Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH

GEOLOGI DINAMIK

NAMA :

IMSUR RAHMAN SUBHANA


R1C118063

KENDARI
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut teori tektonik lempeng, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang
lain. Gerakan ini terjadi secara terus menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori lempeng tektonik muncul sejak tahun 1960-an dan hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
letusan gunung api.
Ilmuwan terus mengobservasi mengenai perubahan-perubahan di bumi dan
kemudian muncul berbagai teori pembentukan bumi. Salah satunya yang paling
terkenal dan terus dikaji adalah Teori Tektonik Lempeng yang dikemukakan oleh
Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika berkebangsaan Jerman. Teori
tersebut menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan pegunungan,
gunung api, gempa bumi, dan cekungan di muka bumi oleh pergerakan lempeng. Ada
dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera
tersusun oleh batuan bersifat basa, lebih tipis daripada kerak benua dan memiliki
densitas besar. Kerak benua tersusun oleh batuan bersifat asam, memiliki ketebalan
yang besar dan memiliki densitas yang lebih kecil daripada kerak samudera. Kerak
bumi menutupi seluruh permukaan bumi, dan akibat dari aliran panas di dalam
astenosfer kerak bumi kemudian pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan
disebut lempeng kerak bumi. Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan
astenosfer.
Menurut teori Tektonik Lempeng,bagian luar dari kulit Bumi atau litosfer
terpecah menjadi beberapalempeng besar terdiri dari 10lempeng utama yang bergerak
satu sama lain dengan kecepatan berkisar antara 1 - 10 cm/tahun yaitugerakan
divergen (saling menjauh), gerakan konvergen (saling mendekat), dan transform
(saling berpapasan)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud divergen, konvergen, dan transform fault?
2. Bagaimana proses terjadinya divergen, konvergen, dan transform fault?
3. Bagaimana bentuk divergen, konvergen, dan transform fault?

C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian, proses terbentuknya dan bentuk-bentuk
mengenai divergen, konvergen, dan transform fault..
BAB II
PEMBAHASAN

Teori Tektonik Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam
bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya
bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan
padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang
sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih
dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental
drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia
mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang
muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti
bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang
mengambang di atas lautan basal yang lebih padat.[7][8] Namun, tanpa adanya bukti
terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan.
Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya
tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak.
Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur
Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah
laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah
kekuatan penggeraknya.
Bagian lapisan luar, interior bumi dibagi menjadi lapisan litosfer dan lapisan
astenosfer berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya perpindahan panas.
Llitosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan astenosfer lebih panas dan secara mekanik
lemah. Selain itu, litosfer kehilangan panasnya melalui proses konduksi, sedangkan
astenosfer juga memindahkan panas melalui konveksi dan memiliki gradien suhu
yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda dengan pembagian bumi secara
kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri mencakup kerak dan juga
sebagian dari mantel.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut
adalah:
a. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar
transform (transform fault).
b. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika
dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen.
c. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika
dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.
1.1 DIVERGEN
a. Pengertian Divergen

Divergen merupakan sebuah lempeng dimana lempeng-lempeng yang bergerak


saling menjauh satu sama lain. Gaya yang bekerja pada lempeng divergen adalah
gaya tensional (tarikan), yang menyebabkan magma naik dari pusat bumi yang
kemudian akan membentuk lantai samudra atau biasa juga disebut kerak samudra.
Kerak samudera. Salah satu conth divergen adalah Mid Ocean Ridges yang ada di
dasar atlantik.

b. Proses Terjadinya
Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama
lain. Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah
membentuk batas divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan
menyebabkan pemekaran lempeng samudera yang menghasilkan palung laut. Namun
bila pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan
lembah retakan akibat kedua lempeng saling menjauh. Akhirnya akan membuahkan
benua dan samudera yang baru.
Gerakan divergen umumnya terjadi pada punggungan samudera, dimana
lempeng saling menjauhi sumbu punggungan samudera sehingga membentuk celah
yang segera terisi oleh lelehan batuan yang terinjeksi dari astenosfir dibawahnya.
Material ini perlahan-lahan dingin dan membentuk lantai samudera yang baru,
mendorong lantai samudera yang lama sudah terbentuk sebelum menjauhi pusat
pemekaran. Mekanisme ini berulang dan berlangsung terus sejak 165 juta tahun yang
lalu dan disebut pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) menjadi samudera
atlantik.
Adapun yang terkenal dari batas-batas divergent adalah
1. Mid-Atlantic Ridge, yang terdapat sepanjang lautan Artik hingga ujung Afrika
sehingga batas divergent ini mengelilingi setengah bagian bumi. Kevepatan
penyebarannya sekitar 2,5 cm/tahun, atau 25 km dalam 1 juta tahun.
Kecepatan ini mungkin rendah bagi manusia tapi karena proses ini telah
terjadi jutaan tahun makan lempeng telah bergerak ratusan kilometer.
Penyebaran lempeng benua selama 100 hingga 200 tahun telah menyebabkan
laut atlantik berkembang dari daerah perairan kecil diantara lempeng Europa,
Amerika, dan Afrika menjadi samudera luas.

2. Islandia adalah negara vulkanik yang mengembang disebabkan oleh Mid


Atlantic Ridge, pulau ini menjadi LAB alam pata ilmuan untuk mempelajari
proses pemisahan pada zona divergen.
3. Hasil dari pergerakan lempeng terlihat dengan mudah disekitar gunung api
Krafla, disebalah timur laut dari Iceland.

4. Danau lava di Ethiopia, salah satu gunung api aktif yang ada di East African
Rift Zone
5. Gunung api aktif lainya di zona retakan East African`

1.2 KONVERGEN
a. Pengertian Konvergen

Konvergen adalah gerakan lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling


mendekat satu sama lain. Definisi lainnya, konvergen merupakan keadaan dimana
dua lempeng yang bergerak saling berbatasan satu sama lain. Gaya yang digunakan
oleh konvergen adalah gaya kompresional yaitu gaya yang muncul akibat tekanan
dari atmosfer.
Menurut kamus besar bahas aindonesia (KBBI), konvergen adalah arah menuju
satu titik pertemuan dan memusat yang bersifat memusat..
Untuk lempeng konvergen dibagi menjadi 3 jenis pergerakan yaitu:
1. Subduksi, yaitu pergerakan konvergen diantara dua lempeng yaitu lempeng
benua dan lemoeng samudera. Lempeng samudera akan menunjam kebawah
lempeng benua. Alasan karena berat dari lempeng samudera lebih berat jika
dibandingkan dengan lempeng benua.
2. Obduksi, yaitu pergerakan konvergen diantara kerak samudera dan kerak
benua. Dimana pergerakan kerak samudera ditunjam dari atas kerak benua.
Terjadi penunjaman ini karena ada perubahan dari atas lempeng divergen
yang kemudian menjadi lempeng konvergen dan penunjaman ini membawa
benua berbenturan dengan kerak samudera`
3. Kolisi, merupakan perpindahan konvergen di antara dua lempeng benua.
Kedua lempeng benua ini memiliki massa dan jenis yang sama sehingga akan
membentuk daratan dengan lipatan yang sangat tinggi`

b. Proses Terjadinya
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng yang terjadi pada dua bagiian
lempeng yang bergerak saling mendekat hingga akhirnya bertumbukan. Gerakan ini
mnyebabkan salah satu lempeng yang bertabrakan akan menunjam kebawah lempeng
lainnya. Daerah lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan konvergen
disebut dengan batas konvergen.
Umumnya daerah penunjaman lempeng akan membentuk suatu palung yang
dalam dan merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dalam pergerakannya lempeng
hanya bergerak beberapa sentimeter tiap tahunnya, sehingga proses penunjaman
terjadi sangat lambat dan berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun.
Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng konvergen
adalah:
1. Terbentuknya palung laut pada titik tumbukan lempeng benua dan lempeng
samudera
2. Aktivitas vulkanisme berupa intrusi maupun ekstrusi guning api
3. Aktivitas seismik yang besar
4. Terbentuknya batuan sedimen campuran yang dinamakan batuan malange
Ada 3 kemungkinan terjadi pada batas lempeng yang saling bertumbukan
yaitu:
1. Tumbukan pada lempeng samudera dan lempeng samudera mengakibatkan
salah satu lempeng tersubduksi ke arah mantel, karena didaerah tersebut akan
terbentuk parit didasar laut dan deretan gunung api yang tak jarang juga
terbentuk didasar laut.
2. Tumbukan lempeng benua dan lempeng samudera mengakibatkan lempeng
samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-
guning api aktif di daratan benua. Ketika suatu lempeng samudera menunjam
kebawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang
suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh.

Karakteristik zona subduksi antara lain:

a. Busur kepulauan (Magmatic Arc)


b. Bancuh (Melange)
c. Busur punggungan
d. Cekungan
3. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua mengakibatkan kedua
lempeng benua tersebut saling bertabrakan sehingga menyebabkan terjadinya
lipatan yang semakin lama areanya semakin luas dan semakin tinggi. Salah
satu lempeng benua menunjam kebawah lemppeng benua lainnya. Karena
keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak
cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan melelh. Wilayah
dibagian yang bertumbukkan mengeras dan menebal, membentuk deretan
pegunungan non vulkanik.

1.3 TRANSFORM FAULT


a. Pengertian Tranform Fault

Transform fault merupakan gerakan lempeng dimana lempeng-lempeng itu


bergerak saling bergesekan. Gaya yang digunakan oleh transform fault adalah
gerakan sejejar dan juga tidak lurus yang kemudian menghasilkan sesar jenis strike
slip fault. Bisa juga transformasi bertemunya dua lempeng yang menyebabkan adanya
kesalahan pada sesar sepanjang perolehan yang terjadi bisa berjenis sinistral atau
dekstral.
Sinistral adalah patahan yang jadinya berarah horizontal dimana posisi tanah
yang berada didepan bergeser ke arah kiri, sedangkan dekstral adalah patahan yang
juga berarah horizontal dimana patahan yang ada didepan bergeser ke arah kanan.
Contoh dari kolisi adalah San Andreas yang berada di California.

b. Proses Terjadinya
Pergerakan lempeng transform adalah pergerakan yang terjadi antara dua
bagian lempeng bumi yang bergerak secara horizontal dan berlawanna arah atau
saling bergeser. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Daerah
lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan transform disebut dengan batas
transform. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan bentuk.

Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng transform


adalah :
1. Aktivitas vulkanisme yang lemah
2. Aktivitas seismik yang tidak terlalu besar
3. Gejala pergeseran yang tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak
berkesinambungan melainkan terputus-putus.
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada
di daratan, salah satunya adalah sesar san andreas. Sesar ini merupakan pertemuan
antara lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara dengan lempeng
Pasifik yang bergerak kearah barat laut
BAB III
KESIMPULAN

Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun


kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s
mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra
(mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut
adalah:

a. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan


mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar
transform (transform fault).
b. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika
dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen.
c. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika
dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS ILMIAH GEOLOGI DINAMIK


TEKTONIK LEMPENG

OLEH:
AYU PRATIKA
R1C118099

KENDARI
2019

Anda mungkin juga menyukai