Sistem multiaksial merupakan sistem yang terdiri dari 5 aksis, 5 aksis tersebut berfungsi untuk
menilai pasien. Aksis I dan 2 terdiri dari semua klasifikasi gangguan mental. Aksis 3 tentang kondisi
medis umum (fisik) yang muncul bersamaan dengan gangguan mental. Aksis 4 tentang masalah
psikososial dan lingkungannya, sedang aksis 5 tentang penilaian fungsi-fungsi secara global.
Metode diagnosis dengan pendekatan multiaksial ini pertama kali dipakai oleh Swedia dengan
mengacu pada proposal Essen Moller. Sistem baru yang memakai metode multiaksial adalah sistem
DSM IV (DSM= Diagnostic & Statistical manual of Mental disorder) yang dipakai oleh American
Psychatric Association (APA), juga ICD 10 yang dikeluarkan oleh WHO-yang merupakan acuan
diagnostik di seluruh dunia.
1. Mencakup informasi yang komprehensif (gangguan jiwa, kondisi medik umum, masalah
psikososial dan lingkungan, taraf fungsi pasien secara global), sehingga dapat membantu dalam
perencanaan terapi holistik dan meramalkan prognosis (outcome).
- Retardasi mental
(biasanya selama setahun sebelumnya, tetapi tidak selalu demikian, seperti tidak
punya pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, korban penelantaran anak dan
lainnya)
Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global (GAF, Global Assesment of Fungsional Scale)
Yang merupakan pengukuran, khususnya, fungsi umum saat ini, tetapi pada saat
fungsi tertinggi selama satu tahun sebelumnya (kisaran skala 1 sampai 100), dan yang
digunakan dalam merencanakan penatalaksanaan serta meramalkan hasil.
Antara aksis I, II, III, tidak selalu harus ada hubungan etiologi atau patogenesis. Namun, hubungan
antara aksis I-II-III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi. Seorang pasien belum
sepenuhnya diklasifikasikan sampai kelima aksis diberi nomor (walaupun hanya diperlukan tiga aksis
pertama sebagai diagnosis resmi).
Aksis I
Axis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin merupakan pusat perhatian
klinis.
Aksis II
Retardasi Mental
Axis III
Terdiri dari gangguan fisik/medis yang muncul bersamaan dengan gangguan mental. Kondisi fisik
tersebut dapat kausatif (ex: gagal hati menyebabkan delirium), interaktif (ex: gastritis akibat
ketergantungan alkohol), dan akibat (ex: demensia dan infeksi HIV dapat menyebabkan
pneumonia). Ketika kondisi medis berhubungan secara kausal dengan gangguan mental, gangguan
mental tersebut dimasukkan dalam aksis I & kondisi medis yang berkaitan dimasukkan dalam aksis
III.
Tabel dari DSM-IV
Neoplasma
Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis dan lingkungan yang secara
bermakna berperan pada perkembangan/eksaserbasi gangguan yang sekarang.
Tabel dari DSM-IV
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF (Global Asesment of Functioning)
dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu
tertentu (mis: saat pemeriksaan / tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan
selama 1tahun terakhir). Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi
sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis. Fungsi berupa skala dengan 100 poin. 100 mencerminkan
tingkat fungsi tertinggi dalam semua bidang. Pasien yang memiliki tingkat fungsional tertinggi
sebelum suatu episode penyakit biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan
mereka yang mempunyai tingkat fungsioal rendah.
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100-91 : Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.
90-81 : Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.
80-71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaaan, sekolah,
dll.
70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik.
40-31 : Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi.
30-21 : Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua
bidang.
20-11 : Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
merawat/mengurus diri.
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan kesembilan. Airlangga University
Press : Surabaya