Format Sop
Format Sop
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Suatu cara untuk mengetahui resiko kekurangan energi protein (KEK) wanita usia subur
Tujuan 1. Mengetahui resiko KEK Wus, baik ibu hamil maupun calon ibu untuk menapis wanita
yang mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperran dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK
3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak
4. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK
Kebijakan
Referensi 1. LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia <23,5 cm
2. Pada bayi 0-30 hari : >9,5 cm
3. Balita dengan KEP <12,5 cm
Prosedur a. Peralatan
1. Pita pengukur LILA
2. Alat tulis menulis
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
PEMERIKSAAN GULA DARAH PUASA (GDP)
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga klien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfektan pada tempat yang akan diambil sampel darah dengan
menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol
2. Pengambilan sampel darah
3. Sampel darah diletakkan pada strip hemoglobin
4. Membaca hasil pemeriksaan hemoglobin pada glukomen
5. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kadar gula darah sesaat
(GDS) dalam darah. Sampel darah diletakkan pada strip GDS yang berada di alat pengukur
Gula Darah Sesaat (glukomen). Kadar GDS dibaca dalam satuan mg/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar Gula Darah Sesaat didalam darah.
2. Menetapkan kadar Gula Darah Sesaat dalam darah
Indikasi Pemeriksaan sesuai dengan permintaan dari Dokter
Petugas Perawat
Persiapan alat dan Alat : Glukomen, Strip Gula Darah Sesaat, Blod lancet, Autoclik
bahan Bahan : Kapas, Alkohol
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Meregristasi permintaan pemeriksaan
2. Mempersiapkan alat
3. Mencuci tangan
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga klien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfektan pada tempat yang akan diambil sampel darah dengan
menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol
2. Pengambilan sampel darah
3. Sampel darah diletakkan pada strip Gula Darah Sesaat
4. Membaca hasil pemeriksaan Gula Darah Sesaat pada glukomen
5. Menetapkan kadar Gula Darah Sesaat dalam darah
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kolesterol dalam darah.
Sampel darah diletakkan pada strip kolesterol yang berada di alat pengukur kolesterol
(glukomen). Kadar kolesterol dibaca dalam satuan mg/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar kolesterol didalam darah.
2. Menetapkan kadar kolesterol dalam darah
Indikasi Pemeriksaan sesuai dengan permintaan dari Dokter
Petugas Perawat
Persiapan alat dan Alat : Glukomen, Strip kolesterol, Blod lancet, Autoclik
bahan Bahan : Kapas, Alkohol
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Meregristasi permintaan pemeriksaan
2. Mempersiapkan alat
3. Mencuci tangan
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga klien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfektan pada tempat yang akan diambil sampel darah dengan
menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol
2. Pengambilan sampel darah
3. Sampel darah diletakkan pada strip kolesterol
4. Membaca hasil pemeriksaan kolesterol pada glukomen
5. Menetapkan kadar kolesterol dalam darah
2.
PEMERIKSAAN URIC ACID
(ASAM URAT)
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui uric acid (asam urat)
dalam darah. Sampel darah diletakkan pada strip uric acid (asam urat) yang berada di alat
pengukur uric acid (asam urat) glukomen. Kadar uric acid (asam urat) dibaca dalam satuan
mg/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar uric acid (asam urat) didalam darah.
2. Menetapkan kadar uric acid (asam urat) dalam darah
Indikasi Pemeriksaan sesuai dengan permintaan dari Dokter.
Petugas Perawat
Persiapan alat dan Alat : Glukomen, Strip uric acid (asam urat), Blod lancet, Autoclik
bahan Bahan : Kapas, Alkohol
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Meregristasi permintaan pemeriksaan
2. Mempersiapkan alat
3. Mencuci tangan
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga klien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfektan pada tempat yang akan diambil sampel darah dengan
menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol
2. Pengambilan sampel darah
3. Sampel darah diletakkan pada strip uric acid (asam urat)
4. Membaca hasil pemeriksaan uric acid (asam urat) pada glukomen
5. Menetapkan kadar uric acid (asam urat) dalam darah
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun
dan disajikan untuk memantau secara kohort perkemb angan pengobatan pasien TB yang
dilakukan pada setiap unit pelayanan kesehatan sampai ke Kementrian Kesehatan
Tujuan 1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB sesiau dengan
aturan yang telah ditetapkan
2. Memantau secara kohort perkembangan pengobatan pasien TB
kebijakan
Referensi Kementrian Kesehatan RI (2012) penemuan dan pengobatan pasien TB. Jakarta : penerbit
buku Kementrian RI Direktorat
Jendral penendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI (2012) panduan pengelolaan logistic
Program pengendalian Tuberculosis , Jakarta : penerbit buku
Pelaksanaan :
1. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas kesehatan
3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Provinsi
4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat pusat
TUBERCULOSIS
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis bakteri tahan
asam (BTA), yang ditandai denagn pembentukan tuberkel di jaringan paru.
Tujuan 1. Memberikan pelayanan pengobatan kuratif
2. Memberikan kepastian pengobatan agar pengobatan dijalankan sesuai dengan aturan
yang ditetapkan sehingga dapat dicegah kemungkinan drop out
Referensi 1. Permenkes No 21 Tahun 2013 tentang penanggulangan HIV AIDS
2. Dirjen PP dan PL 2012 pedoman penerapan layanan konprehensif HIV IMS
berkesinambungan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Petugas Perawat
Langkah langkah Kriteria Diagnosis :
dan prosedur 1. Gejala dan tanda klinis umumnya minimal berupa malaise, kelemahan badan, lesu, nafsu
makan menurun (anoreksia), penurunan BB, suhu badan sedikit meningkat pada sore
hari, batuk, ronchi krepitasi di apek paru, haemoptoe.
2. Gejala dan tanda klinis mungkin tidak ada sama sekali
3. Tes tuberculin ataw PPD positif terutama baru terjadi konfersi dari negative menjadi positif
4. Adanya infiltrak di apek atau subklavia , sering dengan kavitas.
5. Mycobacterium TB pada sputum cairan lambung atw usapan nasofaring
Pemeriksaan
Anamnesia :
- Gejala mungkin minimal atau tidak ada sama sekali, non spesifik
- Batuk, rasa malas, muda capai, BB menurun, suhu badan meningkat pada sore hari,
keringat malam hari dan nyeri pleuritic.
- Batuk darah (hemoptoe) ataw riak bercampur darah sugestif untuk adanya penyakit
tuberculosis
- Mungkin didapatkan gejala dari luar paru, seperti pdaa laring, usus, ginjal, dan SSP
- Riwayat kontak dengan penderita yang diketahui menderita tuberculosis
Pemeiksaan fisik
- Tanda klinis sering tidak ada. Ronkhi krepitasi di apek atau lobus superior paru yang
presisten mungkin di jumpai . Ronkhi ini sering terdengar pada waktu pasien inspirasi
setelah batuk.
Pemeriksaan penunjang
- Tes reaksi (tes tuberculin PPD)
- Pemeriksaan Bakteriologis
Sputum 3 kali sewaktu, pagi, sewaktu dan kultur, cairan lambung, biopsy limfonodi
- Radiologis
Rongen toraks, mungkin diperlukan lebih dari sekali pemeriksaan, tak ada
pathogenesis.
Diagnosa banding
- Pneumonia bacterial atau viral
- Abses paru
- Mikosis paru
- Karsinoma bronkhogenik
- Sarkoidosis
- Infeksi Mycobakterium kapitik
Prosedur Aaa. Persiapan
M - Membuat diagnosis dan menentukan masuk kategori
- Menentuka PMO
- Edukasi penderita dan PMO sebaik mungkin
Bbb. Alat
- Status pasien TB 01-TB 09
- Obat tuberculosis
c. Cara kerja
Berikan edukasi sebaik baiknya, berikan motivasi minum obat sesuai ketentuan
Obat anti Tuberculosis (OAT)
1. Untuk kategori 1 : apus BTA (+)
2. Untuk kategori II : TB relaps atau gagal pengobatan
3. Untuk kategori III : Apus BTA (-), TB anak, efusi pleura
4. Untuk kategori IV : TB kronik
Referensi 1. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, DepartemenKesehatan RI,
1991
KUSTA
No. Dokumen :
No. Revisit :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Penyakit yang merupakan penyakit menular disebabkan oleh kuman Mycobactorium Leprae
yang menyerang saraf tepi, kulit, organ lain kecuali susunan saraf pusat
Tujuan Menemukan penyakit kusta secara dini, memutuskan rantai penularan, mengobati dengan
lengkap, mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi berulang.
Referensi Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008
Petugas Perawat
Alat/bahan Kapas, bolpoin, buku pemeriksaan kusta, buku penderita kusta
Prosedur 1. Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan melakukan kegiatan kontak
penderita, survey case, RSV dan skrening pada anak sekolah
2. Pasien dating ke loket minta nomor antrian diarahkan ke BP umum
3. Di BP umum dilakukan pemeriksaan pandang dan raba
4. Diagnosis kusta didasarkan pemeriksaan pandang dan periksa. Pasien dilihat ada
kelainan kulit atau tidak, jika ada dilakukan tes semsifitas pada bercak tersebut. Ada
3 tanda pasti kusta yang disebut Cardinal Sugn yaitu lesi (kelainan, bercak) kulit
yang mati rasa, penebalan saraf disertai gangguan fungsi, pemeriksaan hapusan
darah ditemukan basil tahan asam.
5. Jika sudah ditemukan maka pasien dibuatkan buku register pasien dan buku
pengobatan kusta.
6. Type kusta ada 2 ; Type B dan MB
7. Type PB bila jumlah bercak mati rasa 1-5, hanya satu saraf yang tergantung dan
hasil tahan asamnya negative
8. Type MB bila jumlah bercak yang mati rasa lebih dari 5, saraf yang terganggu lebih
dari satu saraf, dan basil tahan asamnya positif
9. Pengobatan type PB dengan MDT selama 6-9 bulan, jika type dengan MDT selama
12-18 bulan
10. Pasien sebelum pengobatan, selama dan sesudah pengobatan bias terjadi reaaksi.
Jika timbul reaksi pengobatannya dengan system tapering off prednisone 40
mg/hari selama 2 minggu, 30 mg/hari selama 2 minggu, 20 mg/hari selama 2
minggu, 15 mg/hari selama 2 minggu, 10 mg selama 2 minggu dan 5 mg selama 2
minggu. Setiap ambil obat prednisone harus dilakukan pemeriksaan POD, untuk
mengetahui kemajuan terapi
11. Pasien dinyatakan RFT jika sudah pengobatan MDT untuk PB selama 6 bulan, MB
selama 12 bulan
Pasien dinyatakan OOC jika sudah diamati selama 5 tahun dari awal pengobatan pasien
datang ke loket minta nomor antrian diarahkan ke BP umum
Unit Terkait Loket, Klinik Umum
Tim Mutu Puskesmas
Koordinator Pelayanan Puskesmas
Pengelolah P2M Puskesmas
Apotek