Oleh:
SOFYANTO
NIP. 19830522 201001 1 015
1
LEMBAR PENGESAHAN
oleh :
SOFYANTO
NIP. 19830522 201001 1 015
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 15 Medan
i
ii
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
SOFYANTO
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………… . 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………. 7
DAFTAR TABEL
TABEL
1. Jadwal Siklus I …………………………………………… .......... 30
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
PENDAHULUAN
sekeliling. Hal inilah sebagai proses pembelajaran yang integratif yang sangat
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Proses penalaran inilah yang semestinya
diterapkan dalam pembelajaran geografi agar siswa dilibatkan secara aktif untuk
memperoleh informasi baru dari informasi yang ada dalam pembelajaran geografi
selain sumber lainnya. Penalaran berfikir inilah yang ada dalam suatu model
pembelajaran yang diterapkan guru di kelas yang selama ini kurang di optimalkan.
1
2
faktor yaitu, kebiasaan teknik pembelajaran yang sudah melembaga sejak dulu
tertarik dengan pelajaran geografi karena selama ini pelajaran geografi dianggap
yang diajukan oleh guru, maupun yang mereka ajukan sendiri. Pengetahuan yang
disampaikan kepada siswa bukan hanya dalam bentuk produk, tetapi juga dalam
metode, dan penalaran siswa, merupakan hal yang penting untuk diajarkan
Guru beranggapan bahwa proses dan isi mata pelajaran tidak begitu
penting, guru mengajar memiliki otoritas tunggal, dan yang paling mencolok
adalah minimnya aktivitas yang mendorong siswa untuk berefleksi dan berafeksi,
reflektif (reflective thinking), daya afektif, dan daya kreatif yang menjadi motor
penggerak aktivitas hidup yang positif, produktif, dan konstruktif (Atmadi dkk,
siswa harus mengahafal, tanpa ada masalah yang dihadapi (Somantri, 2001).
3
Peran aktif dan perhatian yang lebih serius untuk meningkatkan hasil
tugas yang sangat berat untuk mengatasi permasalahan, karena guru memiliki
peran strategis dalam kegiatan proses pembelajaran. Peran strategis ini adalah
didapatkan.
Menurut Gagne (1985) ada tiga fungsi yang dapat diperankan guru
Pendapat ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hamalik (1993) bahwa
secara operasional ada 5 (lima) variabel utama yang berperan dalam proses belajar
mengajar, yaitu tujuan pengajaran, materi pelajaran, metode dan teknik mengajar,
guru, murid dan logistik. Semua komponen tersebut memiliki ketergantungan satu
pembelajaran ini dapat mencakup materi objek pembelajaran yang luas. Selain
terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat
diserap oleh struktur kognitif siswa. Siswa dapat menguasai materi tersebut tidak
hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning), tetapi diserap
secara bermakna (meaningful learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif,
pembelajaran akan semakin efektif atau semakin berkualitas bila proses belajar
mengajar dilakukan sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar. Sejalan dengan
adalah aspek-aspek yang ada dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi
perilakunya.
Menurut Dick and Carey (1996), seorang guru hendaknya mampu untuk
proses belajar siswa. Apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik peserta
bagaimana siswa dari pengamatan apa yang dilihat di sekelilingnya. Hal ini
pada Tahun Pelajaran sebelumnya, bahwa siswa sulit untuk memahami materi
konsep, pendekatan prinsip adan aspek geografi karena siswa tidak berminat
untuk mempelajari geografi. Siswa SMA Negeri 15 Medan saat ini lebih
yang lainnya. Hal ini disebabkan karena minat siswa yang rendah untuk
Tindakan Kelas (PTK) tentang Peningkatan Minta Belajar Geografi Siswa Melalui
B. Perumusan Masalah
adalah hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar geografi, terutama untuk mata
siswa. Untuk itu perlu dilihat bagaimana kemampuan guru dalam menyampaikan
materi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal itu, dapat diidentifikasi
masalah antara lain: (1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar
berbagai strategi/model pembelajaran sesuai dengan tujuan dan bahan ajar yang
selama ini dipergunakan guru dalam pembelajaran geografi? (7) Apakah guru
Adakah bahan penunjang yang dimiliki guru untuk membantu siswa dalam
atau pustaka yang tersedia untuk memperkaya bahan ajar siswa? (10) Apakah
rumit, menuntut keahlian, waktu dan dana. Mengingat luasnya masalah yang
menjadi penyebab terhadap minat belajar siswa, penelitian ini dibatasi pada minat
2. Bagi guru: Menemukan model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan minat belajar geografi siswa yang sulit untuk difahami sehingga
3. Bagi sekolah: Memberikan peluang guru lainnya untuk menjadi acuan dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai hasil dari proses belajar.
suatu proses psikologis terjadi di dalam diri seseorang. Proses belajar tersebut
begitu kompleks, sehingga sulit untuk dilihat tanpa alat bantu. Sementara itu
dan kecakapan baru, serta pembentukan sikap dari perbuatan atau tingkah laku
positif. Perubahan tingkah laku seperti yang dijelaskan di atas disebabkan adanya
belajar. Jadi ada nilai tambah dari pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
Suryabrata (1998) mengatakan sebenarya belajar itu mengandung hal- hal sebagai
berikut: (a) belajar adalah kegiatan yang membawa perubahan yang bersifat aktual
maupun potensial; (b) perubahan yang terjadi karena ada usaha secara sadar,
9
sengaja, dan bertujuan; (c) perubahan itu pada intinya adalah diperolehnya
kecakapan baru.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
(Achdiat, 1980) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan manusia, yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis. Disamping itu,
pikir dan sebagainya. Pengetahuan bukan gambaran dari kenyataan yang ada.
Tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan cermin dari
sejumlah pengetahuan dan sejumlah keterampilan baru dan sesuatu sikap baru;
(2001) yang mengemukakan bahwa hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk
perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek: (a) aspek kognitif, meliputi
perubahan dalam tingkah laku manusia dianggap sebagai hasil belajar yang
tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: (a)
perubahan tingkah laku itu; (c) tujuan yang mempengaruhi tingkah laku; (d)
tertentu; (e) proses-proses yang mempengaruhi tingkah laku itu; (f) kapasitas dan
usaha belajar dan harus dibuktikan dari hasil belajar. siswa selalu dituntut untuk
memberikan hasil belajar secara nyata. Sejalan dengan hal tersebut Winkel (1999)
mengemukakan bahwa hasil belajar akan nampak dalam prestasi belajar atau dalam
dari suatu sistem pemrosesan masukan (input) dimana masukan dari sistem
perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar
prinsip. Keterampilan terdiri dari tiga kategori yaitu: keterampilan untuk bertindak
berinteraksi.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya hasil belajar, dapat dilakukan melalui
tes hasil belajar. Muhibinsyah (2003) menjelaskan tes hasil belajar adalah alat ukur
seperti yang dikutip Rezeki (2004) menjelaskan tes adalah seperangkat rangsangan
12
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor atau angka. Skor yang didasarkan pada
sampel yang representatif dari tingkah laku peserta tes merupakan indikator tentang
seberapa jauh orang yang dites memiliki karakteristik yang sedang diukur, dimana
untuk memperoieh ukuran dan data hasil belajar adaiah dengan mengetahui
ranah kognitif, sikap dan psikomotor. Setiap ranah dapat diklasifikasi lagi lebih
lanjut. Mata pelajaran geografi lebih menekankan pada ranah kognitif, yang akan
dibahas lebih lanjut. Ranah kognitif Bloom ini diklasifikasikan menjadi enam, di
mana semua klasifikasi diurut secara hirarki dan yang paling kompleks. Ke enam
sintesis.
menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang
kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan
kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan
tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik
siswa tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan
pada muka bumi. siswa didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang
permukaan bumi. Selain itu siswa dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk
masalah sosial, ekonomi, dan ekologis. Geografi memiliki fungsi antara lain: (a)
sebagai berikut: (a) Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta
proses yang berkaitan; (b) Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data
sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya
masyarakat.
14
(a) Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi; (b) Konsep dan
(e) Kajian wilayah negara-negara maju dan sedang berkembang; (f) Konsep
wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya
dalam analisis geografi; (g) Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk
beluk dan pemanfaatan peta, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Citra
Penginderaan Jauh.
Geografi sebagai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan alam, baik
selain buku paket yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajar. Artinya alam
sekitar kehidupan siswa dapat digunakan sebagai sumber dan bahan ajar serta
dapat difungsikan sebagai media pembelajaran secara optimal. Apabila hal ini
dalam kelas. Proses inilah yang disebut sebagai cara berfikir induktif, yang sangat
mengandalkan proses penalaran dari yang bersifat umum ke khusus. Hal yang
sama dapat juga dilakukan oleh siswa dengan cara berfikir deduktif yaitu
disediakan buku paket ke alam dan lingkungan sekitar siswa. Proses penalaran
geografi agar siswa merasa dilibatkan secara aktif untuk memperoleh informasi
guru, siswa, sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar
adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
baik secara tatap muka di dalam kelas atau dalam bentuk pertemuan dan materi
Secara defenisi Joyce dan Weil (1990) bahwa model pembelajaran adalah
suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan
nilai-nilai, cara berfikir dan pengertian yang diwujudkan dalam perubahan prilaku
4 (empat) bagian yang memilki orientasi pada sikap manusia dan bagaimana siswa
family); (c) Model Pembelajaran Personal (the personal family); (d) Model
dari tiap-tiap model pembelajaran. Keempat konsep tersebut terdiri dari sintaks
berupa rentetan atau tahapan perbuatan kegiatan guru dan siswa dalam peristiwa
belajar. Sistem sosial menggambarkan peranan dan hubungan antara guru dan
memiliki oleh strategi atau metode tertentu, yaitu (1) rasional teoritik yang logis
17
disusun oleh perancangnya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3)
tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil; (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
Selanjutnya Joyce dan Weil (2009) juga menjelaskan bahwa setiap model
pembelajaran ialah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan
hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai
akibat terciptanya suasana belajar yang langsung oleh siswa tanpa pengarahan
langsung.
diperkenalkan oleh Osborne dan Cosgrove dalam Sutarman dan Swasono, (2003).
Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab
persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab
permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam
comprehension and the learning of the types of relations that learners must
18
teori konstruktivis ini menurut Nur (2000) dan Katu (1995) di antaranya.
- Seseorang belajar jika dia bekerja dalam zona perkembangan terdekat, yaitu
Seseorang belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona
terlibat dalam tugas yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri, tetapi dapat
menyelesaikannya jika dibantu sedikit dari teman sebaya atau orang dewasa.
tahap untuk belajar dan pemecahan masalah. Dukungan itu sifatnya lebih
tanggung jawab belajar tersebut kepada siswa untuk bekerja atas arahan dari
mereka sendiri. Jadi, siswa sebaiknya lansung saja diberikan tugas kompleks,
memecahkan masalah kompleks tadi dengan bantuan guru atau teman sebaya
- Menganut asumsi sentral bahwa belajar itu ditemukan. Meskipun jika kita
kerja otak atas informasi tersebut untuk membuat informasi itu masuk ke
- Menganut visi siswa ideal, yaitu seorang siswa yang dapat memiliki
- Menganggap bahwa jika seseorang memiliki strategi belajar yang efektif dan
motivasi, serta tekun menerapkan strategi itu sampai suatu tugas terselesaikan
Smith, dan Johnson, 1992), membaca (Duffi dan Rochler, 1986), menulis
Pendahuluan/Ekplorasi
Pemfokuskan
MODEL
PEMBELAJARAN
GENERATIF
Tantangan/Pengenalan Konsep
Penerapan Konsep
- Tahapan Pendahuluan/Ekplorasi
menunjukan data atau fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari.
pada disi siswa, mengapa hal itu terjadi dan selanjutnya mengajak dan
mendorong siswa untuk berdiskusi tentang fakta atau gejala yang baru
- Tahapan Pemfokusan
arahan, dengan demikian para siswa dapat melakukan proses ilmiah. Tugas
terdiri atas 2 sampai dengan 4 siswa sehingga siswa dapat berlatih untuk
- Tahapan Tantangan
kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa. Dalam tahap ini
teman dan menghargai adanya perbedaan diantara pendapat teman. Pada akhir
dengan proses kognitif yaitu terjadinya proses mental yang disebut asimilasi
dan akomodasi. Proses asimilasi apabila konsepsi siswa sesuai dengan konsep
siswa sesuai dengan data empiris. Pada tahap ini pula sebaiknya guru
memberikan pemantapan konsep dan latihan soal agar siswa memahami secara
mantap konsep tersebut. Pemberian soal dari yang mudah menuju paling sulit
menggunakan konsep barunya dan konsep benar dalam situasi baru yang
berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini
konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang sehingga
menurut Katu (1995), terdiri atas 5 tahap dengan penjelasan sebagai berikut :
- Tahap Pengingatan
Pada tahap awal ini, guru menuliskan topik dan melibatkan siswa dalam
diskusi yang bertujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang
ini adalah untuk menarik perhatian siswa terhadap pokok yang sedang
kondusif, guru diharapkan tidak akan menilai mana pendapat yang “salah” dan
mana yang “benar”. Yang perlu dilakukan adalah membuat mereka berani
juga diajak untuk menanggapi pendapat teman satu kelas mereka yang
mereka untuk mencerna apa yang mereka amati, akan merasa terganggu dan
menayakan apakah gejala yang mereka amati itu sesuai atau tidak dengan
pikiran mereka. Dengan menggunakan cara dialog yang timbal balik dan
yang mereka amati. Dalam hal ini guru menyiapkan perangkat demonstrasi,
Pada tahap ini guru membantu siswa dengan mengusulkan alternatif tafsiran
secara koheren gejala yang mereka amati. Siswa diberikan beberapa persoalan
baru dari guru tersebut mudah dimengerti, masuk akal, dan berhasil dalam
waktu.
Pada tahap ini, guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang
berbeda untuk diselesaikan oleh siswa dengan kerangka konsep yang telah
situasi baru akan membuat para siswa makin yakin akan keunggulan kerangka
atau suatu pemahaman pribadi bagaimana ide baru berkait dengan konsep belajar.
Pikiran, atau otak, bukanlah suatu informasi yang pasif. Sebagai gantinya, aktif
pembacaan suatu buku teks atau menutupi dengan kertas, tanpa konstruksi
hubungan yang aktif antara bagian-bagian dari suatu teks, atau antara teks dan
pengetahuan pribadi, siswa akan mengabaikan kata-kata itu dan ingin tahu apa
memori jangka panjang. Pada hakekatnya bahwa jika individu menyediakan suatu
dalam struktur yang ada akan lebih efektif. Guru merangsang yang didasarkan
26
atas argumentasi, peran guru harus membantu para siswa menghasilkan rangkaian
itu, atau bantuan berhubungan dengan gagasan baru satu sama lain dan
pengetahuan utama.
Minat merupakan satu aspek pskis manusia yang dapat mendorong untuk
mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung
untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek
tersebut. Crow and Crow berpendapat bahwa minat erat hubungannya dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan
sebab partisipasi dalam kegiatan itu. Selain itu Crow and Crow mengemukan juga
bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi
emosional. Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika atau mengajar bisa
timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa
seseorang telah sampai ke taraf ini antara lain adalah: mau melakukan sesuatu atas
prakarsa sendiri, melakukan sesuatu cara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan
yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja,
dapat mempengaruhi minat belajar siswa dan untuk dapat mempengaruhi minat
siswa maka seseorang pendidik harus dapat mengubah proses belajar yang
27
b. Materi pelajaran menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari
c. Minat siswa juga terhadap pelajaran dapat dibangkitkan dengan variasi metode
yang digunakan
yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik.
Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku
seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk melakukan suatu
siswa akan terus tumbuh. Apabila anak memperoleh keterikatan kepada kegiatan-
kegiatan dari pelajaran yang dialaminya, ia akan merasa senang. Oleh karena itu
minat terhadap pelajaran harus ditimbulkan di dalam diri anak, sehingga anak
28
terutama geografi.
belajarnya. Selain itu dengan minatnya siswa akan menyukai pelajaran di sekolah.
Dengan demikian minat belajar geografi siswa akan kesukaan terhadap kegiatan
dari suatu mata pelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, minat merupakan suatu
faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong
dalam berbebuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator “dorongan dari dalam”,
“rasa senang”, “memberi perhatian”, dan “berperan serta dalam kegiatan”. Minat
sangat diperlukan sekali dalam memahami potensi SDA yang ada di sekelilingnya
untuk mendukung kebutuhan sehari-hari. Dari minat yang kuatlah akan muncul
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Model Kurk Lewin. Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri dari empat
ACTING
PLANNING OBSERVATING
REFLECTING
1. Tahapan Perencanaan
- Penyusunan RPP
2. Tahapan Tindakan
3. Tahapan Observasi
4. Tahapan Refleksi
B. Subjek Peneiltian
Semester Ganjil (I) pada bulan Agustus– Oktober 2016Tahun Pelajaran 2015-
2016.
siswa di kelas saat belajar yang berlangsung 3 bulan dimulai Juli-Oktober 2015.
31
menjadi data dalam bentuk kualitatif. Begitu juga dengan hasil belajar dalam
bentuk kuantitatif.
E. Definisi Operasional
dan menyebabkan siswa menaruh perhatian dirinya untuk terikat pada suatu
kegiatan.
32
pembelajaran (RPP)
penerapan konsep.
BAB IV
A.Hasil Penelitian
menyiapkan kelas akselerasi yang digunakan untuk PTK, lalu membaca dan
No Pengamatan Refleksi
1 Hanya 40% kelompok serius dan Siswa tidak serius dan berminat belajar karena
berminat melakukan diskusi kelompok terlalu lama libur semester sehingga dibutuhkan
untuk memecahkan masalahnya tugas yang lebih bervariatif agar minatnya
meningkat
2 Siswa mengalami kesulitan mencari Siswa mencari sumber belajar yang banyak
sumber belajar tentang topik materi (laptop/notebook, modem, hp android/iphone)
Konsep Geografi dan menyimpulkannya sebagai dasar untuk berdiskusi selain buku dan
dan hanya bersumber dari buku dan LKS LKS
3 Siswa yang menyelesaikan pemecahan Membentuk kelompok harus dikembangkan,
masalah hanya dilakukan 1 orang di tidak hanya berdasarkan tempat duduknya
kelompoknya dan 1 siswa lagi bercerita namun berdasarkan ketersedian/ kepemilikan
dengan kelompok lain diluar materi yang sumber belajar yang lebih lengkap dan variasi
dibahas dan banyak kelompok laki-laki teman diskusi agar interkasi dan minat belajar
yang bertanya pada kelompok diskusi meningkat karena saling mengungkapkan
perempuan argumen dalam pemecahan masalah
4 Sebagian besar siswa banyak yang Menentukan penilaian berdasarkan tidak saja
mengumpulkan lembar melebihi waktu dari hasil proses kerja kelompok juga
yang ditentukan karena tingkat minat berdasarkan waktu dalam penyelesainnya
yang rendah terhadap materi yang di
bahas
5 Hanya beberapa siswa yang menanggapi Guru melakukan pengawasan agar siswa tidak
apa yang disampaikan guru dan lainnya menyelesaikan bahan/ tugas mata pelajaran
lebih banyak bercerita dan menyiapkan guru lainnya pada jam selanjutnya dan
bahan/ tugas mata pelajaran dari guru lain menyiapkan sumber belajar geografi di atas
pada jam selanjutnya meja
6 Hanya siswa mendapat rangking bagus di Memberikan peluang kepada siswa yang lain
semester I yang berminat untuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang
mempresentasikan hasil diskusi selama ini jarang berbicara di depan teman-
kelompoknya sesuai dengan inisiatifnya temannya agar memunculkan keberanian dan
minatnya
7 Penerapan model pembelajaran dengan Menerapkan model pembelajaran generatif
langkah-langkahnya tidak efektif dan yang lebih efektif dan efisien dengan
efisien karena alokasi banyak siswa yang memberikan kedisiplinan untuk mengikuti
terlambat masuk karena pada jam pertama pelajaran geografi sebelum memasuki kelas
dan setelah istirahat
8 Sebagian siswa siswa akan berminat lebih Menyiapkan reward (penghargaan) berupah
tinggi bila mendapat reward hadiah di akhir pertemuan setelah Ulangan
(penghargaan) berupa nilai dan Harian I untukbagi siswa yang memiliki minat
pengakuan dari guru dan siswa lainnya tinggi dan hasil UH 1 yang terbaik
bahwa siswa tersebutlah yang terbaik
untuk belajar geografi
berjumlah 4 orang perkelompok (2 laki kelamin dan menentukan posisi duduk saat
dan 2 perempuan) berdiskusi sehingga lebih banyak berinteraksi
diantara anggota kelompok
4 Menyiapkan lembar diskusi kelompok Siswa mengisi daftar isian untuk untuk
tentang pendekatan geografi sebagai pendekatan geografi sesuai kelompok yang
tantangan siswa dalam memecahkan ditentukan dan bersumber dari data untuk
masalah serta meningkatkan minat dalam tantangan sudah ada
mempelajari geografi
5 Menyiapkan tema dalam penerapan Siswa menyiapkan kertas HVS Ukuran A4 dan
pendekatan geografi di Indonesia dan alat tulis, penggaris, pewarna serta peta untuk
Sumatera Utara dan lembar penilaian membuat penerapan pendekatan geografi di
terhadap proses dan hasi kerja siswa Indonesia dan Sumatera Utara berdasarkan
tema kelompok yang sudah ditentukan.
No Pengamatan Refleksi
1 Siswa mulai banyak berminat belajar Siswa berminat dan asyik menikmati lagu dan
geografi materi pendekatan geografi film yang diputar yang dipandu oleh siswa,
karena dikaitkan dengan video karena namun karena waktu yang terbatas maka hanya
siswa selama ini hobi mendengarkan lagu potongan film yang ditonton serta siswa
dan menonton film sebagian sudah menonton film tersebut, selain
itu lagu tersebut juga sudah lama dan saat ini
siswa lebih senang lagu barat atau lagu
bertemakan cinta
2 Siswa lebih berinteraksi dan berminat Menentukan kelompok diskusi siswa harus
belajar karena kelompok yang dibentuk berdasarkan pembagian yang merata sesuai
lebih variatif berdasarkan jenis kelamin kemampuan dan minatnya karena akan
dan tempat duduknya namun beberapa mempengaruhi hasil diskusi yang dilakukan
siswa tidak sesuai dengan kelompoknya dan menjelaskan secara personal kepada siswa
karena tidak ada teman akrabnya di bahwa pembentukan kelompok itu agar
kelompok tersebut sehingga tidak nyaman meningkatkan interkasi dan pertemanan sama
dalam berdiskusi yang lain sehingga diskusi lebih optimal
3 Siswa mengalami kesulitan memahami Diberikan peluang kepada siswa untuk
materi diskusi kelompok pendekatan mengakses di internet tentang materi diskusi
geografi khusus tentang istilah-istilah kelompok sehingga dapat memecahkan masalah
yang jarang didengar dan difahami yang ada. Selanjutnya guru harus terus
sehingga harus menyampaikan membimbing siswa dan berkeliling ke setiap
pengenalan pendekatan dan penerapan kelompok untuk melihat perkembangan hasil
pendekatan tersebut kepada siswa diskusinya sehingga siswa merasa diperhatikan
berdasarkan materi yang sudah diberikan guru dalam belajarnya untuk meningkatkan
sebelumnya minat belajarnya
4 Pertanyaan yang muncul dari siswa lebih Guru mengalami kesulitan dalam mengisi
banyak yang menunjukan bahwa minat lembar observasi yang ada karena siswa mulai
belajarnya meningkat dari sebelumnya tinggi minat belajarnya sehingga waktu yang
sedikit tidak mencukupi waktu yang tersedia
sehingga harus dilanjutkan pada jam atau hari
selanjutnya
5 Beberapa siswa tidak membawa kertas Memberikan penilaian pengurangan bagi siswa
HVS A4, alat tulis, atlas, pengaris dan yang tidak membawa peralatan dan
pewarna sehingga membuat diskusi perlengkapan diskusi kelompok untuk membuat
kelompoknya terhambat karena siswa peta dengan alokasi waktu yang sudah
harus meminjam dari kelas lain atau disediakan.
membelinya di luar kelas sehingga bila
ada pengarahan tidak dapat mengikuti
6 Beberapa siswa mengalami kesulitan Sebagian siswa tidak tahu membuat peta dasar
dalam menggambar dasar peta karena dan hanya bisa memarnai seadanya saja,
tidak memiliki kemampuan dalam sehingga hasil kerjanya tidak maksimal. Oleh
menggambar peta dasar sehingga harus karena itu guru untuk pertemuan selanjutnya
meminta bantuan ke teman di kelompok harus membimbing siswa yang tidak bisa
tersebut atau kelompok lainnya, padahal membuat peta dasar dengan metode yang ada.
semua siswa melakukan pembuatan peta Untuk mengejar ketertinggalan siswa tersebut
36
sehingga banyak waktu yang terbuang, guru harus meminta siswa lainnya sebagai
namun ini menunjukan minat belajarnya tentor sebaya untuk meluangkan waktunya
meningkat secara draktis dan lebih untuk mengajari/ mengisi lembar kerja.
bersemangat karena menggunakan
psikomotoriknya
7 Siswa dengan hasil yang baik saja yang Memotivasi siswa agar lebih berminat untuk
berani menampilkan dan mempresentasikan hasil kerja peta yang
mempresentasikan petanya untuk dibuatnya agar menjadi pelajaran berharga
mewakili kelompoknya walau penilaian untuk keberanian dan kemarihan membuat dan
tetap pada penilaian pribadi siswa dalam membaca peta. Selain itu juga diharapkan siswa
kelompok tersebut. Siswa tidak percaya dapat menghargai karya siswa lainnya dan hasil
diri dari hasil kerjanya dan sebagian kerja karena itu hasil kerja sendiri walau
siswa mentertawai hasil kerja siswa mengalami kendala
lainnya karena jauh dari harapan
No Pengamatan Refleksi
1 Siswa meningkat minat belajar geografi Siswa sudah bisa mengeluarkan ide tentang
untuk Siklus III ini karena siswa selain pemanfaatan dan pelestarian SDA berdasarkan
mengejar nilai, juga mengejar prinsip Ekoefisiensi, Berwawasan Lingkungan
penghargaan yang akan diberikan di akhir dan Pembangunan Berkelanjutan di
pertemuan untuk SK/KD ini dapat dilihat kelompoknya melalui power point yang
dari hasil diskusi kelompok tentang tema dipresentasikan. Namun idenya banyak dari
dan kasus yang diberikan. hasil akses di internet
2 Siswa lebih berminat untuk menyusun Memberikan motivasi agar lebih berminat
dengan mengakses dari internet untuk melakukan segala hal terkait dengan
dibandingkan untuk mempresentasikan diskusi kelompok selain menyusun, membuat
hasil diskusinya bahan power point dari hasil akses internet dan
buku
37
3 Siswa lebih berminat pada tema dan Membuat tema dan kasus yang berkaitan
kasus kerusakan dan pelestarian hutan, dengan prinsip dan aspek geografi pada kasus-
pertambangan dibandingkan dengan tema kasus tersebut
dan kasus lainnya
4 Siswa lebih banyak minat bertanya Mengarahkan pertanyaan pada wilayah yang
tentang usaha pelestariannya SDA di luar ada di Sumatera Utara
Sumatera Utara
5 2 kelompok terakhir yang Mulai mengarah pada permasalahan SDA yang
mempresentasikan hasil diskusinya pada ada di Sumatera Utara walau sedikit terlambat
pertemuan selanjunya mulai banyak kajiannya
terkait dengan SDA yang ada di Sumatera
Utara dengan menggantinya di luar waktu
diskusi
6 Siswa asyik memperbaiki hasil kerjanya Siswa mulai bisa mengefektifkan waktu yang
terutama pada bentuk penampilan tersedia
slidenya dengan gambar-gambar yang
berarti siswa mulai memahami dan sangat
berminat mempelajari geografi sebelum
melakukan presentasi
7 Terdapat 2 kelompok yang secara detail Mulai berani mengambil kebijakan dan ide
menampilkan prinsip dan aspek geografi setelah melakukan dan melihat penampilan
hingga membuat suatu ide baru untuk kelompok sebelumnya karena sudah
menyelesaikannya dan terdapat di disampaikan guru beberapa hal yang harus
Sumatera Utara dengan foto-foto yang diperbaiki
tersedia internet dan peta Sumatera Utara
pada prinsip dan aspek geografi
8 3 kelompok yang berinisiatif sendiri Menunjukan keberanian walau masih ada
untuk presentasi di awal karena merasa beberapa kekurangan hasil kerjanya namun
siap dengan karyanya minat dan inisiatifnya membuat kelompok
tersebut lebih unggul dari yang lain.
B. Pembahasan
Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
selama 3 bulan, terhadap siswa kelas X-1 melalui penerapan Model Pembelajaran
Generatif, yang menunjukan bahwa minat belajar geograf siswa meningkat secara
bertahap karena motivasi, penghargaan diri/kelompok dari diskusi kelompok yang
dilakukan dan tantangan yang diberikan dalam materi geografi. Hal ini dapat
dilihat dari tabel analisis siklus di bawah ini:
Tabel 4. Perbandingan Siklus I, II dan III
No Siklus I Siklus II Siklus III
1 Pada siklus ini perencaan Pada siklus ini perencaan Perencanaan pada siklus III
belum terencana dengan baik dari hasil refleksi pada berdasarkan refleksi siklus I dan
karena belum dapat siklus I menjadi landasan II sehingga makin baik untuk
meningkatkan minat belajar sehingga mulai terlaksana dilaksanakan agar efektifitas dan
geografi siswa perencanaan yang disusun efisiensi dalam penerapan model
walau masih ada pembelajaran generatif dapat
kekurangannya terwujud
2 Penentuan kelompok belum Penentuan kelompok Penentuan kelompok pada minat
maksimal karena hanya diskusi berdasarkan variasi dan kepemilikan laptop/notebook
berdasarkan tempat duduk jenis kelamin dan tingkat untuk mengoptimalkan diskusi
minat siswa kelompok karena tema dan
38
Dari analisis data observasi ketiga siklus di atas, ternyata minat belajar
geografi siswa sangat mempengaruhi hasil kerja yang dilakukannya baik secara
pribadi dan kelompok. Ini karena faktor motivasi, materi, tantangan dan penilaian
yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Selama ini
apa yang dilakukan kurang menantang dan memacu siswa untuk berkreatifitas
sehingga hanya terfokus pada kognitif. Dengan apa yang dilakukan dari siklus I –
III maka kognitif, psikomotori dan afektif dilibatkan secara keseluruhan sehingga
15 Medan.
39
Konsep serta Penerapan konsep sangat sesuai dalam peningkatan minat belajar
optimal karena berbabagai faktor yang sudah dijelaskan pada pembagian siklus di
atas.
diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari pembelajaran SMP yang
pertanyaan pada disi siswa, mengapa hal itu terjadi dan selanjutnya mengajak dan
mendorong siswa untuk berdiskusi tentang fakta atau gejala yang baru diselidiki
hipotesis. Namun pada siklus I tidak muncul dan tercapai karena kendala dihadapi
oleh guru dalam menerapkan MPG untuk meningkatkan minat belajar geografi
40
siswa kelas X-1 ini. Namun pada siklus II dan III hal ini mulai baik dalam tahapan
sumber, memberi bimbingan dan arahan, dengan demikian para siswa dapat
melakukan proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang diberikan seperti pada
siklus I, II dan III. Tugas yang diberikan dalam pembelajaran sedemikian rupa
hingga memberi peluang dan merangsang siswa untuk menguji dengan caranya
sampai dengan 4 siswa sehingga siswa dapat berlatih untuk meningkatkan sikap
seperti ilmuwan. Misalnya pada aspek kerjasama dengan sesama teman sejawat,
(sharing idea) dan keberanian bertanya. Inilah tidak berkembang pada siklus I dan
banyak. Demikian juga pada siklus III siswa mulai fokus apa yang menjadi
karena itu siswa kelas X-1 mulai menunjukan kemampuan untuk memfokuskan
diri pada apa yang dipelajari. Tukar pengalaman menjadikan siswa lebih banyak
dilakukannya.
41
ini belum muncul karena hanya beberapa kelompok saja yang menunjukan
keberanian dan minatnya melakukannya. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses
tukar pengalaman diantara siswa. Proses asimilasi apabila konsepsi siswa kelas X-
1 sesuai dengan konsep benar menurut data eksperimen terjadi proses akomodasi
apabila konsepsi siswa sesuai dengan data empiris. Pada tahap ini pula guru
memberikan pemantapan konsep dan latihan soal agar siswa memahami secara
mantap konsep tersebut. Ini mulai efektif MPG untuk meningkatkan minat belajar
menggunakan konsep barunya dan konsep benar dalam situasi baru yang
berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siklus III
yang dapat mencapai tahapan MPG ini bagi siswa kelas X-1. Pada tahap ini
pemberian soal-soal latihan diberikan lebih banyak agar lebih memahami konsep
(isi pembelajaran) secara mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang
dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang sehingga tingkat retensi
siswa semakin baik. Oleh karena itu pada tahap siklus III diberikan soal Ulangan
Harian (UH) dalam bentuk paket kode A dan B. Pada siklus dan ekfektiftas MPG
minat belajar geografi siswa yang tinggi dan juga hasil kerja diskusi
kelompoknya.
42
pada bab I, maka minat siswa akan meningkat dengan perencanaan, metode,
alokasi waktu, dan soal latihan di akhir pertemuan dan penghargaan siswa
akan terwujud bila minat akan pelajaran dan guru berpengaruh besar terhadap
kualitas pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu optimalkan kreatifitas guru
sehingga siswa tidak mengalami penurunan minat terhadap mata pelajaran, guru
BAB IV
A. Kesimpulan
Konsep serta Penerapan konsep sangat sesuai dalam peningkatan minat belajar
geografi siswa di kelas X-1 Semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2015/2016 sesuai
dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru geografi.
minat belajar geografi siswa akan meningkat dengan perencanaan, metode, alokasi
dan refleksi pada Siklus I, II, dan III secara optimal dengan memperhatikan
B. Saran
dengan kondisi dan karakteristik siswa. Selanjutnya, diharapkan kepada para guru
yang dianggap sesuai. Guru perlu memiliki pemahaman dan wawasan yang baik
belajar geografi siswa di tingkat SMA. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti pada
peneliti lanjutan dengan mengambil sampel yang lebih luas serta variabel
DAFTAR PUSTAKA
Basha Salim , S.A dan Digumarti Bhaskara Rao. 2006. Methods of Teaching
Geography. NewDelhi: Discovery Publishing House.
Dick,W dan Carey, L. 1996. The Systemathic Design of Instruction. 4th. Harper
Collins Publishers.
Gagne, R. 1965. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart & Wiston.
Hamacheck, D., dan Slavin. 1990. Phsycology in Teaching Learning and Growth.
Toronto: Allyn and Bacon.
Joyce, Bruce., Marsha Weil., Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model-
modelPengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khosim, Amir dan Kun Marlina Lubis. 2007. .Geografi untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Grasiondo.
Merrill, M.D., Kelety, JC., dan Wilson B. 1981. Elaboration Theory and Cognitve
Psychology Instructional Science. New York: Longman.
47
Shadish, W., Cook, T., & Campbell, D. 2002. Experimental and Quasi-
Experimental Designs for Generalized Causal Inference.
Boston:Houghton Mifflin.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina
Aksara.
Wilen, E.E and Clegg, A.A. 1996. Effective Questions and Questioning: A
Research Review. Theory and Research in Social Education. (14) pp.151-
161.