Anda di halaman 1dari 15

PAPER BAKTERIOLOGI

INFEKSI SALURAN GENITAL

PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….....
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..
A. Latar belakang ……………………………………………………………………………….
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………..
BAB II : ISI …………………………………………………………………………………….
A. Treponema pallidum …………………………………………………………………………
 Morfologi dan klasifikasi ………………………………………………………………..
 Epidemiologi ……………………………………………………………………………
 Patogenesis ………………………………………………………………………………
 Sifat biokimia ……………………………………………………………………………
 Pencegahan ………………………………………………………………………………
 Pengobatan ………………………………………………………………………………

B. Neisseria gonorrhoeae ……………………………………………………………………….


 Morfologi dan klasifikasi ……………………………………………………………….
 Epidemiologi …………………………………………………………………………….
 Patogenesis ………………………………………………………………………………
 Sifat biokimia …………………………………………………………………………….
 Pencegahan ………………………………………………………………………………
 Pengobatan ………………………………………………………………………………
C. Gardnerella vaginalis ………………………………………………………………………..
 Morfologi dan klasifikasi ………………………………………………………………..
 Epidemiologi …………………………………………………………………………….
 Patogenesis ………………………………………………………………………………
 Sifat biokimia ……………………………………………………………………………
 Pencegahan ………………………………………………………………………………
 Pengobatan ………………………………………………………………………………
BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………………………….
C. Daftar pustaka …………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Urogenital adalah Gabungan antara saluran urine dal saluran kelamin. Walaupun
terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung
bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena saluran reproduksi
perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering
tidak diketahui, karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki. Pada perempuan
dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher rahim,
meningkatkan resiko HIV, kelainan pada janin (BBLR, infeksi bawaan sejak lahir, bayi
lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur).
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak)
yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia
bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang
memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir
rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau
mandul.
Berbagai jenis bakteri dapat menimbulkan penyakit infeksi pada saluran urine dan
alat reproduksi. Infeksi saluran urine dan alat reproduksi biasanya disebabkan oleh
bakteri yang dapat masuk dari luar ke dalam sistem saluran urine dan sistem reproduksi.
Diantara beberapa beberapa golongan bakteri yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, bakteri yang paling sering menjadi penyebab infeksi pada system
reproduksi adalah Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Gardnerella
vaginalis.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi dari bakteri penyebab infeksi saluran
urogenital.
2. Untuk mengetahui epidemiologi dari bakteri penyebab infeksi saluran urogenital.
3. Untuk mengetahui pathogenesis dan sifat biokimia dari bakteri penyebab infeksi
saluran urogenital.
4. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan bakteri penyebab infeksi saluran
urogenital.

BAB II
ISI

A. Treponema pallidum
1. Morfologi dan klasifikasi

Treponema berasal dari perkataan yunani “trepo” yang artinya berputar dan
“nema” yang artinya benang. Berbentuk spiral halus, panjangnya 5-15 mikron, garis
tengah 0,009-0,5 mikron. Kuman penyakit ini mempunyai bentuk seperti spiral dan
bergerak dengan berputar pada sumbu panjangnya. Kuaman Treponema pallidum ini di
temukan oleh Schaudin dan Hoffman dalam tahun 1905. Masih banyak kuman lain
yang menyebabkan penyakit lain yang mempunyai bentuk spiral, seperti penyakit patek,
bajel dan sebagainya. Karena itu, sukar menentukan apakah suatau kuman berbentuk
spiral itu kuman Treponema pallidum atau tidak. Ada juga treponema lain yang hidup
sebagai flora normal di mulut manusia dan alat kelamin tanpa menyebabkan penyakit.
Treponema pallidum pallidum yang merupakan penyebab sifilis. Treponema
pallidum pallidum merupukan spirochaeta yang bersifat motile yang umumnya
menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah
di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur
transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks
memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk
bergerak di dalam medium kental seperti lender (mucus). Dengan demikian organisme ini
dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui
jaringan dan membran mucosa.

Klasifikasi :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Spirochaetae
Kelas : Spirochaetae
Famili : Spirochaetaceae
Genus : Treponema
Spesies : T.pallidum
Nama Binomial: Treponema pallidum

2. Epidemiologi
Bakteri T. Palidum merupakan bakteri penyebab penyakit kelamin yaitu sifilis.
Sejak tahun 1962, kasus – kasus sifilis di Amerika Serikat yang diperoleh semakin
bertambah setiap tahunnya sekitar 4,7 %. Dalam tahun 1976, kasus sifilis primer dan
sekunder yang dilaporkan telah menurun sebanyak 74 % di bandingkan dengan kasus –
kasus yang dilaporkan selama tahun 1975. Sekali lagi, seperti gonore, penurunan ini
mungkin disebabkan karena meningkatnya usaha- usaha pengendalian yang digalakkan
sejak tahun 1972, oleh pemerintah federal Amerika Serikat.
Seperti gonore, jumlah kasus sifilis dini (kasus primer. Sekunder dan laten dini)
yang dilaporkan tidak merupakan indikasi insiden yang sebenarnya, karena kebanyakan
kasus tidak dilaporkan. Insiden yang sebenarnya mungkin lebih dari enam kali
jumlahkasus yang dilaporkan. Dalam tahun 1977, telah dilaporkan 64.473 kasus sifilis
dari semua stadia di Amerika Serikat.

3. Pathogenesis
Manusia merupakan hospes alami satu-satunya bagi Treponema pallidum, dan
infeksi terjadi melalui kontak seksual. Organisme ini menembus mukosa atau masuk
melalui kulit yang mempunyai luka kecil. Setelah berada di dalam hospes, organisme
tersebut akan memperbanyak diri..Treponema pallidum segera memasuki aliran darah
dan pembuluh limfe dan menyebar ke jaringan lain.
Jaringan yang menjadi sasaran meliputi kelenjar limfe, kulit, selaput mukosa, hati,
limpa, ginjal, jantung, tulang, mata, selaput otak, dan susunan syaraf pusat. Pada wanita,
lesi awal biasanya terdapat pada labia, dinding vagina, atau pada serviks. Pada pria, lesi
awal terdapat pada batang penis atau glans penis. Lesi primer dapat pula terjadi pada
bibir, lidah, tonsil, atau daerah kulit lainnya.
Setelah menembus aliran darah secara specifik Treponema
pallidum menambatkan diri pada sejumlah besar jaringan. Selain menambatkan
diri, Treponema pallidum memiliki sedikitnya 3 faktor virulensi yang secara parsial
menetralkan respons imun. Zat glikosaminoglikan yang serupa dengan asam hialuronat
bekerja sebagai faktor antikomplemen. Polisakarida berantai lurus panjang ini melapisi
seluruh permukaan luar organisme. Zat tersebut mengganggu daya bunuh bakteri
Treponema pallidum melalui jalur komplemen klasik (tergantung antibodi). Disamping
itu Treponema pallidum membawa asam sialat pada permukaannya, yang dapat
memperlambat aktivasi dan pembunuhan melalui jalur komplemen alternative (tidak
tergantung antibodi). Treponema pallidum tampaknya memiliki suatu jalur
siklooksigenase yang utuh dan mampu membentuk prostaglandin E2-nya sendiri dan
mampu menghambat pemrosesan imun dini dengan cara merangsang kegiatan supresor
dari makrofag.

4. Sifat biokimia
Treponema pallidum bersifat mikroaerofilik,gram negatif walaupun tidak bisa
dilihat dengan pewarnaan gram.
Treponema pallidum yang patogen untuk manusia belum berhasil dibiakkan pada
medium buatan atau pada telur yang berembrio,ataupun pada biakan jaringan.Beberapa
Treponema pallidum yang berhasil dibiakkan anaerob invitro kemungkinan hanyalah
saprovit,tetapi antigennya bisa bereaksi silangdengan Treponema pallidum.
Spirochaeta dapat dimatikan dengan cepat oleh pengeringan,begitu juga dengan
menaikkan tempertur sampai 42 derajat celcius.
Dalam darah atau plasma dan disimpan pada 4 derajat celcius maka organisme ini
masih tetap hidup sedikitnya selama 24 jam.Hal ini sangat penting diingat dalam hal
transfusi darah.

5. Pengobatan
Pengobatan silifis ini menggunakan antibiotik Penisilin, regimen dan dosis yang
diberikan tergantung pada tahapan penyakit. Obat alternatif lain adalah tetrasiklin dan
seftriakson. Steroid diperlukan untuk mencegah reaksi Jarisch-Herxheimer (anafilaksis
akibat spiroseta yang mati atau akan mati), dan juga setelah terapi sifilis tahap lanjut.
Riwayat kontak harus dicari dan pasangan turut diterapi.

6. Pencegahan
Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem
saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang
memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks yang mungkin
terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan
menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai
penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang
memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Penyakit ini pada laki-laki lebih terlihat gejalanya dibandingkan dengan
perempuan.Biasanya kaum perempuan tidak mengetahui gejalanya.Gejala yang ada yaitu
seperti ruam berwarna merah pada daerah kelamin,dan biasanya sangat gatal.Meski kaum
perempuan tidak akan tau apakah dia menderita penyakit sifilis,sebaiknya menjaga diri
agar tidak tertular penyakit ini dan menularkan penyakit ini pada orang lain.Dan bagi
kaum lelaki sebaiknya juga menjaga diri sendiri agar tidak tertular atau menularkannya
pada orang lain.Cara satu-satunya untuk mencegah hal ini terjadi adalah setia pada
pasangannya dan juga rutin diperiksa oleh dokter agar tidak menjadi terlalu parah.
Tidak ada vaksin terhadap sifilis, cara utama untuk pencegahan sifilis ialah
melalui pengendalian meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis
bawaan dapat dicegah dengan prenatal ( sebelum kelahiran ) yang semestinya.

B. Neisseria gonorrhoeae
1. Morfologi dan klasifikasi

Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 μm x 0,6 μm, berpasangan
(kadang-kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya
menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam bentuk berpasangan/
diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras, 8 atau lebih.
Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini
tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat dilihat
dengan pewarnaan negative atau tes Quellung. Daerah yang paling mudah terinfeksi pada
vagina wanita sebelum pubertas.

Klafisikasi :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta proteobacteria
Order : Neisseriales
Family : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Species : Neisseria gonorrhoeae

2. Epidemiologi
Infeksi ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat menular ke janin selama
proses persalinan berlangsung. Meskipun semua kelompok rentan terhadap infeksi
penyakit ini, tapi kejadian tertinggi pada rentang usia 15-35 tahun.

3. Pathogenesis
Gonococci yang berbentuk koloni yang pekat (opaque) saja yang diisolasi dari
manusia dengan gejala urethritis (peradangan urea) dan dari kultur “uterine cervical”
pada siklus pertengahan. Gonococci yang koloninya berbentuk transparan diisolasi dari
infeksi urethral yang tidak bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif dari
gonorrhea, termasuk salpingitis dan infeksi diseminasi.
Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata,
rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal
yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan
uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi
urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi
di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan
mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis
dan obliterasi tuba.
Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama
Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan
tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki
dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun
merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat menyebabkan meningitis
dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut memiliki manisfestasi yang sama
dengan yang disebabkan oleh meningococci.
Opthalmia neonatorum yang disebabkan oleh gonococci, yaitu suatu infeksi mata
pada bayi yang baru lahir, didapat selama bayi berada di saluran lahir yang terinfeksi.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal biasanya sensitif terhadap serum tetapi relatif
resistan terhadap antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke aliran darah dan
menimbulkan infeksi yang luas biasanya resisten terhadap serum tapi mungkin cukup
sensitif terhadap penicillin dan obat antimikroba lainnya.

4. Sifat biokimia
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya.
Bersifat aerob, suhu optimal yang dubutuhkan adalah 34-37C dengan pH 7,2-7,6.
Pertumbuhan terhenti pada suhu 30C atau lebih dari 38,5C. untuk pertumbuhannya juga
memerlukan CO2 2-10%.
Koloni yang tumbuh pada agar coklat ( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam,
berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0,5-1 mm.
Pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya
lunak.

5. Pengobatan
Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap
penicillin juga meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka
banyak strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pertumbuhan gonococci tersebut. N. Gonorrhea yang memproduksi
penicillinase juga meningkat secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline secara
kromosomal sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat
ini. Tingkat resistensi yang tinggi terhadap tetracycline juga terjadi. Resistensi terhadap
spectinomycin seperti halnya resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan
Masyarakat AS merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital yang bukan
komplikasi dengan ceftriaxone 125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai.
Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari selama 7 hari(per oral)
direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia; erythromycin 500mg 4x sehari
selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti doxycycline bagi wanita hamil. Modifikasi
darin terapi-terapi ini direkomendasikan untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.

6. Pencegahan
a) Profilaksis mekanis dengan kondom.
b) Pendidikan kesehatan (health education).
c) Pencegahan dengan obat antimikroba tidak dianjurkan karena cenderung
meningkatkan resistensi bakteri.
d) Tindakan crede pada bayi yang baru lahir.

C. Gardnerella vaginalis
1. Morfologi dan klasifikasi

Bacterial vaginosis (BV) is suatu flora vagina yang hidup secara normal, lactobacilli
termasuk Gardnerella vaginalis dan anaerob ini ditunjukan dengan adanya warna abu-
abu, homogen, terkait dengan pH. Ada pada sebagian wanita dengan kondisi yang
asymptomatis.
Bahwa Gardnerella vaginalis bukan dari kondisi saja, tetapi juga reduksi dari
Lactobacilli dan peningkatan jumlah bakteri termasuk bakteri Gardnerella, bacteroides
and mobiluncus, anaerobic streptococci, Mycoplasma hominis and Ureaplasma
urealyticum. Gardnerella vaginalis secara seksual ditransminasi oleh coccobacillus.
Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang merupakan suatu
spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial vaginosis pada wanita. Salah
satu dari spesies Haemophilus, tumbuh, berukuran kecil, sirkuler, koloni abu-abu, di
bawah mikroskop terlihat gram negative,namun sebenarnya memiiki dinding sel gram
positive, dengan sel clue,yaitu sel epitel yang menyelimuti bakteri.

Klasifikasi :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Order : Bifidobacteriales
Family : Bifidobacteriaceae
Genus : Gardnerella
Species : G. Vaginalis

2. Epidemiologi
Penyakit bakterial vaginosis lebih sering ditemukan pada wanita yang
memeriksakan kesehatannya daripada vaginitis jenis lainnya. Frekuensi bergantung pada
tingkatan sosial ekonomi penduduk pernah disebutkan bahwa 50 % wanita aktif
seksual terkena infeksi G. vaginalis, tetapi hanya sedikit yang menyebabkan gejala
sekitar 50 % ditemukan pada pemakai AKDR dan 86 % bersama-sama dengan infeksi
Trichomonas.

Pada wanita hamil, penelitian telah didokumentasikan mempunyai prevalensi


yang hampir sama dengan populasi yang tidak hamil, berkisar antara 6%-32%.31
Kira-kira 10-30% dari wanita hamil akan mendapatkan Vaginosis bacterialis selama
masa kehamilan mereka.
Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15 % anak wanita prapubertas yang
masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkanl lewat kontak
seksual. Meskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinikPMS,
tetapi peranan penularan secara seksual tidak jelas.
Bakterial vaginosis yang rekuren dapat meningkat pada wanita yang mulai
aktivitas seksualnya sejak umur muda, lebih sering juga terjadi pada wanita berkulit
hitam yang menggunakan kontrasepsi dan merokok. Bakterial vaginosis yang rekuren
prevalensinya juga tinggi pada pasangan-pasangan lesbi, yang mungkin berkembang
karena wanita tersebut berganti-ganti pasangan seksualnya ataupun yang sering
melakukan penyemprotan pada vagina.
Hampir 90% laki-laki yang mitra seksual wanitanya terinfeksi Gardnerella
vaginosis, mengandung G.vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra, tetapi
tidak menyebabkan uretritis.

3. Pathogenesis
 Gardnerella vaginalis mengalami hiperpopulasi (simbiosis dengan bakteri anaerob lain)
berkurangnya jumlah Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen peroksida.
 menjaga keasaman vagina dan menghambat mikroorganisme anaerob lain untuk tumbuh
di vagina.
 beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel,
menyebabkan rasa terbakar di daerah vagina (ringan) epitel dan menyebabkan duh tubuh
berbau tidak sedap yang keluar dari vagina.
 mengubah asam amino menjadi amin sehingga menaikkan pH sekret vagina
 flora normal vagina dari yang tadinya bersifat asam menjadi bersifat basa.
 Kuman ini bersifat fakultatif, dengan produksi akhir utama pada fermentasi berupa asam
asetat, banyak galur yang juga menghasilkan asam laktat dan asam format. Ditemukan
juga galur anaerob obligat. Dan untuk pertumbuhannya dibutuhkan tiamin, riboflavin,
niasin, asam folat, biotin, purin, dan pirimidin

4. Sifat biokimia
Penyebab kuman atau bakteri adalah penyebab tersering vaginitis yaitu sekitar 33-
52% pasien vaginitis. Gejala infeksi bakteri adalah bau amis dengan keputihan yang
homogen (putih). Jika cairan itu keluar dari vagina, timbul rasa gatal. Jika gatal itu
digaruk bisa terjadi infeksi sekunder yang memperparah keadaan selain keputihan itu
sendiri. Adapun salah satu kuman penyebabnya adalah Gardnerella vaginalis yang
menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel
vagina membentuk bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan asam amino yang akan
diubah menjadi senyawa amin yang berbau amis, berwarna keabu-abuan.
5. Pengobatan
karena gejala awalnya berupa keputihan, sadar atau tidak sering mengabaikan
infeksi vagina. terkadang karena tingkat kesadaran yang belum baik atau karena masalah
finansial, wanita tersebut belum merasa perlu datang ke dokter, belum mengganggapnya
sebagai suatu infeksi yang memerlukan bantuan dokter.Kadang wanita menganggap
cukup diatasi cara tradisional dengan menggunakan rebusan daun air sirih untuk
membersihkan vagina. Ada pula yang menggunakan semacam alat penyerap air berupa
kapur batangan yang dimasukkan ke dalam vagina, dengan harapan agar tak "becek".
Padahal itu belum tentu steril, untuk amannya, seharusnya meminta bantuan dokter.
Dengan pemeriksaan medis sekaligus dapat diketahui penyebab keputihan tersebut,
karena infeksi atau bukan.
Walaupun demikian, untuk mendiagnosa terinfeksi tidaknya vagina memang tidak
mudah. Harus diambil cairannya, kemudian dikirim ke laboratorium untuk dibiakkan. Ini
bisa memakan waktu sepuluh hari sampai dua minggu. Sementara untuk mengobati
infeksi tersebut, dokter akan melihat dari gejalanya, baru diberikan obat atau penanganan
lebih lanjut yang tepat. Penanganannya bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya.
Untuk bakterial vaginosis, trichomonas ataupun kandida, hampir sama dengan pemberian
obat kelompok metronidazole (obat anti jamur). Obat-obat ini umumnya dipasarkan
dengan merek dagang tertentu. Ada obat yang diminum, ada pula yang berupa salep. Jadi,
sasarannya pada dua tempat, yaitu penyembuhan dari dalam dengan cara meminum obat
dan penyembuhan dari luar dengan cara dioleskan dengan salep. Namun, infeksi vagina
akibat Condyloma acuminata harus dilakukan tindakan operasi karena adanya
pertumbuhan seperti kembang kol.

6. Pencegahan
Pencegahannya yaitu dengan tetap menjaga kesehatan vagina dan tidak berganti-
ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urogenital adalah Gabungan antara saluran urine dal saluran kelamin. Walaupun
terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak
mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang
biak dalam urin. PMS merupakan penyakit yang penyebaran utamanya melalui kontak
seksual.
Berbagai jenis bakteri dapat menimbulkan penyakit infeksi pada saluran urine dan
alat reproduksi. Infeksi saluran urine dan alat reproduksi biasanya disebabkan oleh
bakteri yang dapat masuk dari luar ke dalam sistem saluran urine dan sistem reproduksi.
Diantara beberapa beberapa golongan bakteri yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, bakteri yang paling sering menjadi penyebab infeksi pada system
reproduksi adalah Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Gardnerella
vaginalis.

B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan
atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran dan kritik yang
bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan selanjutnya.

C. Daftar pusataka
Brooks,geo F.Butel,anet S dan Morse,Stephen A.2005.Mikrobiologi
kedokteran.Salemba Medika:Jakarta

Lay, Bibiana. W, dan Hastowo Sugoyo 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta : CV


Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai