Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA N 8 Kota Jambi


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Laju Reaksi
Alokasi Waktu : 3 pertemuan, 12 JP × 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Memahami teori tumbukan dalam 3.5.1 Menjelaskan konsep laju reaksi
reaksi kimia berdasarkan pengaruh 3.5.2 Menjelaskan konsep teori
suhu terhadap laju rata-rata partikel tumbukan
zat dan pengaruh konsentrasi 3.5.3 Menjelaskan hubungan antara
terhadap frekuensi tumbukan teori tumbukan dengan laju reaksi.
3.5.4 Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dari
percobaan.
3.6 Menentukan orde reaksi dan tetapan
laju reaksi berdasarkan data hasil 3.6.1 Menganalisis pengaruh konsen-
percobaan trasi, tekanan, faktor luar
permukaan, suhu dan energi
aktivasi, serta katalis terhadap laju
reaksi.
3.6.2 Menentukan orde reaksi ber-
dasarkan data percobaan
4.5 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil 4.5.1 Merancang dan melakukan
percobaan faktor-faktor yang percobaan laju reaksi
mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi 4.5.2 Menyajikan hasil percobaan laju
reaksi

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menunjukkan sikap aktif dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan terkait senyawa materi laju reaksi.
2. Siswa mampu menunjukkan sikap kritis dalam menanggapi penjelasan maupun
pendapat mengenai materi laju reaksi.
3. Siswa dapat menjelaskan keterkaitan teori tumbukan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
4. Siswa dapat menjelaskan hubungan teori tumbukan dengan energi aktivasi
berdasarkan grafik energi aktivasi dan pembentukan kompleks teraktivasi pada
reaksi eksoterm dan endoterm.
5. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi melalui
percobaan.
6. Siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi melalui percobaan.
7. Siswa dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju
reaksi melalui percobaan.
8. Siswa dapat menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi melalui
percobaan.
9. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan analisis data yang diperoleh
melalui percobaan.
10. Siswa dapat menganalisis hubungan teori tumbukan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
11. Siswa terampil merangkai dan menggunakan set alat dalam melakukan
percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara teliti.
12. Siswa terampil dalam menyajikan data hasil diskusi kelompok teori tumbukan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara sistematis menggunakan
bahasa yang sesuai.

D. Materi Pembelajaran
1. Molalitas (Kemolaran) larutan
Molaritas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter pelarut. Satuan molaritas
molar. Rumus :
𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝟏𝟎𝟎𝟎
M= atau M= 𝒙
𝑽 𝑴𝒓/𝑨𝒓 𝑽

Keterangan :
M = Kemolaran (M)
n = mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
Pengenceran Larutan
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah tetapi jumlah mol
zat terlarut tidak berubah. Rumus :
M1.V1 = M2.V2
Dimana, V2 = (V1 + air)
Jika diketahui kadar dan massa jenisnya dapat dihitung dengan rumus :
𝝆 𝒙 %𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒙 𝟏𝟎
M= 𝑴𝒓

Keterangan :
ρ= masa jenis
%masa = kadar
2. Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju
bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Dalam laju reaksi digunakan
satuan konsentrasi (molaritas). Perhatikan reaksi berikut.
Reaktan → Produk
Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum, sedangkan produk ada
dalam keadaan minimum. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai
terbentuk. Semakin lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan
reaktan semakin lama semakin berkurang. Laju reaksi tersebut dapat digambarkan
seperti pada gambar 2.2
Gambar Grafik laju reaksi perubahan konsentrasi produk dan konsentrasi
reaktan.
Berdasarkan grafik Gambar 5, jumlah konsentrasi reaktan semakin berkurang
maka laju reaksinya adalah berkurangnya jumlah konsentrasi R persatuan waktu.
Oleh karena itu, dirumuskan:
−∆[𝑹]
v= ∆𝒕

Keterangan:
 R = berkurangnya konsentrasi reaktan
t = perubahan waktu
v = laju reaksi
Berdasarkan grafik Gambar 5, dapat juga dibaca bahwa jumlah konsentrasi
produk semakin bertambah maka laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah
konsentrasi P per satuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan:
+∆[𝑷]
v= ∆𝒕

Keterangan:
+ P = bertambahnya konsentrasi produk
Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu
kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses industri dapat
menghasilkan bahan industri yang sebanya-banyaknya dalam waktu sesingkat-
singkatnya. Di sisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan lambat,
misalnya bagaimana agar buah tidak segera membusuk, memperlambat proses
pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam.
Cepat atau lambatnya suatu reaksi kimia berlangsung dinamakan laju reaksi.
Untuk itu pengetahuan akan laju reaksi sangat diperlukan dalam industri untuk
mendapatkan efisiensi, produktivitas, dan minerja yang memuaskan.
3. Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi reaktan pada
suatu reaksi dan laju reaksinya.
mA + nB pC +qD
Persamaan laju reaksinya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
v = k [A]m [B]n
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (M)
[B] = konsentrasi zat B (M)
m = orde reaksi A
n = orde reaksi B
Jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan) disebut orde reaksi.
Orde reaksi tidak dapat ditentukan dari harga koefisien reaksi, tetapi ditentukan
berdasarkan eksperimen.
Beberapa contoh persamaan reaksi dan persamaan laju reaksi dari percobaan-
percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel1.
Tabel 1. Persamaan Laju Reaksi Berdasarkan Percobaan
No. Persamaan Reaksi Rumus Laju Orde
Reaksi Reaksi
1. 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g) v = k [H2] [NO]2 3
2. 2H2(g) + SO2(g) → 2H2O(g) + S(s) v = k [H2]2 [SO2] 3
3. 2NO(g) + Cl2(g) → 2NOCl(g) v = k [NO]2 [Cl2] 3
4. H2(g) + I2(aq) → 2HI(g) v = k [H2] [I2] 2
5. 2HI(g) → H2(g) + I2(g) v = k [HI]2 2
6. 2H2O2(g)→ 2H2O(l) + O2(g) v = k [H2O2]2 2
7. 2N2O5(g) → 4NO2(aq) + O2(g) v = k [N2O5] 1
8. 2CH3COC2H5(g)+H2O(l)→ 2CH3COCH3 (aq) + v = k [CH3COC2H5] 1
C2H5OH(aq)
9. CHCl3(g)+Cl2(g) → CCl4(g) + HCl(g) v = k [CHCl3] 1
12
[Cl2]1/2
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari
persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
1) Grafik Orde Nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan
laju reaksinya ditulis:
v = k.[A]0
Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi
menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya
digambarkan seperti Grafik di bawah.

Gambar 11. Hubungan kecepatan dengan konsentrasi


2) Grafik Orde Satu

Gambar 12. Hubungan kecepatan dengan konsentrasi


Untuk orde satu, laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi.
Persamaan laju reaksi adalah:
v = k[A]1
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi
berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4 kali
lebih besar.

3) Grafik Orde Dua


Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:
v = k[A]2
Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu
berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat
A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih
besar.
Gambar 13. Hubungan konsentrasi dengan waktu
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor berikut yaitu konsentrasi, luas permukaan,
temperatur, dan katalis.
a. Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi
diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih
banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang
konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering
bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
b. Luas Permukaan
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus
bercampur atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi
hanya terjadi pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang
dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi
akan berlangsung lebih cepat.
c. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau
energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu
atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat
yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan
tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui
energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi. Hubungan
kuantitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi ditetapkan dari suatu percobaan,
misal diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.3 Data Hasil percobaan
Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)
10 0,3
20 0,6
30 1,2
40 2,4
T Vt

Dari data diperoleh hubungan:


Setiap kenaikan suhu 10oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali semula, maka
secara matematis dapat dirumuskan:
𝐭−𝐭 𝟎
𝐯𝐭 = 𝐯𝟎 . 𝟐 𝟐

Dimana :
vt = laju reaksi pada suhu t
v0 = laju reaksi pada suhu awal (to)
d. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada
akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi
aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi
akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan
lebih mudah melampaui energi aktivasi.

5. Teori Tumbukan
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-partikel pereaksi sebagai
suatu tumbukan. Tumbukan ada yang menghasilkan reaksi dan ada yang tidak
menghasilkan reaksi. Tumbukan yang menghasilkan partikel-partikel produk reaksi
disebut tumbukan efektif. Faktor-faktor yang menentukan tumbukan efektif yaitu
energi kinetik partikel (molekul) dan orientasi atau arah partikel.
a. Teori Tumbukan dan Konsentrasi Awal Pereaksi
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi pereaksi berkaitan
dengan jumlah partikel zat yang terlibat dalam tumbukan. Bila pereaksi bertambah,
maka jumlah partikel-partikel yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat.
Dengan demikian jarak antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah
tumbukkan efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi peningkatan laju
suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi berkurang, maka tumbukan akan
sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.

b. Teori Tumbukan dan Luas Permukaan


Untuk massa yang sama, semakin halus bentuk suatu zat maka semakin luas
permukaan zat. Berdasarkan teori tumbukan: “semakin luas permukaan partikel,
semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel”. Perhatikan
gambar berikut ini.

c. Teori Tumbukan dan Suhu


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada suhu tinggi, jumlah partikel
yang bertumbukan lebih banyak dibandingkan pada suhu rendah. Hal ini
disebabkan karena pada suhu tinggi energi kinetik partikel akan lebih besar. Hal
ini menyebabkan jumlah tumbukan semakin banyak sehingga laju reaksi akan
meningkat. Seperti gambar berikut :
d. Energi Aktivasi dan Katalis
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi
pengaktifan reaksi (Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah
dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa katalis. Semakin rendah nilai Ea maka
lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi
halangan Ea yang rendah ini. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan efektif akan
bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat. Zat yang mempercepat laju
reaksi disebut katalisator. Sedangkan zat yang memperlambat laju reaksi disebut
umum disebut Inhibitor.

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


a. Pendekatan: Scientific Approach
b. Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
c. Metode Pembelajaran: Diskusi informasi dan penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media:
 Lembar Kerja Siswa (LKS)
 Video terkait laju reaksi
2. Alat/Bahan:
 In Focus
 Laptop
 Whiteboard dan Spidol
3. Sumber Belajar:
 Buku paket
 Bahan tayang (powerpoint)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Alokasi Fase
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
Orientasi  Siswa berdoa dan
 Guru berdoa dan memberikan salam 10
menjawab salam kepada guru menit
 Guru merikasa kehadiran  Siswa mendengarkan
siswa guru
 Siswa mengerjakan “Pembukaan”
Apersepsi pre-test dengan
disiplin
 Guru menyampaikan
apersepsi kepada siswa
dengan tujuan
membimbing ingatan
siswa pada materi yang
mendukung materi yang
akan dipelajari.
- apa itu reaksi kimia?
Masih ingat kah
tentang
molaritas/konsentrasi?
Motivasi
 Guru memberi anologi
laju reaksi dalam kimia
dengan kecepatan
 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran ( indikator )
atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
 Guru menyampaikan  Siswa menyimak apa
materi secara ringkas yang telah dijelaskan
tentang laju reaksi. oleh guru
Elaborasi
 Guru mengelompokkan  Siswa mendengarkan “Numbered”
siswa menjadi 7 instruksi guru dan
kelompok yaitu A-G. membentuk
Setiap kelompok terdiri kelompok sesuai
dari 5 orang, kecuali dengan yang
kelompok G yang terdiri ditentukan guru
dari 6 orang. Masing-
masing kelompok diberi
nomor. Misalnya 70
menit
kelompok A diberi nomor
A1, A2, A3, A4, A5.
 Ketua kelompok “Head”
 Guru memanggil ketua yang ditentukan guru
dari masing-masing maju ke depan kelas
kelompok untuk dan membawa LDS
membagikan LDS ke kelompok yang
sudah ditentukan

 Siswa menyimak dan “Together”


 Guru mengarahkan siswa
mengikuti petunjuk
untuk bekerja sama dalam
guru
menyelesaikan LDS yang
telah diberikan. Masing-
masing anggota
kelompok memiliki tugas
masing-masing. Setiap
siswa nomor 1 dari setiap
kelompok wajib
menjawab soal nomor 1
pada LDS dan begitu
seterusnya sampai nomor
6.
 Siswa mengerjakan
 Selama siswa berdiskusi, soal yang ada pada
guru mengamati kerja LDS masing-masing.
setiap kelompok secara
bergantian dan
memberikan bantuan
secepatnya bila
diperlukan siswa.  Siswa yang
 Guru memanggil satu dipanggil maju ke
nomor untuk menjawab depan dan menjawab
pertanyaan yang pertanyaan dari
diberikan oleh guru. guru.
 Siswa menanggapi
 Guru meminta siswa dari jawaban dari siswa
kelompok siswa lain lain yang memiliki
dengan nomor yang sama nomor yang sama.
untuk menanggapinya.  Siswa menjawab
 Guru memanggil nomor pertanyaan sesuai
berikutnya. nomor yang telah
ditentukan.

Konfirmasi  Siswa
 Guru menyimpulkan mendengarkan dan
hasil diskusi. mencatat apa yang
telah disimpulkan
oleh guru.
3. Kegiatan Akhir
 Guru memberikan tugas  Siswa 10 “Penutup”
rumah kepada siswa. mendengarkan dan menit
mencatat tugas yang
 Guru menutup pelajaran diberi guru.
dengan mengucap salam
 Siswa menjawab
salam dari guru

H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian kognitif : Test objektif dan essay.
b. Penilaian afekif : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.
c. Penilaian psikomotorik : Produk hasil percobaan.

Jambi, Oktober 2019

Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa Calon Guru

Eni Yanti, S. Pd Novi Paramita Dewi


NIP.197003092008012005 NIM. A1C116049

Anda mungkin juga menyukai