Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Teori Ekonomi Makro

BAB 3
Pertumbuhan Ekonomi
_____________________________________________________________________
Satuan Acara Perkuliahan 3

Tujuan kegiatan belajar ini adalah untuk membahas :


 Definisi Pertumbuhan Ekonomi
 Indikator Pertumbuhan Ekonomi
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
 Cara Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi

Deskripsi Singkat:
Bab ini akan menguraikan kerangka kerja dari ilmu ekonomi makro yaitu apa dan
bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi. Penjelasan diawali dengan pengenalan
definisi, indikator dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta cara
penghitungannya. Bab ini dijelaskan untuk mengembangkan hal yang berhubungan
dengan permasalahan pada ekonomi makro.

Kegiatan Belajar-Mengajar:
1. Dosen menjelaskan pokok, sub pokok bahasan dan TIK pertemuan.
2. Menggunakan power point dan kontrak kuliah, dosen menjelaskan materi
perkuliahan dengan memberi kebebasan mahasiswa menyanggah atau mengajukan
pertanyaan setiap saat selama dosen menjelaskan dengan mengacungkan tangan
terlebih dahulu.
3. Saat menjelaskan tentang penghitungan indikator pertumbuhan, dosen memberikan
arah bagaimana menghitung. Mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil di kelas yang
menyelesaikan penghitungan.
4. Di akhir perkuliahan dosen memberikan latihan dan/atau tugas terkait materi
Dengan membaca bab ini, pembaca diharapkan dapat :
 Memahami Definisi Pertumbuhan
Ekonomi
 Memahami Indikator Pertumbuhan Ekonomi
 Memahami Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

III - 1
Pengantar Teori Ekonomi Makro

 Memahami Cara Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi

3.1. DEFINISI PERTUMBUHAN EKONOMI


Jika anda pernah berbincang-bincang dengan kakek-nenek anda mengenai
seperti apa kehidupan mereka dimasa muda, kemungkinan besar anda telah
mendapatkanpelajaran penting tentang ilmu ekonomi: standar materi kehidupan telah
meningkat secara mengesankan sepanjang waktu bagi sebagian besar keluarga dibanyak
negara. Perkembangan ini berasal dari pendapatan yang terus meningkat, yang
memungkinkan orang-orang mengkonsumsi jumlah barang dan jasa yang lebih banyak
serta beragam.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data
produk domestik bruto (GDP), yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam
perekonomian. GDP rill Amerika Serikat dewasa ini ada tiga kali lebih besar dari tahun
1950, dan GDP rill perkapita dua kali lebih besar dari tahun 1950. pada tahun-tahun
tertentu, kta juga dapat mengamati perbedaan yang besar dalam standar kehidupan antar
negara. Nigeria mempunyai pendapatan perkapita hanya $770―lebih kecil dari 3 persen
dari pendapatan perkapita AS.
Dengan tujuan untuk memahami apa yang menyebabkan perbedaan pendapatan
sepanjang waktu dan antarnegara. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor
produksi―modal dan tenaga kerja―dan teknologi produksi sebagi sumber output
perekonomian dan, dengan demikian, pendapatan totalnya, jadi perbedaan pendapat,
berasal dari perbedaan modal, tenaga kerja, dan teknologi.
Tugas utama kita adalah mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi yang
disebut metode pertumbuhan solow (Solow growth model). Analisis yang kita lakukan
memungkinkan kita untuk menjelaskan bagaimana perekonomian berproduksi dan
menggunakan outputnya pada suatu waktu tertentu. Analisis tersebut bersifat
statis―sebuh tinjauan skilas tentang perekonomian. Untuk menjelaskan mengapa
pendapatan nasional kita tumbuh, dan mengapa sebagian perekonomian tumbuh lebih
cepat ketimbang yang lainnya, kita harus memperluas analisis agar mampu menjelaskan
perubahan-perubahan dalam perekonomian sepanjang waktu. Dengan mengembangkan
model itu, kita bisa membuat analisis menjadi dinamis―lebih seperti sebuah film
ketimbang sehelai foto. Model pertumbuhan Solow menunjukkan bagaimana tabungan,

III - 2
Pengantar Teori Ekonomi Makro

pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output


perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu.
Pertumbuhan ekonom terjadi bila perekonomian mengalami kenaikan keluaran
total. Kenaikan keluaran total rill yang dimulai di dunia barat dengan adanya revolusi
industri dan berlanjut sampai sekarang telah berlangsung begitu lama dan begitu cepat
sehingga para ahli ekonomi merujuk keadaan itu sebgai periode pertumbuhan ekonomi
modern.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat
pertambahan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Pandangan tradisional beranggapan yang membedakan antara negara maju dengan
Negara Sedang Berkembang (NSB) adalah pendapatan rakyatnya. Dengan
ditingkatkannya pendapatan per kapita diharapkan masalah-masalah, seperti
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB
dapat terpecahkan, misalkan melalui apa yang dikenal dengan “dampak merembes ke
bawah” (trickle down effect). Indikator berhasil tidaknya pembangunan semata-mata
dilihat dari meningkatnya pendapatan nasional (GNP) per kapita riel, dalam arti tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional harus lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan
penduduk. Kecenderungan di atas terlihat dari pemikiran-pemikiran awal mengenai
pembangunan, seperti teori Harrod Domar, Arthur Lewis, WW Rostow, Hirschman,
Rosenstein Rodan, Nurkse, Leibenstein.
Perkembangan selanjutnya, banyak NSB mulai menyadari bahwa
“pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan “pembangunan” (development).
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setidaknya melampaui negara-negara maju pada
tahap awal pembangunan mereka, memang dapat dicapai, namun dibarengi dengan
masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan di pedesaan, distribusi pendapatan
yang timpang, dan ketidakseimbangan struktural. Inilah yang menandai dimulainya
masa pengkajian ulang tentang arti pembangunan. Maka, muncul paradigma baru dalam
pembangunan seperti pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok (basic needs),
pembangunan mandiri (self-reliant development), pembangunan berkelanjutan dengan
perhatian terhadap alam (ecodevelopment), pembangunan yang memperhatikan
ketimpangan pendapatan menurut etnis (ethnodevelopment).

III - 3
Pengantar Teori Ekonomi Makro

3.2. INDIKATOR PERTUMBUHAN


Indikator pembangunan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
pembangunan yang dilakukan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Indikator-indikator
kunci pembangunan secara garis besar pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (1)
indikator ekonomi; (2) indikator sosial. Sedangkan yang termasuk sebagai indikator
ekonomi adalah GNP (GNI) per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita
dengan Purchasing Power Parity, sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah
Human Development Index (HDI) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks
Mutu Hidup.
Untuk tujuan operasional dan analitikal, kriteria utama Bank Dunia dalam
mengklasifikasikan kinerja perekonomian suatu negara adalah Gross National Income
(GNI) atau Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang merupakan pendapatan
nasional bruto dibagi jumlah populasi penduduk. Bank Dunia (2003)
mengklasifikasikan negara berdasarkan tingkatan GNI per kapitanya, yaitu (1) negara
berpenghasilan rendah (low-income economies), (2) negara berpenghasilan menengah
(middle-income economies). Dalam kelompok negara berpenghasilan menengah dapat
dibagi menjadi negara berpenghasilan menengah papan bawah (lower-middle-income
economies) dan negara berpenghasilan menengah papan atas (upper-middle-income
economies), (3) negara berpenghasilan tinggi (high-income economies), (4) dunia
(world) meliputi semua negara di dunia, termasuk negara-negara yang datanya langka
dan dengan penduduk lebih dari 30.000 jiwa.. Sumber daya alam yang dimiliki
mempengaruhi pembangunan ekonomi.

3.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN


EKONOMI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

III - 4
Pengantar Teori Ekonomi Makro

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan
tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan
mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga
sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional


melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar
potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk
menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan
mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas.Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial
kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang
berkembang dan berlaku.

3.4. PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Laju pertumbuhan ekonomi pada satu tahun tertentu dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
PNRt  PNRt 1
Gt = x100%
PNRt 1

Dimana G t adalah tingkat perkembangan ekonomi yang dinyatakan dalam persen,


PNR t adalah pendapatan nasional riil pada tahun t dan PNR t 1 adalah pendapatan
nasional riil pada tahun t-1.

III - 5
Pengantar Teori Ekonomi Makro

3.5. LATIHAN DAN/ATAU TUGAS


Gunakan bacaan atau literatur lainnya untuk mendukung jawaban pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini :
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi?
2. Sebutkan indikator dalam pertumbuhan ekonomi?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?

III - 6

Anda mungkin juga menyukai