Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PERCOBAAN I
INSTALASI SEDERHANA

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian
instalasi sederhana.
2. Dapat membuat rangkaian instalasi sederhana.
3. Mengetahui macam-macam saklar dan perbedaanya, serta pemasangan
kabel yang berbeda-beda tergantung pada jenis saklar.
4. Mengetahui cara kerja dari rangkaian instalasi sederhana yang telah
dibuat.
5. Mengetahui prinsip kerja MCB.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang
dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik
itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah. Yang
membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah
bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian
pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik semakin
kuat. Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung
(on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Berikut merupakan saklar yang
digunakan pada saat percobaan :
A. Saklar Tunggal
Saklar tunggal atau saklar engkel, yang mana saklar tunggal adalah adalah
saklar yang terdiri dari satu buah tuas. Bisa mematikan dan menghidupkan
lampu dengan sekali tekan.
Gambar 1.1 Rangkaian Wiring Saklar Tunggal posisi OFF

Pada gambar 1.1 garis berwarna merah jambu dan merah adalah kabel
fasenya. Perbedaanya adalah garis berwarna merah jambu artinya adalah
kabel listrik yang belum dialiri arus, sedangkan yang berwarna merah artinya
kabel yang telah dialiri arus listrik. Kabel yang berwara biru adalah kabel
netralnya.
Pemasangan kabel fase adalah dari main line/PLN menuju ke saklar
kemudian menuju ke lampu. Sedangkan kabel netralnya langsung saja ke
lampu.

Gambar 1.2 Rangkaian Wiring Saklar Tunggal posisi ON

B. Saklar Tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi
saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan
menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi
penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel
atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga
saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong.
Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena
penggunaan saklar ini sangat praktis.

Gambar 1.3 Rangkaian Wiring Saklar Tukar

Prinsip kerja rangkaian gambar 1.3 adalah, lampu akan menyala jika kedua
saklar berada pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada di bagian
kontak atas semua atau kontak bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian di
atas. Sedangkan lampu akan padam jika posisi saklar berbeda tempat, misal
satu saklar berada di kontak atas dan satu lainnya di kontak bawah atau
sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan saklar bisa dihidupkan maupun
dimatikan dari arah bergantian. Berikut ilustrasinya, warna merah adalah
aliran arus listriknya.

1.2.2 MCB

Gambar 1.4 MCB (Miniature Circuit Breaker)


MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik
rumah yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai
sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat
arus listrik (short circuit atau korsleting).
Pada instalasi listrik rumah, MCB terpasang di kWh meter listrik PLN dan
juga di MCB Box. Jadi sebenarnya kita “kenal baik” dengan komponen ini,
setidaknya tahulah bentuk dan dimana lokasinya. Tentunya karena setiap terjadi
listrik di rumah overload disebabkan kelebihan pemakaian daya listrik
atau korsleting, maka yang pasti dicari untuk menyalakan listrik PLN adalah
MCB yang ada di kWh meter atau MCB Box. MCB mempunyai tiga macam
fungsi yaitu:
 Pemutus Arus
 Proteksi Beban Lebih (overload)
 Proteksi Hubung Singkat (Short Circuit)
Fungsi proteksi ini akan bekerja bila terjadi korsleting atau hubung singkat
arus listrik. Terjadinya korsleting akan menimbulkan arus listrik yang sangat
besar dan mengalir dalam sistem instalasi listrik rumah. Bagian MCB yang
mendeteksi adalah bagian magnetic trip yang berupa solenoid (bentuknya
seperti coil/lilitan), dimana besarnya arus listrik yang mengalir akan
menimbulkan gaya tarik magnet di solenoid yang menarik switch pemutus aliran
listrik. Sistem kerjanya cepat, karena bertujuan menghindari kerusakan pada
peralatan listrik. Bayangkan bila bagian ini gagal bekerja. Bagian bimetal
strip sebenarnya juga merasakan arus hubung singkat ini, hanya saja reaksinya
lambat sehingga kalah cepat dari solenoid ini. Bila
MCB trip karena overload seperti pada poin 2, maka kita cukup mengurangi
pemakaian listrik dengan memutuskan sebagian beban peralatan listrik. Setelah
itu MCB bisa kita “ON” kan kembali. Tetapi perlu kita beri waktu sekitar 1 atau
2 menit untuk bimetal kembali normal lebih dahulu. Sedangkan bila MCB trip
karena korsleting, maka jangan langsung “ON” kan MCB, tetapi pastikan dulu
bagian dari instalasi listrik rumah yang bermasalah sudah dilepaskan dari sistem
kelistrikan. Biasanya pada peralatan listrik atau bagian listrik tersebut ada tanda-
tanda seperti percikan bunga api listrik, bau gosong atau bunyi letupan saat
terjadi hubung singkat. Jadi bedanya MCB trip karena overload atau hubung
singkat bisa dilihat secara mudahnya dari sini.
1.2.3 Lampu

Gambar 1.5 Lampu Pijar

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu"


dapat juga berarti bola lampu. Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai
penerang, lampu memiliki bentuk seperti botol dengan rongga yang berisi kawat
kecil yang akan menyalah apabila disambungkan ke aliran listrik. Awal hadirnya
lampu dari seorang ilmuan, walaupun sering gagal dalam percobaannya namun
tidak menyerah dalam eksperimen menciptakan lampu setelah bertahun-tahun
lamanya sang ilmuwan pun menciptakan bola Lampu. Terdapat jenis-jenis lampu,
namun yang digunakan pada praktikum ini adalah lampu pijar.

1.2.4 Stop Kontak

Gambar 1.6 Stop Kontak

Stop kontak (dalam bahasa inggris disebut dengan Socket Outlet) adalah
salah satu alat listrik yang biasa kita jumpai pada instalasi Listrik di rumah, dan
berfungsi sebagai tempat menghubungkan aliran listrik ke berbagai alat listrik
atau alat elektronik kita di rumah. (Stop kontak adalah tempat mencolokkan steker
listrik). Stop kontak ini biasa dihubungkan dengan menggunakan Steker (Colokan
Listrik), yang biasa terpasang pada berbagai alat listrik yang ada di rumah. Bentuk
Stop kontak pada umumnya memiliki bahan utama dari Plastik/PVC/ atau jenis
isolator lainnya, memiliki 2 buah lubang tempat colokan, untuk menyambungkan
kabel listrik fasa dan netral, selain itu Stop kontak yang bagus dan aman,
sebaiknya dilengkapi juga dengan terminal untuk kabel arde agar instalasi listrik
dan alat listrik di rumah menjadi lebih aman digunakan.

1.2.5 Fitting

Gambar 1.7 Fitting Lampu

Fitting adalah suatu alat listrik untuk menghubungi lampu dengan kawat-
kawat kabel (wire) pada jaringan listrik secara aman. Dengan menggunakan
fitting peralatan listrik kita seperti lampu akan lebih aman bila digunakan dan
menjadi rapi. Berikut ini akan diberikan penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat
dan jenis fitting.
Fitting bermanfaat sebagai alat listrik yang fungsinya sebagai dudukan
lampu seperti lampu pijar, neon, tl, downlight dan jenis lampu lainnya.
Fitting bermanfaat sebagai alat untuk mendistribusikan arus listrik dari rangkaian
instalasi listrik ke lampu, lampu pijar, neon, tl, downlight, dan jenis lampu- lampu
lainnya. Fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan jaringan
listrik secara aman.
Untuk menyambung penghantar dengan kontak fitting, harus diperhatikan
bahwa kontak sebelah dalam fitting dihubungkan dengan penghantar fasa,
sedangkan kontak sebelah luar fitting yang berulir dihubungkan dengan
penghantar nol dari jaringan listrik.

1.2.6 Jumper

Gambar 1.8 Jumper

Jumper adalah istilah dalam dunia elektronika untuk menghubungkan antara


dua titik atau lebih. Jika ingin membuat sebuah rangkaian elektronik, kita
membuat beberapa papan yang saling berhubungan, maka kita
menghubungkannya dengan jumper. Jika membuat sebuah papan elektronika,
berhubung dipasaran biasanya hanya terdapat pcb yang single side, sedangkan
kita kekurangan tempat untuk menghubungkan antar titik, kita perlu juga
melakukan jumper. Jika terdapat sebuah jalur yang terputus, seperti jalur
terangkat, dan lain sebagainya, kita dapat menghubungkannya kembali dengan
cara dijumper.

1.2.7 Kabel

Gambar 1.9 Kabel


Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical
Cable adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari Konduktor
dan Isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang biasanya digunakan
oleh Kabel Listrik adalah bahan Tembaga dan juga yang berbahan Aluminium
meskipun ada juga yang menggunakan Silver (perak) dan emas sebagai bahan
konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang digunakan karena harganya
yang sangat mahal. Sedangkan Isolator atau bahan yang tidak/sulit menghantarkan
arus listrik yang digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Thermoplastik dan
Thermosetting yaitu polymer (plastik dan rubber/karet) yang dibentuk dengan satu
kali atau beberapa kali pemanasan dan pendinginan. Kabel Listrik pada dasarnya
merupakan sejumlah Wire (kawat) terisolator yang diikat bersama dan
membentuk jalur transmisi multikonduktor. Dalam pemilihan kabel listrik, kita
perlu memperhatikan beberapa faktor penting yaitu warna kabel listrik, label
informasi dan aplikasinya. Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan
informasi-informasi penting tentang kabel listrik yang bersangkutan sehingga kita
dapat menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan penggunaan.
1.3 Alat dan Bahan
1. Saklar Tunggal
2. Saklar Tukar
3. MCB
4. Lampu
5. Stop Kontak
6. Charger HP
7. Jumper
8. Kabel
9. Fitting

1.4 Gambar Rangkaian


1.4.1 Percobaan 1

Gambar 1.10 Rangkaian Instalasi Percobaan 1

Gambar 1.11 Diagram 1 Kabel Rangkaian Percobaan 1


1.4.2 Percobaan 2

Gambar 1.12 Rangkaian Instalasi Percobaan 2

Gambar 1.13 Diagram 1 Kabel Rangkaian Percobaan 2

1.4.3 Percobaan 3

Gambar 1.14 Rangkaian Instalasi Percobaan 3

Gambar 1.15 Diagram 1 Kabel Rangkaian Percobaan 3


1.4.4 Percobaan 4

Gambar 1.16 Rangkaian Instalasi Percobaan 3

Gambar 1.17 Diagram 1 Kabel Rangkaian Percobaan 3


1.5 Langkah Kerja
1.5.1 Percobaan 1
1. Sambungkan sumber arus AC 220 V dengan MCB, MCB di sini
digunakan sebagai pengaman arus.
2. Sambungkan kabel fase dari PLN menuju ke saklar, lalu sambungkan
pada bagian input di lampu.
3. Sambungkan ground pada sumber ke ground lampu.
4. Amatilah nyala lampu, ketika saklar di on-off kan.

1.5.2 Percobaan 2
1. Sambungkan sumber arus AC 220 V dengan MCB, MCB di sini
digunakan sebagai pengaman arus.
2. Sambungkan kabel fase dari PLN menuju ke saklar, lalu sambungkan
pada bagian input di lampu.
3. Paralelkan lampu 1 dan lampu 2.
4. Sambungkan ground pada sumber ke ground lampu.
5. Amatilah nyala lampu 1 dan lampu 2, ketika saklar di on-off kan.

1.5.3 Percobaan 3
1. Sambungkan sumber arus AC 220 V dengan MCB, MCB di sini
digunakan sebagai pengaman arus.
2. Sambungkan kabel fase dari PLN menuju ke saklar, lalu sambungkan
pada bagian input di lampu.
3. Paralelkan lampu 1 dan lampu 2.
4. Sambungkan ground pada sumber ke ground lampu.
5. Pasangkan fasa dari sumber dengan stop kontak, begitu juga dengan
ground dari sumber disambingkan dengan ground di stop kontak.
6. Amatilah nyala lampu 1 lampu 2 dan stop kontak, ketika saklar di on-
off kan.
1.5.4 Percobaan 4
1. Sambungkan sumber arus AC 220 V dengan MCB, MCB di sini
digunakan sebagai pengaman arus.
2. Sambungkan kabel fase dari PLN menuju ke input saklar 1,
sambungkan 2 kabel lain pada saklar 1, ke input dan salah satu kabel
lain dari saklar 2, output pada saklar 2 disambungkan pada bagian
input di lampu.
3. Sambungkan ground pada sumber ke ground lampu.
4. Amatilah nyala lampu dengan variasi on-off pada saklar 1 dan saklar
2.
1.6 Data Percobaan
1.6.1 Percobaan 1
Tabel 1.1 Tabel Kondisi Saklar dan Lampu Percobaan 1
No Kondisi Saklar Lampu
1 ON Nyala
2 OFF Mati

1.6.2 Percobaan 2
Tabel 1.2 Tabel Kondisi Saklar dan Lampu Percobaan 2
No Kondisi Saklar Lampu 1 Lampu 2
1 ON Nyala Nyala
2 OFF Mati Mati

1.6.3 Percobaan 3
Tabel 1.3 Tabel Kondisi Saklar dan Lampu Percobaan 3
No Kondisi Saklar Lampu 1 Lampu 2 Stop Kontak
1 ON Nyala Nyala Nyala
2 OFF Mati Mati Mati

1.6.4 Percobaan 4
Tabel 1.4 Tabel Kondisi Saklar dan Lampu Percobaan 4

No Kondisi Saklar 1 Kondisi Saklar 2 Lampu 2


1 ON ON Nyala
2 OFF OFF Nyala
3 ON OFF Mati
4 OFF ON Mati
1.7 Analisa
1.7.1 Percobaan 1
Pada percobaan 1, arus mengalir dari sumber menuju ke MCB, ketika
MCB pada posisi on maka arus mengalir menuju saklar. Seperti yang terlihat
pada tabel 1.1 ketika saklar pada posisi off maka arus tidak dialirkan menuju ke
lampu sehingga lampu mati. Ketika saklar pada posisi on maka arus dialirkan
menuju ke lampu sehingga lampu menyala.

1.7.2 Percobaan 2
Pada percobaan 2, arus arus mengalir dari sumber menuju ke MCB, ketika
MCB pada posisi on maka arus mengalir menuju saklar. Seperti yang terlihat
pada tabel 1.2 ketika saklar pada posisi off maka arus tidak dialirkan menuju ke
lampu 1 dan 2 sehingga kedua lampu mati. Ketika saklar pada posisi on maka
arus dialirkan menuju ke lampu 1 dan 2 sehingga kedua lampu menyala.

1.7.3 Percobaan 3
Pada percobaan 3, arus mengalir dari sumber menuju ke MCB, ketika
MCB pada posisi on maka arus mengalir menuju saklar. Seperti yang terlihat
pada tabel 1.3 ketika saklar pada posisi off maka arus dialirkan menuju ke lampu
sehingga lampu mati. Ketika saklar pada posisi on maka arus dialirkan menuju
ke lampu sehingga lampu menyala. Stop kontak tetap menyala saat saklar pada
posisi on maupun off, karena stop kontak terhubung lansung ke fasa dan netral.

1.7.4 Percobaan 4
Pada percobaan 4, arus mengalir dari sumber menuju ke MCB, ketika
MCB pada posisi on maka arus mengalir menuju saklar tukar. Seperti yang
terlihat pada tabel 1.4 ketika saklar 1 pada posisi on dan saklar 2 pada posisi on
maka arus dialirkan menuju ke lampu sehingga lampu menyala. Ketika saklar 1
pada posisi on dan saklar 2 pada posisi off maka arus tidak dialirkan menuju ke
lampu sehingga lampu mati. Ketika saklar 1 pada posisi off dan saklar 2 pada
posisi on maka arus tidak dialirkan menuju ke lampu sehingga lampu mati.
Ketika saklar 1 pada posisi off dan saklar 2 pada posisi off maka arus dialirkan
menuju ke lampu sehingga lampu menyala.
1.8 Kesimpulan
1. MCB (Miniature Circuit Breaker) digunakan sebagai pengaman ketika
terjadi hubung singkat (short circuit). Apabila ada arus lebih akan
menghasilkan panas pada bimetal, sehingga bimetal akan melengkung
sehingga bisa menghentikan kontak MCB. MCB memiliki solenoida
yang akan menghantarkan MCB saat grounding atau korsleting.
2. Pada percobaan 1, ketika saklar off arus tidak mengalir sehingga lampu
mati dan ketika saklar on arus mengalir sehingga lampu menyala.
3. Pada percobaan 2, ketika saklar off arus tidak mengalir sehingga kedua
lampu mati dan ketika saklar on arus mengalir sehingga kedua lampu
menyala karena rangkaian terhubung secara paralel.
4. Pada percobaan 3, stop kontak akan tetap menyala dan tidak dipengaruhi
oleh saklar karena stop kontak terhubung langsung ke fasa dan netral.
5. Pada percobaan 4, ketika saklar pada keadaan sama (on semua atau off
semua) maka lampu menyala dan ketika saklar pada keadaan berbeda
maka lampu mati.

Anda mungkin juga menyukai