Oleh
i
BAB I
PENDAHULUAN
rumpun bisnis dan manajemen yang ada di Kota Blitar. Sekolah ini memiliki enam
pilihan program keahlian dan tujuh kompetensi keahlian. Program keahlian yang
Kejuruan (MAK) adalah Teknik Komputer dan Informatika, Bisnis dan Pemasaran,
dan Tata Busana. Sementara kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Blitar
adalah Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Bisnis Daring dan Pemasaran,
Usaha Perjalanan Wisata, dan Tata Busana. Adanya kompetensi keahlian yang
beragam menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat untnuk mendaftarkan putra
putrinya di SMK Negeri 2 Blitar, terbukti dengan jumlah pendaftar yang banyak
setiap tahunnya.
atas kurikulum tahun 2013 revisi tahun 2017. Kurikulum tahun 2013 merupakan
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kerangka belajar yang digunakan oleh seluruh
1
2
dalam The IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Mengutip rilis Kemendikbud, di dalam tes tersebut 95% murid Indonesia hanya
mampu menjawab soal hingga tingkat kesulitan menengah di dalam semua mata
terdapat kesenjangan bahkan ketimpangan antara praktik dan materi ajar sekolah
diterapkan dengan fokus menciptakan generasi masa depan Indonesia yang mampu
berpikir dan berkomunikasi jernih dan luas, toleran dan bertanggung jawab moral
dalam setiap langkah. Selain itu, berpandangan dan berminat luas dengan perspektif
global.
ditujukan untuk menyiapkan generasi masa depan yang produktif, kreatif, inovatif,
1
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/penerapan-kurikulum-2013-revisi/
(diunduh tanggal 17 September 2018)
3
Kurikulum 2013 revisi 2017. Secara singkat terdapat empat poin perubahan yang
dimiliki Kurikulum 2013 Revisi dibandingkan kurikulum asli. Empat poin tersebut
terletak dalam2:
Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan
tes dan menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata
pelajaran, maka dalam Kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya
diampu oleh guru Agama (Kompetensi Spiritual) dan Budi Pekerti (Kompetensi
Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren
dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih
koheren, kembali guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat
lebih fokus kepada penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan
2
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/penerapan-kurikulum-2013-revisi/
(diunduh tanggal 17 September 2018)
4
Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih
fleksibel, lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar.
Tumpang tindih antara Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran, Kompetensi Inti
kembali menghamba kepada buku paket Kurtilas. Diharapkan dengan revisi poin
1 (satu) dan poin 2 (dua) membuka keran kreativitas guru dalam merancang
pendekatan ajar.
Pada Kurtilas edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per
jenjang, hanya sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk
SMP, dan mencipta untuk SMA. Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan
potensi dan bimbingan yang tepat dapat saja mencapai tataran penciptaan di
revisi 2017 menerbitkan harapan akan hadirnya pendidikan dan persekolahan yang
yaitu Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), dan Muatan Peminatan
5
Kejuruan (C)3. Mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok A. Muatan Nasional,
Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok
B. Muatan Kewilayahan, yaitu Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kejuruan dibagi lagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu C1 (Dasar Bidang Keahlian)
dimana mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok ini sama untuk semua
kompetensi keahlian yang berada dalam bidang keahlian yang sama, C2 (Dasar
Program Keahlian) dimana mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok ini sama
untuk semua kompetensi keahlian yang berada dalam program keahlian yang sama,
keahlian tersebut.
Kebudayaan Tahun Nomor 07 Tahun 2018, mata pelajaran produktif masuk dalam
kelompok mata pelajaran C2 dan C3. Salah satu mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa kelas sepuluh (X) kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
pada kelompok mata pelajaran C2 adalah Perencanaan Bisnis. Materi ini berkaitan
dengan kemampuan untuk membuat suatu Rencana Bisnis dengan menuangkan ide
bisnis dalam bentuk dokumen sederhana yang tertulis. Pemberian materi ini
3
Peraturan Direktur Jenderal Kemendikbud Th. 2018 No. 07 - Struktur Kurikulum SMK/MAK
6
diberikan agar kelak dapat diterapkan didunia kerja yang berkaitan dengan
bisnis.
didukung motivasi dan keaktifan siswa memungkinkan siswa untuk mencapai hasil
mengikuti belajar dan digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran ketuntasan.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap program keahlian berbeda dan program
keahlian bisnis daring dan pemasaran menetapkan KKM 81,00. Hasil belajar yang
diperoleh pada mata pelajaran perencanaan bisnis kelas sepuluh Bisnis Daring dan
Pemasaran 2 (X BDP 2) terdapat tiga puluh siswa dari tiga puluh tujuh siswa belum
4
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Alfabeta : Bandung,2010), 4
5
Ibid, 143
7
mencapai KKM. Oleh karena itu siswa yang nilainya dibawah KKM di anggap
terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
kecil untuk saling berinteraksi”6. Penggunaan model pembelajaran ini, siswa tidak
hanya mendapat materi dari guru saja melainkan dapat berinteraksi dan berdiskusi
dengan teman.
kelompok dengan karakter dan kemampuan siswa yang berbeda. Siswa dapat
berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial tinggi serta tanggung jawab.
Selain siswa dapat menguasai materi secara personal, siswa juga dapat berdiskusi
1.2. Permasalahan
seharusnya dapat menciptakan rasa senang siswa. Sehingga siswa merasa tertarik
dan tidak bosan terhadap mata pelajaran itu. Guru harus senantiasa berperan aktif
di dalam pembelajaran agar saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak ada yang
mengobrol sendiri. Selain itu, guru seharusnya memberikan stimulus kepada siswa
6
Rusman, Model-model Pembelajaran , Jakarta. hal. 203
8
agar siswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Pencapaian tersebut
siswa untuk meningkatkan dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Kenyataan yang diperoleh dari hasil evaluasi mandiri guru saat penelitian
awal adalah guru mengajar perencanaan bisnis dikelas X BDP 2 SMK Negeri 2
hanya satu arah yang didominasi oleh guru, siswa hanya mendengar dan menulis
kegiatan lain seperti mengobrol dengan teman sebangku, bermain HP. Terlihat
empat siswa mulai mengantuk, 3 siswa sedang mengobrol, dan terlihat satu siswa
yang duduk dibelakang sedang berkaca. Selain itu, jadwal mata pelajaran
komunikasi bisnis yang ada di jam pelajaran siang hari membuat suasana kelas
menjadi tidak kondusif. Saat sesi tanya jawab hanya ada beberapa siswa yang dapat
menjawab pertanyaan guru dan tidak ada siswa yang bertanya saat guru
memberikan kesempatan bertanya. Saat itu juga ada tiga siswa yang berceloteh
yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran, sehingga kelas menjadi gaduh.
kelas X BDP 2 SMK Negeri 2 Blitar pada ulangan harian kompetensi menerapkan
strategi bisnis masih rendah. Siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) hanya delapan siswa. Sehingga jumlah siswa yang belum mencapai KKM
di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X Bisnis Daring dan Pemasaran SMK Negeri
2 Blitar?”
mata pelajaran perencanaan bisnis dalam upaya peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas X Bisnis Daring dan Pemasaran SMK Negeri 2 Blitar.
a. Siswa
b. Guru
c. Sekolah
Hasil yang dicapai penelitian ini dapat meningkatkan mutu dan proses
d. Penulis
KAJIAN TEORI
sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas
Bukan atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru tetapi guru hanya
sebagai fasilitator.
yang lain”2
1
A. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : 2005), hal 59
2
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta,2010), hal 19
11
12
bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan sesuai dengan
skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar
tersusun secara hirarkis. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses
Vygotsky berpendapat bahwa “aktivitas belajar akan terjadi secara efisien dan
efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana
mampu, guru atau orang tua”3. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang belajar dari
pengalaman yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari lingkungan dan adanya
belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
3
http://007indien.blogspot.com/2012/03/teori-konstruktivisme-vygotsky-dan.html ( diunduh pada
tanggal 20 September 2018 pukul 12:26)
13
proses belajar berlangsung. Proses perubahan tersebut dapat mengubah tingkah laku
tertentu dapat dilihat dari penilaian. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c)
4
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2297541-kajian-teori-untuk-hasil-belajar/
(diunduh pada tgl 20 September 2018 pukul 13:15)
14
terkait dengan sikap dan nilai yaitu kemampuan pemahaman pembelajaran. Ranah
penerapan dari hasil belajar. Sehingga hasil belajar yang diinginkan seseorang
antara mereka. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengarkan idea atau gagasan
dimana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi,
sedang, rendah, jenis kelamin dan ras/suku mereka saling membantu satu sama lain
Pembelajaran kooperatif sebagai sarana siswa untuk dapat bekerja sama dalam
kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Setiap anggota kelompok harus
merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan bersama jika dalam kelompoknya
5
R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung : Nusa Media,2010), hal 4
15
d. Siswa haruslah membegi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya
6
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hal. 207
16
pada seluruh anggota kelompok mereka dan untuk mencapai tujuan yaitu prestasi
kelompok.
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling
baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
orang yang beragam latar belakang yang heterogen, mulai dari kemampuan
intelektual, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan materi dan para siswa yang
telah dibagi kelompok diminta bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan.
Setiap siswa harus menguasai materi yang tersebut dan dipertanggung jawabkan saat
kuis diberikan.
7
Ibid, hal 208
8
R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung:Nusa Media,2010).hal 143
17
“STAD terdiri atas lima komponen utama:presentasi kelas, tim, kuis, skor
seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi
bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Bedanya presentasi kelas dengan
Tim terdiri dari empat atau siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim
adalah memastikan bahwa semua semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih
kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk
mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat
kesalahan.
atu atau dua periode setelah guru memberikan presensi dan sekitar satu atau
dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa
siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan
9
Ibid, 143
18
memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat
memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam system skor ini,
tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannnya tanpa memberikan usaha mereka
yang terbaik.
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila
skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan
Tabel 2.1
Skor Kemajuan Individu
Skor Kuis Poin Perkembangan
Poin perkembangan didapat dari selisih skor awal dengan skor individu setelah
perlakuan siklus.
Tabel 2.2
Skor Kelompok
c. Meningkatkan komitmen
topik pembelajaran dari teman satu tim. Siswa dapat bertukar pendapat dan
10
http://mihecheery.blogspot.com/2010/06/metode-pembelajaran-stad.html diunduh pada tanggal
21 September 2018 pukul 9:56
20
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.”11
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
Sebuah studi kelayakan sebuah bisnis akan memiliki manfaat yang berguna
1. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
11
http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan-pembelajaran.html diunduh
pada tanggal 21 September 2018 pukul 9:43
21
2. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, dimana pihak bank
Studi kelayakan ini dapat berguna sebagai gambaran tentang potensi sebuah
perusahaan.
Dalam menyusun studi kelayakan ini perlu juga dianalisis manfaat yang
akan di dapat dan biaya yang akan timbul oleh proyek terhadapa
perekonomian nasional.
masa yang akan datang terdapat ketidakpastian. Kondisi ini yang dapat
22
diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan baik resiko yang dapat kita
2. Memudahkan Perencanaan
Jika dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akandatang,
terjadi penyimpangan.
berjalan pada tujuan yang jelas dengan pembagian tugas-tugas yang telah
4. Mempermudah Pengawasan
Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana
5. Mempermudah Pengendalian
kebijakan tertentu
5. Mengambil keputusan
Ada beberapa aspek yang akan diteliti dalam studi kelayakan bisnis, yaitu:
1. Aspek Pasar, yaitu meneliti tentang permintaan suatu produk atau jasa,
yang bersangkutan.
24
3. Aspek Teknik dan Teknologi, yang meneliti kebutuhan apa yang diperlukan
4. Aspek Sumber Daya Manusia, yang meneliti tentang peran SDM dalam
pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin
untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.
untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.
9. Aspek Yuridis, ang meneliti tentang hal-hal yang menyangkut badan hukum
Beberapa hal yang perlu dicantumkan dan dijelaskan dalam sebuah proposal
usaha, yaitu:
atau regitimasi calon wirausaha sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam
Tujuan yang ingin dicapai harus spesifik, dapat dicapai dan diukur, serta ada
2. Fleksibel
3. Batasan waktu
Proposal usaha selalu mengandung tujuan utama, yaitu tujuan jangka panjang
dan sub tujuan, berupa tujuan jangka pendek yang hendak dicapai.
4. Komitmen
dukungan dari berbagai pihak, seperti keluarga mitra bisnis, karyawan, dan
Setelah yakin pada usaha yang akan dijalankan, langkah berikutnya adalah
Proposal usaha harus disususn secara jelas, singkat, dan padat sehingga
ketika orang lain membaca proposal tersebut, mereka akan segera menemukan
a. Uraian usaha
b. Produk
1. bentuk
2. jenis
3. kegunaan
c. Lokasi
e. Persaingan
f. Laporan Keuangan
1. neraca
2. laporan laba/rugi
4. sumber permodalan
1. jumlah karyawan
h. Proposal Kredit
i. Lampiran
Division (STAD) pada mata pelajaran perencanaan bisnis untuk kompetensi dasar
menyusun studi kelayakan bisnis dan menyusun proposal usaha dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X BDP 2 SMK Negeri 2 Blitar.
Berdasarkan permasalaha yang ada, susunan kerangka pikir yang dapat dibuat
Siklus I
Pembelajaran guru Metode
menggunakan model Pebelajaran
Tindakan pembelajaran Kooperatif Tipe
kooperatif tipe STAD:
STAD 1.Perencanann
2.Pelaksanaan
3.Observasi
Melalui pembelajaran 4.Refleksi
Kondisi STAD keaktifan,
Akhir motivasi dan hasil Siklus II
belajar siswa meningkat Metode
Pebelajaran
Kooperatif Tipe
STAD:
Perencanann
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
METODOLOGI PENELITIAN
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus. Tahapan dalam setiap
1
Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bumi Aksara : Jakarta,2008), hal.3
31
32
a. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Negeri 2 Blitar yang terletak
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 pada
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Kelas X BDP 2 SMk Negeri 2 Blitar Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019
Siklus I
Pertemuan
Hari Tanggal Jam ke Keterangan
ke
1 Rabu 26 September 2018 1-2 2 JP
2 Sabtu 29 September 2018 8-9 2 JP
Siklus II
Pertemuan
Hari Tanggal Jam ke Keterangan
ke
1 Rabu 03 Oktober 2018 1-2 2 JP
2 Sabtu 06 Oktober 2018 8-9 2 JP
Subyek penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X
BDP 2 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 SMK Negeri 2 Blitar sejumlah
37 siswa yang terdiri dari 35 putri dan 2 putra dengan karakter, kemampuan dan
Observasi kondisi awal yang dilakukan di kelas X BDP 2 ini, bertujuan untuk
observasi awal menunjukkan bahwa guru dalam mengajar komunikasi bisnis masih
menggunakan metode ceramah. Metode ini menjadikan siswa kurang aktif, guru
hanya menyampaikan materi dan siswa hanya mencatat. Saat proses pembelajaran,
ada beberapa siswa yang kurang antusias mengikuti pembelajaran. Ada pula yang
mengobrol sendiri yang tidak ada kaitannya dengan materi. Selain itu,ada enam
siswa yang mulai meletakkan kepala di atas meja, satu anak makan dengan
dengan temannya. Tetapi ada juga kekurangan yang disebabkan guru yaitu tidak
memberikan batasan kapan tugas itu harus diselesaikan. Sehingga waktu yang ada
tidak semua dimanfaatkan siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik, bahkan
ada dua anak yang malah bermain di belakang. Data nilai ulangan harian
perencanaan bisnis yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa masih banyak yang
belum mencapai KKM yang ditentukan atau belum tuntas yaitu tiga puluh siswa
(81,08 %).
34
Siklus I
A. Perencanaan
dua guru program keahlian pemasaran, yaitu Siti Fatimah, S. Pd. sebagai observer
membuat format lembar observasi, 3) menyiapkan lembar kerja tim, lembar kerja
individu, membuat bendera untuk tim , 4) membuat soal tes dan kunci jawaban
siklus 1.
B. Pelaksanaan
dalam pembelajaran :
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan
memberi salam dan memeriksa kehadiran siswa. Guru mengecek siswa yang
35
Siswa harus siap dalam mengikuti pelajaran perencanaan bisnis, karena guru
yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini yaitu kompetensi dasar
2. Kegiatan Inti
2.1 Eksplorasi
2.2 Elaborasi
dari 4-5 siswa dan siswa diminta untuk bergabung dengan kelompok
masing- masing.
memperoleh bendera tim dan lembar kerja tim. Siswa diminta mengerjakan
2.3 Konfirmasi
3. Penutup
berikutnya
37
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
dalam mengikuti pelajaran. Setelah itu guru membangun persepsi siswa dengan
mengingat materi yang dipelajari pada pertemuan yang lalu tentang studi
kelayakan bisnis.
2. Kegiatan Inti
berlangsungnya tes
3. Penutup
Guru memberikan sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang diperoleh saat
pertemuan berikutnya
C. Observasi
sesuai dengan skenario RPP atau tidak. Tujuan lain dari observasi, untuk
menghasilkan skor aktivitas belajar siswa. Pengamatan hasil belajar diperoleh dari
D. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data dari pengamatan aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa berupa nilai. Hasil dari analisis ini, peneliti
melakukan refleksi.
Siklus II
A. Perencanaan
Kekurangan yang ada dalam siklus I akan diperbaiki di siklus II. Sehingga guru
sikus II.
lembar observasi, 3) menyiapkan lembar kerja tim, lembar kerja individu, membuat
bendera untuk tim , 4) membuat soal tes dan kunci jawaban siklus 2.
B. Pelaksanaan
kooperati tipe STAD, dan membagi tugas kelompok serta membimbing siswa
C. Observasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan siswa dan
guru apakah pelaksanaan telah sesuai dengan skenario RPP atau belum.
D. Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan terhadap pelaksanaan siklus II. Refleksi dilakukan
dengan menganalisis kembali data lembar observasi dan hasil belajar siswa. jika
suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara
telah disusun. Lembar observasi terdiri dari dua bagian, yaitu lembar observasi
terhadap guru dengan model STAD (lampiran 4). dan lembar observasi
2. Teknis Tes
Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam
untuk mengukur tingkah laku, yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-
syarat tertentu yang jelas”.3 Tes akan dilaksanakan di tiap akhir siklus, yaitu
2
http://www.bloggerlombok.com/2011/11/metode-observasi.html.(diunduh pada tanggal 27
September 2018 pukul 11.57)
3
https://www.academia.edu/16155738/DEFINISI_TES_PENGUKURAN_PENILAIAN_DAN_E
VALUASI_TES, diakses pada tanggal 28 September 108 pukul 09.10
41
3. Angket
4. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mencari data kondisi awal aktivitas belajar
siswa. Teknik dokumentasi ini juga untuk mengetahui kondisi selama proses
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk
Penelitian tindakan kelas ini ,ada dua jenis data yang digunakan peneliti, yaitu
a. Data Kuantitatif
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Alfabeta: Bandumg,2011)hal. 142
42
b. Data Kualitatif
Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data non tes, yaitu data
observasi dan data angket. Data kualitatif dapat dianalisis dengan reduksi
dipilih sesuai dengan tema yang ada. Data reduksi akan memberikan
sukses apabila rata-rata aktivitas belajar siswa dan guru sudah mencapai skor lebih
Hasil belajar siswa ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar yang
Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian ini adalah apabila siswa yang
tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75%. Siswa dikatakan mencapai
tuntas belajar kognitif apabila siswa mampu menguasai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang mengacu pada KKM yang telah ditetapkan kurikulum sekolah,
yaitu untuk ketuntasan individu 81,00. Sedangkan ketuntasan klasikal adalah 75%
Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Bisnis Daring dan Pemasaran
perencanaan bisnis, yaitu metode pembelajaran yang belum tepat. Guru dalam
rendah. Hal tersebut nampak terhadap aktivitas siswa yang selalu ramai dan ada
beberapa anak yang sibuk berbicara dengan teman sebangkunya. Saat guru
menyampaikan materi ada siswa yang berceloteh yang tidak ada kaitannya dengan
materi pelajaran. Selain itu, melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannnya
dengan pembelajaran seperti bercermin dan ada yang makan dengan sembunyi-
sembunyi.
hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah saat
atau menanggapi pernyataan siswa lain. Keaktifan siswa dicatat dalam lembar
pengamatan dengan skor nol sampai tiga. Skor nol = tidak aktif, skor satu = kurang
aktif, skor dua = aktif dan skor tiga= sangat aktif. Keaktifan siswa dihitung dengan
rumus :
44
45
111 = 3 x 37
Berdasar tabel 4.1 terdapat enam siswa (16,22%) dari tiga puluh tujuh siswa
yang aktif dan sangat aktif dua siswa (5,40%). Sedangkan siswa yang kurang aktif
ada lima belas siswa (40,54%) dan tidak aktif empat belas siswa (37,84%).
Hasil belajar kondisi awal siswa diperoleh dari nilai tes formatif kompetensi
dasar strategi bisnis. Siswa mengikuti tes untuk mengetahui seberapa jauh dan
46
konsep yang dimiliki siswa saat mengikuti pembelajaran. Hasil tes formatif ini
hanya tujuh siswa atau 18,92% dan yang belum tuntas berjumlah tiga puluh siswa
atau 81,08%.
Nilai terendah yang diperoleh sebelum tindakan adalah 40 dan nilai tertinggi
90. Sedangkan rata-rata nilai kelas yang diperoleh 64,11 (lampiran 33). Melihat
kondisi ini, peneliti mencoba untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan
Achievement Division) pada kompetensi dasar studi kelayakan bisnis untuk siklus I
dan kompetensi dasar menyusun proposal untuk siklus II. Penggunaan metode ini
keaktifan siswa dan peningkatan hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini
dirancang menjadi dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
1. Perencanaan (Planning)
dicapai (lampiran 1). Kemudian membuat format lembar observasi untuk guru
Persiapan lain yang digunakan yaitu menyiapkan lembar kerja tim yang
akan digunakan pada Siklus I (lampiran 9), lembar kerja individu berupa kuis
(lampiran 11) dan membuat bendera untuk tim. Selanjutnya membuat format
2. Pelaksanaan (Acting)
ke-1 sampai dengan jam pelajaran ke-2 mulai pukul 07.00 – 08.30 dan
pertemuan kedua hari Sabtu 29 September 2018 jam pelajaran ke-8 dan ke-9
kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa. Sebelum memulai, guru membuat
kondisi kelas menjadi nyaman dan menarik. Guru memulai dengan pertanyaan
pembelajaran yang ingin dicapai dan mulai memberikan materi secara garis
besar.
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Saat guru membagi kelompok
banyak siswa yang merasa keberatan karena mereka ingin memilih anggota
kelompok ini ada satu kelompok yang memiliki jumlah anggota 5 orang siswa
terdiri dari lima tahap yaitu presentasi materi, kerja tim, kuis (tes individu),
bendera tim, masing-masing tim diminta untuk memberi nama tim mereka.
49
pertama kali melakukan metode ini. Setelah selesai kerja kelompok, masing-
kerja kelompok, tetapi hanya satu atau dua orang kelompok yang
semua siswa mau untuk menanggapi, hanya tujuh anak yang memberikan
individu, hasil tes individu tersebut akan digunakan untuk nilai perkembangan
kelompok.
siswa tentang materi yang telah dipelajari bersama. Pada pertemuan ini ada dua
siswa yang tidak dapat mengikuti tes individu karena sakit. Guru juga memberi
memberikan motivasi agar siswa mengerjakan tes dengan baik dan tidak
bekerjasama. Sebelum tes dimulai, guru meminta agar buku yang ada dimeja
untuk dimasukkan dalam tas dan yang ada di meja hanya alat tulis. Unutk
memperoleh hasil siswa atas usaha mereka sendiri, guru mengkondisikan tes
dengan posisi duduk yang agak berjauhan, untuk itu kegiatan tes dibagi
menjadi dua sesi, dimana sesi pertama untuk siswa dengan nomor absen 1
50
sampai dengan siswa dengan nomor absen 19 dan sesi kedua untuk siswa
dengan nomor absen 20 sampai dengan siswa dengan nomor absen 37. Selama
pelaksanaan tes untuk sesi pertama, siswa peserta tes sesi kedua menunggu di
luar kelas dan sebaliknya. Kemudian guru membagi soal tes dan meminta siswa
menyelesaikan tes dan guru mulai mengawasi jalannya tes dan menegur siswa
yang ketahuan bekerjasama dengan siswa lain. Diakhir pelajaran, setelah tes
selesai guru memberikan sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang diperoleh
3. Pengamatan (Observing)
a. Keaktifan Belajar
menunjukkan bahwa dua siswa (5,71%) dari tiga puluh lima siswa tidak aktif,
dua belas siswa (34,28%) dan siswa yang sangat aktif semula berjumlah dua
adanya empat belas siswa (40%) tidak membawa modul dan sepuluh siswa
pelajaran, yaitu terdapat tiga puluh siswa (85,71%) yang telah membawa
65,71% dan termasuk dalam kategori baik, namun persentasi yang diperoleh
52
b. Belajar Siswa
yang semula tujuh siswa (18,92%) yang tuntas menjadi lima belas siswa
Sedangkan rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 65,12. Hasil belajar siswa
mengulang materi yang lalu, namun hanya tiga orang siswa yang dapat
Guru meminta siswa untuk duduk dalam satu tim dan membagikan lembar
kerja tim serta bendera tim. Guru memberikan alokasi waktu untuk
menyelesaikan tugas tim. Saat diskusi kelompok guru masih kurang dalam
aktif dalam kerja tim. Setelah waktu habis, guru meminta masing-masing
urutan presentasi.
dan membimbing siswa untuk menanggapi atau bertanya. Tetapi siswa yang
diberi dukungan belum semua ikut berperan dalam sesi presentasi ini.
apersepsi agar siswa mengingat apa yang telah dipelajari dan agar siswa siap
mengikuti tes individu. Saat tes berlangsung guru menegur siswa yang
bekerja sama dengan siswa lain ataupun yang menyontek. Setelah waktu tes
penghargaan. Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa buku dan pulpen.
54
62,35% (lampiran 15) atau dalam kategori baik. Aktivitas guru masih perlu
d. Refleksi (Reflecting)
kelayakan bisnis dalam kategori baik. Namun, hasil keaktifan siswa belum
65,71%. Siswa belum berperan aktif dalam kerja tim dan presentasi. Siswa
pembelajaran.
hasil belajar siswa yaitu jumlah siswa yang tuntas yang semula hanya tujuh
siswa (18,92%) meningkat menjadi lima belas siswa atau 42,88% (lampiran
19). Sedangkan siswa yang belum tuntas, semula ada tiga puluh siswa
(81,02%) dan di siklus I menurun menjadi dua puluh siswa (57,12%). Nilai
tertinggi yang diperoleh dalam siklus I sama sebelum tindakan siklus I yaitu
masih merasa baru dengan model seperti ini. Hasil observasi aktivitas guru
dan memotivasi serta mendorong siswa dalam berperan aktif dalam kelompok
masing 2 jam. Pada siklus II ini peneliti masih menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Tahapan yang dilakukan seperti siklus sebelumnya yaitu
yang dilakukan:
1. Perencanaan (Planning)
membuat bendera untuk tim dan membuat soal tes siklus II. Agar mengetahui
2. Pelaksanaan (Acting)
pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu 3 Oktober 2018 mulai pukul 07.00
– 08.30 dan pertemuan kedua hari sabtu 6 Oktober 2018 mulai pukul 11.55 –
13.15.
57
kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa.. Sebelum memulai, guru membuat
kondisi kelas menjadi nyaman dan menarik. Guru mengecek kerapihan dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Setelah itu, guru mulai membacakan
total skor perkembangan 120 dan rata-rata 24. Penghargaan 2 diberikan kepada
dicapai dan mulai memberikan materi secara garis besar. Guru memotivasi
siswa untuk lebih memahmi kompetensi dasar ini, sehingga siswa lebih
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Saat guru membagi
kelompok siswa tidak merasa keberatan seperti yang dilakukan saat siklus I,
siswa menerima kelompok yang dibagi guru karena kelompoknya tidak berubah.
58
Siswa yang telah dibagi kelompok diminta duduk bersama dengan anggota
langkah-langkah STAD yang terdiri dari lima tahap yaitu presentasi materi, kerja
tim, kuis (tes individu), skor perkembangan dan penghargaan. Siklus II guru
sebagai peneliti banyak melakukan introspeksi dari hasil observasi guru observer
pada siklus I, sehingga guru sudah mulai mengerti benar langkah-langkah yang
harus dilakukan.
Guru membagikan lembar kerja tim (lampiran 21) dan bendera tim. Saat
kelompok. Guru juga memberi dukungan agar masing- masing siswa berperan
kelompok pada siklus II, semua anggota kelompok telah berperan aktif dalam
untuk bertanya dan menanggapi. Pada pertemuan ini telah ada peningkatan
menjadi fasilitator guru juga mengisi lembar keaktifan siswa. Selesai presentasi
diadakan tes individu, hasil tes individu tersebut akan digunakan untuk nilai
perkembangan kelompok.
59
siswa tentang materi yang telah dipelajari bersama. Guru juga memberi
kesempatan siswa untuk bertanya sebelum tes individu dimulai dan memberikan
motivasi agar siswa mengerjakan tes dengan baik dan tidak bekerja sama.
Sebelum tes dimulai, guru meminta agar buku yang ada dimeja untuk
dimasukkan dalam tas dan yang ada di meja hanya alat tulis. Kemudian guru
membagi soal tes dan meminta siswa mengerjakan secara individu. Guru
tes dan menegur siswa yang ketahuan bekerja sama dengan siswa lain. Diakhir
pelajaran, guru memberikan sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang diperoleh
3. Pengamatan (Observing)
rasa tanggung jawab untuk ikut aktif dalam kerja kelompok ataupun
Hasil observasi keaktifan siswa siklus II dilihat dari tabel 4.5 menunjukkan
bahwa sudah tidak ada siswa yang tidak aktif (lampiran 28), data tersebut
dengan siklus I jumlahnya menurun, yaitu dari tiga belas siswa (37,14%)
menjadi tiga siswa (8,10%). Siswa yang aktif menunjukkan peningkatan dari
34,28% menjadi 35,14% dan siswa yang sangat aktif semula berjumlah enam
siswa (17,15%) naik menjadi dua puluh satu siswa (56,76%). Peningkatan
keaktifan kelas yang semula siklus I 42,88% menjadi 82,88% saat siklus II.
ditunjukkan adanya 33 siswa (89,19%) yang membawa modul dan yang tidak
membawa modul berjumlah empat siswa (10,81%). Seluruh siswa juga sudah
siap buku catatan dan kelengkapan tulis. Kesiapan siswa secara keseluruhan
menunjukkan presentase 89,2%. Saat pertemuan kedua siswa juga telah siap
mengikuti pembelajaran dan hanya dua siswa (14,7%) yang tidak membawa
61
ysitu 89,2%.
yang semula sebesar 65,71% menjadi 88,58% (lampiran 28) dan termasuk
dalam kategori sangat baik serta telah mencapai indikator keberhasilan. Siswa
telah memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tim secara baik dan
saat siklus I sebanyak lima belas siswa (42,88%) yang mencapai KKM menjadi
tiga puluh satu siswa atau 83,78%. Sedangkan nilai pada siklus II terendah 73
dan nilai tertinggi 94. Sedangkan rata-rata hasil belajar siklus II adalah 82,35.
usaha.
Siswa dibagi menjadi sembilan kelompok dan guru meminta siswa untuk
duduk dalam satu tim. Setelah itu membagikan lembar kerja tim serta bendera
tim. Guru memberikan alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas tim, saat
memberi dukungan siswa agar aktif dalam kerja tim. Setelah waktu habis, guru
pertanyaan dari kelompok yang lain. Sebagian besar siswa ikut berperan dalam
sesi presentasi ini dan persentase lebih dari 50%. Pertemuan kedua dalam
apa yang telah dipelajari supaya siswa siap mengikuti tes individu. Setelah
63
waktu tes selesai guru meberikan waktu untuk siswa bertanya jawab mengenai
sama yaitu 110 dan skor rata-rata 27,5. Hasil pengamatan terhadap aktivitas
guru pada siklus II sebesar 87,64% yang menunjukkan kenaikan 25,29% atau
Hasil angket tanggapan siswa yang didapat dari tiga puluh tujuh siswa,
terdapat tiga puluh lima siswa yang suka dengan metode kooperatif tipe STAD.
Alasan mereka senang dengan metode ini karena mudah memahami dan
mengerti materi yang diberikan. Ada juga yang berkomentar bahwa metode ini
seperti biasa, tidak ngantuk dan siswa bisa mengembangkan materi yang ada.
Selain itu siswa bisa saling membantu menjelaskan kepada temannya. Namun
ada dua siswa yang tidak setuju dengan metode pembelajaran ini, karena
merasa bingung dengan adanya banyak pendapat dari siswa lain (lampiran 34).
64
4. Refleksi (Reflection)
peningkatan hasil belajar siswa yaitu jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
hanya lima belas siswa (42,88%) menjadi tiga puluh satu siswa (83,78%).
Sedangkan siswa yang belum tuntas, semula ada dua puluh dua siswa (59,46%)
turun menjadi enam siswa (16,22%). Nilai tertinggi yang diperoleh dalam
dilakukan. Guru telah memberikan motivasi siswa agar berperan aktif dalam
65
4.4. Pembahasan
serta rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar studi kelayakan bisnis
dengan tepat dan menarik. Guru belum menggunakan variasi model pembelajaran
untuk mendukung keaktifan siswa. Keadaan ini perlu adanya penggunaan model
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini digunakan
dilaksanakan dalam dua hari pertemuan yaitu hari Rabu tanggal 26 September 2018
dan hari Sabtu tanggal 29 September 2018. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 3 Oktober 2018 dan hari Sabtu tanggal 6 Oktober 2018
mandiri proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan untuk melihat kondisi kelas
oleh guru dan siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Hal ini
menimbulkan kejenuhan siswa sehingga siswa melakukan aktivitas yang tidak ada
66
kaitannya dengan pembelajaran. Siswa tidak mau bertanya mengenai materi yang
disampaikan guru, padahal guru memberi pertanyaan dan siswa sebagian besar
tidak dapat menjawab. Keadaaan ini dapat berdampak pada hasil ulangan harian
sangat rendah..
dasar studi kelayakan bisnis berdampak pada perubahan dalam aktivitas guru dan
siswa. Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.7.
masih banyak siswa yang sibuk ngobrol dengan teman sebangku dan belum
kelas saat siklus I menunjukkan peningkatan menjadi 45,71% siswa telah aktif.
82,88%.
Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada hasil belajar siswa. Ulangan
harian yang menjadi dasar perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus.
analisis hasil belajar menunjukkan bahwa dari siklus I dan siklus II mengalami
dan hanya ada tujuh siswa (18,92%) dari tiga puluh tujuh siswa yang mencapai
KKM.
68
meningkat. Rata-rata hasil belajar siswa 65,12 dan lima belas siswa (42,88%)
indikator keberhasilan yaitu tiga puluh satu siswa (83,78%) yang mencapai
pada siswa. Saat siklus I berlangsung siswa masih belum dapat mengikuti
pembelajaran dengan model STAD, siswa sibuk dengan kegiatan yang tidak
indikator keberhasilan.
sesuai refleksi yang dilakukan pada siklus I. Guru yang semula belum menjadi
fasilitator, saat siklus II telah memberi dukungan kepada siswa untuk berperan
penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian
ini. Indikator yang belum tercapai dalam penelitian ini karena permasalahan
kerjasama antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar.
satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa X Bisnis Daring dan
5.1. Kesimpulan
kelas X kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran 2 pada mata pelajaran
hasil belajar siswa rendah yaitu siswa yang dapatyang mencapai Kriteria
81,00 meningkat dari lima belas siswa pada saat siklus I menjadi tiga puluh
70
71
5.2. Saran
pendapat orang lain dan meningkatkan hasil belajar tidak hanya pada mata
sebagai masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang serupa
keaktifan siswa.