Ilmawati
Ilmawati
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek sikip, pengetahuan dan keterampilan
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar diartikan juga sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang diyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana hasil belajar siswa
yaitu kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Untuk mengetahui hasil belajar telah sesuai dengan tujuan yang telah
dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi (Susanto, 2015: 5).
Hasil belajar merupakan perubahan prilaku baik peningkatan
pengetahuan, perbaikan sikap maupun peningkatan keterampilan yang
dialami siswa selelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar
merupakan kemampuan yang ditargetkan guru. Dalam menetapkan hasil
4
belajar, seorang guru dituntut mampu menetapkan apa dan sejauh mana
perubahan prilaku siswa yang seharusnya diwujudkan (Aziz, 2006: 27).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Achmadi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Minat
Minat berperan penting dalam proses belajar karena
merupakan kecendrungan dalam menentukan sikap unuk melakukan
sesuatu. Dengan minat yang tinggi peserta didik akan merasa tidak
terbebani dalam belajar, sehingga dalam proses belajar peserta didik
akan menjalankan kewajibannya dengan baik. Apabila seseorang
dalam melakukan proses belajar mengajar dapat dengan tanpa
tertekan, dan dapat menikmati segala macam konsekuensi dari
proses belajar maka ia cenderung akan mempunyai hasil belajar yang
lebih baik.
2) Motivasi
Keberhasilan belajar dapat dilihat dalam motivasi yang
ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam semangat siswa terhadap
pelajaran.
4) Kesiapan Belajar
Kesiapan siswa dalam proses belajar dapat dilihat dalam
turut aktif dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam
pemecahan masalah, serta menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas. Keberhasilan belajar peserta didik
dipengaruhi kesiapan atau ketersediaan peserta didik dalam
memberikan respon dalam belajar. Semakin baik kesiapan yang
ditunjukan peserta dalam belajar memungkinkan peserta memproleh
prestasi belajar yang baik.
b. Faktor Eksternal
1) Model Guru Mengajar
Model guru mengajar adalah cara mengajar yang dilakukan
guru dalam proses belajar agar peserta didik dapat menerima,
memahami dan lebih mengembangkan bahan pelajaran itu. Dalam
komunikasi instrillsional yang direkayasa guru pengelola proses
pembelajaran diterapkan sebuah model yang relevan dengan
kebutuhan. Apabila model yang relevan mengajar yang digunakan
guru tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajaran para siswa
yang sesuai dengan harapan pun akan lebih besar. Oleh karena itu
setiap guru memiliki cara mengajar masing-masing dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Cara mengajar guru adalah cara guru dalam
penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran di
sekolah. Cara mengajar guru juga akan berdampak kepada hasil
belajar siswa.
2) Ruang Kelas
Pengaruh fasilitas fisik terhadap keberhasilan belajar
terbukti dengan kurang memadainya hasil belajar para siswa sekolah
yang berlokasi di daerah-daerah tertinggal yang praktis menghadapi
masalah dalam menyediakan fasilitas. Selain pengadaan,
pemeliharaan kemudahan belajar khususnya yang tersedia disekolah
perlu pula senantiasa digalakkan untuk mendukung kelancaran
6
proses belajar. Keadaan kelas serta fasilitas yang baik dan lengkap
akan memberikan rasa nyaman untuk siswa dalam menerima bahan
pelajaran yang diberikan. Jika kelasnya kondusif dan tenang maka
akan memudahkan siswa berkonsentrasi dalam belajar.
3) Teman Bergaul
faktor ekstern yang mempengaruhi pencapaian belajar yaitu
teman bergaul karena teman bergaul berpengaruh terhadap diri dan
sifat siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar siswa dapat
memperoleh hasil belajar yag baik maka perlulah diusahakan agar
siswa memiliki teman bergaul yang baik dan memiliki prestasi
belajar yang baik pula (Achmadi, 2016: 7-9).
C. Karakteristik Siswa Usia MI
Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan tentang
kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, dan gender. Karakteristik
siswa merujuk kepada ciri khusus yang dimiliki oleh siswa, dimana ciri
tersebut dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
belajar. Karakteristik siswa merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh
masing-masing siswa baik sebagai individu atau kelompok sebagai
pertimbangan dalam proses pengorganisasian pembelajaran. Winkel
mengaitkan karakteristik siswa dengan penyebutan keadaan awal, dimana
keadaan awal itu bukan hanya meliputi kenyataan pada masing-masing
siswa melainkan pula kenyataan pada masing-masing guru (Alfin, 2015:
192).
Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan
yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan
sosilnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa memiliki arti yang cukup
penting dalam interaksi belajar mengajar, terutama bagi pendidik,
informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa sangat berguna dalam
memilih dan menentukan pola pengajaran yang lebih baik yang menjamin
kemudahan belajar bagi siswa (Suhada, 2015: 21).
7
Sikap dan Kategori Moral Sikap warga terhadap suatu hal muncul
dalam praktek moral dengan kategori positif, netral, negatif. Manusia
bersikap positif terhadap hal yang memberi kepuasan pada pemenuhan
kebutuhan juga pencapaian cita-cita sesuai tujuan hidup, sikap positf
muncul dalam perilaku asosiatif, akomodatif, integratif dan konstruktif.
Juga mungkin bersikap netral yaitu tak mendukung juga tidak menolak.
Hal-hal yang mengecewakan menumbuhkan emosi dan sikap negatif.
Sikap negatif terwujud dalam perilaku yang mewarnai rasa jengkel,
kecewa, benci, marah, atau bermusuhan.
Perilaku bermoral dan perubahan dalam perilaku bermoral
didalamnya terdapat nilai-nilai yang dianut. Ini menunjukkan apa yang
baik, benar, patut serta seharusnya terjadi. Jika terjadi peringatan,
pembuatan janji, memulai serta maksud membela diri menyatakan
penyesalan menggambarkan suatu harapan. Sikap moral sebagian besar
diteruskan dari generasi ke generasi, penampilan sikap dapat mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan kepribadian yang mewarnai
perilaku seseorang. Ia aktif dan selektif membentuk sikap untuk
berperilaku bermoral dalam lingkungannya. Dalam perkembangan
kepribadian seseorang mungkin bersikap mempertahankan nilai-nilai lama
(konservatif) perubahan kearah kemajuan (progresif). Hal-hal ini menjadi
prinsip moral selaku pedoman yang mewarnai/ mendominasai perilakunya
(Maharani, 2014: 105-106)
4. Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia MI
Pada periode usia MI perkembangan fisiknya berbeda dengan usia
sebelum dan sesudahnya lebih lambat. Hal ini bukan berarti perkembangan
anak berhenti, tetapi dapat dikatakan bahwa perkembangan fisik anak itu
lebih lambat atau konsisten dibandingkan dengan usia kanak-kanak awal
dan usia masuk pubertas. Selanjutnya karakteristik perkembangan fisik
anak usia MI lebih difokuskan pada: (1) Tinggi dan berat badan, (2)
Proporsi tubuh, dan (3) Otak. Di Indonesia tinggi dan berat badan
diperkirakan penambahanya berkisar 2,5 – 3,5 kg dan 5-7 cm pertahun.
10
DAFTAR PUSAKA
Achmadi. Dkk. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar [Online] (http://jurnal.untan.ac.id, diakses pada tanggal 25
Desember pukul 17.01 tahun 2018).
Alfin. J. (2015). Analisis Karakteristik Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar
[Online] (http://gilib.uinsby.ac.id, diakses pada tanggal 25 Desember
pukul 18.58 tahun 2018).
Anzani. D.H. (2016). Pembelajaran Reka Cerita Gambar untuk
MeningkatkanKemampuan Menulis Naskah Drama [Online]
(http://ejournal.upi.edu, diakses pada tanggal 25 Desember pukul
18.38 tahun 2018).
Aziz. A.Kurdi. S. (2006). Model Pembelajaran Efektif Pendidikan Agama
Islam di MI. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Hidayah. N. (2015). Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar
[Online] (http://ejournal.radenintan.ac.id, diakses pada tanggal 25
Desember pukul 18.03 tahun 2018).
Kartono. Dkk. (2014). Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Reka
Cerita Gambar [Online]
(http://Users/Ulfah/Downloads/Jppaudsddd141031.pdf, diakses pada
tanggal 26 Desember pukul 15.13 tahun 2018).
Maharani. L. (2014). Perkembangan Moral pada Anak [Online)
(http://User/Ulfah/Downloads/1483-2918-1-pp.pdf, diakses pada
tanggal 25 Desember pukul 17.59 tahun 2018).
Muklis. M. (2012). Pembelajaran Tematik [Online]
(http://Users/Ulfah/Downloads/279-727-1-SM%20(2).pdf, diakses
pada tanggal 25 Desember pukul 18.12 tahun 2018).
Murti. T. (2018). Perkembangan Fisik Motorik Perseptual Serta
Implikasinya pada Pembelajaran di Sekolah Dasar [Online]
(http://Users/Ulfah/Downloads/2871-7242-1-sm.pdf, diakses pada
tanggal 25 Desember pukul 17.58 tahun 2018).
Rukiati. E. (2014). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Insan
Mandiri.
Saputra. T. (2017). Pendidikan Karakter pada Anak Usia 6-12 Tahun
[Online] (http:// Users/Ulfah/Downloads/28-54-1-SM.pdf, diakses
pada tanggal 25 Desember pukul 15.13 tahun 2018).
Suhada. I. (2015). Pendidikan IPS di MI/SD. Bandung:-
Sungkono. (2006). PembelajaranTematik dan Impementasinya di Sekolah
Dasar [Online] (http://media.neliti.com.pdf, diakses pada tanggal 25
Desember pukul 18.10 tahun 2018).
17