Di abad modern ini kita pasti tak asing lagi dengan seorang ilmuwan ternama dunia
yang pernah hidup antara 1564 sampai 1642 AD, yaitu Galeleo Galilei. Sebagai seorang
ilmuwan pada umumnya yang memiliki sikap kritis ia mencari fakta fakta ilmiah yang
terjadi dalam kehidupan melalui pengamatan, percobaan percobaan ataupun alat alat yang
dibuatnya sendiri . Seperti kita ketahui juga Galeleo Galelei telah banyak membuat alat
alat untuk membantunya untuk melakukan riset-riset yang dia lakukan. Hipotesa hipotesa
haruslah dijawab dengan cara cara ilmiah empiric sehingga hasil kerjanya dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum apalagi jika penemuan penemuan baru
yang belum pernah ditemukan sebelumnya bertentangan dengan fatwa dari lembaga atau
orang memiliki kewenangan khusus ataupun para pembuat kebijakan.
Galelio galelei adalah seorang pendobrak yang meletakkan dasar dasar saintifik. ia
adalah matematikawan , astronom dan fisikawan sejati. dikenal sebagi bapak sains
modern dimana di dalam sains semuanya harus berdasarkan fakta fakta ilmiah dan bukan
terhadap keyakinan dan asumsi asumsi saja. Di abad 21 ini pemikiran akan sains sudah
sedemikian majunya dan dapat dirasakan manfaatnya serta menjadi budaya bagi manusia
modern. Dengan sains ,manusia saat sekarang sudah mampu menjadi mahluk yang sangat
cerdas dan bahkan telah bisa membuat kecerdasan buatan.
Sebagai seorang yang penuh dengan ide ide kritis dan berfikir analitis mau tidak
mau Galeleo Galelei,harus berhadapan dengan pihak gereja yang kala itu memiliki
wewenang yang sangat kuat dalam banyak hal termasuk juga dalam mengeluarkan fatwa
fatwa yang berhubungan dengan aturan aturan tentang alam semesta raya. Pada saat itu
Gereja telah menganut paham Geocentris dimana mataharilah yang mengelilingi bumi,
sedangkan Gallileo Galilei bersandarkan pada teleskop yang dibuatnya dan perhitungan
matematikanya sangat mendukung paham Heliocentris yang mula mula diperkenalkan oleh
Copernicus yang juga dianggap sebagai pemberontak karena telah melawan fatwa gereja
yang sangat percaya karena berpedoman dengan firman Tuhan yang kemudian melahirkan
faham Geocentris. dimana bumilah yang mengitari matahari dan bumi sebagai pusat tata
surya (Yoshua 10:12-13).
Sungguh tragis nasib Galeleo Galilei yang berupaya mencari kebenaran ataupun
fakta fakta sains. Penelitiannya yang dilakukan secara seksama dan menghabiskan waktu
bertahun tahun justru membuat pihak gereja menuduhnya sebagai seorang kafir pembuat bid
ah yang merongrong agama suci, melawan firman Tuhan yang sudah diturunkan. Galeleo
telah merendahkan Alkitab dengan tulisan tulisannya yang bertentangan dengan ayat suci .
Galeleo Galilei telah melakukan kesalahan besar melawan ajaran Tuhan, firman Tuhan.
Hari itu tanggal 22 Juni 1633. seorang pria tua yang lemah sedang berlutut dihadapan
pengadilan inkwisisi Roma, jika ia ingin menyelamatkan dirinya dari hukuman maka ia
harus menyangkal apa yang ia ketahui sebagai kebenaran. Tapi Galeleo tetap pada
pendiriannya di usia yang sudah 70 tahun lebih ia pasrah. Akhirnya hukum manusia
berbicara. Ada yang mengatakan bahwa ia digantung sampai mati tetapi karena sudah tua
ia hanya diasingkan jauh dari pergaulan dan sangat terkucilkan.
2. Jika nomor surat mulai surat pertama sampai surat terakhir dijumlahkan akan diperoleh
5. Banyaknya penyebutan kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” dalam Al Qur‟an (2 termasuk ayat
dan 112 bukan termasuk ayat Al Qur‟an) adalah 114 kali, yang sama dengan 19 x 6.
6. Kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” tidak disebut dalam surat At Taubah (surat ke-9) tetapi
dalam surat An Naml (surat ke-27) kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” disebut 2 kali sehingga
kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” disebut sebanyak 114 kali. Tambahan kata “Bismillahi ar
rahmani ar rahimi” disebut pada surat ke 27 ayat 30. 27 + 30 = 57 = 19 x 3.
8. Kata “wa al yatalaththaf” yang menjadi titik tengah Al Qur‟an ternyata terletak pada surat ke–18
ayat 19.
Kata “Allah” dalam ayat-ayat Al Qur‟an disebut sebanyak 2698 kali Kata “rahman” ayat-ayat
dalam Al Qur‟an disebut sebanyak 57 kali Kata “rahim” atau “rahima” dalam ayat-ayat Al
Qur‟an disebut sebanyak 115 kali. Meskipun demikian, kata “rahim” atau “rahima” yang
berkenaan dengan sifat Allah sebanyak 114. Kata “rahim” pada QS berkenaan dengan sifat
manusia (Muhammad SAW). Secara matematika diperoleh
10. Ayat dalam Al Qur‟an yang diturunkan pertama kali adalah surat Al „Alaq ayat 1-5. Banyaknya
kata dalam surat Al „Alaq ayat 1-5 adalah 19 kata dan banyaknya huruf yang menyusun 19 kata
tersebut adalah 76 huruf, 76 = 19 x 4.
11. Banyaknya ayat dalam surat Al ,Alaq adalah 19 ayat dan banyaknya huruf adalah 304 huruf, 304
= 19 x 16.
12. Surat Al ,Alaq (surat yang pertama turun) adalah surat ke-96 dan surat An Nas (surat terakhir)
adalah surat ke–114. Banyaknya bilangan mulai 96 sampai 114 adalah 19 bilangan, yaitu
96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114.
Jika bilangan-bilangan tersebut dijumlahkan diperoleh
96 + 97 + 98 + . . . + 114 = 1995 = 19 x 105. Perhatikan posisi bilangan 105 dalam
barisan. 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114.
12. Ayat terakhir yang diturunkan adalah surat ke-110. Surat ke-110 memuat 19 ayat dan ayat
pertama memuat 19 huruf.
13. Kata “qur‟an” disebut dalam 38 surat berbeda, 38 = 19 x 2. Banyak penyebutan kata “Quran'
adalah 57 kali, 57 = 19 x 3.
1. Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi yang relatif sama setiap 19 tahun.
4. Fase sinodik bulan yaitu fase dimana bulan secara rutin terlihat dari bumi (gerak semu
menurut pengamatan dari bumi , gerak relative bulan) memiliki masa waktu 29,530579. jika
anda gunakan kalkulator maka 29530579 = 1554241 x 19
5. Fase siderik bulan yaitu fase dimana bulan berotasi mengelilingi bumi 27,321582. jika anda
gunakan kalkulator maka 27321582 = 1437978 x 19
6. Waktu rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit. jika kita gunakan kalkulator 2356 = 124 x 19
Penutup
Berdasarkan uraian di atas, ternyata Al Qur‟an berbicara matematika. Jadi salah kiranya jika masih
menganggap bahwa matematika lepas dari agama. Matematika tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
umum yang lepas dari agama, dan tidak dapat dikatakan bahwa agama terlepas dari ilmu umum.
Secara umum, tentunya salah jika masih menganggap ada ilmu umum dan ilmu agama.
GALELEO GALILEI, MATEMATIKA DAN AL QURAN
ADA ANGKA 19 DALAM LAFADZ ALLAH
ADA ANGKA 19 DALAM LAFADZ ALLAH
Ada Angka 19 Dalam Lafadz Allah
Sebelumnya telah kita ketahui bahwasannya angka 19 ternyata memiliki makna tkhusus
dalam Al quran dan ternyata ini merupakan kunci rahasia untuk mengungkap kebenaran A Qur
an. Dalam pembahasan ini, akan kita ungkap mengapa angka 19 dijadikan kunci pembuka
mengungkap kebenaran. konteks pembicaraan dibatasi pada himpunan bilangan asli. Hal ini
dilakukan karena himpunan bilangan yang dikenal pertama kali oleh manusia adalah bilangan asli,
yaitu 1, 2, 3, 4, …. Dalam sejarah, bilangan asli dikembangkan di India dan dikenal dengan bilangan
Hindu yang terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan 19 merupakan bilangan ganjil. Bilangan
ganjil adalah bilangan yang jika dibagi dua sisanya 1. Jika berbicara dalam konsep konkruensi,
bilangan ganjil adalah bilangan yang konkruensi 1 modulo 2. Secara simbol, jika x ganjil maka x 1
(mod 2). Pemilihan bilangan ganjil sangat beralasan. Dalam salah satu hadits disebutkan “Allah
adalah ganjil (witr) dan menyukai sesuatu yang ganjil (witr)”. Pertanyaan yang muncul berikutnya
adalah mengapa harus 19, karena bilangan ganjil yang lain masih banyak, misalnya 1, 3, 5, 7, 9, 11,
dan 13. Ternyata bilangan 19 merupakan bilangan prima, dan tidak semua bilangan ganjil adalah
prima. Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua pembagi (faktor) yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Bilangan 1 tidak prima karena hanya mempunyai satu pembagi. Bilangan yang
tidak prima dan bukan bilangan 1 disebut bilangan komposit. Sekarang akan dikaji makna bilangan
prima secara matematika. Perhatikan Tabel 4 berikut untuk melihat perbedaan bilangan prima dan
bilangan komposit.
12 x 9 = 108
123 x 9 = 1107
1234 x 9 = 11106
Berdasarkan uraian di atas, ternyata Al Qur‟an berbicara matematika. Jadi salah kiranya jika masih
menganggap bahwa matematika lepas dari agama. Matematika tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
umum yang lepas dari agama, dan tidak dapat dikatakan bahwa agama terlepas dari ilmu umum.
Secara umum, tentunya salah jika masih menganggap ada ilmu umum dan ilmu agama.