Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA DALAM LINTASAN SEJARAH BANGSA

TIM PENYUSUN :

1. Rizky Maulana Putra 201943500792


2. Jonathan A.Pane 201943500973
3. Raymon Mikhael Sianipar 201943500989
4. Yonis Abirohanda 201943500961
5. Zulfa Dzaki Indrawanto 201943500986

PROGRAM STUDY INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK, DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRA SASTRA PGRI
2019
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………
B. POKOK PEMBAHASAN ……………………………………………………………..
C. TUJUAN ……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………….
A. NILAI NILAI PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA ……….
B. SEJARAH PROSES PERUMUSAN PANCASILA
(28 Mei 1945 – 18 Agustus 1945) ………………………………………………………
C. MASA KEMERDEKAAN DAN ORDE LAMA ……………………………………..
D. MASA ORDE BARU …………………………………………………………………..
E. MASA REFORMASI …………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pertama, Program Penanaman Nilai Pancasila akan difokuskan untuk
mendorong perubahan dalam strategi pembelajaran,kurikulum inti(core) dan
urutan(sequence),serta pendekatan Pendidikan Pancasila.Khususnya, dalam
memperbaiki proses belajar mengajar agar tidak terlalu berfokus pada aspek
pengetahuan. Muatan nilai dan moral Pancasila akan diinternalisasikan melalui
berbagai aktivitas pembelajaran,baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses
internalisasi tersebut dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler,ekstrakulikuler.
Bab Kedua, 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Lahirnya Pancasila
adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945. Bagaimana
sejarahnya? Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) mengadakan sidangnya yang pertama dari 29 Mei
dan selesai tanggal 1 Juni 1945. Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan
pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat
pertama diadakan di Gedung Chuo Sangi In di jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini
dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda,Gedung tersebut
merupakan Gedung Volksraad atau Perwakilan Rakyat. Setelah beberapa hari tidak
mendapat titik terang, pada 1 Juni 1945, Soekarno mendapatkan giliran untuk
menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakan
Pancasila. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima
secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI. Selanjutnya BPUPKI membentuk
panitia kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan
berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Lalu dibentuklah Panitia Sembilan
terdiri dari Soekarno, Mohhamad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,
Ahmad Soebardjo, Mohhamad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang di ucapkan Soekarno pada 1 Juni
1945 dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklasikan
kemerdekaann. Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan
Pancasila hasil penggalian Soekarno tersebut berhasil dirumuskan untuk di cantumkan
dalam Mukamidah Undang-Undang Dasar Negara 1945,kemudian disahkan dan
dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka 18 Agustus 1945 oleh
BPUPKI.
Bab Ketiga, Babak akhir pemerintahan orde lama adalah periode demokrasi
terpimpin demokrasi terpimpin lahir karena kegagalan cabinet Djuanda, yang
mengakibatkan pertentangan politik maupun ideologi dalam pemerintahan yang
kemudian muncullah suatu konsepsi dari Presiden Soekarno yaitu “demokrasi
terpimpin”. Untuk melaksanakan konsepsi dari Presiden Soekarno tersebut, Djuanda
mengusulkan untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”. Pokok-pokok pikiran
dalam UUD 1945 kembali di berlakukan dan ditambah dengan beberapa poin-poin
penting. Usul dari Djuanda pun diterima oleh Presiden Soekarno yang kemudian
Presiden membicarakan masalah tersebut dengan Mr. Moh Yamin, Mayjen Nasution
dan Dr. Lemeina usul dari Djuanda tersebut juga disetujui oleh DPR. Mentri kabinet,
dan juga partai-partai besar seperti PNI(Partai Nasional Indonesia)Masyumi, serta
partai-partai kecil lainnya. Keadaan konstituante yang carut marut karena tidak
ditemukannya mayoritas suara dalam pemungutan suara mengakibatkan ketengan
politik dalam konstituante yang mengakibatkan konstituante harus dibubarkan.
Pembubaran konstituante dilakukan dapat mengakibatkan carut marutnya keadaan
dalam masyarakat. Maka dari itu, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden
yang di tandatangani pada 5 Juli 1959, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengubah secara
mendasar struktur tata pemerintah negara. Dekrit tersebut memberlakukan kembali
UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS. Sedangkan kabinet presidensial pertama
adalah kabinet Karya yang disertai dengan pembentukan departemen-departemen
baru dalam pemerintah. Perubahan struktur negara juga mengakibatkan perubahan
dalam struktur organisasi Kepolisian Negara.
Bab Keempat, Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat,bangsa
dan Negara Republik Indonesia yang diletakan kepada kemurnian pelaksanaan
Pancasila dan UUD 1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsip
terhadap praktik-praktik penyelewangan yang telah terjadi pada masa lampau, yang
lazim disebut zaman Orde Lama. Pengertian Orde Baru yang terpenting adalah suatu
orde yang mempunyai sikap dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam untuk
mengabdi kepada rakyat, mengabdi kepada kepentigan nasional yang dilandasi
falsafah Pancasila dan yang mejunjung tinggi azas dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah Orde Baru dimulai sejak tahun 1966-1998, dengan adanya Surat Perintah
Sebelas Maret, yang kemudian disalahartikan sebagai surat pemindahan kekuasaan.
Pada tanggal 27 Maret 1968, Soeharto diangkat sebagai Presiden hal ini berdasarkan
Ketetapan MPRS No. XLIV/MPRS/1968, sampai hasil pemilu ditetapkan pada tanggal
10 Maret 1983, beliau mendapat penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.
Bab Kelima, Masa Reformasi pada tahun (1998-2011), Setelah Berjaya
memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya sampai pada akhirnya
sampai pada akhir perjalanannya. Pada tahun 1988 Indonesia diterpa krisis politik dan
ekonomi . Demonstrasi besar-besaran di tahun tersebut berhasil memaksa Presiden
Soeharto meletakkan jabatannya. Kabinet pertama di reformasi adalah kabinet hasil
pemilu 1999 yang di pimpin Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan
menunjuk Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri Pendidikan Nasional.
Pada tahun 2001 MPR menurunkan Preside Abdurrahman Wahid dalam siding
istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri, Mendiknas dijabat Prof.
Drs. A. Malik Fadjar,M.Sc. Pemilihan umum 2004 dan 2009 rakyat Indonesia memilih
presiden secara langsung. Pada dua pemilu tersebut Susilo Bambang Yudhoyono
berhasil terpilih menjadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mendiknas dijabat
Prof. Dr. Bambang Sudibyo,MBA. Dan Prof. Dr. Ir. Mohhamad Nuh. Pada tahun 2011
istilah departemen diganti menjadi kementrian dan pada tahun 2012 bidang
Pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Kebijakan Pendidikan di era reformasi antara lain perubahan IKIP
menjadi universitas, reformasi undang-undang Pendidikan dengan lahirnya Undang-
Undang Pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian
Nasional(UN), sertifikasi guru-guru dan dosen,Bantuan Operasional
Sekolah(BOS),Pendidikan karakter, dll…
Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk :
1. .memperkuat pancasila ssebagai dasar filsafat negara dan idiologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai negara republic Indonesia.
3. Mempersiapan agar mampu menganalisis dan mencari solusi berbagai persoalan
kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan negara system yang berdasarkan nilai-
nilai Pancasila dan UUD tahun 1945
Membentuk sikap yang mampu mengapresiasi nilai ketuhanan , kemanusiaan, cinta
tanah air, dan kesatuan bangsa serta menguatkan masyarakan yang demokratis,
berkeadilan, bermartabat berlandaskan Pancasila.
Menegaskan pentingnya ketentuan penyelenggara Pendidikan Pancasila sebagai
termaktub dalam pasal-pasal tersebut:
1. Pasal 2,menyebutkan bahwa Pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila uendang -
undang dasar negara republic Indonesia tahun 1945, negara kesatuan republic
Indonesia, dan bineka tunggal ika
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa Pendidikan tinggi sebagai
dimaksut pada ayat (1) wajib mengikuti mata kuliah
agama,Pancasila,kewarganegaran, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan pasal 35
ayat (3) undang-undang republic Indonesia nomer 12 tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai