Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan ogranisasi kesehatan dunia (WHO) dalam World Health Report,
sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal di
seluruh dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma di seluruh
dunia diperkirakan akan meningkat 20 % untuk sepuluh tahun mendatang, jika
tidak terkontrol dengan baik. Yang perlu di khawatirkan pada penyakit asma
ini adalah meningkatnya penderita asma pada anak usia 6-12 tahun atau yang
masih duduk di Sekolah Dasar.
Prevalansi nasional untuk penyakit asma sebesar 4,0% (bedasarkan
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 9 provinsi yang mempunyai
prevalensi penyakit asma diatas prevalensi nasional, antara lain adalah Nangro
Aceh Darusalam diurutan pertama, diikuti oleh Jawa Barat, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, dan Papua Baarat (RIKESDAS, 2007).
Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tapi dapat
dikendalikan. Penderita asma masih dapat hidup produktif jika mereka dapat
mengendalikan asmanya. Asma dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang
dilakukan secara lengkap, tidak hanya dengan pemberian terapi farmakologis
tetapi juga menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu dengan cara mengontrol
gejala asma. Semua penatalaksanaan ini bertujuan untuk mengurangi gejala
asma dengan meningkatkan sistem imunitas. Asma merupakan penyakit di
masyarakat yang di anggap sepele namun penyakit ini dapat menimbulkan
Berdasarkan latar belakang yang telah terurai, penulis tertarik memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan asma.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Asma ?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit Asma ?
1.3 Tujuan
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Asma ?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit Asma ?
BAB II

PEMBHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit Asma


A. Definisi Penyakit Asma
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran
napasyang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga
apabilaterangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi
tersumbat danaliran udara terhambat karena konstriksi bronkus,
sumbatan mukus, danmeningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas
mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan terten
tu, yangmenyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara.
Asma dapatterjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
umumnya asmalebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun
dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).
Asma adalah kondisi jangka panjang yang mempengaruhi saluran
napas-saluran kecil yang mengalirkan udara masuk ke dan keluar dari
paru-paru. Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan). Saluran napas
penyandang asma biasanya menjadi merah dan meradang. Asma sangat
terkait dengan alergi. Alergi dapat memperparah asma. Namun demikian,
tidak semua penyandang asma mempunyai alergi, dan tidak semua orang
yang mempunyai alergi menyandang asma (Bull & Price, 2007).
Asma adalah suatu gangguan pada saluran brinkhial dengan ciri
bronkospasme periodik (kontaksi spasme pada saluran nafas). Asma
merupakan penyakit komplek yang dapat diakibatkan oleh faktor
biokimia, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologo. (somantri irman,
2007:43)
B. Etiologi Penyakit Asma
Sampai saat ini, etiologi asma belum di ketahui dengan pasti.
Namun suatu hal yang sering kali terjadi pada semua penderita asma
adalah fenomena hiperaktivitas bronkhus.bronkhus penderita asma sangat
peka terhadap rangsang imunologi maupun nonimunologi. Karena sifat
tersebut, maka serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsang
baik, metabolisme, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya. Faktor
penyebab yang sering menimbulkan asma perlu diketahui dan sedapat
mungkin dihindari. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor Predisposisi
Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.
b. Faktor Presipitasi
a) Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
 Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Contohnya:debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora
jamur, bakteri, dan polusi.
 Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya:
makanan danobat-obatan.
 Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Contohnya: perhiasan, logam, dan jam tangan.
b) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
seringmempengaruhi asma.
c) Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma. Stress juga bisa memperberat serangan asma yang
sudah ada
d) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan
sebabterjadinya serangan asma.Misalnya orang yang
bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes,
polisi lalu lintas.
e) Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan
jikamelakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat
C. Patofisiologi Penyakit Asma
Asma akibat alergi bergantung kepada respons IgE yang
dikendalikana oleh limfosit T dan B. Asma diaktifkan oleh interaksi
antara antigen dengan molekul IgE yang berkaitan dengan sel mast.
Sebagian besar alergen yang menimbulkan asma bersifat airborne.
Alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak dalam periode
waktu tertentu agar mampu menimbulkan gejala asma. Namun di lain
kasus terdapat pasien yang responsif, sehingga sejumlah kecil alergen
masuk dalam tubuh sudah dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit
yang jelas.
Faktor penyebab yang telah disebutkan di atas ditambah dengan sebab
internal pasien akan mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan
antibodi. Reaksi tersebut mengakibatkan dikeluarkannya substansi pereda
alergi yang sebetulnya merupakan mekanisme tubuh dalam menghadapi
serangan, yaitu dikeluarkannya histamin, bradikinin, dan anafilatoksin.
Sekresi zat-zat tersebut menimbulkan tiga gejala seperti berkontaksinya
otot polos, peningkatan permebilitas kapiler, dan peningkatan sekresi
mukus. (somantri irman, 2007:45-46).
D. Manifestasi Klinis
Gejala awal :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Mengi (whezzing)
4. Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada
5. Tachicardi
6. Pernafasan cepat dangkal
Gejala lain :
1. Takipnea
2. Gelisah
3. Diaphorosis
4. Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan
5. Fatigue (kelelahan)
6. Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan
berbicara.
7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam
dadadisertai pernafasan lambat.
8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi
9. Sianosis sekunder
10. Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat,
takikardia, dan pelebaran tekanan nadi
E. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya Aasma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe
yaitu :
1. Ektrinsik (alergik) : ditandai dengan reaksi alergik yang
disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti
debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan
aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi.
2. Intrinsic (non alergik) ditandai dengan reaksi non alergi yang
bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidk diketahui
seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan dan emosi.
3. Asma gabungan bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non alergi.
Berdasarkan keparahan penyakit :
1. Asma intermiten : gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu
2. Asma persisten ringan : gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu
tetapi < 1 kali dalam 1 hari
3. Asma persisten sedang : gejala muncul tiap hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi
>1 kali dalam 1 minggu
4. Asma persisten berat : gejala terus menerus terjadi eksaserbasi
sering terjadi, gejala asma malam hari sering terjadi, aktifitas fisik
terganggu oleh gejala asma, PEF dan PEVI <60%
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
3. Foto rontgen
4. Pemeriksaan faal paru
5. Elektrokardiografi
G. Penatalaksanaan
1. Pengeobatan non farmakologi
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan
klien tentang penyakit asma
b. Menghindari faktor pencetus
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologi
a. Agonis beta. Contohnya : Alupent, metrapel
b. Metil Xantin. Contohnya : Aminophilin, dan Teopilin
c. Kortikosteroid : contohnya Beclometason Dipropinate
dengan dosis 800 empat kali semprot tiap hari
d. Kromolin merupakan obat pencegak asthma, khususnya anak.
Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e. Ketotifen efek kerjasama dengan kromolin dengan dosis 2 x1
mg perhari. Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven) adalah antikolegenik
diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a. Infus RL : D5 = 3: 1tiap 24 jam
b. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c. Aminophilin bolus 5 mg/kg bb diberikan pelan-pelan selama
20 menit dilanjutkan drip RL atau D5 (20 tetes/menit) dengan
dosis 20mg/kg bb /24 jam
d. Terbulatin 0,25 mg/6 jam secara subkutan
e. Dexamatason 10-20 mg/6 jam secara intravena
f. Antibiotic spectrum luas.
H. Komplikasi
1. Pneumo thotaks
2. Pneumomediastinum
3. Emfisema subkutis
4. Ateletaksis
5. Aspergilosis
6. Gagal nafas
7. Bronchitis
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Riwaat kesehatan sekarang
1. Waktu terjadina sakit : Berapa lama sudah terjadina sakit
2. Proses terjadina sakit : Kapan mulai terjadina sakit, Bagaimana
sakit itu mulai terjadi
3. Upaya ang telah dilakukan : Selama sakit sudah berobat kemana,
obat-obatan yang pernh dikonsumsi
4. Hasil pemeriksaan sementara/sekarang : TTV meliputi tekanan
darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adana patofisiologi lain
seperti saat diauskultasi adanya ronky, wheezing.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
1. Riwaat merokok yaitu sebagai penyebab utama kanker paru-paru,
emfisema dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup : Usia
mulai merokok secara rutin. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap
setiap hari. Usia menghentikan kebiasaan merokok
2. Pengobatan saat ini dan masa lalu
3. Alergi
4. Tempat tinggal
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan pengkajian ini : penyakit infeksi tertentu seperti TBC
ditularkan melalui orang ke orang. Kelainan alergi seperti asma
bronchial, menunjukan suatu predisposisi keturunan tertentu. Asma
bias juga terjadi akibat konflik keluarga. Pasien bronchitis kronis
mungkin bermukim di daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi.
Polusi ini bukan sebagai penyebab timbulnya penyakit tapi bias
memperberat
d. Riwayat kesehatan lingkungan
e. Pola kesehatan
f. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan table aktivitas meliputi makan, mandi, berpakaian ,
eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, berpindah, ambulansi, naik
tangga.
 Airway
Batuk kering/tidak produktif, wheezing yang nyaring,
penggunaan otot-otot aksesoris pernapasan (retraksi otot
interkosta)
 Breathing
Perpanjangan ekspirasi dan pependekan periode inspirasi,
dyspnea, takypnea, taktil fremitus menurun pada palpasi , suara
tambahan ronkhi, hiperesonan pada perkusi
 Circulation
Hipotensi, diaforensia, sianosis, gelisah, fatiue, perubahan
tingkat kesadaran, pulsus paradoxus > 10mm
1. Pola istirahat tidur
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
Kualitas dan kuantitas jam tidur
2. Pola nutrisi-metabolic
Berapa kali makan sehari
Makanan kesukaan
Berat badan sebelum dan sesudah sakit
Frekuensi dan kuantitas minum sehari
3. Pola eliminasi
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
Nyeri
Kuantitas
4. Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran ( Panca Indra )
5. Pola konsep diri
Gambaran diri
Identitas diri
Peran diir
Ideal diri
Harga diri
Cara pemecahan dan penelesaian masalah
6. Pola seksual-reproduksi
Adakah gangguan pada alat kelaminnya
7. Pola peran hubungan
Hubungan dengan anggota keluarga
Dukungan keluarga
Hubungan dengan tetangga dan masyarakat
8. Pola nilai dan kepercayaan
Persepsi keyakinan
Tindakan berdasarkan keyakinan
g. Pemeriksaan Fisik
Data klinik, meliputi :
a. TTV
b. Keluhan Utama
Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
a. Kulit : warna kulit sawo matang, turgor cukup
b. Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
c. Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih , pupil bulat,
isokor, diameter 3mm, reflek cahaya (+/+) .
d. Telinga : simetris, serumen (+/+) dalam batas normal
e. Hidung : simetris, septum ditengah, selaput mucosa basah
f. Mulut : gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering
g. Leher : trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar,
kelenjar tiroid tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak
meningkat
h. Thorax :
Jantung : Ictus cordis tidak tampang dan tidak kuat angkat, batas
jantung dalam batas normal, S1>S2 regular, tidak ada suara
tambahan
Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vocal fremitus kanan-kiri,
nyeri tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar
vesikuler seluruh lapang paru , tidak ada suara tambahan
i. Abdomen
Inspeksi : Perut datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus biasanya dalam batas normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba
massa
j. Ekstremitas
Superior :Tidak ada deformitas, tidak odema, tonus otot cukup.
Inferior : Deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianosis (-),
odema (-) , tonus otot cukup
k. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas
2. Gangguan rasa nyaman dan cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan mengenai penyakitnya
3. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak nafas
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia Tn. G dengan Asma di Puskesmas
Denpasar Tanggal 30 Agustus 2019
I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA :
A. IDENTITAS/DATA BIOGRAFIS KLIEN
1. Nama : Tn. G
2. No. Rekam Medis : 597301
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Tempat Tanggal Lahir : Badung, 12 Januari 1945
5. Umur : 74 Tahun
6. Agama : Hindu
7. Status Perkawinan : Menikah
8. Pekerjaan : Petani
9. Pendidikan Terakhir : SMP
10. Alamat Rumah : Jalan Wijaya Kusuma no 14
11. Orang yang dekat dihubungi : Ny.D
12. Hubungan dengan klien : Anak
13. Tanggal masuk ke RS : 20 Agustus 2019
B. KELUHAN UTAMA
Saat masuk ruang perawatan di puskesmas Pasien mengeluh sesak
Setelah dilakukan pengkajian pasien didapatkan sesak
C. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
a) Tn. G menderita asma dari tahun 2007 ketika tahun 2019 ketika
dilakukan pengkajian asma klien sudah sembuh/ jarang kambuh.
Ketika klien ditanyakan obat asma apa yang pernah dikonsumsi,
klien mengatakan lupa.
b) Status imunisasi, klien mengatakan tidak menjalani imunisasi
c) Alergi , Tn G tidak mempunyai alergi terhadap makanan, bulu
binatang, akan tetapi jika terjadi perubahan cuaca, klien merasa
sesak nafas.
d) Penyakit yang diderita saat ini yaitu asma
e) Diit, tidak ada masalah terhadap nafsu makan.
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Tn.G mengatakan dari kecil tidak pernah menderita penyakit serius/kronis
hanya saja kadang pilek, demam, batuk. Tidak ada riwayat asma dari
keluarga sebelumnya.
E. GENOGRAM
-
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tn. G mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita asma sama
seperti klien
G. RIWAYAT PEKERJAAN
Tn. G mengatakan sudah tidak bekerja lagi, anak pertama dan istri yang
tinggal serumah yang menjadi tulang punggung keluarga.
H. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tempat tinggal dirumah, ada 5 orang yang tinggal dalam satu rumah.
I. RIWAYAT REKREASI
Tn. G mengatakan kadang hanya berkunjung ke rumah anaknya dan
bermain bersama cucu
J. SISTEM PENDUKUNG
Apabila Tn G asmanya kambuh maka dibawa ke dokter, puskesmas,
bahkan pernah diopname di RSUD Mangusada selama 4 hari. Jarak
puskesmas ke rumah kurang lebih 4 km.
K. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan ibadah
2. Keyakinan tentang kesehatan
L. PEMERIKSAAN FISIK
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum
Baik, tapi dalam berbicara terengah-engah. Posisi duduk dengan kedua
tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan, nafsu makan baik.
Dalam 1 minggu klien mengeluh demam, dan terkadang mengalami
keringat dingin (apabila batuk pada malam hari).
2. Tingkat kesadaran
3. (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
4. Glasgow Coma Scale (GCS)
Respon membuka mata : 4
Respon verbal : 5
Respon motorik : 6
5. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 37oC
b. Nadi : 86x/menit
c. Tekanan darah : 150/80 mmHg
d. Pernafasan : 22x/menit
6. Tinggi badan :165 cm
7. Berat badan : 58 kg
8. IMT (Indeks Massa Tubuh) :…………………………………….
9. Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada tidak ada, sesak napas ada jika klien melakukan aktivitas berat
10. Sistem Pernafasan
Inspeksi : tidak ada benjolan, ketika bicara seperti terengah-engah
Palpasi : foral femitus kanan dan kiri sama
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara vesikuler
Sesak jika aktivitas berat, batuk biasanya pada malam hari
11. Sistem Integument
Kulit sudah tidak elastis, Turgor kulit dicubit kembali ke keadaan semula
agak lama tidak priritus, ada perubahan pigmentasi seperti ada
bercakbercak hitam dibagian tubuh pasien, rambut berwarna kelabu
(beruban), kuku sudah tidak bening.
12. Sistem Perkemihan
Klien mengatakan urin keluar lancar dan tidak ada keluhan
13. Sistem Musculoskeletal
Klien mengatakan persendiannya sering sakit, sendi kaku, tapi tidak ada
deformitas, nyeri punggung dan sering pegal
14. Sistem Endokrin
Adanya pigmentasi kulit berupa bercak-bercak hitam pada tubuh klien,
rambut berwarna keabu-abuan (beruban)
15. Sistem Immun Hematologi
Sistem imun agak berkurang yaitu dengan seingnya pasien terkena flu,
demam, sakit kepala, kaki sering gemetar
16. Sistem Gastrointestinal
Mual jika gosok gigi kadang ingin muntah, tidak hemoroid, defekasi
lancar tapi kadang konstipasi, nafsu makan masih baik
17. Sistem Reproduksi
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit kelamin
18. Sistem Neurosensori
Klien mengatakan sering pusing, kesemutan, gemetaran terutama pada
bagian kaki
M. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan
aktivitas kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living (ADL)
1. INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Skore Kriteria: A
Katagori Keterangan
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen
(BAB atau BAK), berpindah, ke kamar
kecil, mandi dan berpakaian
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua hal, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi
tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi,
Lain tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai
C, D, E atau F
Keterangan:
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari
orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi meskipun klien dianggap mampu

2. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan
memotong, mengoles 2
mentega, dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan
(Bathing) orang lain
1
1 = Mandiri

3 Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan


diri orang lain 1
(Grooming) 1 = Mandiri dalam
perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan
(Dressing) orang lain
1 = Sebagian dibantu 2
(missal mengancing baju)
2 = Mandiri
5 Buang air 0= Inkontinensia atau pakai
kecil kateter dan tidak terkontrol
(Bladder) 1 = Kadang inkotinensia
2
(maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur
untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak
besar teratur atau perlu enema)
(Bowel) 1 = Kadang inkotinensia 2
(sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan
toilet orang lain
1= Membutuhkan bantuan,
2
tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk
bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang) 3
3 = Mandiri

9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak 3


mampu)
1 = Menggunakan kursi
roda
2 = Berjalan dengan bantan
satu orang
3= Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan
1
(alat bantu)
2 = Mandiri
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
N. PENGKAJIAN KOGNITIF
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status
Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan
10 pertanyaan.
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini? 30
2 Hari apa sekarang? Senin
3 Apa nama tempat ini? Rumah
Sakit
4 Berapa nomor telepon Anda? Tidak
Dimana alamat Anda? punya
(tanyakan bila tidak memiliki
telepon)
5 Berapa umur Anda? 73
6 Kapan Anda lahir? 12
Januari
7 Siapa Presiden Indonesia Jokowi
sekarang?
8 Siapa Presiden sebelumnya? SBY
9 Siapa nama Ibu Anda? Lupa
10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu 17
seterusnya sampai bilangan
terkecil)

Keterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan
Mini Mental Status Exam (MMSE)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal)
(hari) (bulan apa sekarang?)
5 Dimana kita: (Negara
bagian) (wilayah) (kota)
(rumah sakit) (lantai)?
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Registrasi
3 Sebutkan nama 3 objek: 1
detik untuk mengtakan
masing-masing. Beri 1 poin
untuk setiap jawaban yang
benar
Perhatian dan kalkulasi
5 Seri 7’s 1 poin untuk setiap
kebenaran. Berhenti setelah
5 jawaban. Berganti eja
“kata” ke belakang
Mengingat
3 Meminta untuk mengulang
ketiga objek di atas.
Berikan 1 poin untuk setiap
kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil dan melihat (2
poin)
Mengulang hal berikut :
tidak ada jika, dan atau
tetapi (1 poin)
Nilai total
Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
O. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL
Identifikasi masalah emosional

Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
Klien mengatakan merasa sedikit gelisah
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
Klien mengatakan tidak pernah murung maupun mennagis sendiri
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir?
Pasien mengatakan was-was dan khawatir saat asmanya kambuh

Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
YA: Klien mengatakan asmanya kambuh sewaktu-waktu
b. Ada atau banyak pikiran?
TIDAK : Klien mengatakan tidak banyak pikiran
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain?
TIDAK : Klien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan dengan
keluarga
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
TIDAK : Klien mengatakan tidak menggunakan obat tidur atau
penenang
e. Cenderung mengurung diri?
TIDAK : Klien mengatakan tidak pernah mengurung diri
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya”Masalah Emosional Positif
(+)
P. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang,sikap klien pada
orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi
-Klien bersosialisasi dengan baik dan sangat kooperatif pada orang lain,
-Klien berharap selalu dapat berhubungan baik dengan orang lain
Q. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyainan klien tentang kematian,
harapan-harapan klien, dan lain-lain.
- Klien mengatakan sembahyang setiap ada upacara keagamaan
- Klien percaya dengan adanya hukum karma antara hidup dan mati
- Klien berharap dapat selalu menjalankan ajaran agama dengan baik
R. PENGKAJIAN DEPRESI
Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini TIDAK
merasa puas dengan kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah YA
meninggalkan banyak kegiatan atau
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
hampa/ kosong di dalam hidup ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
bosan?
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa TIDAK
mempunyai harapan yang baik di
masa depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa YA
mempunyai pikiran jelek yang
mengganggu terus menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki TIDAK
semangat yang baik setiap saat?
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa YA
sesuatu yang buruk akan terjadi pada
Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia TIDAK
sebagian besar waktu?
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
tidak mampu berbuat apa- apa?
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
resah dan gelisah?
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang YA
tinggal dirumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
kawatir tentang masa depan?
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini YA
sering pelupa?
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup TIDAK
Bapak/ Ibu sekarang ini
menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
sedih dan putus asa?
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak YA
berharga akhir-akhir ini?
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa YA
kawatir tentang masa lalu?
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini TIDAK
mengembirakan?
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk YA
memulai kegiatan yang baru?
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh TIDAK
semangat?
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi YA
sekarang ini tidak ada harapan?
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa YA
orang lain lebih baik keadaanya
daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah YA
karena hal- hal yang sepele?
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa TIDAK
ingin menangis?
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit YA
berkonsentrasi?
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang TIDAK
waktu bangun tidur di pagi hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka YA
berkumpul di pertemuan sosial?
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu TIDAK
membuat suatu keputusan?
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih YA
tetap mudah dalam memikirkan
sesuatu seperti dulu?
Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1
Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi
Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan
Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat

S. PENGKAJIAN RISIKO JATUH


1. Pengakjian dengan menggunakan MORSE Scale
Tgl
No Item Penilaian Jam
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia
a. Kurang dari 60 0
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan 0
bifokal 1
b. Kacamata bifokal 1
c. Gangguan pendengaran 2
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 3
f. Hamper tidak melihat/
buta
3 Aktivitas
a. Mandiri 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh
a. Tidak pernah 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat 3
sekarang

5 Kognisi
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan mengerti 2
perintah 2
c. Gangguan memori 3
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi
6 Pengobatan dan Penggunaan
Alat Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ 2
hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/
psikotropika/narkotika
d. Infuse/ epidural/ spinal/
dower catheter/ traksi
7 Mobilitas
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat 1
bantu berpindah 2
c. Kordinasi/ 3
keseimbangan 4
memburuk 4
d. Dibantu sebagian
e. Dibantu
penuh/bedrest/nirse
assist
f. Lingkungan dengan
banyak furniture
8 Pola BAB/BAK
a. Teratur 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit 2
jantung/ stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ 3
Parkinson
c. Pasca bedah 0-24 jam

Total skor
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf
Catatan:
a. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah
sakit, dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
b. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan
dengan kode:
1) Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF
2) Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC
3) Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer)
dengan kode: WT
4) Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK
5) Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan

2. Pengkajian dengan instrumen “THE TIMED UP AND GO” (TUG)


NO LANGKAH
1 Posisi pasien duduk di kursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah
(3 meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Keterangan:
Skor:
>12 detik : risiko jatuh tinggi
≤ 12 detik : risiko jatuh tinggi
T. APGAR keluarga
NO ITEMS SELALU KADANG TIDAK
PENILAIAN (2) -KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi 2
Saya puas bisa
kembali pada
keluarga (teman-
teman) saya untuk
membantu apabila
saya mengalami
kesulitan (adaptasi)
2 P: Partnership 1
Saya puas dengan
cara keluarga (teman-
teman) saya
membicarakan
sesuatu dan
mengungapkan
masalah dengan saya
(hubungan)
3 G: Growth 1
Saya puas bahwa
keluarga(teman-
teman) saya
menerima dan
mendukung
keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
(pertumbuhan)
4 A: Afek 1
Saya puas dengan
cara keluarga (teman-
teman) saya
mengekspresikan
afek dan berespons
terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih
atau mencintai
5 R: Resolve 1
Saya puas dengan
cara teman atau
keluarga saya dan
saya menyediakan
waktu bersama-sama
mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH 6
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
U. INFORMASI PENUNJANG
1. Laboratorium
-
2. Radiologi
-
3. Diagnosa medis
Athsma
4. Terapi medis, obat dan lain-lain
-
II. ANALISA DATA
NO TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 30 Agustus DS: Gangguan suplai Resiko terjadi
2019 ⁻ Jika terjadi oksigen (obstruksi asma berulang
07.30 perubahan cuaca jalan nafas oleh
klien akan merasa spasme bronkus,
sesak nafas jebakan udata)
⁻ Ada riwayat asma
dikeluarga
sebelumnya
⁻ Dahulu klien tidak
mengikuti imunisasi
⁻ Sesak nafas jika
melakukan aktivitas
berat
⁻ Klien mengatasakan
batuk pada malam
hari disertai
keringat dingin
DO:
⁻ Klien ketika
berbicara terengah-
engah - Posisi
duduk kedua tangan
memegang lutut,
badan
dicondongkan ke
depan
⁻ RR : 22 x/mnt
2 30 Agustus DS: Tidak adekuatnya Resiko tinggi
2019 ⁻ Klien mengatakan imunitas, pertahanan terhadap infeksi
08.00 bahwa pasien utama (penurunan
rentan terkena flu, kerja silia)
demam, sakit
kepala
⁻ Klien mengatakan
batuk pada malam
hari, kadang disertai
keringat dingin
DO:
⁻ Rr : 22 x/mnt
⁻ N : 90 x/mnt
⁻ Usia 75 tahun,
maka sistem imun
berkurang
3 30 Agustus DS: Kurang informasi, Kurang
2019 ⁻ Klien mengatakan kurang mengingat pengetahuan
08.30 bahwa klien belum mengenai
mengerti dan belum begaimana cara
tahu bagaimana mengatasi/menan
cara menanggulangi ggulangi asma
asma
DO
⁻ Ketika ditanya
bagaimana cara
mengatasi asma,
klien mengatakan
tidak tahu
⁻ Fungsi intelektual
sedang
⁻ Pasien lansia
berumur 75 tahun
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
MASALAH
Diagnosa keperawatan yang mengacu pada klien lansia dan keluarganya
(diagnosa fisik/biologis dan psikososial). Minimal mengangkat 3 diagnosa
keperawatan.
1. Resiko terjadi asma berulang
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
imunitas pertahanan utama (penurunan kerja silia)
3. Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara
mengatasi/menanggulangi asma berhubungan dengan kurang
informasi, kurang mengingat
IV. RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional Nama
Keperawata Kriteria hasil /TTD
n
1 Resiko Setelah dilakukan ⁻ Kaji frekuensi ⁻ Kental, tebal
terjadi asma kunjungan dan kedalaman dan
berulang, keperawatan nafas, banyaknya
ditandai selama 1 kali, ketidakmampu an sekresi
dengan maka klien dapat : bicara adalah
DS : ⁻ Jika terjadi ⁻ Anjurkan untuk sumber
⁻ Jika perubahan tinggalkan kepala utama
terjadi cuaca klien tempat tidur/ gangguan
perubahan akan merasa bantu pasien pertukaran
cuaca sesak nafas - untuk memilih gas pada
klien akan Sesak posisi yang jalan napas
merasa berkurang jika mudah untuk kecil
sesak beraktivitas bernafas ⁻ Dapat
nafas ⁻ Klien tidak ⁻ Identifikasi menekan
⁻ Ada batuk pada penyebab pernafasan
riwayat malam hari ⁻ Anjurkan untuk dan
asma ⁻ Berbicara mengeluarkan melindungi
dalam tidak terengah- sputum mekanisme
keluarga engah ⁻ Anjurkan klien batuk
⁻ Sesak ⁻ Posisi duduk untuk ⁻ Faktor
nafas jika tegap tidak menghindari agen lingkungan
melakuka condong ke sedatif ini dapat
n aktivitas depan ⁻ Hindari agen menimbulka
berat ⁻ RR : normal penyebab asma n iritasi
⁻ Klien (misal bronkheia
batuk lingkungan
pada dengan suhu
malam eksterm, serbuk,
hari asap tembakau,
disertai populasi, udara,
keringat dan lain-lain)
dingin
DO :
⁻ Berbicara
terengahe
ngah
⁻ Posisi
duduk
condong
ke depan
sambil
memegan
g lutut.
⁻ Rr : 22
x/mnt
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan ⁻ Anjurkan pasien ⁻ Demam
terhadap kunjungan untuk awasi dapat terjadi
infeksi keperawatan suhu (mis : jika karena
berhubungan selama 1 x maka : terjadi panas) infeksi/dehid
dengan tidak ⁻ Klien dapat ⁻ Kaji rasi
adekuatnya menjaga pentingnya ⁻ Aktivitas ini
imunitas, kondisi latihan nafas, meningkatka
pertahanan tubuh agar perubahan n mobilisasi
utama tidak rentan posisi sering dan
(penurunan terhadap (mis : berikan pengeluaran
kerja silia). penyakit posisi sekret untuk
Ditanda ⁻ Klien tidak semifowler jika menurunkan
dengan : rentan sesak kambuh) resiko
DS : terhadap ⁻ Anjurkan klien terjadinya
⁻ Klien batuk untuk infeksi paru
mengatak terutama melakukan ⁻ Menurunkan
an bahwa pada malam aktivitas yang konsumsi
pasien hari yang dapat dikerjakan atau
rentan kadang oleh klien kebutuhan
terkena disertai ⁻ Tunjukkan dan keseimbanga
flu, keringat bantu pasien n
demam, dingin tentang O2meningkat
sakit ⁻ TTV pembuang tisue, kan
kepala dipertahanka tekankan cuci penyembuha
⁻ Klien n tangan yang n
mengatak benar ⁻ Mencegah
an batuk ⁻ Diskusikan penyebaran
pada kebutuhan patogen
malam nutrisi adekuat melalui
hari, cairan
kadang ⁻ Malnutrisi
disertai dapat
keringat mempengaru
dingin DO hi kes umum
: -Rr : 22 dan
x/mnt - N menurunkan
: 86 x/mnt tahanan
⁻ Usia : 68 terhadap
tahun, infeksi
maka
sistem
imun
berkurang
3 Kurang Setelah dilakukan ⁻ Jelaskan proses ⁻ Menurunkan
pengetahuan kunjungan penyakit individu ansietas dan
tentang keperawatan ⁻ Instruksikan dapat
bagaimana selama 1 x maka : untuk latihan menimbulka
cara ⁻ Klien tahu nafas dan batuk n perbaikan
mengatasi/m tentang asma efektif partisipasi
enanggulangi dan tanda pada rencana
asma gejalanya pengobatan
berhubungan ⁻ Klien tahu ⁻ Nafas bibir
dengan cara dan nafas
kurang menanggulang abdominal/di
infromasi, i agfragma tik
kurang asma/mencega menguatkan
mengngat, h asma otot
ditandai pernafasan,
dengan : membantu
DS : meminimalk
⁻ Klien an kolaps
mengatak jalan nafas
an bahwa kecil dan
klien membentu
belum mengontrol
mengerti dispnea
dan belum
tahu
bagaiman
a cara
menanggu
langi
asma
DO :
⁻ Ketika
ditanya
bagaiman
a cara
mengatasi
asma,
klien
mengatak
an tidak
tahu
⁻ Fungsi
intelektual
sedang
⁻ Pasien
lansia
umu 68
tahun

V. IMPLEMENTASI
Nama/
No Tgl/Jam No Diagnosa Implementasi Respon klien
TTD
1 30 1 1. Mengukur S : klien mengatakan
Agustus TTV sering pusing, kadang
2019 sesak
07.30 O : Suhu 370 C Rr : 22
x/mnt N: 86 x/mnt TD:
50/80 mmHg
2. Menganjurkan S : Klien akan
klien untuk melakukannya
meninggikan O:
kepala tempat
tidur jika klien
merasa berat
3. Menganjurkan S : Klien mengatakan
klien sputum sedikit
mengeluarkan O : Sputum sedikit
sputum, jika
sputum
banyak dan
menutupi jalan
nafas
4. Menanyakan S : Klien mengatakan
penyebab asma kambuh jika
kambuhnya terjadi perubahan cuaca
sama eksterm
O:
5. Menganjurkan S : Klien mengatakan
klien untuk tidak merokok dan
menghindari berusaha/mau
agar penyebab menghindari agen
asma misal : penyebab
lingkungan O : klien tidak merokok
suhu yang
eksterm,
serbuk, asap
tembakau
2 30 2 1. Mengukur S : Klien mengatakan
Agustus suhu badan tidak panas tapi
2019 kadang-kadang demam
08.00 O:
2. Menganjurkan S : 370 C S : Klien
klien latihan bersedia diajarkan
nafas dalam, batuk efektif
batuk efektif O : Klien mencoba
batuk efektif dan nafas
dalam
3. Menganjurkan S : Klien bersedia untuk
klien untuk istirahat
banyak O : Klien tidak banyak
istirahat melakukan aktivitas
4. Menganjurkan S : Klien bersedia
klien untuk melakukan aktivitas
melakukan O:
aktivitas yang
dapat
dikerjakan
klien
5. Menganjurkan S : Klien bersedia
klien untuk melakukan anjuran
mem buang yaitu mencuci tangan
tisue dan jika akan makan
menganjurkan O:
untuk mencuci
tangan, jika
akan
melakukan
sesuatu (mis :
makan)
6. anjurkan untuk S : klien bersedia untuk
mempertahank makan
an nutrisi O:
adekuat
3 30 3 ⁻ Menjelaskan S: pasien mengatahan
Agustus proses mengerti dengan apa
2019 penyakit yang dijelaskan oleh
08.30 individu perawat
O:
⁻ Menginstruksi S:
kan untuk O: pasien tampak
latihan nafas mengikuti instruksi dari
dan batuk perawat
efektif
VI. EVALUASI
No Tanggal/Jam Nomor Evaluasi Nama
Diagnosa /TTD
Keperawatan
1 30 agustus 1 S:
2019 - Klien mengatakan sering pusing, kadang
Jam 11.00 sesak - Klien mengatakan sputum yang
dihasilkan sedikit
O:
- Klien tidak merokok
- Sputum sedikit
S : 37°C
N : 86 x/menit
Rr : 22 x/menit TD : 150/180 mmHg
A : Masalah resiko asma kambuh belum
teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan
-Anjurkan klien untuk mengeluarkan
sputum jika sputum yang dihasilkan banyak
- Anjurkan klien untuk menghindari agen
penyebab misal debu dll.
2 30 agustus 2 S:
2019 jam - Klien mengatakan badan tidak panas, tapi
11.15 kadang
-kadang lemas
- Klien bersedia diajarkan batuk efektif dan
klien mau istirahat
- Klien tidak terkena flu, tapi rentan
O:
- S : 37°C
- Klien tidak banyak melakukan istirahat
- Klien membuang tisu pada tempatnya dan
klien mencuci tangan jika akan makan
A : Masalah resiko tinggi terhadap infeksi
belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan - Anjurkan
klien untuk memantau suhu (misal jika
panas) - Anjurkan untuk banyak minum
3 30 agustus 3 S:
2019 - Klien mengerti tantang asma dan tanda,
Jam 11. 25 gejalanya
- Klien tahu cara mencegah asma agar tidak
kambuh
O:
- Klien bisa menyebutkan pengertian asma
dan tanda, gejala
- Klien dapat menyebutkan salah satu cara
pencegahan asma
A : Masalah kurang pengetahuan tentang
asma teratasi
P : Rencana tindakan selesai
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Asma adalah penyakit inflamasi obstruksi yang ditandai oleh periode
episodik spasma otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronchial
(spasma bronkus). Spasma bronkus ini menyempitkan jalan nafas sehingga
membuat pernafasan menjadi sulit (dispneal), menimbulkan bunyi mengi dan
batuk.
Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S dengan asma didapatkan data
seperti : klien akan sesak jika terjadi perubahan cuaca yang ekstrim, ada
riwayat asma sebelumnya, sesak nafas jika melakukan aktifitas berat,
berbicara terengah-engah dan posisi duduk kedua tangan memegang lutut,
badan dicondongkan ke depan maka diagnosa yang muncul yaitu : risiko
terjadi asma berulang. Agar asma itu tidak kambuh maka dilakukan intervensi
seperti menganjurkan untuk menghindari penyebab asma
misalnya lingkungan dengan suhu ekstrim, polusi udara, serbuk, dan lain-lain.
3.2 Saran
Jika penderita asma maka kita harus bisa menghindari alergen yang bisa
menimbulkan asma, misal perubahan cuaca ekstrim, makanan, bulu kucing,
debu, danm lain-lain. Gunakanlah masker jika asma ditimbulkan oleh debu
Bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien
asma khususnya lansia agar bisa mencegah agar tidak kambuh lagi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik – ed 2. Jakarta : EGC.
Samekto, Widiastuti. 2002. Asma Bronkiale. Semarang : Badan Penerbit
Universitas
Diponegoro.
Subuea, Hardin, dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, cet kedua. Jakarta : Rineka
Cipta.
Stein, jay H. 1998. Panduan Klinik Penyakit Dalam – ed. 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai