Anda di halaman 1dari 20

GALELEO GALILEI, MATEMATIKA DAN AL QURAN

SEJARAH GALELEO GALILEI

Di abad modern ini kita pasti tak asing lagi dengan seorang ilmuwan ternama dunia
yang pernah hidup antara 1564 sampai 1642 AD, yaitu Galeleo Galilei. Sebagai seorang
ilmuwan pada umumnya yang memiliki sikap kritis ia mencari fakta fakta ilmiah yang
terjadi dalam kehidupan melalui pengamatan, percobaan percobaan ataupun alat alat yang
dibuatnya sendiri . Seperti kita ketahui juga Galeleo Galelei telah banyak membuat alat
alat untuk membantunya untuk melakukan riset-riset yang dia lakukan. Hipotesa hipotesa
haruslah dijawab dengan cara cara ilmiah empiric sehingga hasil kerjanya dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum apalagi jika penemuan penemuan baru
yang belum pernah ditemukan sebelumnya bertentangan dengan fatwa dari lembaga atau
orang memiliki kewenangan khusus ataupun para pembuat kebijakan.

Galelio galelei adalah seorang pendobrak yang meletakkan dasar dasar saintifik. ia
adalah matematikawan , astronom dan fisikawan sejati. dikenal sebagi bapak sains
modern dimana di dalam sains semuanya harus berdasarkan fakta fakta ilmiah dan bukan
terhadap keyakinan dan asumsi asumsi saja. Di abad 21 ini pemikiran akan sains sudah
sedemikian majunya dan dapat dirasakan manfaatnya serta menjadi budaya bagi manusia
modern. Dengan sains ,manusia saat sekarang sudah mampu menjadi mahluk yang sangat
cerdas dan bahkan telah bisa membuat kecerdasan buatan.

Sebagai seorang yang penuh dengan ide ide kritis dan berfikir analitis mau tidak
mau Galeleo Galelei,harus berhadapan dengan pihak gereja yang kala itu memiliki
wewenang yang sangat kuat dalam banyak hal termasuk juga dalam mengeluarkan fatwa
fatwa yang berhubungan dengan aturan aturan tentang alam semesta raya. Pada saat itu
Gereja telah menganut paham Geocentris dimana mataharilah yang mengelilingi bumi,
sedangkan Gallileo Galilei bersandarkan pada teleskop yang dibuatnya dan perhitungan
matematikanya sangat mendukung paham Heliocentris yang mula mula diperkenalkan oleh
Copernicus yang juga dianggap sebagai pemberontak karena telah melawan fatwa gereja
yang sangat percaya karena berpedoman dengan firman Tuhan yang kemudian melahirkan
faham Geocentris. dimana bumilah yang mengitari matahari dan bumi sebagai pusat tata
surya (Yoshua 10:12-13).

Sungguh tragis nasib Galeleo Galilei yang berupaya mencari kebenaran ataupun
fakta fakta sains. Penelitiannya yang dilakukan secara seksama dan menghabiskan waktu
bertahun tahun justru membuat pihak gereja menuduhnya sebagai seorang kafir pembuat bid
ah yang merongrong agama suci, melawan firman Tuhan yang sudah diturunkan. Galeleo
telah merendahkan Alkitab dengan tulisan tulisannya yang bertentangan dengan ayat suci .
Galeleo Galilei telah melakukan kesalahan besar melawan ajaran Tuhan, firman Tuhan.

Hari itu tanggal 22 Juni 1633. seorang pria tua yang lemah sedang berlutut dihadapan
pengadilan inkwisisi Roma, jika ia ingin menyelamatkan dirinya dari hukuman maka ia
harus menyangkal apa yang ia ketahui sebagai kebenaran. Tapi Galeleo tetap pada
pendiriannya di usia yang sudah 70 tahun lebih ia pasrah. Akhirnya hukum manusia
berbicara. Ada yang mengatakan bahwa ia digantung sampai mati tetapi karena sudah tua
ia hanya diasingkan jauh dari pergaulan dan sangat terkucilkan.

Betapa sedihnya sang ilmuwan besar. Galeleo sungguh merana karena


mempertahankan sesuatu yang ia yakini benar karena penemuan penemuan ilmiahnya. ia
pasrah dihukum karena dianggap melakukan bid ah membuat hukum hukum yang
bertentangan dengan Alkitab. Dalam pasrahnya Galeleo merenungi apa saja yang telah ia
perbuat sehingga menyebabkan ia dihukum. Dalam perenungannya ia mencatatkan kalimat
yang sangat terkenal hingga sekarang. “Mathematics is the language in which God wrote the
universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta
ini)” yang kalau kita kembangkan terjemahan itu bisa menjadi kalimat “Seharusnya apapun
yang sumbernya dari Tuhan ada perantara komunikasinya yaitu bahasa matematika “. Alam
raya yang menciptakan adalah Tuhan, disanalah sains akan melihat bahwa matematika
hadir sebagai penerjemah yang mengkomunikasikan antara pencipta dan yang diciptakan.
Kitab suci yang diturunkan juga demikian, pastilah mengandung atau memiliki unsur
matematika didalamnya sebagai pesan bahwa ini datang dari Sang Pencipta sehingga
menimbulkan keyakinan atas kebenarannya.

MATEMATIKA DAN LOGIKA BERFIKIR

Pandangan sains secara konvensional menempatkan matematika sebagai suatu yang


prinsipil dari sebuah cabang pengetahuan dimana alasan dikedepankan, emosi tidak dilibatkan,
kepastian menjadi hal yang ingin diketahui, dan kebenaran hari ini merupakan kebenaran untuk
selamanya. Dalam hal ini matematika adalah suatu alat berfikir secara benar. Dalam
matematika dikenal istilah logika dan penarikan kesimpulan. Ada tata aturan yang harus
dipenuhi jika kita ingin mengambil suatu kesimpulan. Tidak boleh kita menyimpulkan dua
keadaan yang saling kontradiksi. Dalam hal ini matematika mengajarkan kepada kita
bahwa hal yang kontradiksi tidak boleh terjadi secara berbarengan. Maka itulah apabila
dikaitkan dengan matematika maka sesuatu yang kontradiksi dengan terpaksa ditolak ,
sehingga jika dihubungkan dengan kebenaran sejati maka apabila ada kitab yang isi
didalamnya ada saling kontradiksi maka kitab tersebut ada cacatnya atau kebenarannya
mestilah tertolak dan jika tidak mestilah ada alasan lain yang menjadi jembatan dalam
pemahamannya.

Al qur an dan Kebenaran


Al quran adalah kitab suci agama Islam yang sangat terpelihara , dipercaya sebagai
kitab yang memiliki kebenaran mutlak, sehingga apapun di dalamnya mengandung
kebenaran yang tak terbantahkan dan tanpa cacat sedikitpun. jikalau ada ayat ayat yang
saling bertentangan di dalamnya tentulah kita harus menyimpulkan ada sesuatu yang salah
di dalamnya. Kalaulah terdapat banyak sekali kesalahan kesalahan atau kontradiksi di
dalamnya maka sewajarnya kita katakan bahwa kitab tersebut tidak cocok sebagai petunjuk
karena sudah ada campur tangan dan terkotori oleh mahkluk. Dalam hal ini secara tegas
Al quran sangat lantang berani mengatakan ini adalah kitab yang suci yang tidak ada
keragu raguan di dalamnya (al Baqarah 2:2) , artinya bahwa kitab ini menjamin apa yang
disampaikannya adalah kebenaran sejati. Berani diuji dengan fakta sains termodern apakah
bertentangan atau tidak pada ayat ayat yang berbicara tentang sains. Melalui ayat ini
pastilah di dalam kitabnya tidaklah mungkin ada hal yang saling kontradiksi. jikalau al
Qur an berbicara tentang sains tentulah tidak mungkin bertentangan dengan fakta sains dan
jika berbicara banyak tentang sains pastilah harus saling mendukung antara satu ayat
dengan ayat yang lainnya. Sampai saat ini setelah diteliti bahwa dalam al Quran juga
banyak berbicara tentang sains dan belum pernah terjadi pertentangan ataupun kontradiksi
dengan sains modern, justru keberadaan sains sangat mendukung ayat ayat yang
berhubungan dengan sains, sehingga banyak ilmuwan yang terkagum kagum bagaimana al
Qur an bisa terlebih dahulu menyimpulkan dari penemuan sains modern.

KEAJAIBAN MATEMATIKA DALAM ALQURAN


Keajaiban Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan diketahui,
tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran ditulis/disusun mungkin belum banyak yang
mengetahui. Orang-orang non-muslim khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa
Al Qur’an adalah buatan Muhammad yang notabene seorang yang tak pandai membaca dan
menulis. Padahal kalau kita baca Al Qur’an ada ayat yang menyatakan tantangan kepada orang-
orang kafir khususnya untuk membuat buku/kitab seperti Al Quran dimana hal ini tidak mungkin
akan dapat dilakukan meskipun jin dan manusia bersatu padu membuatnya. Tulisan singkat ini
bertujuan untuk menyajikan beberapa keajaiban Al Qur’an dilihat dari segi bagaimana Al Qur’an
ditulis.Ternyata Al Qur’an ditulis menurut aturan matematika dan seolah olah menjawab
mirisnya statemen Galeleo ketika menghadap pengadilan inkuisissi Roma “Mathematics is
the language in which God wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan
Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini)”

Kata Kata dan Angka Menakjubkan dalam Al Qur’an


Kalau kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Quran dan
menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Quran, kita akan peroleh suatu hal
yang sangat menakjubkan. Mungkin kita bertanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mencari dan menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal tersebut
tidak menjadi masalah. Dari perhitungan jumlah kata tertentu dari Al Quran ternyata ada
sisi yang menarik. Misalnya pada kata “dunya” dan “akhirat” memiliki frekuensi sama (masing
masing terdiri dari 115 kata ), ini dapat kita tafsirkan bahwa Allah menyuruh umat manusia
untuk memperhatikan baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya
kehidupan dunia dan akhirat sama-sama penting bagi orang Islam. Selanjutnya pada penyebutan
kata “malaaikat” dan “syayaathiin” juga disebutkan secara seimbang masing masing berjumlah
88 kata. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kebaikan yang direfleksikan oleh kata
“malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya kejahatan yang direfleksikan oleh kata
“syayaathiin”. Hal lain juga dapat kita kaji pada beberapa pasangan kata yang lain yaitu Al-
Hayat / Al-Maut terdiri dari 45 kata dan Al-Rajul (Lelaki) / Al-Mara (Perempuan) terdiri dari
24 kata.
Beberapa kata lain yang menarik adalah kata “syahr (bulan)” yang disebutkan sebanyak
12 kali yang menunjukkan bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah 12, dan kata “yaum (hari)”
yang disebutkan sebanyak 365 kali yang menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365
hari. Selanjutnya Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata “daratan”
disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut kita tambahkan kita
dapatkan angka 45. Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr (lautan)” terhadap total
jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan: (32/45)x100% = 71.11111111111% serta dengan
mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita
dapatkan (13/45)x100% = 28.88888888889%. Ini adalah sungguh luar biasa karena kita
akan dapatkan bahwa Allah SWT dalam Al Quran 14 abad yang lalu menyatakan bahwa
persentase air di bumi adalah 71.11111111111%, dan persentase daratan adalah
28.88888888889%, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan di bumi ini.

Al Qur an dan Angka 19


Adalah seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang
ilmuan muslim, Dr. Rashad Khalifa yang pertama kali menemukan sistem matematika pada
desain Al Qur’an. Dia memulai meneliti komposisi matematik dari Al Quran pada 1968, dan
memasukkan Al Qur’an ke dalam sistem komputer pada 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan
menerjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk
memperoleh jawaban untuk menjelaskan tentang inisial pada beberapa surat dalam Al Qur’an
(seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan hanya dengan “hanya Allah yang
mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-
inisial tersebut setelah memasukkan teks Al Qur’an ke dalam sistem komputer, dengan tujuan
utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial
tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan temuan-temuan
pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE QURAN: Significance of the
Mysterious Aphabets” pada Oktober 1973 bertepatan dengan Ramadan 1393. Dari hasil
temuannya ternyata didapatkan data bahwa Surat “Qaaf” (S No. 50) yang dimulai dengan
inisial “Qaaf” mengandung huruf “Qaaf” dengan jumlah terbanyak. Surat “Shaad” (QS No. 38)
yang memiliki inisial “Shaad”, mengandung huruf “Shaad” dengan proporsi terbesar. Fenomena
ini benar untuk semua surat yang berinisial, kecuali Surat Yaa Siin (No. 36), yang menunjukkan
kebalikannya yaitu huruf “Yaa” dan “Siin” memiliki proporsi terendah. Berdasarkan temuan
tersebut, pada awalnya dia hanya berfikir sampai sebatas temuan tersebut mengenai inisial pada
Al Qur’an, tanpa menghubungkan frekuensi munculnya huruf-huruf yang ada pada inisial surat
dengan sebuah bilangan pembagi secara umum (common denominator). Akhirnya, pada Januari
1974 (bertepatan dengan Zul-Hijjah 1393), dia menemukan bahwa bilangan 19 sebagai bilangan
pembagi secara umum dalam insial-inisial tersebut dan seluruh penulisan dalam Al Qur’an,
sekaligus sebagai kode rahasia Al Qur’an. Temuan ini sungguh menakjubkan karena seluruh teks
dalam Al Qur’an tersusun secara matematis dengan begitu canggihnya yang didasarkan pada
bilangan 19 pada setiap elemen sebagai bilangan pembagi secara umum. Sistem matematis
tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang bervariasi dari yang sangat sederhana (bisa dihitung
secara manual) sampai dengan yang sangat kompleks yang harus memerlukan bantuan program
komputer untuk membuktikan apakah kelipatan 19. Jadi, sistem matematika yang didasarkan
bilangan 19 yang melekat pada Al Quran dapat diapresiasi bukan hanya oleh orang yang
memiliki kepandaian komputer dan matematika tingkat tinggi, tetapi juga oleh orang yang hanya
dapatmelakukan penghitungan secara sederhana.

Keistimewaan Bilangan 19 dalam Al Qur’an


Keistimewaan bilangan 19 ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Muddatstsir ayat 30
dan 31. Di atasnya ada 19 (malaikat penjaga). Dan tidak Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat, dan tidaklah kami menjadikan jumlah mereka itu (yakni 19) melainkan
cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan
supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab
dan orang-orang yang beriman tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam
hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apa yang dikehendai Allah dengan
ini (bilangan 19) sebagai perumpamaan?”. Berdasarkan ayat tersebut, terungkap bahwa
bilangan 19 mempunyai tiga fungsi utama, yaitu (1) menjadi cobaan (fitnah) bagi orang kafir
dan orang yang mempunyai penyakit di hatinya, (2) memantapkan keyakinan orang-orang yang
diberi Al-Kitab (sebelum turunnya Al Qur‟an), dan (3) menambah keimanan orang-orang
mukmin. Suatu pertanyaan yang muncul adalah dengan cara bagaimana bilangan 19 dapat
menambah keimanan dalam hati orang mukmin. Penjelasan berikut akan mengantarkan pada
fakta bahwa bilangan 19 merupakan bilangan kunci untuk menjelaskan keagungan Allah dan
kemurnian Al Qur‟an. Keistimewaan bilangan 19 dalam Al Qur‟an dapat ditunjukkan dalam
beberapa fakta mulai yang mudah sampai yang sangat kompleks sehingga diperlukan bantuan
kalkulator atau komputer. Berikut ini adalah beberapa fakta yang mudah mengenai bilangan 19
dalam Al Qur‟an.

1. Banyaknya surat dalam Al Qur‟an adalah 114, yang sama dengan 19 x 6.

2. Jika nomor surat mulai surat pertama sampai surat terakhir dijumlahkan akan diperoleh

1 + 2 + 3 + 4 + … + 112 + 113 + 114 = 6555 = 19 x 345. 10


3. Banyaknya huruf hijaiyyah dalam kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” adalah 19 huruf.
4. Apabila kita membaca surat Alfatehah yaitu surat yang sangat Agung, mulai dari
bismillah sampai aamiin maka akan kita dapatkan ada 19 kali pertemuan antara bibir atas
dan bibir bawah. dan kita ketahui bibir adalah bagian utama manusia untuk berkomunikasi.
Dalam sholatnya umat Islam selalu membaca Seurat Alfatihah sebagai komunikasi antara zat
yang menciptakan dan yang diciptakan

5. Banyaknya penyebutan kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” dalam Al Qur‟an (2 termasuk ayat
dan 112 bukan termasuk ayat Al Qur‟an) adalah 114 kali, yang sama dengan 19 x 6.

6. Kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” tidak disebut dalam surat At Taubah (surat ke-9) tetapi
dalam surat An Naml (surat ke-27) kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” disebut 2 kali sehingga
kata “Bismillahi ar rahmani ar rahimi” disebut sebanyak 114 kali. Tambahan kata “Bismillahi ar
rahmani ar rahimi” disebut pada surat ke 27 ayat 30. 27 + 30 = 57 = 19 x 3.

7. Banyaknya bilangan mulai 9 sampai 27 adalah 19 bilangan, yaitu


9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan jika bilangan-bilangan
tersebut dijumlahkan akan diperoleh 9 + 10 + 11 + . . . + 27 = 342 = 19 x 18. Perhatikan posisi
bilangan 18 dalam barisan 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27.
Ternyata 18 berada di posisi tengah-tengah 19 bilangan tersebut.

8. Kata “wa al yatalaththaf” yang menjadi titik tengah Al Qur‟an ternyata terletak pada surat ke–18
ayat 19.

9. Kata “ism” dalam ayat-ayat Al Qur‟an disebut sebanyak 19 kali

Kata “Allah” dalam ayat-ayat Al Qur‟an disebut sebanyak 2698 kali Kata “rahman” ayat-ayat
dalam Al Qur‟an disebut sebanyak 57 kali Kata “rahim” atau “rahima” dalam ayat-ayat Al
Qur‟an disebut sebanyak 115 kali. Meskipun demikian, kata “rahim” atau “rahima” yang
berkenaan dengan sifat Allah sebanyak 114. Kata “rahim” pada QS berkenaan dengan sifat
manusia (Muhammad SAW). Secara matematika diperoleh

19 = 19 x 1 2698 = 19 x 142 57 = 19 x 3 114 = 19 x 6

Jika pengali dalam bilangan-bilangan di atas dijumlahkan akan diperoleh


1 + 142 + 3 + 6 = 152 = 19 x 8.

10. Ayat dalam Al Qur‟an yang diturunkan pertama kali adalah surat Al „Alaq ayat 1-5. Banyaknya
kata dalam surat Al „Alaq ayat 1-5 adalah 19 kata dan banyaknya huruf yang menyusun 19 kata
tersebut adalah 76 huruf, 76 = 19 x 4.

11. Banyaknya ayat dalam surat Al ,Alaq adalah 19 ayat dan banyaknya huruf adalah 304 huruf, 304
= 19 x 16.

12. Surat Al ,Alaq (surat yang pertama turun) adalah surat ke-96 dan surat An Nas (surat terakhir)
adalah surat ke–114. Banyaknya bilangan mulai 96 sampai 114 adalah 19 bilangan, yaitu

96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114.
Jika bilangan-bilangan tersebut dijumlahkan diperoleh
96 + 97 + 98 + . . . + 114 = 1995 = 19 x 105. Perhatikan posisi bilangan 105 dalam
barisan. 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114.

12. Ayat terakhir yang diturunkan adalah surat ke-110. Surat ke-110 memuat 19 ayat dan ayat
pertama memuat 19 huruf.

13. Kata “qur‟an” disebut dalam 38 surat berbeda, 38 = 19 x 2. Banyak penyebutan kata “Quran'
adalah 57 kali, 57 = 19 x 3.

Keistimewaan Bilangan 19 dalam Alam Semesta

1. Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi yang relatif sama setiap 19 tahun.

2. Komet Halley mengunjungi matahari setiap 76 tahun, 76 = 19 x 4.

3. Pada buku LANGMAN'S MEDICAL EMBRYOLOGY, Fifth edition, karangan T. W. Sadler,


yang digunakan sebagai textbook di sejumlah besar sekolah kedokteran di U.S.A, pada halaman 88
menyebutkan bahwa "In general the length of pregnancy for a full term fetus is considered to be 280
days or 40 weeks after onset of the last menstruation, or more accurately, 266 days or 38 weeks after
fertilization." Bilangan 266 dan 38 keduanya adalah kelipatan 19.

4. Fase sinodik bulan yaitu fase dimana bulan secara rutin terlihat dari bumi (gerak semu
menurut pengamatan dari bumi , gerak relative bulan) memiliki masa waktu 29,530579. jika
anda gunakan kalkulator maka 29530579 = 1554241 x 19

5. Fase siderik bulan yaitu fase dimana bulan berotasi mengelilingi bumi 27,321582. jika anda
gunakan kalkulator maka 27321582 = 1437978 x 19

6. Waktu rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit. jika kita gunakan kalkulator 2356 = 124 x 19

Penutup

Berdasarkan uraian di atas, ternyata Al Qur‟an berbicara matematika. Jadi salah kiranya jika masih
menganggap bahwa matematika lepas dari agama. Matematika tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
umum yang lepas dari agama, dan tidak dapat dikatakan bahwa agama terlepas dari ilmu umum.
Secara umum, tentunya salah jika masih menganggap ada ilmu umum dan ilmu agama.
GALELEO GALILEI, MATEMATIKA DAN AL QURAN
ADA ANGKA 19 DALAM LAFADZ ALLAH
ADA ANGKA 19 DALAM LAFADZ ALLAH
Ada Angka 19 Dalam Lafadz Allah
Sebelumnya telah kita ketahui bahwasannya angka 19 ternyata memiliki makna tkhusus
dalam Al quran dan ternyata ini merupakan kunci rahasia untuk mengungkap kebenaran A Qur
an. Dalam pembahasan ini, akan kita ungkap mengapa angka 19 dijadikan kunci pembuka
mengungkap kebenaran. konteks pembicaraan dibatasi pada himpunan bilangan asli. Hal ini
dilakukan karena himpunan bilangan yang dikenal pertama kali oleh manusia adalah bilangan asli,
yaitu 1, 2, 3, 4, …. Dalam sejarah, bilangan asli dikembangkan di India dan dikenal dengan bilangan
Hindu yang terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan 19 merupakan bilangan ganjil. Bilangan
ganjil adalah bilangan yang jika dibagi dua sisanya 1. Jika berbicara dalam konsep konkruensi,
bilangan ganjil adalah bilangan yang konkruensi 1 modulo 2. Secara simbol, jika x ganjil maka x 1
(mod 2). Pemilihan bilangan ganjil sangat beralasan. Dalam salah satu hadits disebutkan “Allah
adalah ganjil (witr) dan menyukai sesuatu yang ganjil (witr)”. Pertanyaan yang muncul berikutnya
adalah mengapa harus 19, karena bilangan ganjil yang lain masih banyak, misalnya 1, 3, 5, 7, 9, 11,
dan 13. Ternyata bilangan 19 merupakan bilangan prima, dan tidak semua bilangan ganjil adalah
prima. Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua pembagi (faktor) yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Bilangan 1 tidak prima karena hanya mempunyai satu pembagi. Bilangan yang
tidak prima dan bukan bilangan 1 disebut bilangan komposit. Sekarang akan dikaji makna bilangan
prima secara matematika. Perhatikan Tabel 4 berikut untuk melihat perbedaan bilangan prima dan
bilangan komposit.

Tabel 4. Beberapa Bilangan Prima, Komposit, dan Pembaginya.


Prima Pembagi Komposit Pembagi
7 1, 7 9 1, 3, 9
11 1, 11 10 1, 2, 5, 10
19 1, 19 20 1, 2, 4, 5, 10,
20
17 1, 17 30 1, 2, 3, 5, 6, 10,
15, 30
31 1, 31 100 1, 2, 4, 5, 10,
20, 25, 50, 100
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa ketika bilangan prima difaktorkan dan faktornya dijejer mulai
yang terkecil sampai yang terbesar akan diperoleh bilangan prima tersebut selalu berdekatan dengan
1. Tidak ada pembagi lain yang menghalangi bilangan prima itu sendiri dengan 1. Sebaliknya pada
bilangan komposit diperoleh bahwa bilangan itu selalu dihalangi oleh pembagi lain untuk dekat
dengan 1. Semakin 13
besar bilangan komposit tersebut, maka penghalang antara bilangan itu dengan 1 cenderung semakin
banyak. Jika fenomema ini dimaknai dan direnungi, maka pribadi prima adalah pribadi yang selalu
dekat dengan yang satu, dzat yang maha tunggal, yaitu Allah SWT. Bukankah Allah SWT adalah
satu, sebagaimana disebutkan dalam QS 112:1. Pribadi prima adalah pribadi yang tidak ada
penghalang (hijab) antara dirinya dengan Allah SWT. Hati orang yang mempunyai kepribadian
prima selalu terpaut dengan Allah SWT. Tidak ada penyakit dalam hati pribadi prima yang dapat
menghalangi hubungannya dengan Allah SWT. Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah mengapa
harus 19. Bukankah bilangan prima selain 19 masih banyak, misalnya 3, 5, 7, 11, 13, 17, dan 29.
Mengapa bukan 13 yang diakui secara internasional sebagai bilangan mengerikan (bilangan sial).
Mengapa bukan 17 yang diakui kaum muslimin sebagai bilangan istimewa karena adanya 17 rakaat
dan 17 Ramadhan. Jawaban terhadap pertanyaan ini, karena bilangan 19 merupakan bilangan prima
yang unik. 19 dapat dinyatakan sebagai 10 + 9. Selain itu 19 dapat dinyatakan sebagai 10 2 – 92.
Selain itu karena bilangan 19 tersusun dari bilangan 1 dan 9. Telah disebutkan sebelumnya bahwa
bilangan asli yang pertama dikembangkan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Posisi bilangan 1 adalah di
awal dan bilangan 9 adalah di akhir. Perhatikan juga bahwa 9 adalah bilangan yang terbesar jika
dibandingkan yang lain. Jika hal ini dimaknai maka dengan bilangan 19, seseorang diingatkan pada
dzat yang awal, yang akhir, yang wahid/ahad, dan yang maha besar. Bukankan Allah SWT adalah
dzat yang maha awal dan maha akhir, dzat yang satu, dan dzat yang maha besar. Perhatikan beberapa
firman Allah SWT pada QS 57:3 dan QS 112:1 Bilangan 1 dan 9 mempunyai keistimewaan yang
tidak dimiliki bilangan lain. Keistimewaan bilangan 1 adalah bahwa semua bilangan asli yang lain
berasal dari 1. Sebagai contoh 2 = 1 + 1 14
4 = 1 + 1 + 1 + 1 9 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 +1 +1 15 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 +1 + 1 + 1 + 1 +
1 + 1 + 1 + 1. Keistimewaan bilangan 9 adalah bahwa jumlah digit hasil kali suatu bilangan dengan 9
akan selalu sama dengan 9. Perhatikan contoh berikut. 2 x 9 = 18 dan 1 + 8 = 9 3 x 9 = 27 dan 2 + 7
= 9 7 x 9 = 63 dan 6 + 3 = 9 13 x 9 = 117 dan 1 + 1 + 7 = 9 41 x 9 = 369 dan 3 + 6 + 9 = 18, 1 + 8 =
9 456 x 9 = 4104 dan 4 + 1 + 0 + 4 = 9 Keistimewaan yang lain dari perkalian suatu bilangan dengan
9 yaitu akan menghasilkan suatu pola tertentu yang menunjukkan suatu keindahan. Perhatikan
keindahan pola pada beberapa contoh berikut. Contoh 1

12 x 9 = 108

123 x 9 = 1107

1234 x 9 = 11106

12345 x 9 = 111105 123456 x 9 = 1111104 1234567 x 9 = 11111103 12345678 x 9 = 111111102


123456789 x 9 = 1111111101. Contoh 2. 9 x 9 = 81 98 x 9 = 882 987 x 9 = 8883 9876 x 9 = 88884
98765 x 9 = 888885 987654 x 9 = 8888886 15
9876543 x 9 = … 98765432 x 9 = … 987654321 x 9 = … Tentunya pembaca tidak akan mengalami
kesulitan untuk mengisi jawaban tiga perkalian terakhir. Perhatikan juga jumlah digit masing-masing
hasil perkalian pada Contoh 1 dan 2. Makan tersirat dalam contoh 1 dan 2 adalah konsep keindahan.
Bukankah Allah itu indah dan menyukai keindahan. Jadi, kurang patut kiranya jika mengaku sebagai
hamba Allah tetapi tidak menyukai keindahan, keserasian, keharmonisan, keteraturan, dan
keseimbangan.
Penutup

Berdasarkan uraian di atas, ternyata Al Qur‟an berbicara matematika. Jadi salah kiranya jika masih
menganggap bahwa matematika lepas dari agama. Matematika tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
umum yang lepas dari agama, dan tidak dapat dikatakan bahwa agama terlepas dari ilmu umum.
Secara umum, tentunya salah jika masih menganggap ada ilmu umum dan ilmu agama.

Anda mungkin juga menyukai