Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM TB PARU

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang.

Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukkan


bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor 1 dari
golongan penyakit infeksi.
Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 160 penderita
paru TB BTA Positif. Penderita Penyakit TB sebagian besar kelompok usia kerja
produktif, kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungailiat
45.218 jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 720 orang dan
BTA Positif 72 orang. Penemuan sebanyak 33 orang BTA Positip atau 45 % dan
301 suspek,berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan sebagai berikut :

1. Penemuan suspek kurang.


2. Penemuan Kasus BTA Positip ( CDR) tidak mencapai target
3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Penyakit TB Paru

B Tujuan

1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan
mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat

2. Tujuan khusus.
- Tercapainya Penemuan kasus baru BTA positip
- Tercapainya angka kesembuhan 85% dari penderita TB Paru yang diobati
- Mencari dan menemukan suspek TB sebanyak mungkin

C Sasaran
Sasaran Progam TB adalah pencapaian penemuan penderita ( CDR ) dan
angka kesembuhan ( CR ), dengan jalan penemuan suspek TB sebanyak mungkin.
Dalam hal ini peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektoral sangat
dibutuhkan.

D Ruang Lingkup Pelayanan

Pengendalian Program TB dilakukan :


1. Dalam Gedung
a. Penjaringan Suspek TB
b. Pemeriksaan Dahak SPS
c. Pemberian OAT sesuai strategi DOTS
d. Pencatatan dan pelaporan.

2. Di luar gedung
a. Pemeriksaan kontak penderita TB Paru BTA Positip
b. Pelacakan penderita mangkir Minum obat.
c. Pelacakan Suspek TB Mangkir
d. Pendataan sasaran.

E Batasan Operasional

1. Penjaringan Suspek TB
Kegiatan ini dilakukan setiap hari di ruang konsul untukk menjaring pasien
yang dianggap sebagai suspek TB.
2. Pemeriksaan Dahak SPS.
Setiap ditemukan suspek TB, maka dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3
kali, yakni sewaktu, pagi, sewaktu ( SPS )
3. Pemberian OAT.
Pemberian obat TB dilakukan setelah adanya hasil dari laboratorium sesuai
dengan protap yang ada.
4. Pencatatan dan pelaporan.
Setiap penderita TB dicatat dan dilaporkan 3 bulan sekali.
5. Pemeriksaan Kontak
Dilakukan jika ada penderita TB BTA Positip dengan mendatangi rumah
penderita dan penduduk sekitarnya, guna mencari sumber penularan ataupun
suspek lainnya.
6. Pelacakan Penderita mangkir minum obat
Kegiatan ini dilakukan jika ada penderita yang tidak teratur minum obat, hal ini
dilakukan untuk mencegah jangan sampai putus berobat.
7. Pendataan Sasaran
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari suspek TB dalam rangka pencapaian
target program.
F Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan
2. Kep Menkes Nomor : HK.02.02/MENKES/305/2014 tentang standart
pengobatan TB Paru
3. Permenkes RI nomor : 565/Menkes/Per/III /2011 tentang Strategi Nasional
Pengendalian TB.
4. Keputusan Menkes RI nomor : 364/Menkes/SK/IV/2009 tentang Pedoman
Penanggulangan TB.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
No Nama Jabatan Kompetensi

1. Supriadi Pengelola TB a. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I


IIIb
b. Pendidikan : SMA + LCPK
c. Pelatihan-pelatihan :
1. Penataran Tenaga
Paramedis/Mikroskoipis Prop Sum-
Sel untuk program TB Paru Kusta
Thn 1989.
2. Pelatihan TBC bagi petugas
Puskesmas tahun 2005 di Pangkal
Pinang.
d. Pengalaman Kerja : 30 tahun 7 bulan
e. Ketrampilan :
1. Pengelola TB Paru dan Kusta
2. Konseling TB dan HIV/AIDS
3. Aplikasi SIHA ( pencatatan dan
pelaporan HIV dan IMS secara
online
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pengelola TB bertanggungjawab dalam tugas pokoknya untuk pencapaian target


yang telah ditentukan dan membantu kepala Puskesmas melaksanakan kegiatan
lainnya.

C. JADWAL KEGIATAN

NO JENIS KEGIATAN LOKASI WAKTU PELAKSANA


1, Penjaringan dan Dalam Setiap hari,jika ada Tenaga
pemeriksaaan suspek TB gedung kasus Konsul,Labor
di UPK. dan pengelola
TB
2 Pelacakan penderita Wilayah Jika ada kasus Pengelola TB
mangkir minum obat. kerja
3 Pelacakan Suspek Wilayah Jika ada kasus Pengelola
mangkir kerja TB/Petugas
Lab
4 Penyuluhan Wilayah Jadwal Promkes Pengelola TB
kerja
5 Pendataan Sasaran ( Wilayah September/Oktober Kader TB
Suspek TB ) kerja
PKM
6 Pemeriksaan Kontak Wilayah Setiap Hari Sabtu Pengelola TB
Penderita TB Kerja
PKM

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Terlampir
B. STANDAR FASILITAS

NO JENIS SARANA/PERALATAN JUMLAH

1 TB 01 Kartu Pengobatan
2 TB 02 Kartu Penderita
3 TB 03 Register TB UPK
4 TB 04 Register Labor
5 TB 05 Register Rujukan
6 TB 06 Register Suspek TB
7 TB 09 Register Pindah

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Upaya Kegiatan di dalam gedung


1. Penjaringan suspek TB
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemberian OAT

B. Kegiatan di luar gedung


1. Pemeriksaan kontak penderita TB Paru BTA Positip
2. Pelacakan Suspek TB mangkir
3. Pelacakan penderita mangkir minum obat
4. Pendataan sasaran suspek TB yang dilakukan oleh kader TB

BAB V
LOGISTIK
SISA SISA
DITERIMA DIKELUARK
AKHIR AKHIR
NO NAMA BAHAN BULAN AN BULAN
BULAN BULAN
INI INI
LALU INI
1 Obat TB Kat I 7 - 3 4
2 Obat TB Kat II - - - -
3 Obat TB Kat Anak 2 2 2
4
BAB VI
Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien TB dilakukan dengan adanya Pengawasan Minum Obat ( PMO )
jangan sampai penderita putus berobat yang nantinya akan menimbulkan kekebalan
terhadap obat TB serta memantau efek samping selama minum OAT.
BAB VII
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi pengelola TB, yang mana
setiap penderita mempunyai faktor menularkan kepada siapa saja. Setiap menghadapi
penderita, pengelola TB selalu menggunakan protap yang ada, seperti harus memakai
masker, mempunyai ruangan yang bebas udaranya keluar masuk.
BAB VIII
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dalam pelayan pengobatan penderita TB Paru dilakukan dengan
standart DOTS, melakukan pengawasan dan pelacakan penderita yang mangkir minum
OAT.
Pengendalian mutu dalam Pengobatan TB Paru dengan melakukan analisa cakupan yang
telah dicapai dengan target yang telah ditentukan, apabila ada masalah dilakukan
pemecahannya untuk memenuhi target yang telah ditentukan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman layanan pengobatan TB Paru bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas
dalam melayani penderita TB Paru, Pedoman ini juga bermanfaat bagi pengelola TB dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai