Anda di halaman 1dari 26

Dinkes.Kab.

UPTD
Kebumen Puskesmas
Gombong 1
PEDOMAN PELAYANAN
PROGRAM PROMKES

Nomor UKM-PROMKES/PED/001/2016
Terbit 01
Reevisi ke 00
Mulai berlaku 1 Juni 2016
Halaman 1-

Ditetapkan
Kepala UPTD Unit Puskesmas Gombong I

dr. Toto Kristiyanto


NIP. 19730928 20031 1 006

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN


DINAS KESEHATAN
UPTD UNIT PUSKESMAS GOMBONG I
Jalan Yos Sudarso Timur No 110 Gombong Telp. (0287) 471002 Kode Pos 54416

0
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS KESEHATAN
UPTD UNIT PUSKESMAS GOMBONG I
Jl. Yos Sudarso Timur No. 110 Gombong 54416 Telp (0287) 471 002

PEDOMAN PELAYANAN
PROGRAM PROMKES

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi,menurut data sdki th 2002-
2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidupdemikian pula angka kematian bayi juga
masih cukup tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup.Penduduk Indonesia menurut data
SDKI tahun 2002-2003 masih mempunyai umur harapan hidup rata rata adalah 66 tahun
baik laki laki maupun perempuan.Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa masalah
masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama yang berhubungan dengan
keselamatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu
terus di tingkatkanbaik yang bersifat kuratif maupun propmotif dan preventif serta
rehabilitatif.Hail ini sejalan dengan misi Departemen kesehatan yaitu membuat rakyat
sehat dan strategi utamanya antara lain:1) menggerakan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat dan 2) meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
terdepan,kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat,tetapi juga sebagai pusat komunikasi
masyarakat.Disamping itu,keberadaan puskesmas di suatu wilayah di manfaatkan
sebagai upaya upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan
masyarakatmaupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.Oleh karena itukeberadaan
Puskesmas dapat diumpamakan sebagai “Agen perub\h\n “di masyarakat sehingga
masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan gerakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.

1
Hal tersebut sejalan dengan Keputusan menteri kesehatan Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan masyarakatyang
menjelaskan bahwa Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu 1) Sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan: 2) Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat:3) Pusat pelayanan kesehatan sytrata pertama.
Namun,dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah
antara lain:1) kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas kurang berorientasi pada
masalah dan kebutuhan masyarakatsetempat tetapi lebih berorientasi pada pelayanan
kuratifbagi pasien yang datang ke Puskesmas.2)keterlibatan masyarakat yang merupakan
andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum di kembangkan
secara optimal.sampai saat ini Puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif
masyaraktdalam pemecahan masalahdan rasa memiliki puskesmas serta belum mampu
mendorong kontribusi sumber daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan.
Disadari bahwa untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan salah satu azaz
penyelenggaraan Puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat,artinya Puskesmas wajib
menggerakan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan,terutama dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat.Oleh karena itu upaya promosi kesehatan puskesmas membantu masyarakat agar
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berkenan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan
kesehatan telah di tetapkan kebijakan Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/2004.Kebijakan dimaksud juga
di dukung dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib tersebut di Puskesmas diperlukan
tenaga Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk mengelola promosi
kesehatan di Puskesmas secara profesional dan mampu untuk mengelola serta
menyelenggarakan pelayanan bersifat promotif dan preventif.

B. Tujuan Pedoman
A. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya buku pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Puskesmas untuk
menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Gombong I.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Terwujudnya masyarakat yang sehat dan peduli serta tanggap terhadap
permasalahan kesehatan

2
2. Meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
4. Terpenuhinya persyaratan kesehatan dasar bagi masyarakat
5. Mampu melakukan survei mawas diri di masyarakt
6. Mampu melaksanakan pencatatan kegiatan yang ada.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran yang di tuju pada program promosi kesehatan yaitu masyarakt yang ada di
wilayah Gombong I meliputi 5 desa binaan yaitu, desa Wero, desa Kedungpuji, desa
Panjangsari, desa Patemon, dan desa Banjarsari.

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Pengelolaan program Promkes bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan Promkes secara efektif dan efisien. Sedangkan Ruang
lingkup pelayanan Promkes sendiri meliputi :
A. Pemberdayaan masyarakat :
1. Pemberdayaan individu
2. Pemberdayaan keluarga
3. Pemberdayaan masyarakat
B. Bina Suasana
C. Advokasi
D. Kemitraan
E. Batasan Operasional
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah
promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari ,olewh ,untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiriserta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi dan misi Departemen
kesehatan dan fungsi Puskesmas khususnya dalam penggerakan dan pemberdayaan
keluargadan masyarakat dapat di rumuskan bahwa promosi Kesehtan Puskesmas adalah
upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,keluarga serta lingkungan nya secara
mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di Puskesmas dilakukan agar
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan

3
masalah masalah kesehatan yang di hadapinya.baik masalah masalah kesehatan yang di
derita maupun yang berpotensi mengancam,secara mandiri .Disamping itu petugas
kesehatan Puskesmas di harapkan mampu menjadi teladan bagi pasien,keluarga dan
masyarakat melakukan PHBS.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pengelola promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang
mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan.Koordinatortersebut di pilih dari
tenaga khusus promosi kesehatan yaitu pejabat fungsional Penyuluh kesehatan
masyarakat atau PKM.Jika tidak tersedia tenaga khusus promosi kesehatan dapat di pilih
dari semua tenaga kesehatan dipuskesmas yang melayani pasien /klin
(dokter,perawat,bidan,sanitarian dll).
Semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas hendaknya memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan informasi atau konseling.Jika ternyata
keterampilan ini belum di miliki,maka harus di selenggarakan program pelatihan/khusus.
Sesuai surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah di sebutkan bahwa standar
khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:
Kualifikasi Jumlah Kompetensi umum
D3 Kesehatan minat bakat 1 orang a. Membantu tenaga kesehatan lain
di bidang kesehatan merancang pemberdayaan
b. Melakukan bina suasana dan advokasi

B. Distribusi Ketenagaan
Promosi Kesehatan di Puskesmas Gombong I di pegang oleh 1 orang
Penanggung jawab Upaya Promosi kesehatan dengan di bantu oleh pelaksana Promosi
kesehatan yaitu Pelaksana UKS, Pelaksana UKGS/UKGMD, Pelaksana UKBM,
pelaksana PHBS, pelaksana penyuluhan yang berkoordinasi dengan 4 penanggung
jawab upaya lainnya dan 5 Bidan desa dengan uraian masing masing sebagai pelaksana
promosi kesehatan.

C. Jadwal Kegiatan,
No Jenis kegiatan lokasi Waktu Pelaksana
1 Pembinaan PHBS 5 desa Setahun 2 kali Penanggung jawab upaya
tatanan Rumah Tangga promkes
2 Pembinaan PHBS 9 SD/MI Setahun 2x Penanggung jawab upaya
institusi Pendidikan Promkes
3 Refresing Kader Puskesmas 2 bulan sekali Penanggung jawab
gombong I semua UKM
4 Pembinaan kader 5 desa Setiap bulan Penanggung jawab upaya
Posyandu promkes,gizi,bidan desa
5 Promosi Asi eksklusif 5 desa, Setiap bulan Penanggung jawab upaya

5
Ruang laktasi Gizi dan promkes
6 Pembinaan Dokter SD Februari,Maret Penanggung jawab UKS
kecil
7 Lomba dokter kecil Kabupaten Agustus Penanggung jawab UKS
8 Penjaringan SD 9 SD Juli -Agustus Penanggung jawab UKS
9 Penyuluhan dan 9 SD Juli- Agustus Penanggung jawab
pemeriksaan UKGS/UKGMD
kesehatangigi dan
mulut
10 Konsultasi Gizi Pasien Puskesmas Setiap saat Penanggung jawab Gizi
11 Kunjungan balita 5 desa Tiap buln Penanggung jawab Gizi
Girang berdasar kasus dan bidan desa
yang ada
12 Pemberian PMT balita 5 desa juni Penanggung jawab upaya
gakin gizi dan bidan desa
13 PMT bumil KEK 5 desa juni Penaggung jawab upaya
gizi dan bidan desa
14 Inspeksi sanitasi TTU 5 desa insidentil Penanggung jawab upaya
kesling
15 Inspeksi sanitasi 5 desa insidentil Penanggung jawab upaya
institusi kesling
16 Inpeksi sanitasi tempat Warung indidentil Penanggung jawab
pengolahan makanan makan kesling
17 Pengawasan kwalitas 5 desa insidentil Penanggung jawab
air inum kesling

6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

L ME
E
M JA
A
R
I P.
P
MEJA E
N
G

B. Standar Fasilitas
Standar sarana /peralatan promosi kesehatan Puskesmas minimalnya adalah sebagai berikut
No Jenis sarana/Peralatan Jumlah ket
1. Flipcharts dan stands 1 set
2. Over Head Projector (OHP) 1 buah
3. Amplifier &wireless microphone 1 set
4. Kamera Foto 1 buah
5. Megaphone/Public Addres system 1 set
6. Portable generator 1 buah
7. Tape/cassette recorder/player 1 buah
8. Papan informasi 1 buah

7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Sebagaimana disebutkan dala Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/IX/2004 tentang kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah ,strategi yang dilakukan Promosi Kesehatan
di Puskesmas adalah(1) Pemberdayaan(2) Bina suasana (3) Advokasi (4)
Kemitraan.Berdasar strategi tersebut,maka lingkup kegiatan Promosi Kesehatan
Puskesmas yang dapat di kembangkan sesuai sasaran,kondisi puskesmas dan tujuan
tersebut.
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan,kemauan dan kemampuan individu,keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit,meningkatkan kesehatan, menciptakan lingkungan yang
sehat,serta berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
a. Pemberdayaan individu
Pemberdayaan terhadap individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu-individu yang datang memanfaatkan pelayanan
puskesmas. Disamping itu individu individu yang menjadi sasaran kunjungan
misal, upaya keperawatan kesehatan masyarakat, Usaha Kesehatan Sekolah.
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu
yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini di praktikan oleh individu
tersebut.
b. Pemberdayaan keluarga
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas puskesmas yang
melaksanakan yang melaksanakan kunjungan rumahterhadap
keluarga,yaitukeluarga dari individu pengunjung puskesmas atau keluarga
keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk memperkenalkan perilaku
baru yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini di praktikan oleh
keluarga tersebut.
c. Pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota masyarakat) yang
dilakukanoleh petugas puskesmas merupakan upaya penggerakan atau
pengorganisasian masyarakat.
Penggerakan atau pengorganisasian masyarakt di awali dengan membantu
kelompok masyarakat mengenai masalah masalah yang mengganggu kesehatan

8
sehingga masalah tersebutmenjadi masalah bersama.Kemudian masalah
tersebutdi musyawarahkan untuk di pecahkan secara bersama.Dari hasil tersebut
tentunya masyarkatmelakukan upaya upaya agar masalah tersebut tidak menjadi
masalah.Tentunya upaya upaya kesehatan tersebut bersumber dari masyarakat
sendiri dengan dukungan dari puskesmas.Peran aktif masyarakat tersebut
diharapkan dalam penanggulangan masalah kesehatan dio lingkungan mereka
dengan dukungan dari Puskesmas
Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan
masyarakat yang berwujud UKBM :
a. Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu,polindes,Bina keluarga balita
b. Upaya pengobatan : Pos Obat Desa,Pos Kesehatan Desa
c. Upaya perbaikan Gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga sadar gizi
(kadarzi)
d. Upaya Kesehatan sekolah : dokter kecil,penyertaan guru dan orangtua/wali
murid,saka bakti husada,Pos Kesehatan Pesantren.
e. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok pemakai air (pokmair),Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan.

Disamping itu Puskesmas juga berfungsi sebagain pusat penggerak pembangunan


berwawasan kesehatan yaitu :
a. Menggerakan lintas sektor dan dunia Usahadi wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
b. Memantau dan melaporkan secara aktif dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
Ketiga hal tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat LS/LSM/Dunia
Swastauntuk membantupelayanan promosi kesehatan melalui bantuan
dana,sarana,metoda yang di milikinya dan di utamakan pada sasaran yang tepat.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu,keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan
aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.Seseorang akan terdorong
untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan apabila lingkungan sosialnya
(keluarga,tokoh panutan,kelompok pengajian dll)mendukung.oleh karena itu
untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya
mengajak individu,keluarga dan masyarakat mengalami peningkatan dari fase

9
“tahu” ke fase “mau” perlu di ciptakan lingkungan yang mendukung.Keluarga
atau orang yang mengantar pasien ke puskesmas,penjengukdan petugas kesehatan
mempunyai pengaruh untuk menciptakan lingkungan yang kondusifatau
mendukung opini yang positif terhadap perilaku yang sedang di perkenalkan.
Pengantar pasien tentu tidak mungkinndi pisahkan dari pasien,misalnya
pasien dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendapat
penjelasan/informasi.oleh karena itu metoda yang tepat di sini adalah pengguna
media,seperti misalnya pembagian selebaran(leaflet),pemasangan poster atau
penayangan video berkaitan dengan penyakit dari pasien.Dengan demikian
mereka dapat membantu menyampaikan informasi yang di peroleh kepada pasien.
Petugas kesehatan puskesmas dapat menjadi panutan atau teladan dalam
sikap dan tingkah laku.Oleh karena itu,pengetahuan,sikap dan perilaku petugas
kesehatan puskesmas yang melyani harus benar benar konsisten dengan
pelayanan yang diberikan.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak pihak yang terkait ( tokoh tokoh
masyarakat informal dan formal agar masyarakat di lingkungan puskesmas
berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan
lingkungan yang sehat.Dalam upaya memberdayakan individu,keluarga dan
masyarakat,Puskesmas membutuhkan dukungan dari pihak pihak lain sehingga
advokasi perlu di lakukan.Misalnya dalam rangka mengupayakan lingkungan
puskesmas yang bebas asap rokok,pusdkesmas perlu melakukan advokasikepada
pimpinan daerah setempatuntuk di terbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di lingkungan kerja Puskesmas seperti sekolah,kantor
kecamtan,tempat ibadah.
Selama proses perbincangan dalam advokasi,perlu di perhatikan bahwa
sasaran advokasi hendaknya diarahkan /dipandu untuk menempuh tahapan
tahapan : (1) memahami/menyadaripersoalan yang diajukan,(2) tertarik untuk ikut
berperan dalam persoalan yang diajukan, (3) mempertimbangkan sejumlah
pilihan kemungkinan dalam berperan,(4) menyepakati satu pilihan kemungkinan
dalam berperan, dan (5) menyampaikan langkah tindak lanjut.Jika ke lima
tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang di sediakan untuk
advokasi,maka dapat di katakan advokasi itu berhasil.Langkah tindak lanjut di
akhir perbincangan (misalnya membuat disposisi pada usulan yang di ajukan)
menunjukan adanya komitmen untuk memberidukungan,Selama perbincangan
seorang advokator (misal Kepala Puskesmas ) terus memantau respon sasaran
advokasi.Sejumlah ahli menyarankan agar advokasi tidak dilakukan oleh hanya

10
seoarang individu,melainkan melalui jejaring.Artinya sebelum melakukan
advokasi sang advokator tewrlebih dahulu mengembangkan kemitraan dengan
sejumlah pihak yang potensial. Advokasi harus dilakukan secara terus menerus
sampai pihak yang terkait (stake holders) yang diadvokasi memberikan
dukungan.
Sebagai contoh,dalam advokasi tentang bantuan jamban sehat untuk suatu
pondok pesantren Kepala Puskesmas harus menggalang kemitraan dulu dengan
lembaga swadaya masyarakat atau LSM (misal koalisi untuk indonesia
sehat,media massa ( misal wartawan),Tokoh agama ,tokoh pendidikan dll.Mereka
di undang pada pertemuan untuk memantapkan kerjasama danmenyiapkan bahan
advokasi.Maka ketika bahan advokasi sudah siapdan pembagian tugas sudah
dilakukan,tim advokasi tersebut bersamasama,untuk misalnya menghadap pak
camatatauseorang pengusaha.Fengan demikian,camat atau pengusahadiadapkan
pada suatu jejaring yang kompak dan kuat.
Kata kata kunci dalam penyiapan bahan advokasi adalah
“Tepat,Lengkap,Akuratbdan MenarikArtinya bahan advokasi harus mencakup hal
hal sebagaiberikut :
a. Sesuai dengan sasaran(latar belakang pendidikan,jabatan,budaya,kesukaan
dllSesuai dengan lama waktu yang di sediakan untuk advokasi
b. Mencakup unsur unsur
pokok,YaituApa,mengapa,Dimana<Bilamana,Siapadan bagai manq ( 5w+1H
c. Memuat masalah dan pilihan pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah
d. Memuat peran yang di harapkan sasaran advokasi
e. Memuat data Pendukungbila mungkin juga bagangambaar dll.
f. Dalam kemasan yang menarikringkas tetapi jelas
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaa,bina suasana dan advokasi,prinsip prinsip kemitraan
harus di tegakan.Kemitraan di kembangkan antara petugas kesehatan Puskesmas
dengan sasarannya dalam pelaksanaan pemberdayaan,bina suasana dan
advokasi..Disamping itu kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa
bahwa untuk meningkatkan efektifitas promosi kesehatan,petugas kesehatan
puskesmas harus bekerjasama dengan pihak terkait,sepoerti misalnya kelompok
profesi,pemuka agama,LSM,media massa dll.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus di perhatikan dan di praktikan
adalah (1) kesetaraan,(2) keterbukaan (3) saling mengunmtungkan
1. Kesetaraan.

11
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakan hubungan yang bersifat
hierakis (atas bawah .Semua harus diawali dengan kesediaan menerima
bahwa masing masing berada dalam kedudukan yang sederajat.Keadaan
ini dapat dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan
kekeluargaan,yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
2. Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerjasama ,di perlukan adanya
kejujuran dari masing masing pihak.Setiap usul/saran/komentar harus
disertai dengan itikad yang jujur sesuai fakta,tidak menutup tutupisesuatu
3. Saling menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan
semua pihak(win-win solution).Misalnya dalam hubungan antara tenaga
kesehatan Puskesmas dengan pasien/kliennya,maka setiap solusi yang di
tawarkan hendaknya juga berisi penjelasan tentang keuntungan bagi si
pasien/klien.Demikian juga dalam hubungan antara Puskesmas dengan
pihak donatur.
Terdapat tujuh landasan(dikenal dengan sebutan saling) yang harus di
perhatikan dan di praktikan dalam mengembangkan kemitraan yaitu :
a. Saling memahami kedudukan,tugas,dan fungsi masing masing
b. Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing masing
c. Saling berupaya untuk membangun hubungan
d. Saling berupaya untuk mendekati
e. Saling terbuka terhadap kritik/saran,sereta mau membantu dan di
bantu
f. Saling mendukung upaya masing masing
g. Saling menghargai upaya masing masing
B. Metode
Dalam pelaksanaanya ,strategi promosi kesehatan harus di perkuat dengan (1)
Metode dan Media yang tepat,serta tersedianya (2) Sumber Daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang di maksud di sini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya baik
pemberdayaan,binasuasana,maupun advokasi adalah proses komunikasi.Oleh sebab itu
perlu ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut.Pemilihan metode harus
dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya,keadaan penerima
informasi(termasuk sosial budaya)dan hal hal lain seperti ruang dan waktu.Media atau
sarana informasi juga pertlu di pilih mengikuti metode yang telah di
tetapkan,memperhatikan sasaran atau penerima informasi.Bila penerima informasi tidak

12
dapat membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika di gunakan media yang penuh
tulisan,atau bila penerima informasi hanya memiliki waktu sangat singkat,tidak akan
efektif jika di pasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.
2. Sumber Daya
Sumber daya utama yang di perlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan
Puskesmas adalah tenaga(sumber daya manusia atau SDM),sarana/peralatan termasuk
media komunikasi dan dana atau anggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang
mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan.Koordinator tersebut di pilih dari
tenaga khusus promosi kesehatan.

C. Langkah Kegiatan
A. Kegiatan Promosi Kesehatan Di dalam Gedung Puskesmas
Kegiatan promosi kesehatan di dalam Gedung Puskesmas di laksanakan sejalan dengan
pelayanan yang di selenggarakan Puskesmas.Berikut ini bentuk kegiatan promosi
kesehatan yang dapat dilakukan di dalam gedung Puskesmas
a. Di tempat Pendaftaran
Jenis informasi yang dapat di sediakan di tempat poendaftaran yaitu:
1. Alur pelayanan Puskesmas
2. Jenis pelayanan kesehatan
3. Denah poliklinik
4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi isu pada saat itu
5. Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang meludah
sembarangan,membuang sampah pada tempatnya dll.
b. Di Poliklinik
Petugas kesehatan Puskesmas yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaan pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakit atau obat yang
harus di telannya.Tetapi bila hal ini belum mungkin di laksanakan,maka dapat di
buka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau
konseling.
Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan medis harusdi sediakan
berbagai media (alat peraga) seperti misalnya lembar balik,poster,gambar gambar
atau model model anatomi,dan boleh juga brosur yang bisa di bawa pulang.
Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang
mengantarkannya k puskesmas.Mereka ini tidak dalam keadaan sakit sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi yang
tersedia di poliklinik.Oleh karena itu,di poliklinik khususnya di ruang tunggu perlu di

13
pasang media seperti poster,selebaran yang berisi tentang berbagai penyakit dan
pencegahannya.

c. Di Ruang Pelayanan KIA&KB


Di pelayanan KIA/KB selain dijumpai pasien sakit(misalnya bayi atau
balita),sebagian pengunjung adalah ibu ibu atau wanita yang tidak sakit.Yaitu ibu ibu
yang memeriksakan kehamilannya atau hendak bersalinatau mereka yang
memerlukan pelayanan kontrasepsi.Petugas kesehatan di pelayanan KIA & KB
tersebut meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
pasien/individu berkenaan dengan pelayanan yang di dapatnya.Jika belum mampu
dapat di limpahkan ke klinik khusus.
Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien /individu yangmendapat
pelayanan KIA/KB juga orang yangmengantarkannya ke Puskesmas.Oleh karena itu
pelayanan kia/kb perlu di pasang poster poster atau sediakan selebaran selebaran
tentang penyakit,khususnya yang menyerang bayi dan balita.Disamping itu tentang
pentingnya memeriksakan kehamilannya teratur,pentingnya Tablet Fe bagi ibu
hamil,pentingnya imunisasi lengkap bagi bayi,pentingnya pembaerian Asi
eksklusif,pentingnya memantau tumbuh kembang balita dan lain lain.
d. Di Ruang Perawatan Inap
Pemberdayaan terhadap pasien rawat inap di lakukan terhadap pasien ibu
ibu bersalin,pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan pasien penyakit
kronis (kanker,tuberculosis,dll.Tujuannya adalah agar pasien tidak kambuh dan
dapat menjaga kesehatannya setelah pulang ke rumah terutama bagi pasoien yang
menderita penyakit kronis.Beberapa cara pemberdayaan yang dapat di lakukan
sebagai berikut :
1. Di tempat tidur
Penyuluhan di tempat tidur di lakukan terhadap pasien rawat inap yang belum
dapat atau masih sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus
berbaring.Dalam hal ini petugas petugas kesehatan Puskesmas mendatang pasien
/individu duduk di samping tempat tidur poasien,dan melakukan penyuluhan.
2. Penggunaan bahn bacaan (Biblioterapi )
Bahan bahan bacaan sebagai sarana untuk membantu prposes penyembuhan
penyakit yang di derita pasien rawat inap Puskesmas.Para pasien bolen
meminjam bahan bacaan yang di minati untuk beberapa lama dan
mengembalikan bahan bacaan yang telah selesai
3. Penyuluhan kelompok

14
Untuk penyuluhan berkelompok sebaiknya di gunakan alat peraga atau media
komunikasi untuk kelompokjuga menggunakan metode yang bersifat menghibur
seperti permainan,simulasi.
4. Pemanfaatan Ruang Tunggu
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap adalah para
penjenguk .Biasanya para penjenguk ini sudah berdatangan beberapa saat
sebelum kunjungan di mulai.Agar para penjenguk tertib saat menunggu waktu
berkunjung,sebaiknya Puskesmas menyediakan ruang tunggu bagi mereka.Jika
demikian ruang tunggu dapat di jadikan sebagai sarana untuk bina suasana.
e. Di laboratorium
Pada umumnya pasien atau pengantar tidak terlalu lama di laboratorium.Oleh karena
itudikawasan ini sebaiknya dilakukan promosi kesehatan dengan media yang bersifat
swalayan (self servic) seperti poster yang dapat di baca atau leaflet yang dapat
diambil gratis.
f. Dikamar obat
Dikamar obat juga dapoat di jumpai baik pasien,keluarga atau
pengantarnya.Kesadaran yang ingin di ciptakan dalam diri mereka adalah tentang :
1. Manfaat obat generikdan keuntungannya jika menggunakan obat generik
2. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat ssesuai dengan petunjuk
dokter
3. Pentingnya memelihara taman obat keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
akan obat obatan sederhana
g. Di klinik khusus
Kegiatan promosi kesehatan yang di selenggarakan di klinik klinik khusus ini
umumnya adalah berupalayanan konseling.umumnya pelayanan disini berupa
membantu upaya pemecahan masalah yang di rujuk dari poliklinik atau pelayanan
KIA/KB. Beberapa prinsip pemberian informasi atau melalui konseling kepada
pasien individu yang perlu di perhatikan adalah:
1.Memberikan suasana gembira dan semangat hidup
2.Menghargai pasien /klin sepenuh hati
3. Melihat pasien /individu sebagai subyek
4. Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan
5.Memberikan keteladanan
h. Dihalaman
a. Di tempat parkir puskesmas
Tempat parkir puskesmas biasanya berupa lapangan parkir,sebaiknya di lakukan
di lakukan promosi kesehatan yang bersifat umum.misalnya tentang PHBS .

15
Seruan presiden tentang kesehatan ,himbauan untuk menggunakan obat generik
berlogo,bahaya mengonsumsi minuman keras,bahaya menyalah gunakan napza
dan lain lain.

b. Di dinding Puskesmas
Didinding Puskesmas dapat di tampilkan pesan pesan promosi kesehatan
misalnya
Dalam bentuk poster,Namun demikian agar penampilan pesan ini tidak merusak
keindahan gedung atau ruangan Puskesmas di sarankan tidak banyak memasang
poster di dinding
c. Di pagar pembatas kawasan Puskesmas
Pafda saat saat tertentu misalnya kampanye hari kesehatan nasional,kampanye
hari AIDS,di pagar pembatas sekeliling kawasan Puskesmas ,khususnya yang
berbatasan dengan jalan dapat di pasang spanduk spanduk
h. Di tempat ibadah
Tempat ibadah yang tersedia di puskesmas biasanya berupa tempatibadah
untuk kepentinganindividu atau kelompok kecil,seperti mushola.di tempat ibadah
kecil tentu tidakdilakukan khotbah atau ceramah.Oleh sebab itupesan pesan
kesehatan dapat di sampaikan dalam bentuk pemasangan poster atau leaflet,brosur
atau selebaran yang dapat diambil secara gratis .

B. Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Gedung Puskesmas


Promosi kesehatan di luar Gedung adalah Promosi Kesehatan yang dilakukan
petugas puskesmas di luar gedung Puskesmas.Artinya promosi kesehatan dilakukan
untuk masyarakatyang berada di wilayah kerja puskesmas.Pelaksana promosi kesehatan
di luar gedung puskesmas yang dilakukan oleh Puskesmas sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat.Pengorganisasian masyarakt
merupakan suatu proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi
perencanaan,pelaksanaan,pencatatandan penilaian dalam membangun masyarakat untuk
mau dan mampu mengatasi masalahnya sendirisecara swadaya seszuai
kemampuannya,khususnya yang berkaitan dengan PHBS. Diharapkan masyarakat dapat
bersama petugas kesehatan melaksanakan hal hal sebagai berikut:
a. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi program PHBS berdasarkan
prioritas masalah kesehatan masyarakat yang di hadapi
b. Menggali danmendorong partisipasi masyarakat
c. Bersama sama melaksanakan program secara efektif dan efisien
d. Ikut memantau dan membina

16
e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di
instansi terkait tingkat kecamatan
Pelaksana promosi kesehatan di luar gedung dilakukan oleh Puskesmas bekerjasama
dengan berbagai potensi lainnya dengan menerapkan ABG (Advokasi,Bina suasana dan
Pemberdayaan Masyarakat yaitu :
a. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu
b. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (tim penggerak PKK,
posyandu, karang taruna, Saka bhakti Husada, majlis taklim
c. Promosi Kesehatan melalui pendekatan organisasi massa (seperti kelompok
kesenian tradisional dan lain lain
d. Penggerakan dan pengorganisasian masyarakat

A. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan puskesmas sebagai tindak
lanjutdariupaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas yang telah dilakukan
kepada pasien /keluarga.Terutama pasien/keluarga yang memilikimasalah kesehatan
cukup berat dan atau mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah langkah
tindak lanjutdi rumah tangganya.
Untuk pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup
beratkunjungan rumah di lakukan untuk membantu proses pemecahan masalah
tersebut di tingkat keluarga,dalam hal ini berlaku prinsi prinsi konseling
B. Pemberdayaan berjenjang
Promosi kesehatan di masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak di
tangani sendiri oleh petugas kesehatan puskesmas.Masyarakat bregitu luas dan
terdiri dari beberapa tatanan,untuk itu Puskesmas lebih baik bekerja sama dengan
mitra mitra yaitu para pemuka masyarakat,dan kader kader,untuk itu di setiap tatanan
harus di identifikasi pemuka pemuka masyarakat dan siapa saja yang sekiranya dapat
di rekrut sebagai kader.
C. Pengoagisasian Mastarakat
Pengorganisasian masyarakat dapat di harapkan di tatanan apapun yang akan
di garap disuatu rt/rw,di sekolah di suatu pondok pesntren dikantor,di pbrik,dal
seterusnya.
Proses pemberdayaan berjenjang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Survei Mawas diri (SMD).
Dalam langkah ini,para pemuka masyarakat rt/rw,pemuka agama TPPKK di
bimbing untuk melakukan pengenalan pengenalan masalah kesehatan yang

17
sering melanda masyarakat.Disini di observasui dan digali penyebab penyebab
dari masalah tersdebutserta potensi potensi yang dapat di gunkan untuk
mengatasi masalah.Dengan melakukan SMD di harap[kan para pemuka
masyarakat menjadi sadar bahwa di masyarakat terdapat berbagai masalah
kesehatan.Namun masyarakat juga terdapat potensi sumber daya yang dapat di
gunakan untuk mengatasi masalah masalah tersebut.
2. Musyawrah Masyarakat (MM).
Dalam langkah ini para pemuka masyarakat di bimbing membahas hasil SMD
dalam musyawarah kecil diantara mereka.untuk di rumuskan dan di rencanakan
jalan keluarnya ( pemecahannya).Dalam hal ini petugas kesehatan juga dapat
membantu melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang
dukungan(kebijakan/sumber daya).Hasil rumusan para pemuka masyarakat ini
kemudian di bahas lebih lanjut dengan masyarakat dalam musyawarah
besar.Musyawarah besar dapat berlangsung beberapa kali sampai di hasilkan
suatu rencana konkrit mengatasi masalah yang ada.Selanjutnya para pemuka
masyarakat di bimbing untuk memberdayakat di bimbing untuk memberdayaka
para kader melalui langkah :
a) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK)
Dalam hal ini pemuka masyarakat di bimbing untuk menetapkan pengurus
taau pengelola UKBM :MISALNYA pod(Pos Obat Desa)dan pelaksana
UKBM yaitu tenaga kesehatan dan kader
b) Pelaksanaan Kegiatan (PK)
Dalam hal ini petugas kesehatan dan para kader mulai melakukan
pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan kegiatan UKBMmisalnya
poskedes.Umumnya para kaderlah yang lebih banyak melakukan
pemberdayaan masyarakatdengan menfasilitasi proses pemecahan masalah
yang di hadapi individu,keluarga dan masayarakat.
c) Dukungan,pemantauan dan bimbingan
Dalam langkah ini Puskesmas di bantu dinas kesehatan melaksanakan
binasuasana dan advokasi.Selain itu bersama pemuka masyarakat,juga di
rumuskan dan dilaksanakan upaya upaya guna memotivasi kadermelalui
pemenuhan kebutuhan mereka.Bagi kader yang masih di sibukan oleh
kebutuhan pangan,papan,sandang,bentuk motivasi yang sesuaiadalah
:pemberian gaji/insentif,pemberian fasilitas ,pemberian dana operasional
kegiatan atau di bantu agar bisa berwira usaha.Sedangkan bagi kader yang
sudah tidak direpotkan oleh kebutuhan dasar bentuk bentuk motivasi yang
sesuai adalah pemberian kesempatan untuk mengikuti pertemuan
pertemuan /pelatihan ,pemberian atribut atribut misalnya baju seragam

18
,penugasan untuk menyelenggarakan pertemuan pertemuan ,atau pemberian
tugas tugas yang menantang lainnya

19
BAB V
LOGISTIK
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaanya
dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan sesuai dengan
alur yang berlaku di masing masing organisasai.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promkes direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan di laksanakan.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja,kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Buku Lembar balik
- Leaflet
- Buku panduan
- Computer
- LCD
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi
- Leaflet
- Buku Lembar balik
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordianator promkes dan berkoordinasi
dengan petugas pengelola barang dan di bahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas.Sedangkan dana ynag di butuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan di bahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya di buat perencanaan kegiatan ( POA- Plan of Action)

20
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas
sebagai pelaksana kegiatan.Keselamatan pada sasaran harus di perhatikan karena masyarakat
tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya.Tahapan tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain:
1. Identifikasi resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaankgiatan di mulai sejak membuat
perencanaan.Hal ini di lakukan untuk meminimalisasi dampak yang di timbulkan dari
pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap
tiap kegiatan yang akan di lakukan.
2. Analisis resiko
Tahap selajutnya adalah petugas melakukan analisis resiko ataudampak dari pelaksanaan
kegiatan yng sudah di identifikasi.Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langak langkah
yang akan diambil dalam menangani resiko yang terrjadi.
3. Rencana pencegahan resiko dan Meminimalisasi Resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi.

4. Rencana Upaya Pencegahan


Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan di lakukan untuk mengatasi
redsiko atau dampak yang di timbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.Hal ini perlu di
lakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang di lakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan.
Upaya keselamatan sasaran
Upaya Identifikasi resiko Pencegahan resiko
Konseling/Penyuluhan Materi tidak sampai pada Materi di buat
sasaran menarik,tidak
Alat bantu,bisa terjatuh membosankan,simple
dan mengenai petugas (tidak muluk muluk)
Sebelum mulai di cek
peralatan dengan teliti

Pemberdayaan Masyarakat tidak mau Petugas ikut terjun

21
berpartisipasi /mendampingi dalam
pelaksanaan kegiatan
Advokasi Tidalk mendapat Diperlukan negosiasi
dukungan yang mantap dan
realistis kepada
pemangku
jabatan/pengambil
kebijakan.

22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau occupational Safeti dalam istilah sehari harisering disebut safety
saja,secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah petugasdan hasli kegiatannya.dari segi
keilmuwan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapan dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecccelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman,kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan,bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait.Keselamatan kerja di sini terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap
resikopekerjaan.
Dalam penjelasan Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,keluarga,masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya sarana dan prasarana kesehatan
maka resiko yang di hadapi petugas kesehatan semakin meningkat.Petugas kesehatan merupakan
orang pertama yang terpapar terhadap masalah kesehatan,untuk itu desinfeksi.Sebelum bekerja
di lakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan c ara yang benar,mengelola limbah infeksius dengan benar
dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar

Upaya Keselamatan Kerja


Upaya Identifikasi resiko Pencegahan resiko
Konseling/penyuluhan Tertular penyakit Pake APD (masker)
dari pasien
Pemberdayaan
advokasi

23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang di rancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan,Pengendalian mutu sangat berhiubungan dengfan aktifitas
pengawasan mutu,sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan
yang di l;akukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
standar yang telah di tetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan devaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Ketepatan pelaksanaankegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang di gunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasiserta permasalahan yang di temukan
di bahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

24
BAB IX
PENUTUP
Kiranya dapat diingatkan kembali bahwa promosi kesehatan untuk peningkatan PHBS di
Puskesmas bukanlah tugas petugas PKM Puskesmas saja,namun tanggung jawab upaya promosi
Kesehatan di Puskesmas adalah Kepala Puskesmas,dan menjadi tugas bagi seluruh petugas
kesehatan Puskesmas.Yang paling penting dilaksanakn dalam rangka promosi kesehatan
Puskesmas adalah upaya upaya pemberdayaan,baik terhadap pasien maupun terhadap
individu/keluarga/masyarakat yang sehat.
Namun demikian ,upaya upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil,jika di dukung oleh
upaya upaya bina suasana dan advokasi.Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/individu/keluarga/masyarakat.
Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung/membantu
Puskesmas dari segi kebijakan atau peraturan perundang undangan dan sumber daya dalam
rangka memberdayakan pasien/individu/keluarga/masyarakat.Banyak sekali peluang untuk
melaksanakan promosi kesehatan Puskesmas yaitu di dalam gedung dan di luar gedung
puskesmas atau masyarakat.Peluang peluang tersebut harus dapat di manfaatkan dengan
baik,sehingga upaya wajib Puskesmas yaitu Promosi kesehatan dapat terlaksana dengan baik.

25

Anda mungkin juga menyukai