Anda di halaman 1dari 27

Nama : Novia Ayu Fransisca

NIM : 1720050

Kelas : DIII – 3B

Tugas : Resume KWU

KEWIRAUSAHAAN

(ENTREPRENUERSHIP)

1. Pengertian Kewirausahaan :

Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan


pembangunan semangat kreativitas serta menanggung resiko terhadap pekerjaan yang
dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. (Irham Fahmi, 2016).

Wirausaha mengandung arti secara harfiah, wira berarti berani dan usaha berarti
daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang
dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai Peluang bisnis, untuk mengambil
tindakan yang tepat dalam rangka meraih kesuksesan.

2. Perbedaaan Wirausaha dan Kewirausahaan :


Wirausaha :
a. seseorang yang mengambil risiko
b. untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis
c. menerima keuntungan finansial dan maupun non finansial (Skinner, 1992).

Kewirausahaan (entreprenuership) :
a. semangat, sikap dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
b. mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan
produk baru
c. meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan atau
memperoleh keuntungan yang besar

3. SWOT :
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunities (peluang), dan threaths (ancaman). Dimana SWOT ini dijadikan sebagai
suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang bersifat profit dan non profit
dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
komprehensif.

4. Prinsip Entrepreneur
I. Kreativitas : Kemampuan “Mengembangkan Ide dan cara-cara baru” dalam
memecahkan masalah dan menemukan peluang.
Ide untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda :
a. Asli
b. Imitasi atau meniru

Untuk mengembangkan cara berpikir kreatif, dapat dilakukan dengan cara-cara :


a. Memiliki mimpi
b. Melatih diri untuk berpikir berbeda (out of the box)
c. Memiliki waktu untuk berpikir
d. Biasakan sering berdiskusi
e. Terus belajar

II. Inovasi : Inovasi adalah suatu proses yang mengubah ide baru menjadi sesuatu yang
baru dan berguna. Sedangkan kemampuan inovatif seorang wirausaha merupakan
proses mengubah ide menjadi peluang usaha (suatu gagasan dan ide-ide yang dapat
dijual).

Daftar pustaka

Prof. Dr. H. Buchari Alma, 2017 kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum, 2017
Irham Fahmi, 2016 kewirausahaan teori, kasus dan solusi, 2016
Suryana, kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses, 2007.
ANALISA KEWIRAUSAHAAN

A .pengertian wirausaha

Wirausaha adalah orang yang pandai dan berbakat mengenali produk baru
yang bermanfaat bagi masyarakat.
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi (tindakan) untuk pengadaan
produk baru.
memasarkan, dan mengatur permodalan operasinya. Singkatnya, wirausaha
adalah orang yang secara mandiri mengelola seluruh hal-hal yang berkaitan
dengan produksi dan penjualan suatu barang yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dan adapun Tipe Wirausaha yaitu;

a. Wirausaha ahli (craftman)


b. The Promoter
c. General manager

1. Latar Belakang Wirausaha :


a. Lingkungan keluarga
b. Pendidikan
c. Nilai nilai (value) personal
d. Usia
e. Riwayat pekerjaan

2. Profil Wirausaha :
a. Woman Entrepreneur
b. Minority Entrepreneur
c. Immigrant Entrepreneurs
d. Part time Entrepreneurs
e. Home-based Entrepreneurs
f. Family-Owned Entrepreneurs
g. Copreneurs

3. Empat Langkah Proses Usaha :


a. Kesiapan mental
b. Adanya manajer pelaksana
c. Adanya komitmen tinggi terhadap bisnis
d. Adanya visi

4. Model Proses Kewirausahaan :


a. Innovation ( inovasi )
b. Triggering Event ( pemicu )
c. Implementation ( pelaksanaan )
d. Growt ( pertumbuhan)
FAKTOR KEWIRAUSAHAAN

1. Menumbuhkan Minat Berwirausaha :


a. Minat berwirusaha
b. Menambah daya tamping tenaga kerja
c. Generator pembangunan lingkungan
d. Menjadi contoh bagi masyarakat
e. Mendidik sumber daya manusia yang unggul
f. Hidup secara efisiensi
g. Persaingan semakin ketat
h. Posisi pegawai kurang menarik
i. Policy zero growth

2. Seseorang Tertarik Berwirausaha :


a. Alasan keuangan : Untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan.
b. Alasan social : Untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati dan
bertemu orang banyak.
c. Alasan pelayanan : Memberi pekerjaan pada masyarakat.
d. Alasan pemenuhan diri : Untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk
menggunakan kemampuan pribadi.

3. Faktor Internal :

Motivasi adalah Supardi dan Anwar (2004) mengatakan motivasi adalah


keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada
sescorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai
sasaran kepuasan.

Jenis-jenis motivasi :

a. Motivasi prestasi (achievement motivation)


b. Motivasi afiliasi (affiliation motivation)
c. Motivasi kompetensi (competence motivation
d. Motivasi kekuasaan (power motivation)
4. Faktor Eksternal :
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan ekonomi
c. Lingkungan organisasi
d. Lingkungan individu
e. Pendidikan
5. Faktor Pendorong Keberhasilan Kewirausahaan :
a. Kemampuan dan kemauan
b. Tekat yang kuat dan bekerja keras
c. Kesempatan dan peluang
d. Optimis

6. Faktor Penghambat Keberhasilan Kewirausahaan :


a. Tidak kompeten dalam menejemen
b. Kurang berpengalaman
c. Gagal dalam perencanaan
d. Kurang dapat mengendalikan keuangan
e. Lokasi yang kurang memadai
f. Kurangnya pengawasan peralatan
g. Kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha
JENIS-JENIS KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KESEHATAN DAN
KEPERAWATAN

1. Bisnis dan Jasa :


I. Faktor Lingkungan :
a. Solusi
b. Kebutuhan
c. Keinginan
d. Harapan
II. Faktor Ekonomi :
a. Konsumsi
b. Kenyamanan
c. Profit
d. Biaya
III. Faktor Teknologi :
a. Informasi
b. Media sosial
c. Peluang

2. Karakter Bisnis :
I. P4 : Price, Product, Place, Promotion
II. P3 : People, Processes, Physical evidence

3. Faktor Pendorong Sektor Jasa :


a. Kualitas (Quality)
b. Pengurangan Biaya (Cost Control)
c. Pelayanan Jasa (Customer Service)
d. Definisi Baru Tentang Konsumen
e. Peningkatan Produktivitas
f. Organisasi Nirlaba dan Publik Mencari Sumber Income Baru

4. Nursepreneur : Merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang


dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program
gerakan nasional kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah
satu sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang
ilmu berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha
membekali wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka agar kelak setelah
meninggalkan kampus tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi pegawai
atau karyawan, tapi justru menjadi pencipta lapangan pekerjaan.
a. Pengelola klinik
b. Manager balai kesehatan
c. Pemilik pijat refleksi
d. Manager nursing center
e. Pelatihan baby sitter
f. Perawatan lansia
g. Pelatihan perawat pendamping ibadah (haji/umroh)
5. Jenis Wirausaha Bagi Tenaga Keperawatan :
a. Home care
b. Konsultan keperawatan
c. Klinik kesehatan penelitian
d. Lembaga pendidikan dan pelatihan
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB KEWIRAUSAHAAN

1. Pengertian Etika Kewirausahaan atau etika bisnis


 Etika Bisnis: adalah suatu kode etik perilaku pengusahaan berdasarkan pada
nila-nilai moral dan dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan.
 Etika bisnis: adalah menyangkut membangun kepercayaan antara anggota.
 Etika bisnis: adalah menyangkut membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat
suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
2. Faktor yang mempengaruhi etika
- Cultural difference
- Knowledge
- Organizational Behaviour
3. Contoh etika
1. Perusahaan mengutamakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik
2. Menjaga dan melestarikan lingkungan
3. Menghindari konflik
4. Menolak korupsi dan nepotisme
5. Memahami teknologi dan aplikasinya
6. Menerima kritik dan saran
7. Perlakuan sama ke setiap orang
4. TINGKATAN DALAM NORMA ETIKA
- Hukum
- Kebijakan dan prosedur organisasi
- Moral sikap dan mental individual
5. Kerangka etika kerja

• TAHAP PERTAMA, mengakui dimensi dimensi etika yang ada sebagai suatu
alternatife atau keputusan.
• TAHAP KEDUA, mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci yang terlibat
dalam pengambilan keputusan.
• TAHAP KETIGA, membuat pilihan alternative dan membedakan antara
tanggapan dan bukan etika.
• TAHAP KEEMPAT, memilih tanggapan etika yang terbaik dan
mengimplementasikannya.

6. Mempertahankan standart etika


1. Ciptakan Kepercayaan perusahaan.
2. Kembangkan kode etik.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten.
4. Lindungi hak perorangan
5. Adakan pelatihan etika.
6. Lakukan audit etika secara periodik
7. Pertahankan standart tinggi tentang tingkah laku
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.
7. Tanggung jawab

ETIKA sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. TANGGUNG JAWAB


sosial mencoba menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan
sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan dan investor.

8. 5 macam tanggung jawab perusahaan


1. Tanggung jawab terhadap lingkungan
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan
4. Tanggung jawab terhadap investor
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

A. Experiences Providers (esPros)


1. Communication dalam bentuk kegiatan promosiVisual/verbal identity, yaitu
menciptakan merek yang menyentuh konsumen, ini dapat berupa nama baik
perusahaan, logo, map, kertas surat, dan amplop. Product presence, meliputi desain
produk, kemasan, karakteristik produk.
2. Co-branding, yaitu mengadakan event marketing dengan kombinasi sponsorship,
dan berbagai bentuk kerjasama. Spatial environment, seperti desain gedung, kantor
dan suasana perusahaan. Seseorang lebih dinamis dalam berinteraksi dengan
pelanggan dan langsung menyentuh serta dirasakan oleh pelanggan.

B. Strategi Pemasaran Jasa: Mengelola Bukti (Managing Evidence)

Mendisain fisik  Mengaitkan pemasaran jasa dengan nama besar sebuah perusahaan
 Harga jasa  Membuat jasa berwujud  Sesuaikan dana dengan lokasi 
Menyeimbangkan permintaan dan penawaran

C. Strategi Pemasaran Jasa: Menjaga Kualitas Jasa


1. Kesenjangan antara harapan dengan persepsi manajemen.
2. Kesenjangan persepsi manajemen dengan kualitas jasa
3. Kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa.
4. Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi ekternal
5. Kesenjangan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan.

D. Strategi Pemasaran Jasa: 10 Trend Gaya Hidup


1. Cashing Out

2. Cacooning (kepompong)

3. Down Aging

4. Egonomic

5. Fantasy adventure

6. 99 lives

7. S.O S (Save Our Soul)

8. Small Indulgences

9. Staying Alive

10. The Vigilante Consumer


SPIRIT KEWIRAUSAHAAN

A. Definisi Spirit
Semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian
pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik
B. Faktor-faktor spirit kewirausahaan
1. Peluang usaha atau bisnisnya,
2. Minat dalam usaha atau bisnisnya
3. Modalnya, apakah sudah tersedia,
4. Relasinya, apakah dari keluarga, teman yang sudah menekuni usaha yang sama.
C. Faktor-faktor
 Keluarga,
 teman,
 pengalaman usaha,
 keadaan ekonomi,
 keadaan lapangan kerja
 Sumberdaya yang tersedia
D. 8 langkah spirit kewirausahaan
1. Mau bekerja keras (capacity for hard work),
2. Bekerja sama dengan orang lain ( getting thing done with and thought people),
3. Penampilan yang baik (good appearance),
4. Mempunyai keyakinan (self confidence),
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. Mau menambah pengetahuan (college education)
7. Ambis untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi

HOME CARE
1. Pengertian Home Care
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002) menyebutkan bahwa home
care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit.
Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelaya
nan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

2. Konsep atau Model Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care


Menurut Hidayat (2004), konsep atau model teori keperawatan yang mendukung
home care antara lain :
a. Teori lingkungan (Florence Nightingale)
Menurut Nightingale, lingkungan merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan individu. Lingkungan fisik eksternal
tersebut terdiri dari lima komponen, yaitu udara yang bersih, air yang bersih, pemeliharaan
yang efisien, kebersihan, dan penerangan atau pencahayaan. Dalam tulisannya,
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis.
b. Teori konsep manusia sebagai unit
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha E. Rogers
berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan k
arakter yang berbeda-beda.
c. Teori transkultural nursing
Leininger meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan
dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap
kesehatan, kesejahteraan, sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
d. Theory of Human Caring
Pandangan teori Jean Watson (1979) ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya kebutuhan dasar
biofisikial ( kebutuhan untuk hidup ) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
e. Teori Self Care
Pandangan teori Dorothea Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan
tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:
a. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
b. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan.
Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat
sakityang ditetapkan oleh pasien (Aziz Alimul Hidayat, 2004).
3. Landasan Hukum Home Care
1. Unit home care yang merupakan bagian dari institusi pelayanan pemerintah dan swasta,
tidak perlu izin khusus, hanya melapor dan melakukan pelaporan kasus yang ditangani.
Fungsi hukum dalam praktik perawat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
2. Landasan hukum :
a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
c. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
e. PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
asisten apoteker, pranata laboratorium kesehatan, epidemiologi kesehatan,
entomology kesehatan, sanitarian, administrator kesehatan, penyuluh kesehatan
masyarakat, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer, perekam
medis,dan teknisi elektromedis.
g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
i. Kepmenkes Nomor 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan perkesmas.
j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi
kesehatan masyarakat.
l. Permenkes Nomor 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
3. Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat
Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :
1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka dekubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan Oksigen
9. Penyuntikan (IV,IM, IC, dan SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus terminal
18. Konsultasi
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyiapkan menu makanan
21. Membersihkan Tempat tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

4. Mekanisme Pelayanan Home Care


Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut :
1. Klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka
dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau
agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan
menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka
waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir
dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

5. Persyaratan Klien yang Menerima Pelayanan Perawatan Dirumah


1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

6. Prosedur Pelayanan Home Care


Berikut prosedur pelayanan home care :
1. Proses penerimaan kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga.
b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus.
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses pelayanan home care
Persiapan
a. Pastikan identitas pasien.
b. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien.
c. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja.
d. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah.
e. Siapkan file asuhan keperawatan.
f. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat.
c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien.
d. Membuat rencana pelayanan.
e. Lakukan perawatan langsung.
f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll.
g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan.
h. Dokumentasikan kegiatan.
Monitoring dan evaluasi
a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal.
b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan.
c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan
Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
a. Tercapai sesuai tujuan.
b. Kondisi pasien stabil9
c. Program rehabilitasi tercapai secara maximal.
d. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien.
e. Pasien di rujuk.
f. Pasien menolak pelayanan lanjutan.
g. Pasien meninggal dunia.

7. Peran dan Fungsi Perawat Home Care


1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim.
d. Memantau kualitas pelayanan.
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi
:
a. Melakukan pengkajian komprehensif.
b. Menetapkan masalah.
c. Menyusun rencana keperawatan.
d. Melakukan tindakan perawatan.
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan.
h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

8. Standar Uraian Tugas dan Fungsi Pengelola Home Care


1. Ketua Pengelola
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah.
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan pelayanan.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
kinerja pelayanan.
e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan.
2. Ketua Bidang Administrasi/Keuangan
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan administrasi dan keuangan Home Care.
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap administrasi pengelolaan Home Care.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pada bidang
administrasi dan keuangan Home Care.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian proses adm. keuangan Home Care.
e. Menyusun laporan administrasi keuangan Home Care.
3. Ketua Bidang Pelayanan
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan.
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap proses pelaksanaan Home Care.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan terhadap sumber daya
manusia keperawatan.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pel. Home Care.
e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah
4. Penanggung Jawab Kasus/ Koordinator
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pel. yang dilaksanakan oleh
pelaksanan pelayanan.
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan klien di rumah.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan
keperawatan.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana
keperawatan.
e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya
5. Pelaksanaan Pelayanan
a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan.
b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan.
c. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang ditentukan.
d. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dengan berpedoman pada renpra.
e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam keperawatan setiap selesai
melaksanakan tugas.
6. Konsulen
a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan dan memberikan petunjuk atau
advis sesuai kewenangannya.
b. Memberikan advokasi khususnya dalam bidang tindakan medic.
c. Melaksanakan tindakan-tindakan medik sesuai kewenangannya.
d. Memeriksa, menentukan Diagnosa dan memberi terapi medic.

KONSEP NURSING CENTER


 Definisi Nursing Center
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara
optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki
karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002)
1. Karakteristik Nursing Center
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri
utama Nursing Center adalah:
a. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan
penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap
langkah pengelolaan.
b. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran, keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan
tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
c. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,
diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan
komunitas.
d. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam
teori maupun praktik.
e. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari
seluruh stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui
kolaborasi berbagai sektor
2. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas
Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan
simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan
dapat digunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.
Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari
berbagaiasumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan
penelitian- pengembangan keperawatan komunitas.
Pedoman Penerapan Nursing Center
 Tujuan Nursing Center
Tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya masyarakat sehat dengan
indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan, pendidikan dan penelitian
keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien. Untuk dapat mencapai tujuan
umum tersebut, maka Nursing Center memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence
based
b. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan.
c. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas
serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
d. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
 Kriteria Nursing Center yang Baik
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan belajar
mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.
b. Memberikan arahan pengkajian.
c. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
d. Memberikan arahan implementasi.
e. Memfasilitasi evaluasi.
 Peran Perawat dalam Nursing Center
Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh
perawat di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa
keperawatan. Perawat yang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari
puskesmas maupun institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah sebagai:
a. Pemberi pelayanan kepada klien
b. Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
c. Peneliti untuk pengembangan ilmu
d. Praktik serta pengelola keperawatan.
 Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing
Center adalah:
1) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupun
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,
fasilitas dan puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana
dan prasarana
2) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah
danDPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yang
dirasakan sangat mendukung pelaksanaan Nursing Center
b. Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi kesehatanlain
maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi keperawatan dan lingkup kerjanya.
 Fokus Intervensi Nursing Center
Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah. Dengan
kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan
untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan.
 Konsekuensi
Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing
Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana pemikiran tentang
keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara pendidikan, pelayanan,
dan penelitian) menjadi harus berfikir sistem dengan melihat keperawatan sebagai
suatukesatuan yang utuh antara pendidikan, pelayanan dan penelitian-
pengembangan.
 Tahap Pengembangan Nursing Center
Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka
pegembangan Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
a) Initial /persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi
tentangkonsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh
komitmendan dukungan.
b) Beginning /awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai
faktor pendukung pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras
maupun perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan,
dan penelitian keperawatan
c) Working /kerja
Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan
sumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan
difokuskan kepada pelayanan dan pendidikan. Sedangkan kegiatan penelitian baru
dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan berlangsung.
d) Terminal
e) Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai hasil
tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik terhadap
perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat.
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah
dievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan
dikembangkan di daerah lain. Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan
fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki tahap
persiapan dan awal.

 Penerapan Nursing Center


1. Nursing Center di Puskesmas
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.(Depkes RI, 2006).
a. Peran minimal perawat meliputi:
1) Penemu kasus (case finder)
2) Pemberi pelayanan (care giver)
3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
4) Koordinator dan kolaborator
5) Pemberi nasehat (counselor)
6) Panutan (role model )
b. Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
1) Peran sebagai manajer kasus
2) Konsultan
3) Pemodifikasi lingkungan
4) Peneliti
5) Advokat

Anda mungkin juga menyukai