam karaketeristik Komunikasi Lintas Budaya, antara lain :
1. Ada dua atau lebih kebudayaan yang terlibat dalam komunikasi
2. Ada jalan atau tujuan yang sama yang akhirnya menciptakan komunikasi itu
3. Komunikasi Lintas Budaya menghasilkan keuntungan dan kerugian diantara dua
budaya atau lebih yang terlibat
4. Komunikasi lintas budaya dijalin baik secara individu anggota masyarakat maupun
dijallin secara berkelompok atau dewasa ini dapat dilakukan melalui media
5. Tidak semua komunikasi lintas budaya menghasilkan feedback yang dimaksud, hal
ini tergantung kepada penafsiran dan penerimaan dari sebuah kebudayaan yang
terlibat, mau atau tidaknya dipengaruhi
9. Bila dua kebudayaan melebur karena pengaruh komunikasi yang dijalin maka akan
menghasilkan kebudayaan baru, dan inilah yang disebut akulturasi.

8. HAMBATAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah
segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif.[8]
Contoh kasus:
Kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti
bahwa orang tersebut mengerti. Sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak bearti
seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan.
Contoh lain adalah bahasa, di daerah sebut saja Surabaya, untuk memanggil kamu
dengan panggilan kon sudah menjadi biasa, di Cilacap kowe sudah menjadi kebiasaan
untuk memanggil sebagai ganti kamu, di Jakarta kadang menggunakan kata loe sebagai
sebutan kamu.
Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi
semacam ini dapat kita lalui.
Jenis-jenis hambatan dalam komunikasi antar budaya antara lain:
Ada dua hambatan komunikasi antar budaya yang kita sebut above waterline dan below
waterline
1. Above waterline
Ada 9 jenis hambatan komunikasi antar buadaya yang berada diatas air, hambatan
komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini
banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah :[9]
a. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan,
kebutuhan diri, dan juga media fisik.
b. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial
yang ada antara budaya yang satu dan yang lain.
c. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan setiap sutu budaya
akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
d. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,
maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima
pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya
motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
e. Pengalaman (Experiential)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak
memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap indibidu mempunyai
ersepsi dan juga konsen yang berbeda dalam melihat sesuatu.
f. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila
emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan
semakin besar dan sulit untuk dilalui.
g. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender) dan
penerima pesan (reciever) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan
kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
h. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-
kata tetapi dapat menjadi hamabatan komunikasi. Contoh: wajah marah yang
dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender)
melakukan komunikasi. Wajah marah tersebut dapat menjadi penghambat
komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal
atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
i. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan
kegiatan lain sambil mendengarkan. Contoh: menerima telepone seluler sambil
menyetir, karena melakukan 2 kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak
akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepone selulernya secara
maksimal.
2. Below waterline
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air adlah
faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang. Hambatan semacam
ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini
adalah:
a. Persepsi (perception)
b. Norma (norms)
c. Stereotip (stereotyps)
d. Filosofi bisnis (business philosophy)
e. Aturan (rules)
f. Jaringan (networks)
g. Nilai (values)
h. Grup cabang (subcultures group)

10. KOMUNIKASI DENGAN ORANG BERBUDAYA ASING


Terkadang kita tidak mengerti bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan budaya asing. Cara
penyampaian dalam berkomunikasi dengan budaya asing membuat tidak mengerti dengan
bahasa mereka yang kita pahami. Banyak bahasa yang sulit dimengerti sehingga cara
penyampaian dalam komunikasi menjadi salah paham.
Ada beberapa cara agar tidak terjadi salah paham dalam berkomunikasi dengan budaya asing,
sebagai berikut :
1. Belajar tentang Budaya.
Untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat
berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari budayanya. Dengan merencanakan
untuk tinggal di negara lain, tentunya juga sudah mempersiapkan bahasa yang harus
dikuasainya. Disana harus mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara
tersebut. Bahasa asing tidak mudah dipelajari dalam waktu singkat namun memulai
mengenal beberapa kata bahasa asing untuk pergaulan di lingkungan bisnis seharusnya
dikembangkan. Dengan cara membaca buku artikel budaya asing dan menanyakan secara
langsung kepada rekan bisnis usahakan berkosentrasi belajar dalam masalah sejarah,
budaya, politik, ekonomi, nilai-nilai di suatu negara. contoh komunikasi dengan budaya
asing:
a. di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh ayunan;
melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di
Perancis, orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali gerakan.
b. Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran kalau
di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan
ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima kali sehari.
c. Tekankan perusahaan ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di Jerman, Belanda,
dan Swiss.
2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi budaya asing
Budaya tertentu merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim
dan menerima pesan-pesan budaya asing secara efektif. Namun, ada dua hal penting, yaitu
pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain
secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi
terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda. Beberapa tips yang diperlukan
seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda :
a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi.
c. Tidak memberi pendapat terlebih dahulu, sebaiknya belajar mendengar suatu cerita yang
utuh dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar komunikasi melalui suatu gerak isyarat, kontak
mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan perasaan
orang saat berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas. Dengan belajar untuk mengendalikan kekecewaan pada
situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan sesuatu seperti
pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki
budaya berbeda, jangan mudah menyerah tetap belajar.
i. Mengenal bias budaya sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi ketika asumsi diri sendiri
berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan ketika berkomunikasi dengan orang yang
memiliki budaya berbeda.
k. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang jelas dan
konsisten.
l. Tingkatkan kepekaan budaya. Belajar tentang berbagai kebiasaan dan praktik, sehingga
seseorang perlu waspada terhadap potensi munculnya salah komunikasi.
m. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingg tahu kapan mengirim suatu
pesan dengan cara langsung atau tidak langsung.
3. Negosiasi budaya asing.
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture)
seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan budaya tinggi (deep culture), yang terdiri atas
sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan negosiasi
yang juga berbeda.
Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat cenderung relatif impersonal dalam melakukan
negosiasi. Melihat tujuan dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya menganggap unsur
kepercayaan penting. Namun para negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada suasana
hubungan sosial bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan personal (pribadi)
di Cina. Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai suasana yang formal
dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak lain.

11. MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya
merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-
pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan
terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau
sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang
dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang
beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain
yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika berhubungan
dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda:
a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan berasumsi bahwa orang
lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi kenyataan.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa ini adalah
pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah
perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu dikomunikasikan
melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang
berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan perasaan
orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar untuk mengendalikan kekecewaan pada
situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan sesuatu seperti pakaian,
penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki budaya
berbeda, jangan mudah menyerah.

Anda mungkin juga menyukai