Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR FALSAFAH KEPERAWATAN

A. Falsafah keperawatan
Setiap manusia memerlukan falsafah keperawatan dalam dirinya. Karena dengan falsafah seseorang
dapat mengartikan nilai, kepercayaan dan pendapat mereka tentang dunia, dan menginformasikan ide-
ide yang dimilikinya. Falsafah hadir dalam diri seseorang berdasarkan pada pengalaman hidup yang
dialaminya dari cara mereka mengevaluasi suatu pengamatan dan percobaan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Falsafah dalam keperawatan sendiri merupakan keyakinan perawat terhadap
nilai-nilai yang dimilikinya yang dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam mengaplikasikan teori
keperawatan dan memberikan ruang bagi perawat untuk lebih memahami tentang keperawatan terutama
yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Falsafah keperawatan juga berhubungan erat dengan
hubungan yang holistik yang menyeluruh yang berpusat pada klien sebagai sasaran dan yang diberikan
juga tidak hanya berpusat pada individu yang sakit melainkan individu yang sehat juga (Asmadi 2008)

Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas,
hukum, dan sebagainya dari pada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan
arti adanya sesuatu atau suatu nilai dasar keperawatan suatu kepercayaan yang dimiliki oleh perawat
yang melekat. keperawatan juga menggunakan nilai falsafah untuk menguji kompatibilitas antara
kepercayaan dan nilai-nilai pribadi, profesional, organisasi dan sosial

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan
dipakai sebagai pandan hidup. Falsafah menjadi ciri utama pada suatu komunitas, baik komunitas
berskala besar maupun berskala kecil, salah satunya adalah profesi keperawatan. Berdasarkan pengertian
falsafah tersebut, dapat dikatakan bahwa falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-
nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus menjadi
pegangan setiap perawat

Falsafah juga Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud di sini adalah
manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensi dasar falsafah
keperawatan yang meliputi: pertama, memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)
yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya;
kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan
aspek kemanusiaan; ketiga, setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku, kepercayaan, status, sosial, agama dan ekonomi; keempat, pelayanan keperawatan tersebut
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup
tim kesehatan bukan sendiri-sendiri; kelima, pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan
kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.

Falsafah keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan


menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial- spiritual

Falsafah keperawatan itu harus sudah tertanam dalam diri setiap perawat dan menjadi pedoman baginya
untuk berperilaku, baik di tempat kerja maupun di lingkungan pergaulan sosial lainnya, falsafah
keperawatan bukan suatu hal yang harus dihafal, melainkan sebuah “baju” yang melekat pada diri
perawat. Dengan kata lain, falsafah keperawatan merupakan “roh” yang mendiami pribadi setiap perawat.
Artinya, falsafah keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Beberapa
keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut.

Bruce et al. 2014 mendefinisikan falsafah keperawatan menggunakan kerangka konseptual yang berfokus
pada isi, metode dan pandang hidup.

Falsafah sebagai bagian Falsafah sebagai metode Falsafah sebagai pandang hidup
dari keperawatan
Kerangka Falsafah digunakan Perawat menggunakan Falsafah mentransformasikan
falsafah untuk mengidentifikasi falsafah untuk mengkaji manusia menjadi lebih
fenomena utama dalam keberagaman dan bijaksana
suatu keilmuan pengalaman
Contoh Perawat mengkaji Sebagai metode falsafah Berperan dalam
tentang keperawatan, keperawatan berguna mengembangkan teori, praktik
pasien lingkungan, sehat untuk menggali keperawatan, dan profesional
sakit perkembangan kemungkinan, analisis, perorangan.
keperawatan, kritik, tantangan dan
mengidentifikasi dan membuat asumsi, nilai dan
memvalidasi kepercayaan.
pengetahuan tentang
keperawatan etika
keperawatan, fenomena
keperawatan dan praktik
keperawatan
a. Falsafah sebagai bagian dari keperawatan
Falsafah merupakan bagian dari keperawatan yang berhubungan dengan adanya fenomena dalam suatu
profesi dan keilmuan yang terkait dengan manusia. Sehat sakit dan lingkungan. Praktik keperawatan
merupakan central dari pemikiran filosofis yaitu mengenai apa itu perawat, apa itu keperawatan dan apa
yang dimaksud dengan keperawatan yang benar. Falsafah digunakan untuk membuat keputusan yang
tepat dalam praktik keperawatan. Falsafah sebagai perawat pendidik, dan mahasiswa keperawatan.

b. Falsafah sebagai metode keperawatan


Falsafah sebagai metode keperawatan membantu perawat dalam melakukan analisis, kritik, menghadapi
tantangan, dan mengatasi kejadian situasional terkait dengan patient safety, dan etika keperawatan.
Falsafah keperawatan dapat membantu perawat dalam mengembangkan kapasitas dirinya sebagai
perawat yang menjunjung tinggi moral. Falsafah juga dapat membantu perawat untuk mengeksplorasi
pertanyaan yang berkaitan dengan bidang non keilmuan yang mungkin penting bagi kemajuan keilmuan
keperawatan itu sendiri. Contohnya dengan menggunakan penyelidikan filosofis perawat dapat
mengajukan pertanyaan seperti apa saja prinsip-prinsip praktik keperawatan? Apa saja batasan
keperawatan? Bagaimana cara mengembangkan hubungan perawat-klien? Dengan memikirkan
pertanyaan tersebut perawat dapat terlatih untuk berpikir kritis dan logika dalam mendefinisikan ilmu
keperawatan.

c. Falsafah sebagai pandangan hidup


Perawat mewujudkan falsafah keperawatan sebagai pandangan hidup dalam setiap tindakan praktik
keperawatan yang dilakukannya meliputi pengetahuan, etika dan lainnya. Dengan menjadikan falsafah
keperawatan sebagai pandangan hidup perawat dapat mengembangkan teori, praktik keperawatan dan
meningkatkan profesionalitas (Bruce et al. 2004)

B. Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995)


Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah Veritivity.

Falsafah humanisme/kemanusiaan “Mengenali Manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya
sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai” sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu:
pertama Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi, mencari solusi. kedua Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan
sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi. ketiga Memiliki holism intrinsik. keempat Berjuang untuk
mempertahankan integrasi dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain
Veritivity berati kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar
absolut. Ia mendefinisikan Veritivity sebagai “Prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum
keberadaan manusia” empat falsafah yang berdasarkan prinsip Veritivity adalah sebagai berikut ini.
Individu dipandang dalam konteks. Pertama Tujuan eksistensi manusia kedua. Gabungan dari beberapa
tujuan peradaban manusia ketiga. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan -kebaikan umum keempat. Nilai
dan arti kehidupan.

Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif, dalam
arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan

Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic, dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi
sesama manusia.

Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras jenis kelamin usia warna kulit,
etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis dari pada metode empiris.

Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual yang unit. Keyakinan ini
menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan: perawat harus memenuhi
kebutuhan klien secara holistik. Kebutuhan klien yang holistik dan unik menuntut kemampuan perawat
yang tepat dalam menganalisis kebutuhan klien. Kemampuan analisis yang rendah dapat menimbulkan
salah interpretasi dalam pemenuhan kebutuhan klien akibat kekeliruan perawat dalam menetapkan
masalah keperawatan yang dialami klien. Karenanya, untuk mewujudkan semua ini, perawat harus
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan kultural secara keseluruhan. Kelima aspek tersebut harus dipelajari oleh setiap
perawat. Dengan menguasai kelima aspek tersebut, perawat akan mampu mengatasi berbagai hambatan
dan kesulitan di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan dapat membantu mereka
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Klien yang dirawat di rumah sakit tidak hanya mengalami
gangguan aspek fisik/biologis saja, tetapi aspek lain seperti psikologis, sosial dan spiritual. Oleh sebab itu,
dalam memberikan asuhan kepada klien, perawat tidak hanya berfokus pada aspek biologisnya saja. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam memenuhi kebutuhan klien.
Pertama. Klien yang dirawat di rumah sakit tidak hanya mengalami gangguan aspek fisik/biologisnya saja.
Kedua. Meskipun penyakit yang diderita klien sama, namun respon yang mereka tunjukan unik dan
berbeda. karenanya, dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat tidak hanya berfokus
pada aspek biologis saja, perawat juga harus arif dalam menyikapi keluhan klien

Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokarya kep 1983).

Pada definisi keperawatan tersebut tampak jelas bahwa profesi keperawatan mempunyai andil besar
dalam meningkatkan derajat kesehatan, baik individu maupun masyarakat. Kontribusi keperawatan
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di dasarkan pada beberapa konsep keperawatan. Pertama.
Asuhan yang diberikan perawat bersifat holistik/menyeluruh pada semua aspek “Manusia’ klien, bukan
berfokus pada aspek biologis semata sebagaimana telah dijelaskan diatas. Kedua. Sasaran asuhan
keperawatan adalah klien mulai dari tingkat individu sampai tingkat masyarakat dalam konsep ini
perawat meyakini bahwa jika individu sehat, komunitas atau masyarakat akan sehat pula dengan kata
lain, derajat kesehatan masyarakat akan optimal, jika derajat kesehatan individunya optimal. Ketiga.
Lingkup pelayanan keperawatan bukan terbatas pada klien yang sakit saja tetapi juga klien yang sehat.
Tujuan perawatan terhadap klien yang sakit antara lain membantu klien mencapai kesembuhan dan
menjalankan fungsinya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Selain itu, tujuan perawatan
terhadap yang sehat adalah membantu klien agar mampu mempertahankan kesehatannya keempat.
Eksistensi keperawatan berlangsung sepanjang kehidupan manusia selama masih ada kehidupan manusia
selama itu keperawatan akan ada. Terlebih dengan adanya pergeseran perkembangan pola penyakit
akibat perubahan pola hidup dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Dulu penyakit
yang dominan ditanah air kita adalah penyakit infeksi dan menular. Akan tetapi, saat ini cakupannya telah
meluas tidak hanya pada penyakit infeksi tetapi juga pada perkembangan penyakit degeneratif akibat
peningkatan usia harapan masyarakat Indonesia. Keenam Intervensi keperawatan mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Semua intervensi keperawatan tersebut dilakukan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan klien, mulai dari level individu hingga masyarakat, baik dalam
kondisi sehat maupun sakit
Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dan
pasien atau keluarga. Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan profesional kepada
klien dengan menggunakan metode proses keperawatan. Asuhan keperawatan diberikan untuk
memenuhi kebutuhan dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus. Sebagai suatu bentuk
layanan profesional, asuhan keperawatan tentunya tidak dilakukan berdasarkan intuisi atau kebiasaan
semata melalui dilandasi pengetahuan ilmiah dan tetap memperhatikan aspek manusiawi yang dapat di
pertanggung jawabkan secara hukum. Oleh karena itu, dalam menetapkan tujuan dan rencana asuhan
keperawatan, perawat harus melibatkan klien dan keluarga upaya melibatkan klien dan keluarga dalam
penetapan tujuan asuhan keperawatan mempunyai beberapa manfaat. Pertama. Klien dan keluarga akan
merasa memiliki tanggung jawab dalam pencapaian tujuan perawatan. Kedua. Dapat terwujud dan
terbina kerja sama yang baik antara perawat, klien, dan keluarga yang dilandasi oleh rasa saling percaya.

Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan manusia. Klien yang dirawat
“menyerahkan” kesehatan dan keselamatan hidupnya kepada petugas kesehatan, termasuk perawat. Oleh
karena itu, perawat tidak boleh berbuat semena-mena. Wujud ketidak semena-menaan perawat terhadap
klien adalah dengan melibatkan klien dan keluarga secara aktif di dalam memberikan asuhan
keperawatan

Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan klien, proses keperawatan merupakan metode ilmiah sistematik yang digunakan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien guna mencapai dan mempertahankan keadaan bio-
psiko-sosio-spiritual yang optimal. Dikatakan sebagai metode ilmiah karena proses keperawatan terdiri
atas beberapa tahap atau langkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup klien

Melalui proses keperawatan, perawat akan terhindar dari berbagai tindakan melefisien di dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Selain itu, proses keperawatan juga merupakan wujud
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat, karena semua hal yang dilakukan oleh perawat terhadap
klien terdokumentasikan dengan baik dan benar.

Perawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam melakukan asuhan
keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan. Sebagai tenaga kesehatan yang
profesional, perawat harus siap bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukannya. Tanggung jawab
perawat bukan hanya ditujukan kepada klien dan keluarga, tetapi juga kepada masyarakat, profesi
perawat itu sendiri, dan terutama bertanggung jawab kepada tuhan.
Selain itu, perawat juga harus siap bertanggung gugat jika suatu saat klien atau pihak lain melakukan
gugatan terkait asuhan keperawatan yang diberikan. Tanggung jawab dan tanggung gugat ini merupakan
bukti bahwa keperawatan adalah profesi yang profesional. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat harus didasarkan pada standar dan kode etik keperawatan. Standar keperawatan
tersebut merupakan ketentuan baku yang telah ditetapkan dan disahkan sebagai prosedur tetap perawat
dalam menjalankan profesinya

Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus untuk mewujudkan pertumbuhan dan


perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan. Keperawatan merupakan profesi sepanjang hayat;
dengan demikian, perawat adalah pelajar sejati. Artinya, setiap perawat dituntut untuk terus
meningkatkan kompetensi dirinya, baik dari segi kognitif, psikomotor, maupun afektif. Salah satu cara
untuk meningkatkan kompetensi diri perawat adalah melalui pendidikan formal dan informal. Oleh
karena itu, dalam setiap diri perawat harus tertanam motivasi yang kuat untuk selalu meningkatkan
pendidikannya.

Pendidikan berpengaruh pada pola pikir seseorang, yang akhirnya berpengaruh pula pada perilaku
profesional. Pendidikan keperawatan yang tinggi akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
kualitas asuhan keperawatan. Dengan demikian, peningkatan pendidikan bagi perawat merupakan suatu
keharusan

Peningkatan pendidikan keperawatan menjadi tanggung jawab bersama bagi semua unsur terkait, seperti
organisasi profesi perawat (PPNI), instansi tempat perawat bekerja, dan pemerintah,(dalam hal ini
departemen kesehatan dan departemen pendidikan nasional). Tentunya peningkatan pendidikan ini
harus dibarengi dengan pengakuan terhadap eksistensi profesi keperawatan. Akan tetapi, jangan sampai
dengan tingkat pendidikan yang tinggi, perawat justru semakin jauh dari klien oleh karena itu ,
penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan harus berorientasi pada hakekat
keperawatan yaitu care.
Ringkasan

Falsafah merupakan suatu keyakinan seorang terhadap nilai-nilai tertentu. Falsafah yang dimiliki seseorang
merupakan suatu keyakinan yang didapat berdasarkan pengalaman hidup, pengamatan dan percobaan.
Perawat harus memiliki falsafah keperawatan dalam dirinya sebagai bentuk keyakinan terhadap kemampuan
dirinya dalam melakukan perawatan pada pasien dan mengaplikasikan teori keperawatan serta memberikan
ruang untuk memahami keilmuannya Falsafah keperawatan sebagai landasan utama dalam melaksanakan
asuhan keperawatan yang meliputi penguasaan pengetahuan, nila kemanusiaan dan kebenaran atau sikap
yang ditujukan kepada klien yang sakit dan yang sehat yang meliput aspek bio-psiko-sosial dan spiritual yang
ditujukan pada individu, keluarga dan komunitas. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak
membedakan atas ras jenis kelamin usia warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi
dengan Intervensi keperawatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, seorang
perawat harus siap bertanggung jawab dan tanggung gugat sebagai bentuk pelayanan profesional, Eksistensi
keperawatan berlangsung sepanjang kehidupan manusia selama masih ada kehidupan manusia selama itu
keperawatan akan ada
Latihan

1. Jelaskan pengertian dari falsafah, falsafah keperawatan?


2. Jelaskan Sumber falsafah yang dimiliki seseorang ?
3. Jelaskan falsafah yang digunakan untuk mengidentifikasi fenomena utama dalam suatu keilmuan
4. Jelaskan esensi dasar dari falsafah keperawatan dari pandagan anda?
5. Jelaskan falsafah keperawatan ditinjau dari humanisme, dan veracity ?
6. Jelaskan tujuan utama dari falsafah keperawatan ?
7. Jelaskah falsafah keperawatan sebagai “roh” dalam berprilakunya ?
8. Jelaskan sifat utama dari falsafah keperawatan?
9. Jelaskan kebutuhan holistik yang dipenuhi oleh perawat dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan?
10. Jelaskan pandang saudara tentang “Klien” kenapa ?
11. Jelaskan agar bentuk pelayanan keperawatan agar tidak semena-mena?
12. Jelaskan kenapa harus menggunakan “metode ilmiah” dalam proses keprawatan ?
13. Jelaskan Manfaat dari pendidikan bagi seorang perawat?

Anda mungkin juga menyukai