Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PROGRESIF

DISUSUN OLEH :

MASNA WAHAB
NIM : 15.3.1.0061.0135

IAI DDI POLEWALI MANDAR


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan anugrah dan rahmatNya dalam mengerjakan makalah yang berjudul
“Pendidikan Tradisional dan Pendidikan Progresif”. Makalah ini disusun untuk
memberikan gambaran kepada pembaca tentang konsep pendidikan tradisional
dan pendidikan progresif.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang turut
memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa berguna bagi kita semua khususnya bagi penulis sebagai
penyusun makalah ini dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik
dan saran dari teman-teman, para dosen dan pihak lain demi kesempurnaan
makalah kami ini. Semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, November 2016

Penulis

Pendidikan Progresif Page ii


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PENDIDIKAN PROGRESIF............................................... 3
B. PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN PROGRESIF16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................. 17
B. SARAN ……………………………………………………………...17

Pendidikan Progresif Page iii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki sifat-sifat yang
berbeda dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia adalah makhluk
yang sempurna karena memiliki sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan hidupnya di dunia ini. Kesemua sifat dasar yang
dimiliki manusia akan tumbuh dan berkembang secara alamiah bila manusia
mengalami proses perkembangan fisik dan psikisnya secara normal melalui proses
yang secara sadar diarahkan kepada tercapainya berbagai sifat baik tersebut,
melalui suatu proses yang disebut pendidikan.
Di dalam nuansa kependidikan, manusia adalah sasaran pendidikan
sekaligus subjek pendidikan. Pendidikan membantu manusia dalam
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada dalam dirinya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan seseorang menjadi
manusia seutuhnya. Pemahaman dari pendidik terhadap potensi-potensi dan sifat
hakikat manusia sangat penting agar pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu memanusiakan manusia. Pendidikan harus diarahkan kepada pencapaian
tujuan itu melalui perumusan dan penerapan konsep pendidikan.
Teori-teori pendidikan terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman.
Para tokoh-tokoh pendidikan terus menyumbangkan pemikiran-pemikiran mereka
untuk memperbaiki sistem pendidikan. Pendidikan dahulu kita kenal dengan
pendidikan tradisional. Dimana tujuan utama pendidikan ini adalah untuk
mewariskan segala pengetahuan kepada generasi yang baru. Karena materi pokok
atau pengetahuan maupun norma tingkah laku diwariskan dari masa lampau, maka
sikap para murid pada umumnya haruslah dicirikan oleh kepatuhan, kesediaan
untuk menerima dan ketaatan untuk mengikutinya.
Melihat keadaan pendidikan yang tidak sesuai dengan fitrah manusia,
maka lahirlah pemikiran-pemikiran pendidikan untuk memperbaiki sistem
pendidikan tersebut. Pendidikan ini dikenal dengan istilah pendidikan progresif.
Menurut Muhmidayeli (2013:151) Pendidikan progresif menekankan bahwa
pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengertahuan kepada
subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam aktivitas yang mengarah pada
pelatihan kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat
berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data
empiris dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan
pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi.
Konsep pendidikan yang baik adalah konsep pendidikan yang
menawarkan strategi yang memberikan kesempatan kepada peserta didik secara
langsung untuk mengonstruksi pengetahuannya. Pengetahuan ini bisa didapatkan
melalui eksperimen atau pengalaman siswa. Konsep pengalaman dan pendidikan
tidak terlepas dari pemikirnya sendiri yaitu tokoh progresif Jhon Dewey. Menurut
Dewey dalam Rostitawati (2014) pengalaman memainkan peran dalam
pendidikan dimana pengalaman baik dulu maupun sekarang mempengaruhi masa
depan. Sehingga pengalaman sesorang saat ini adalah akibat langsung dari
bagaimana pengalaman mereka sebelumnya. Pengalaman bisa menjadi pendidikan
bagi peserta didik, tentu pengalaman yang bermakna positif. Mungkin karena alas
an inilah yang mendorong para tokoh progresif untuk merubah sistem pendidikan
tradisional menuju sistem pendidikan progresif.
Teori pendidikan seyogyanya tidak ada yang sempurna, tapi dapat saling
melengkapi satu sama lain. Dalam prakteknya memiliki dampak yang positif dan
negatif. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dipaparkan tentang konsep
pendidikan tradisional dan pendidikan progresif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan tradisional ?
2. Bagaimana konsep pendidikan progresif ?
3. Apa perbedaan pendidikan tradisional dan progresif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan tradisional
2. Untuk mengetahui konsep pendidikan progresif
3. Untuk mengetahui perbedaan pendidikan tradisional dan progresif.

Pendidikan Progresif Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Progresif


Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun
perkembangannya secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, terutama di
Negara Amerika Serikat. Bahkan pemikiran yang dikembangkan aliran inipun
sesungguhguhnya memiliki benang merah yang secara tegas dapat dilihat sejak
zaman Yunani kuno, seperti Heraklitos (±544-454 SM), Protagoras (±480-410
SM), Socrates (±469-391 SM) dan Aristoteles (±384-322 SM).
Banyak penyumbang pikiran dalam pengembangan progresivisme, seperti
Prancis Bacon, Jhon Locke, Rousseu, Kant, dan Hegel. Francis Bacon
menanmakan asas metode eksperimental ( metode ilmiah dalam pengetahuan
alam) menjadi metode utama dalam pendidikan progresivisme. John Locke
dengan teori tentang asas kemerdekaan yang menghormati hak asasi (kebebasan
politik). Kemudian Rousseu meyakini kebaikan kodrat manusia yang bisa berbuat
baik dan lahir bsebagai makhluk yang baik. Selanjutnya Immanuel Kant
memuliakan martabat manusia dan menjunjung tinggi kepribadian manusia.
Sedangkan Hegel peletak asas penyesuaian manusia dengan alam (Anwar,
2015:158)
Secara gerakan, tokoh-tokoh Amerika seperti Benjamin Franklin, Thomas
Phaine, Thomas Jefferson telah ikut mempengaruhi progresivisme dengan
sikapnya menetang dogmatism dan sikap positif yang menjunjung tinggi
individualisme dan nilai-nilai demokrasi (Muhmidayeli, 2013:152).
Dalam konteks pendidikan, perkembangan progresivisme tidak dapat
dilepaskan dari pemikiran Jhon Dewey yang dikenal dengan bapak dari
pendidikan progresiv. Jhon Dewey banyak turut mengambil bagian dalam sejarah
progresivisme. Teori progresiv Jhon Dewy banyak dipengaruhi oleh teori Evolusi
Charles Darwin, teori pragmatisme, dan teori behavioristik (Rostitawati, 2014).
Progresivisme lahir sebagai protes terhadap kebijakan-kebijakan pendidikian
konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah diwariskan oleh

Pendidikan Progresif Page 3


filsafat abad ke-19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan
manusia-manusia yang sejati. Aliran ini memandang bahwa metodologi
pendidikan konvensional yang menekankan pelaksanaan pendidikan melalui
pendekatan disiplin mental, pembelajaran pasif yang telah menjadi karakteristik
pendidikan selama ini tidak sesuai dengan watak humanitas manusia yang
sebenarnya.

1. Pengertian Pendidikan Progresif


Progresif secara bahasa dapat diartikan sebagai keinginan untuk
mendapatkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Menurut Nanuru (2013)
Pendidikan Progresivisme adalah sebuah teori dengan sistem pendidikan yang
mementingkan kemerdekaan dan kebebasan anak dari tekanan pengajaran dengan
sistem hafalan, pendiktean bahan pelajaran dan otorisasi terhadap buku teks.
Sedangkan menurut Muhmidayeli (2013:151) dalam konteks filsafat
pendidikan, progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa
pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada
subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam aktivitas yang mengarah pada
pelatihan kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat
berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data
empiris dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan
pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi.
Sejalan dengan itu pendidikan progresif menurut Jhon Dewey dalam
Rostitawati (2014) pendidikan progresif yaitu pendidikan yang dijalankan secara
demokratis. Pada tataran praktisnya, dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar ataupun dalam
menentukan materi pelajaran.
Jadi pendidikan progresif adalah pendidikan yang memberikan kebebasan
pada peserta didik dalam belajar, siswa diberikan kesempatan untuk membangun
pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu
pengetahuan dengan bimbingan guru dengan tujuan agar siswa mampu

Pendidikan Progresif Page 4


memecahkan masalahnya sendiri. Karena menurut teori ini pengetahuan dan
kebenaran itu bersifat tidak tetap. Kebenaran yang ada sekarang belum tentu benar
pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu siswa diajarkan untuk memecahkan
masalah yang kira-kira kan dihadapi pada masa yang akan datang. Siswa dianggap
sebagai manusia yang merdeka sehingga dalam pembelajaran siswa tidak boleh
diberi tekanan maupun diatur sesuai keinginan guru. Disini guru berperan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi dan memberikan bimbingan pada siswa.

2. Ciri-ciri Pendidikan Progresif


Berikut akan dijabrakan ciri-ciri utama aliran progresivisme menurut Anwar
(2015:156) :
a. Manusia sebagai subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia
dan lingkungan hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan
memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu sendirian
b. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus dan bersifat progresif
c. Pendidikan tidak hanya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik,
tetapi yang lebih penting dari itu yaitu melatih kemampuan berpikir dengan
memberikan rangsangan dengan cara ilmiah, seperti kemampuan menganalisis
dan memilih secara rasional di antara beberapa alternative yang tersedia.
d. Tugas pendidikan, menurut pragmatisme, progresivisme ialah mengadakan
penelitian atau pengamatan terhadap kemampuan manusia dan menguji
kemapuan-kemampuan tersebut dalam pekerjaan praktis.
Ciri-ciri Pendidikan progresif ini jika dikaitkan dengan pendidikan di
Indonesia saat ini sudah mulai terlihat. Ini dibuktikan bahwa dalam proses
pembelajaran guru sudah mulai mengembangkan metode-metode pembelajaran
untuk menambah keaktifan siswa, walaupun masih ada beberapa guru yang masih
menggunakan metode ceramah. Selain itu juga siswa sudah diarahkan untuk
mencari informasi sendiri tentang pengetahuan yang akan dipelajari. Misalnya
pada penerapan Kurikulum 2013, siswa secara langsung berinteraksi dengan objek
pembelajaran sehingga siswa akan mampu mengonstruksi pengetahuan mereka.

Pendidikan Progresif Page 5


Tetapi pendidikan kita saat ini masih dalam proses “move on” dari pendidikan
tradisional.
Salah satu cirri lain dari pendidikan progresif yaitu memandang setiap anak
adalah unik. Teori ini menganggap manusia dilahirkan dengan potensi yang
berbeda sehingga memiliki bakat dan minat yang berbeda pula. Oleh karena itu
fungsi pendidikan adalah untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan bakat
dan minatnya sehingga mereka akan menjadi manusia yang lebih kreatif. Dengan
demikian pendidikan ini mengajarkan bagaimana anak akan berguna untuk masa
depannya nanti dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.

3. Prinsip-prinsip Pendidikan Progresif


Menurut Ornstein dan Levine dalam Nanuru (2013) adapun yang menjadi
prinsip- prinsip pendidikan yang dianut oleh aliran ini dapat didaftarkan secara
singkat seperti berikut ini:
a. Anak-anak dibiarkan bebas berkembang secara alami
b. Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini dianggap sebagai
pendorong yang paling baik dalam pengajaran.
c. Guru harus menjadi seorang narasumber dan seorang pembimbing dan
pengarah dalam aktivitas pembelajaran.
d. Sekolah Progresivisme seharusnya menjadi sebuah laboratorium bagi reformasi
pendidikan dan tempat untuk bereksperimen
Pendapat senada juga disampaikan Kneller dalam Sadulloh (2003:148) yaitu
bahwa prinsip pendidikan progresivisme adalah:
a. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Kehidupan
yang baik adalah kehidupan intelegen, yaitu kehidupan yang mencakup
interpretasi dan rekonstruksi pengalaman
b. Pengajaran harus secara langsung dihubungkan dengan berbagai kepentingan
anak.
c. Belajar melalui pemecahan masalah harus didahulukan dari belajar melalui
subject matter.
d. Peran guru tidak langsung tetapi untuk memberikan petunjuk kepada anak.

Pendidikan Progresif Page 6


e. Sekolah perlu mendorong kerjasamadibanding kompetisi.
Sedangkan menurut Jhon Dewey dalam Santo (2008:5) prinsip umum
pendidikan progresif sebagai berikut :
a. Paksaan dari atas dipertentangkan dengan ekspresi individualistis
b. Disiplin eksternal dipertentangkan dengan kegiatan bebas
c. Belajar dari buku dan guru dipertentangkan dengan proses belajar melalui
pengalaman,
d. Penguasaan atas keterampilan dan teknik murni secara terpisah melalui latihan
yang terus menerus dipertentangkan dengan penguasaan atas keterampilan dan
teknik tersebut sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang langsung
dirasa vital bagi hidupnya
e. Persiapan bagi masa depan yang agak jauh dipertentangkan dengan upaya
menggunakan semaksimal mungkin seluruh kesempatan hidup sekarang ini
f. Tujuan dan mata pelajaran statis dipertentangkan dengan upaya membiasakan
diri secara kognitif dengan suatu dunia yang terus berubah.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, pendidikan progresif bisa dikatakan
lawan dari pendidikan tradisional. Pendidikan progresif bersifat aktif dan dinamis.
Dikatakan aktif karena dalam proses pembelajaran siswa aktif melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendukung dirinya untuk membangun pengetahuan
sendiri melaui bimbingan guru. Guru tidak lagi sebagai sumber
informasi/pengetahuan tetapi hanya bertugas sebagai fasilitator yang membimbing
siswa dalam pembelajaran. Dikatakan dinamis karena pengetahuan yang diajarkan
dalam pembelajaran ini disesuaikan dengan perkembangan zaman. Subjek
pembelajaran tidak hanya bergantung dari buku-buku, tetapi berdasarkan
pengalaman siswa. Pengalaman yang dimaksud disini adalah pengalaman positif
yang mengandung makna dalam konteks pendidikan. Hukuman dan ganjaran
tidak diberlakukan dalam pembelajaran ini.
Kurikulum pada sistem pendidikan progresif disusun berdasarkan
pengalaman dan kegiatan siswa. Metode dalam pembelajaran ini lebih ditekankan
pada bagaimana siswa itu belajar dengan berbuat atau yang dikenal dengan
leraning by doing dan bagaimana siswa itu mampu memecahkan masalahnya

Pendidikan Progresif Page 7


sendiri atau problem solving. Karena teori pendidikan ini memandang manusia
sebagai makhluk yang mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengatur
serta menetukan masa depannya sendiri.
Pendapat senada juga dijelaskan oleh Ma’ruf (n.d) mengenai pandangan
progresivisme tentang pendidikan dijabarkan sebagai berikut :
a. Pendidikan
Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu
psikologis dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui
tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan.
Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus
dibimbingnya (Imam Barnabid, dalam ma’ruf, n.d)
b. Kurikulum
Progresivisme memandang kurikulum sebagai pengalaman mendidik,
bersifat eksperimental, dan adanya rencana serta susunan yang teratur. Teori
Dewey (Ma’ruf, n.d) tentang sekolah adalah “Progresivisme” yang lebih
menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajaran itu sendiri.
Maka munculah “child centered curriculum” dan “child centered school”.
c. Pendidik
Guru menurut pandangan filsafat progresivisme adalah sebagai penasihat,
pembimbing, pengarah dan bukan sebagai orang pemegang otoritas penuh yang
dapat berbuat apa saja (otoriter) terhadap muridnya
d. Peserta Didik
Teori progresivisme menempatkan pesrta didik pada posisi sentral dalam
melakukan pembelajaran. karena murid mempunyai kecenderungan alamiah untuk
belajar dan menemukan sesuatu tentang dunia di sekitarnya dan juga memiliki
kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi dalam kehidupannya.
Kecenderungan dan kebutuhan tersebut akan memberikan kepada murid suatu
minat yang jelas dalam mempelajari berbagai persoalan.
e. Teknik dan Pandangan Belajar
Menurut teori pendidikan progresivisme adalah mengajarkan cara belajar
yang tepat, sehingga seorang dapat belajar setiap saat dari realitas secara mandiri,

Pendidikan Progresif Page 8


baik di dalam maupun di luar sekolah, pada saat, sedang, ataupun setelah
menyelesaikan pendidikan formal. Dengan cara demikian sekolah akan
melahirkan individu-individu yang cerdas, kreatif, dan inovatif yang pada
akhirnya dapat melakukan transformasi budaya positif kearah yang lebih baik dari
masyarakat yang progresif.

4. Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan Progresif


a. Kelebihan Pendidikan Progresif
1) Pembelajaran lebih bersifat aktif, karena pembelajaran berpusat pada anak
2) Siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
3) Siswa diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya
4) Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan
yang timbul di awal pembelajaran. Dengan mendapatkan sendiri jawaban itu,
siswa pasti akan lebih mengingat materi yang sedang dipelajari
5) Siswa diajar untuk memecahkan masalah sendiri
6) Guru tidak lagi sebagai sumber informasi
b. Kelemahan pendidikan progresif
Ada beberapa kritik yang dilontarkan terhadap pendidikan progresif dalam
Sadulloh (2003:150) diantaranya :
1) Siswa tidak mempelajari warisan social. Mereka tidak mengetahui apa yang
seharusnya diketahui oleh orang terdidik
2) Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan, yang menjadi tradisi sekolah
3) Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru. Siswa memilih aktivitas sendiri
Pendapat Sadulloh tersebut memang menjadi kelemahan sistem pendidikan
ini. Sistem pembelajaran yang terlalu memberika kebebasan kepada siswa jika
tidak benar-benar diawasi dengan baik akan berdampak kurang baik terhadap
siswa. Siswa menjadi kurang menghargai guru, disebabkan karena mereka
menganggap guru adalah partner dan bukan sosok yang harus ditakuti. Siswa juga
akan menjadi orang yang mementingkan diri sendiri, ia menjadi manusia yang
tidak memiliki self discipline, dan tidak mau berkorban demi kepentingan umum.

Pendidikan Progresif Page 9


Sistem ini juga tidak menggunakan kurikulum yang sudah ditentukan, tetapi
kurikulum adalah dibuat oleh siswa itu sendiri, mempelajari apa yang mereka
piker dibutuhkan. Tetapi jika kita terapkan ini pada anak usia SD yang masih
belum berkembang pola pikirnya, mereka tidak akan mampu menentukan
metrinya sendiri. Mereka tentu membutuhkan arahan dari guru-gurunya. Bukan
itu saja, jika kita melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat siswa,
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan juga tidak akan mungkin bisa tercapai.

B. Perbedaan Pendidikan Tradisional dan Progresif


Aspek Pendidikan Tradisional Pendidikan Progresif
pembeda
Tujuan Mewariskan segala Melatih anak agar kelak dapat
pendidikan pengetahuan kepada bekerja secara sistematis,
generasi yang baru mencintai kerja, dan bekerja
dengan otak dan hati.
Kurikulum Kurikulum berpusat pada Kurikulum yang berisi
subjek akademik pengalaman-pengalaman atau
kegiatan-kegiatan belajar yang
diminati oleh siswa
Metode - Ceramah - Learning by doing
pendidikan - Dikte - Problem solving
Pelajar - Pendidikan berpusat - Pendidikan berpusat pada
pada guru anak
- Kesamaan anak lebih - Setiap anak adalah unik
penting
Pengajar - Sumber informasi - Fasilitator
- Penyuntik pengetahuan - Motivator
- Konselor

Pendidikan Progresif Page 10


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan tradisional adalah proses pengubahan sikap atau tata laku seseorang
atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pelaksanaan kegiatan pengajaran dengan cara berpegang teguh kepada norma
atau kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama yang terjadi secara turun
temurun.
Pendidikan tradisional jika dibandingkan dengan pendidikan progresif
tentu memiliki banyak kelemahan. Kelemahan pada sistem ini merupakan
kelebihan pada sistem pendidikan progresif. Tetapi pendidikan tradisional juga
memiliki beberapa kelebihan seperti sikap siswa yang sangat patuh dan taat
pada guru serta penanamaan moral masa lalu yang sangat kuat pada peserta
didik. Ini yang tidak dimiliki oleh pendidikan progresif
Pendidikan progresif adalah pendidikan yang memberikan kebebasan
pada peserta didik dalam belajar, siswa diberikan kesempatan untuk
membangun pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan
menyimpulkan suatu pengetahuan dengan bimbingan guru dengan tujuan agar
siswa mampu memecahkan masalahnya sendiri.

B. Saran
Teori pendidikan tidak ada yang sempurna. Mereka mempunyai kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Dengan adanya teori atau konsep pendidikan
yang berebeda dapat memberi pandangan yang luas mengenai konsep
pendidikan yang baik terhadap pendidik pada khsusnya dan pembaca pada
umumnya. Dengan mempelajari beberapa konsep pendidikan yang ada kita
dapat mengambil hal-hal yang positif dari teori-teori tersebut. Tentunya juga
harus disesuaikan dengan lingkungan sehingga kita tidak sama sekali
mengadopsi teori pendidikan tersebut.

Pendidikan Progresif Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Makassar: Kencana.


Fakih, Mansour. 2008. Ideologi-Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ma’ruf, Ahmad. n.d. Aliran Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan
Progresivisme dan Esensialisme. jurnal.yudharta.ac.id/.../ALIRAN-
PENDIDIKAN-DALAM-PERSPEKTIF-PENDIDIK.... diunduh pada
tanggal 30 Oktober 2016
Muhmidayeli. 2013. Filsafat pendidikan. Pekanbaru: PT Refika Aditama.
Nanuru, Ricardo F. 2013. Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di
Indonesia. Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2.
journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera53-5i7a8ujE-4a-
5FZerUL4qzKqK.pdf. di unduh pada tanggal 30 Oktober 2016
Rostitawati, T.2014. Konsep Pendidikan Jhon Dewey. TADBIR Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol 2 No 2,
journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/239/179.
diunduh pada tanggal 30 Oktober 2016.
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Santo, Jhon De. 2008. Jhon Dewey Pengalaman Dan Pendidikan. Yogyakarta:
Kepel Press.
Soyomukti, Nuraini. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Grup.

Pendidikan Progresif Page 12

Anda mungkin juga menyukai