Anda di halaman 1dari 34

BAHAN AJAR

SISTEM GERAK PADA MANUSIA


Mengidentifikasi Organ Penyusun Sistem Gerak pada manusia.

Menjelaskan fungsi rangka tubuh manusia.

Mengidentifikasi tulang penyusun rangka aksial pada manusia.

Mengidentifikasi tulang penyusun rangka apendikular pada


manusia.

Mengkategorikan tulang berdasarkan bentuk.

Menganalisis proses pembentukan dan perkembangan tulang


pada manusia.

Menjelaskan struktur tulang pada manusia.

Menjelaskan struktur persendian pada manusia.

Menjelaskan tipe-tipe persendian.

Mengidentifkasi struktur otot rangka.

Menjelaskan sifat-sifat otot rangka.

Menganalisis mekanisme kerja otot.

Menjelaskan gangguan pada tulang manusia.

Menjelaskan gangguan pada sendi manusia.

Menjelaskan gangguan pada otot manusia.

A. Komponen Penyusun Sistem Gerak


Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2
macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa
otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem
gerak. Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara
umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi
sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk

1
hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai
sebagian atau seluruh tubuhnya.
Tubuh kita dapat memiliki bentuk karena memiliki sistem gerak.
Sistem gerak tersebut terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya
bekerja sama membentuk sistem gerak. Sistem gerak inilah yang
memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, jalan, dan berlari serta
melakukan berbagai aktivitas lainnya. Tulang, otot, dan sendi, ketiganya
bersatu membentuk satu kesatuan dan memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang tidak dapat digerakan
jika tidak terdapat otot. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif. Otot
inilah yang menggerakan rangka. Dalam kehidupan sehari-hari, otot
inilah yang disebut dengan daging. Adapun sendi merupakan
penghubung antar tulang dalam tubuh.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat
melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang
menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan
akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang
sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tapi tulang
mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia
yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak.
Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan
otomatis, tulang juga akan bergerak. Dengan memiliki aktomiosin ini
maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai
kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi)
dan memenjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada
posisi semula).

B. Fungsi Rangka Tubuh Manusia


1. Memberi bentuk dan postur tubuh, contohnya tulang tengkorak
yang memberi bentuk pada wajah.
2. Sebagai penopang tubuh, contohnya tulang kaki yang menopang
seluruh tubuh.
3. Melindungi organ-organ dalam yang lunak, contohnya otak, sum-
sum tulang belakangtulangtulang rusuk yang melindungi jantung
dan paru-paru.
4. Alat gerak pasif.
5. Tempat melekatnya otot-otot rangka, misalnya pada tulang kering
(tibia) menempel otot. Secara garis besar, tulang penyusun rangka
tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tulang tengkorak, tulang
anggota badan, dan tulang anggota gerak.
6. Hematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel-sel darah putih
(leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keeping-keping darah
(trombosit) di sumsum merah yang terdapat di dalam tulang
belakang, tulang dada, tulang rusuk.

2
7. Mendukung terjadinya gerakan. Dengan adanya persendian,
kerjasama otot dan sistem saraf, memungkinkan tulang dapat
digerakan.
8. Tempat penyimpanan mineral. Sekitar 62% matriks tulang tersusun
dari garam anorganik, terutama kalsium fospat dan kalsium
karbonat. Sekitar 99% kalsium tubuh terdapat pada rangka.
Kalsium dan fosfor di simpan dalam tulang, kemudian dapat di
ambil dan dipakai kembali untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
tubuh. Kalsium diperlukan untuk kontraksi otot dan pembekuan
darah, sedangkan fosfor diperlukan untuk pembentukan ATP.
9. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak di sumsum
kuning
10. Fungsi imunologis, yaitu menghasilkan sel-sel imunitas di dalam
sumsum, misalnya limfosit B yang menghasilkan antibodi dan
imfosit T yang membantu pertahanan terhadap infeksi.

C. Tulang Penyusun Rangka Aksial dan Apedikular pada Manusia


Tulang-tulang di dalam tubuh membentuk rangka (skleton).
Rangka pada tubuh hewan vertebrata dan manusia ditutupi oleh otot
dan kulit, sehingga disebut endoskeleton (rangka dalam). Rangka pada
manusia dewasa tersusun dari 206 tulang dengan berbagai macam
bentuk dan ukuran. Rangka tubuh manusia dapat digolongkan menjadi
dua kelompok, yaitu rangka aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka
apendikuler (rangka pelengkap atau anggota gerak tubuh).

Gambar 1. Rangka tubuh manusia


1. Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)

3
Rangka aksial adalah rangka pada sumbu tubuh, memiliki 80 buah
tulang yang meliputi tulang tengkorak, tulang telinga dalam dan hioid,
tulang belakang, tulang dada, serta tulang rusuk (iga).
a. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak merupakan tulang pembentuk kepala. Tulang-
tulang tengkorak sebagian besar disusun tulang yang berbentuk pipih.
Tulang-tulang tersebut saling berhubungan membentuk tengkorak. Di
dalam tengkorak ini terdapat mata, otak, dan organ lainnya yang terlindung
oleh tulang-tulang tengkorak tersebut. Tulang tengkorak tersusun atas
tulang pipi, tulang rahang, tulang mata, tulang hidung, tulang dahi, tulang
ubun-ubun, tulang pelipis, dan tulang baji. Agar lebih jelas, perhatikan
gambar berikut.

Gambar 2. Tulang tengkorak manusia


Tabel 1. Tulang tengkorak manusia
Bagian Tulang Tengkorak Nama Tulang Nama Lain Jumlah
a. Tulang Kranial (Tl. Frontal Tulang dahi 1
Tempurung Kepala) Parietal Tulang ubun-ubun 2
Oksipital Tulang kepala belakang 1
Temporal Tulang samping (Pelipis) 2
Stenoid Tulang baji 1
Etmoid Tulang tapis 1
Maksila Tulang rahang atas 2
Palatum Tulang langit-langit 2
Zigomatik Tulang pipi 2
b. Tulang Fasial (Wajah) Lakrimal Tulang mata 2
Nasal Tulang hidung 2
Septum Nasal Tulang sekat rongga hidung 1
Konka Nasal Tulang karang hidung 2
Mandibula Tulang rahang bawah 1
Jumlah 22

b. Tulang Telinga dalam dan Tulang Hioid


Di dalam tengkorak, terdapat tulang telinga dalam, berukuran
kecil dan berfungsi untuk menerima dan mentransmisikan impuls
suara.

4
Gambar 4. Tulang telinga dalam dan Hioid
Tabel 2. Tulang telinga dalam dan Hioid

Nama Tulang
telinga Dalam dan Nama Lain Jumlah
Hioid
Maleus Tulang Martil 2
Inkus Tulang Landasan 2
Staped Tulang Sanggurdi 2
Hioid Hioid (Tulang U) 1
Jumlah 7
c. Tulang Belakang (Kolumna Vertebra)

5
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang
(vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia dan
berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya
tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang
sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga
merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang belakang terdiri
atas 33 ruas tulang (setelah dewasa berfusi menjadi 26 ruas tulang), yaitu
tulang leher 7 ruas, tulang punggung 12 ruas, tulang pinggang 5 ruas,
tulang kelangkang 5 ruas (setelah dewasa berfusi menjadi 1 ruas) dan
tulang ekor 4 ruas (setelah dewasa berfusi menjadi 1 ruas).

d. Tulang Dada (Sternum)


Tulang dada terletak dekat tulang rusuk atau lebih tepatnya di
tengah-tengah dada. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan, dan taju
pedang. Gambar. 4. Tulang Belakang
e. Tulang Rusuk (Kosta) Manusia
Tulang rusuk pada manusia terdiri atas 24 buah atau 12 pasang.
Tulang rusuk manusia memiliki fungsi sebagai pelindung organ-organ
dalam, seperti jantung dan paruparu. Tulang rusuk manusia terdiri dari 7
pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu, dan 2 pasang
tulang rusuk melayang.

Gambar 5 Tulang dada dan Tulang rusuk


Tabel 3. Tulang Dada dan Tulang Rusuk

Nama Tulang Dada dan Nama Lain Jumlah


Rusuk
Sternum Tulang dada 1
Kosta vera Rusuk sejati 7 pasang (14)
Kosta spuria Rusuk palsu 3 pasang (6)
Kosta fluitantes Rusuk melayang 2 pasang (4)
Jumlah 25
2. Rangka Apendikuler (Rangka Pelengkap atau Anggota Gerak Tubuh)
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak
yang berjumlah 126 buah, meliputi tulang
gelang bahu (pektoral), anggota gerak atas
(ekstremitas superior), gelang panggul (pelvis),
dan anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
1. Tulang gelang bahu

6
Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula).
Tulang belikat berbentuk seperti segitiga pipih dan bersendian dengan
tulang lengan atas (humerus). Tulang selangka pada ujung bagian depan
melekat pada tulang dada (sternum). Tulang gelang bahu berjumlah total 4
tulang.

2. Anggota Gerak Atas


Gambar 6. Tulang gelang bahu
a. Tulang lengan atas (humerus).
Berbentuk seperti pipa dengan bonggol di setiap ujungnya. Pada
bagian bawah memiliki dua bonggol yang bersendian dengan tulang lengan
bawah (hasta dan ulna). Pada bagian atas bersendian dengan tulang belikat
(skapula). Terdapat 2 tulang lengan atas pada tubuh manusia.
b. Tulang lengan bawah.
Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang
pengumpil (radius). Bagian ujung tulang hasta
merupakan siku tangan sedangkan bagian
bawahnya merupakan tempat terdapatnya jari
kelingking. Bagian ujung atas tulang pengumpil
bersendian dengan tulang humerus sedangkan
bagian bawahnya merupakan tempat
terdapatnya tulang ibu jari (jempol). Kedua
ujung bawah tulang lengan bawah bersendian
dengan tulang pergelangan tangan (karpal).
Jumlah total ruas tulang lengan bawah
berjumlah 4 ruas tulang.
Gambar 7 Tulang lengan atas dan tulang
c. Tulang pergelangan tangan (karpal).
lengan bawah
Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan merupakan
penghubung antara tulang lengan bawah dengan tulang telapak tangan
(metakarpal). Tulang pergelangan tangan pada masing-masing tangan
berjumlah 8 ruas tulang.

d. Tulang telapak tangan (metakarpal).


Tulang telapak tangan berukuran pendek dan merupakan
penghubung antara tulang pergelangan tangan dengan tulang-tulang jari
tangan (phalanges). Tulang telapak tangan pada masing-masing tangan
berjumlah 5 ruas tulang.
e. Tulang-tulang jari tangan (phalanges).
Tulang-tulang jari tangan berukuran pendek dan berbonggol. Pada
masing-masing tangan berjumlah 14 ruas tulang.

7
Gambar 8 Tulang jari-jari tangan
3. Anggota gerak bawah.
Tulang-tulang pembentuknya antara lain:

Gambar 9 Tulang anggota gerak bawah

8
a. Tulang gelang panggul (pelvis)
Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang yaitu 2
tulang usus (ilium), 2 tulang duduk
(ischium) dan 2 tulang kemaluan (pubis).
Tulang gelang panggul berbentuk pipih.
Pada perempuan lubang yang terbentuk
antara ilium, ischium, dan pubis lebih
lebar dan dalam dibandingkan dengan
laki-laki.

Gambar 10. Tulang gelang panggul

b.Tulang paha (femur).


Tulang paha berbentuk seperti pipa panjang yang berbonggol di
setiap ujungnya. Tulang paha merupakan tulang terpanjang, terkuat, dan
terberat diantara tulang tubuh lainnya. Tulang paha berjumlah total 2
tulang.
c. Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula).
Tulang kering berukuran lebih besar daripada tulang betis. Letak
tulang kering terdapat di depan tulang betis. Ujung bagian atas tulang
kering bersendian dengan tulang paha dan ujung bawahnya bersendian
dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Pada masing-masing kaki terdapat
1 tulang kering dan 1 tulang betis.
d. Tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tulang pergelangan kaki berukuran pendek. Tulang ini terdapat
diantara tulang tibia dan tulang telapak kaki. Jumlah tulang ini Pada
masing-masing kaki berjumlah 7 tulang.
e. Tulang telapak kaki (metatarsal)
Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan kaki dan
tulang jari kaki. Tulang ini berjumlah 5 tulang pada masing-masing kaki.
f. Tulang-tulang jari kaki (phalanges)
Tulang-tulang jari kaki berukuran pendek dan berbonggol. Pada
masing-masing kaki berjumlah 14 tulang.

Gambar 11. Tulang jari-jari kaki


D. Bentuk-bentuk Tulang Penyusun Rangka
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang penyusun rangka
tubuh dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu tulang pipa (tulang

9
panjang), tulang pendek, tulang pipih, tulang tidak beraturan (irregular
bones), dan tulang sesamoid.
a. Tulang Pipa
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga, memanjang
seperti pipa dan tengahnya berlubang Pada kedua bagian ujungnya
terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan
dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning
dan lemak. Contohnya adalah tulang paha, tulang betis, dan tulang
lengan, tulang radius, tulang ulna.
b. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk sesuai dengan namanya berbentuk
pendek. Tulang ini bersifat ringan dan kuat. Meskipun tulang ini
pendek, tulang ini mampu menahan beban yang cukup berat.
Contohnya adalah tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan
telapak kaki.
c. Tulang Pipih
Tulang ini memiliki bentuk pipih seperti pelat. Contoh dari tulang pipih
adalah tulang penyusun tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.

d. Tulang tidak Beraturan (irregular bones)


Tulang ini bentuknya tidak beraturan, tersusun dari tulang spons dan
lapisan tipis tulang kompak. Contohnya adalah tulang wajah dan tulang
yang terdapat pada ruas-ruas tulang belakang.
e. Tulang Sesamoid
Tulang ini berukuran kecil bulat terdapat pada formasi persendian.
Tulang sesamoid bersambungan dengan kartilago (tulang rawan),
ligamen atau tulang lainnya. Contohnya tulang sesamoid adalah tulang
tempurung lutut (patella).

Tulang Pipa Tulang Pendek Tulang Pipih Tulang Tak Beraturan Tulang Sesamoid

Gambar 12. Bentuk-bentuk tulang pada manusia

E. PROSES PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TULANG (OSIFIKASI)


Sebagian besar tulang tubuh terbentuk melalui osifikasi, yaitu proses
perubahan kartilago menjadi tulang keras melalui sel-sel pembentuk tulang
yang disebut osteoblas (Gambar 3.7). Osteoblas merupakan sel-sel tulang
yang aktif membelah, sedangkan osteosit adalah sel-sel tulang yang sudah
berhenti membelah.

10
Osifikasi atau osteogenesis dimulai pada saat embrio berumur 6
minggu dan terus berlanjut sampai masa dewasa. Tulang yang terbentuk
mula-mula adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan
mesenkim (jaringan embrional). Setelah kartilago terbentuk, rongga yang
ada di tengahnya akan segera berisi sel-sel pembentuk tulang atau
osteoblast. Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris, artinya
pembentukannya bermula dari arah dalam terus keluar mengelilingi pusat.
Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari suatu pembuluh darah
dan serabut saraf, membentuk satu sistem yang disebut sistem Havers. Di
antara sel-sel tulang terdapat matriks yang tersusun atas senyawa protein.
Pembuluh darah dari sistem Havers ini bercabang-cabang menuju ke
matriks, mengangkut zat fosfor, dan pengerasan tulang ini dinamakan
osifikasi atau penulangan. Bila matriks tulang berongga, maka akan
membentuk tulang spons. Bila matriksnya padat dan rapat, maka akan
terbentuk tulang kompak atau tulang keras.

Gambar 13. Proses pembentukan dan perkembangan tulang

Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut:


a. Bagian dalam tulang rawan pada embrio banyak berisi osteoblas.
b. Osteoblas membentuk osteosit. Osteosit tersusun melingkar
membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers tersebut saluran
Havers yang mengandung banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
c. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks
tulang. Selanjutnya osteosit akan mendapat tambahan senyawa
kalsium dan fosfat yang akan membuat tulang mengeras.
d. Selama terjadi pembentukan (osifikasi) bagian diantara epifisis dan
diafisis membentuk cakra epifisis. Cakra epifisis berupa tulang rawan
yang mengandung banyak osteoblas.

11
e. Bagian cakra epifisis terus mengalami penulangan yang
mengakibatkan tulang memanjang. Dibagian tengah tulang pipa
terdapat osteoklas yang merusak tulang. Akibatnya tulang tersebut
menjadi berongga dan terisi oleh sumsum tulang.
Faktor Pertumbuhan Tulang
Pertumbuhan tulang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor herediter (genetik). Tinggi badan anak secara umum akan
mengikuti tinggi badan orang tuanya.
2. Faktor nutrisi. Suplay bahan makanan yang mengandung kalsium,
fosfat, protein, Vit A, dan Vit D, penting untuk pertumbuhan dan
menjaga kesehatan tulang.
3. Faktor Endokrin. Beberapa jenis hormon berperran dalam
pertumbuhan dan organisasi tulang antara lain:
a. Hormon Paratiroid
b. Hormon tirokalsitonin
c. Hormon pertumbuhan somatotropin
d. Hormon tiroksin
e. Hormon kelamin
4. Faktor sistem saraf. Gangguan sistem saraf yang disebabkan oleh
penyakit akan menghambat pertumbuhan tulang, misalnya
poliomyelitis.
F. Struktur Tulang
1. Tulang Sejati
Tidak seperti tulang rawan, tulang sejati/tulang (osteon) memiliki sifat
lebih keras, kuat dan kaku. Hal ini terjadi sebab strukturnya tersusun dari
jaringan tulang yang mengandung sel tulang (osteosit) dan matriks.Osteosit
dibentuk oleh osteoblas(sel pembentuk tulang). Selain osteoblas pada
jaringan tulang terdapat osteoklas yaitu sel-sel tulang yang berukuran
besar dan intinya banyak. Fungsi osteoklas adalah memindahkan matriks
dari tulang lama, dan selanjutnya menyediakan ruang untuk tulang baru.
Matriks yang menyusun tulang tersusun atas beberapa zat, seperti semen,
kolagen dan mineral. Semen merupakan zat penyusun tulang yang
mengandung karbohidrat. Sementara serabut kolagen merupakan zat yang
menjadikan tulang tidak mudah rapuh. Adapun kerasnya tulang karena
berisi mineral keras seperti kalsium fosfat (Ca(PO 4)2) dan kalsium karbonat
(CaCO3). Pada orang dewasa, kadar zat kapur lebih tinggi daripada anak-
anak sehingga tulang orang dewasa lebih keras dibandingkan tulang anak-
anak. Sebaliknya tulang anak-anak mengandung zat perekat lebih banyak
daripada orang dewasa. Oleh karena itu jika terjadi patah tulang, anak-
anak lebih cepat sembuh daripada orang dewasa.
Permukaan luar tulang sejati dibungkus oleh membran yang disebut
periosteum. Periosteum berfungsi melindungi tulang keras dan

12
menyediakan tempat perlekatan bagi tendon dan ligamen. Periosteum
menutupi hampir seluruh bagian tulang keras, kecuali pada bagian per-
sambungan antartulang. Bagian yang disebut persendian ini, ditutupi oleh
kartilago yang lebih lunak. Periosteum mengandung banyak pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan saraf. Kerusakan pada periosteum
menyebabkan rasa sakit pada saat tulang patah. Pembuluh darah pada
periosteum menyediakan nutrisi, oksigen, dan mineral untuk menjaga agar
tulang tetap sehat.
Tulang keras terutama berfungsi sebagai penyusun rangka tubuh.
Berdasarkan strukturnya,tulang sejati dibedakan menjadi tulang padat
(tulang kompak) dan tulang spons.

Gambar 14 Struktur tulang sejati

a) Tulang Padat
Tulang padat bersifat halus dan padat. fungsinya melindungi bagian
dalam tulang. Tulang kompak terdapat sistem Havers (sebagai penghargaan
bagi penemunya, yaitu Clopton Havers). Di bagian tengah sistem Havers
terdapat saluran Havers yang berisi pembuluh darah dan saraf. Setiap
saluran Havers dikelilingi oleh osteosit.Di bagian tengah tulang padat
terdapat rongga yang berisi bahan seperti jeli yang disebut sumsum.
Sumsum tulang dapat berupa sumsum merah yang membentuk eritrosit
dan leukosit, atau berupa sumsumKeterangan:
kuning yang terdiri atas sel-sel lemak
inaktif . a. Sistem Havers
b. Saluran Havers (saluran pusat)
c. Saluran Volkmann
d. Lakuna
e. Kanalikuli
13f. Lamella
g. Lamella sirkumferensial
h. Lamella interstitial
Gambar 15. Sistem Havers

b) Tulang Spons
Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang lebah
dengan bobot lebih ringan daripada tulang padat, tetapi tetap sangat kuat.
Tulang spons tidak memiliki sistem Havers, tetapi rongga-rongga di
dalamnya juga berisi sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah.
Tulang spons terdapat pada ujung tulang panjang. Rongga-rongga tulang
spons pada tulang paha (femur), tulang lengan atas (humerus), dan tulang
dada (sternum) berisi sumsum merah.
2. TULANG RAWAN
Tulang rawan sering disebut juga kartilago (tulang muda). Tulang
rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang disusun oleh
sel-sel tulang (kondrosit). Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan
yang masih muda (kondroblas). Kondroblas menghasilkan matriks berupa
kondrin (cairan kental yang banyak mengandung zat kolagen/zat perekat)
yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/carbonat.. Dengan adanya
kondrin ini dapat memberikan sifat lentur pada kartilago.
Di dalam tulang rawan tepatnya diruang antar sel terdapat rongga-
rongga kecil yang disebut lakuna. Di setiap lakuna biasanya terdapat dua
buah kondrosit. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah lapisan
yang dinamakan perikondrium. Perikondrium tersebut berisi pembuluh
darah untuk memasok zat-zat makanan dan oksigen ke dalam kondrosit.
Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel tulang yang
berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan
berasal dari perikondrium.
Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel.
Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat,
misalnya kuping hidung, kuping telinga, antar tulang rusuk dan tulang
dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang, dan pada cakra
epifisis. Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang
rawan (perikondrium) yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan
(kondroblas).

14
Gambar 16. Struktur Tulang rawan

Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dapat dibagi


menjadi tiga jenis, yaitu tulang rawan hialin, Tulang Rawan Elastin,
dan Tulang Rawan Fibrosa.

a) Tulang Rawan Hialin


Tulang rawan jenis ini paling banyak
ditemukan di dalam tubuh, misalnya pada
batang hidung, trakea, bronkus, laring, ujung
tulang rusuk, dan persendian. Matriks tulang
rawan mengandung serabut kolagen yang halus
dan berwarna putih kebirua-biruan yang
tembus cahaya. Tulang Rawan Hialin juga
merupakan penyusun rangka embrio, yang
kemudian akan
berkembang menjadi tulang keras Gambar 17. Tulang rawan hialin
memiliki penampakan seperti kaca

b) Tulang Rawan Elastin


Tulang rawan jenis ini terdapat pada
cuping/ujung hidung, daun telinga, epiglotis,
saluran Eustachio (pada telinga bagian
tengah) , laring dan bronkiolus. Tulang rawan
ini bersifat lentur dan tidak akan berubah
menjadi tulang keras karena matriksnya
berwarna kuning keruh banyak mengandung
serabut elastin

c) Tulang Rawan Fibrosa


Gambar 18. Tulang rawan elastin
Matriks Tulang Rawan Fibrosa berwarna bersifat lentur
gelap dan keruh, rmengandung banyak serabut
kolagen yang padat dan kasar sehingga kuat,

15
kaku (Gambar 4.15). Tulang rawan jenis ini dapat ditemukan pada
persendian, ruas-ruas tulang belakang, tulang tempurung lutut, tulang
gelang panggul dan simfisis pubis.

Gambar 19 . Tulang rawan fibrosa


banyak mengandung serabut kolagen
G. Persendian(Artikulasi)
Sendi adalah Suatu struktur khusus seperti ruangan yang berfungsi
sebagai penghubung antar tulang agar tulang dapat bergerak. Hubungan
dua tulang tersebut dikenal dengan artikulasi. Fungsi utama sendi adalah
untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga
sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam tubuh yang hanya
memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk
memberikan kestabilan pada tubuh kita.

1. Struktur Persendian
Komponen penunjang sendi antara lain
a. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang mencegah pergerakan
sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang pada
posisi asalnya setelah melakukam pergerakan.
b. Kapsul sendi, strktur tipis tapi kuat didalam sendi yang berperan
untuk menahan ligamen. kapsul sendi terdri atas dua lapisan yaitu
1) Kapsul sinovial merupakan jaringan fibrokolagen agak lunak yang
tidak memliki saraf reseptor dan pembuluh darah. kapsl sinovial
berfungsi menghasilkan cairan sinovila sendi dan membantu
penyerapan makanan ketulang rawan sendi
2) Kapsul fibrosa berupa jaringan fibrosa yang keras serta memiliki
saraf reseptor dan pembuluh darah. kapsul fibrosa berfungsi
memelihara posisi dan stabilitas sendi serta memelihara
regenerasi kapsul sendi.
c. cairan sinovial merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjlan
lancar,halus dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit. minyak
sinovial mengandung berbagai jenis nutrisi serta campuran gas
oksigen,nitrogen, dan karbondioksida
d. Tulang rawan hialin terdapat dibagian ujung tulang. Tulang rawan
hilain berwarna agak bening, kebiruan dan mengkilap. tulang rawan
hialin berfungsi untuk sebagai bantalan seni agar tidak nyeri saat
bergerak.
e. Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi membran sinovial
terletak dirongga sendi.

16
Gambar 20. Struktur Sendi

2. Tipe Persendian
Berdasarkan strukturnya, sendi dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu;
a. Persendian fibrosa
Yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh
jaringan ikat fibrosa
b. Persendian kartilago
Yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh jaringan
kartilago (tulang rawan)
c. Persendian sinovial
Yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan
ikat ligamen dan kapsul sendi.
Berdasarkan gerakannya, persendian dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Sinartrosis (sendi mati)
Sinartrosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya
gerakan. Contoh sinartrosis adalah sutura yaitu persendian antara tulang-
tulang tengkorak. Contoh sinartrosis yang lain adalah persendian antara
diafisis dan epifisis dari tulang panjang
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah peresendian yang masih memungkinkan adanya
sedikit gerakan antara dua tulang yang bersendi, dan permukaan
persendiannya dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara itu dapat
berupa jaringan tulang rawan fibrosa atau jaringan tulang rawan hialin.
Contoh amfiartrosis yang dibatasi oleh tulang rawan fibrosa adalah
persambungan antara ruas-ruas tulang belakang. Contoh amfiartrosis yang
dibatasi oleh tulang rawan hialin adalah persambungan antara tulang
rusuk dengan tulang dada.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak
bebas antara tulang-tulang yang bersendi. Dengan cirri-ciri struktural
sebagai berikut:

17
1) Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang
Kaku disebut kapsul fibrosa
2) Di sebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaaringan ikat halus, yang
disebut membrane synovial, yang berfungsi menghasilkan cairan
pelumas untuk mengurangi gesekan antar tulang
3) Permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin
4) Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament

Sebagian besar persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis.


Persendian diartrosis dibedakan menjadi 6 macam
a. Sendi peluru
Sendi ini disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang
tersebut dapat terjadi gerakan ke segala arah. Hal ini disebabkan bagian
bongkol sendi yang bentuknya seperti bola atau peluru masuk ke dalam
cawan sendi dari tulang lain. Misalnya hubungan antara tulang gelang
bahu dengan tulang lengan atas, dan hubungan antara gelang panggul
dengan tulang paha

Gambar 21. Sendi peluru

b. Sendi engsel
Sendi ini disebut sendi engsel karena arah gerakannya hanya satu
arah, seperti engsel pintu. Hal ini terjadi karena hubungan antara bongkol
tulang yang masuk ke dalam mangkuk tulang yang tidak berlaku dalam,
dan juga adanya bagian pengganjal. Misalnya hubungan tulang atau sendi
pada siku dan pada lutut

18
Gambar 22. Sendi engsel

c. Sendi pelana
Sendi ini disebut sebagai sendi pelana karena dari hubungan dua
tulang tersebut, tulang yang satu dapat bergerak kedua arah seperti orang
yang naik kuda di atas pelana. Contohnya hubungan antara pergelangan
tangan dan tulang ibu jari

Gambar 23. Sendi pelana

d. Sendi putar
Sendi ini disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang
tersebut, tulang yang satu dapat berputar mengitari tulang yang lain.
Misalnya hubungan antara tulang atlas dan tulang pemutar (tulang aksis)
sehingga kepala kita dapat bergerak berputar, dan juga hubungan antara
tulang hasta dan pengupil

19
Gambar 24. Sendi putar

e. Sendi luncur/geser
Permukaan sendi datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri
kanan dan muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada
dua bidang datar seperti ini disebut persendian dua sumbu (biaksial).
Contoh: persendian antara tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang
tarsal, antara sternum.

Gambar 25 .Sendi Luncur

f. Sendi ellipsoidal
Pada sendi, ellipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke
cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan
gerak kiri-kanan dan muka belakang, sehingga termasuk persendian
biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah persendian antara tulang radius
dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas bawah
dan ke kanan kiri.

Gambar 26 .Sendi Ellipsoidal


20
H. Otot Rangka
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak
secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif.
Fungsi otot rangka adalah sebagai berikut:
1. Pergerakan. Otot menggerakkan tulang untuk melakukan gerakan.
2. Menopang dan mempertahankan postur tubuh. Otot menopang rangka
dan mempertahankan tubuh dari gaya gravitasi bumi saat berada dalam
posisi berdiri atau duduk
3. Produksi panas. Metabolisme kontraksi otot dapat menghasilkan panas
untuk mempertahankan suhu normal tubuh.
Otot rangka mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Kontraktilitas. Serabut otot dpat berkontraksi dan meregang. Dalam
keadaan istirahat, keadaan otot tidak benar-benar kedur, tetapi
mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus. Tonus pada masing-
masing orang berbeda, bergantung pada umur, jenis kelamin dan
keadaan tubuh.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi
oleh impuls saraf.
3. Eksentibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi
panjang otot saat relaksasi.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.

Gambar 27 Otot rangka pada tubuh

I. Struktur Otot Rangka

21
1. Otot rangka merupakan kumpulan fasikulum yang dihimpun oleh
jaringan ikat epimisium. Epimisium merupakan bagian dari fascia,
fascia yaitu lapisan jaringan ikat longgar yang memisahkan otot-
otot yang bersebelahan atau sekelompok otot dengan jaringan
subkutan.
2. Setiap fasikulum dibatasi oleh jaringan ikat perimysium. Disertai
saraf dan pembuluh darah yang lebih besar, dan reseptor untuk
kontraksi-relaksasi.

Gambar 28 Origo dan insersio pada otot lengan

3. Unit terkecil, berkas/serabut sel otot (miofibril) yang dikelilingi


oleh jaringan ikat endomisium. Menyediakan ruang untuk kapiler
darah dan serabut saraf sampai pada setiap serabut otot.

Miofibril terdiri atas Gambar


protein29kontraktil berupa
Miofibril penyusun otot protein
rangka filamen yang
disebut miofilamen. Miofilamen dibagi menjadi 2 jenis,
yaitumiofilamen tebal dan miofilamen tipis. Miofilamen tebal
tersusun atas protein myosin, sedangkan miofilamen tipis
tersusun dari protein aktin, protein tambahan tropomiosin, dan
troponin yang melekat pada aktin. Kombinasi miofilamen tebal dan
miofilamen tipis menunjukkan adaya pita gelap dan pita terang
seperti lurik, sehingga otot rangka disebut otot lurik.

22
Gambar 30 Diagram struktur filament penyusun myofibril

4. Di antara endomisium dan berkas serabut otot tersebar sel satelit


yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak.

J. Mekanisme Kerja Otot


1. Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot
Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot adalah
sebagai berikut:
a. Miofibril, berbentuk sillindris yang memanjang sepanjang otot
lurik, mengandung filament aktin dan myosin.
b. Sarkomer, unit structural dan fungsional terkecil dari kontraksi
otot pada miofibril. Sarkomer dibagi menjadi pita H, A dan I.
c. Aktin, filament kontraktil yang tipis serta memiliki sisi aktif dan
situs pengikatan.
d. Miosin, protein filament yang lebih tebal, dan memiliki
penonjolan yang dikenal dengan kepala myosin.
e. Tropomiosin, sebuah protein aktin pengikat yang mengatur
kontraksi otot.
f. Troponin, protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.
2. Sumber energi untuk kontraksi otot
a. ATP (adenosin tri fosfat) merupakan sumber energi utama
untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan
lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan
miosin yang memerlukan ATP.

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi


yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin
tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi
fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
b. Kreatin

Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah
ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan

23
energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase
kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
c. Glikogen (gula otot), dilarutkan menjadi laktasidogen.
Laktasidogen diubah menjadi glukosa dan asam laktat Glukosa
diubah menjadi CO2, H2O dan energy. Proses tersebut terjadi
pada saat otot relaksasi dengan menggunakan oksigen,
sehingga fase relaksasi disebut fase aerob. Jika terkandung
banyak asam laktat di dalamnya, otot akan terasa lelah. Asam
laktat akan dioksidasi dengan menggunakan oksigen.
Berikut persamaan reaksinya:

3. Tahapan mekanisme kerja otot


Langkah-langkah kontraksi otot :
1) Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung
saraf motorik akan melepaskan neurotransmiter (pemindah
rangsang ke sel berikutnya) yang berupa asetil kolin keserabut
otot melalui celah sinapsis.
2) Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan
ion Ca2+ masuk kedalam sarkoplasma otot.
3) Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang
menyebabkan kompleks troponin-miosin secara fisik bergeser
kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang
aktin.
4) Dengan terbentuknya tempat pengikatn jembatan silang aktin
menyebabkan terbentuknya jembatan silang antara kepala
miosin dan filamen aktin dan menyebabkan serabut otot
menjadi lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek dan juga
sarkomer menjadi lebih pendek) dan otot berkontraksi.

Langkah relaksasi otot:


1) Tidak adanya ion kalsium di dalam sarkoplasma. Ion Ca 2+
dibebaskan oleh unit troponin C. Ion Ca2+ dipompa kembali
kedalam retikulum sarkoplasma dengan transporatktif.
2) Komplek troponin-tropomiosin bergeser kembali keposisinya
menutupi tempat pengikatan jembatan silang aktin sehingga
aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang.
3) Filamen tipis bergeser kembali keposisi istirahat dan terjadi
proses relaksasi.

24
4. Sliding Filament
Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi
untuk terjadinya kontraksi.

Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat


anorganik dan menggunakan energi yang timbul dari pemecahan
ATP tersebut.

Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait


(berikatan dengan) aktin.

Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan


kepala miosin bergerak sehingga menggerakkan aktin.

25
Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan menyebabkan
kepala miosin melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang
kembali.

Perhatikanlah gambar di bawah ini. Gambar paling atas adalah


sarkomer ketika dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang
dan zona H nampak cukup lebar. Gambar di bawahnya adalah
sarkomer dalam keadaan berkontraksi, terlihat bahwa sarkomer
tersebut memendek dan zona H mulai menyempit. Gambar paling
bawah adalah sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh, zona H
hilang sama sekali karena aktin saling tumpuk-menumpuk.

Mekanisme sliding filament model secara keseluruhan dapat


diperhatikan pada gambar berikut ini.

26
K. Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua
berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula.
Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep
adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep
adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan
efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
a. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan),
misalnya otot trisep dan otot bisep.
b. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan)
misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
c. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak
kepala merunduk dan menengadah.
d. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya
gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan
menelungkup.
2. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan
gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus
(Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang
bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot –
otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya,
otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan
telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada
bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi.

27
Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang
dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang
dimilikinya. Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga
otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya
menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar
tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup.
Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada
otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja
otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke
posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan
paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan
tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan
otot sinergis

I. Gangguan Sistem Gerak


1. Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontiniutas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada
tulang yang utuh. Jenis patah tulang antara lain sebagai berikut.
a. Fraktur simpleks (tertutup/sederhana). Tulang yang patah tidak tampak
dari luar.
b. Fraktur kompleks (terbuka/majemuk). Tulang yang patah tampak dari
luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan.
Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
c. Fraktur karena tergilas. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan
beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran
darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka
penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
2. G
a
n
g
g
u
a
a b c
n
Gambar 31.fraktura, a) simpleks b) Kompleks c)karena tergilas

tulang belakang

28
Ada beberapa gangguan pada tulang belakang akibat kesalahan atau posisi
duduk yaitu sebagai berikut:
a. kifosis adalah gangguan ruas tulang belakang yang membengkok ke
belakang. tanda-tanda dari orang yang mengalami kifosis adalah
membungkuk. kebanyakan dari kita ketika membaca dalam keadaan
membungkuk.
b. lordosis adalah gangguan ruas tulang belakang yang membengkok ke
arah depan. ini juga banyak disebabkan karena posisi duduk yang
salah. orang yang mengalami lordosis akan terlihat tegap namun
dadanya terlihat membusung.
c. skoliosis adalah gangguan ruas tulang belakang yang membengkok ke
arah kanan dan kiri.

a b c
Gambar 32. Gangguan pada tulang belakang, a) Kifosis b) Lordosis c) Skoliosis

3. Gangguan Fisiologis Tulang


Penyebab tulang mengalami gangguan fisiologis adalah
adanya keabnormalan fungsi hormon atau tulang kekurangan mineral
dan vitamin. Gangguan ini mengakibatkan kelainan di antaranya berupa :
a. Mikrocephalus
Mikrocephalus adalah gangguan pertumbuhan tulang tengkorak akibat
kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi sehingga
kepala berukuruan lebh kecil dar ukuran normal.
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang terjadi karena
kekurangan hormon sehingga tulang mudah patah dan rapuh.
c. Rakhitis
Rakhitis adalah gangguan tulang karena kekurangan vitamin D.
Biasanya terjadi pada anak-anak dalam masa pertumbuhan. Akibatnya
pertumbuhan tulang terganggu sehingga bentuk kaki membelok keluar
(berbentuk huruf X) atau membengkok ke dalam (berbentuk huruf O).
d. FOP, Fibrodysplasia ossificans progressiva
FOP, Fibrodysplasia ossificans progressiva, adalah kelainan genetik
yang langka pembentukan tulang ekstra progresif. Hal ini disebabkan
oleh mutasi gen tunggal yang disebut ACVR1. ACVR1 adalah mutasi gen
penyebab terjadinya pertumbuhan tulang tambahan yang bisa
menimbulkan rasa sakit. Penyakit ini menyebabkan sendi penderitanya

29
terkunci serta jaringan lunak seperti otot dan ligamennya berubah
menjadi tulang. Dengan kata lain penyakit ini membuat tubuhnya
membeku secara permanen sepanjang waktu. FOP biasannya terjadi
sebelum usia 10 tahun.

Gambar 33. Penderita FOP


4. Gangguan Pada Sendi
Apabila kita mengalami gangguan persendian, gerakan tulang menjadi
tidak leluasa atau maksimal. Selain itu, gangguan ini juga
menimbulkan rasa nyeri. Macam dan Jenis Gangguan yang dimaksud
meliputi:
a. Ankilosis
Ankilosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah-
olah kedua tulang menyatu.
b. Dislokasi
Dislokasi adalah sendi bergeser dari kedudukan semula.
c. Terkilir atau keseleo
Terkilir atau keseleo adalah tertariknya ligamen akibat gerak yang
mendadak.
d. Osteoartritis
Osteoartritis adalah Kerusakan dan kehausan tulang rawan yang
berfungsi sebagai bantalan pada sendi. Biasa terjadi karena usia tua,
kelemahan tulang atau penggunaan sendi yang terlalu berat.

Gambar 34. Osteoartritis


e. Urai sendi
Urai sendi adalah robeknya selaput sendi yang diikuti oleh terlepasnya
ujung tulang sendi.
f. Artritis
Artritis adalah peradangan pada satu atau beberapa sendi dan kadang-
kadang posisi tulang mengalami perubahan.

30
1) Gout artritis adalah gangguan persendian akibat kegagalan
metabolisme asam urat. Asam urat yang tinggi dalam darah diangkut
dan ditimbun dalam sendi yang kecil, biasanya pada jari-jari
tangan. Akibatnya ujung-ujung ruas jari tangan membesar.

Gambar 5. Gout artritis


2) Reumathoid adalah suatu penyakit kronis yang terjadi pada jaringan
penghubung sendi. Sendi membengkak dan terjadi kekejangan pada
otot penggeraknya.
3) Artritis Psoriatik, penyakit ini ditandai dengan peradangan pada sendi
yang disertai dengan pembengkakan dan nyeri.
4) Artritis septik adalah radang sendi yang disebabkan oleh infeksi
bakteri

5. Gangguan Pada Otot


Ada beberapa macam kelainan atau gangguan pada otot manusia,
diantaranya yaitu:
1) Tetanus merupakan suatu kondisi ketegangan otot yang terus menerus
karena terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani sehingga otot terus
menerus berkontraksi.
2) Kram sama/kejang otot adalah keadaan saat otot tiba-tiba tegang, sulit
digerakkan dan disertai rasa nyeri. Kram terjadi karena otot bekerja
terus menerus atau bekerja terlalu berat, cuaca dingin, tidak
melakukan pemanasan dengan benar sebelum olahraga atau
merupakan gejala ketidakseimbangan air dan ion di dalam tubuh.

Gambar 36. Kram


3) Astrofi otot yakni terjadinya penurunan fungsi kerja otot secara
maksimal yang diakibatkan karena otot mengecil kehilangan fungsi

31
kontraksi. Atrofi dapat terjadi jika otot tidak digunakan atau digerakkan
misalnya karenan kelumpuhan, pemasangan gips atau penyakit
poliomelitis

Gambar 37. Atrofi


4) Otot robek, adalah robeknya serabut otot yang berakibat bengkak, rasa
nyeri dan pendarahan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gerakan
yang tiba-tiba ketika berolahraga sehingga menyebabkan luka.
5) Otot terkilir (strain) aalah robeknya otot bagian tendon karena teregang
melebihi batas normal. Otot terkilir disebabkan oleh pembebanan secara
tiba-tiba pada otot.
II. Teknologi Sistem Gerak
A. Penyembuhan Patah Tulang
1. Pemasangan gips, yaitu bahan kapur yang diletakkan disekitar
tulang yang patah.
2. Pembidaian, yaitu dengan menempatkan benda keras di
sekeliling tulang yang patah.
3. Pembedahan internal, yaitu pembedahan untuk menempatkan
batang logam atau piringan ada tulang yang patah.
4. Penarikan (traksi) Yaitu menggunakan beban untuk menahan
sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang
digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk
patah tulang pinggul.
B. Penyembuhan Kanker Tulang
1. Kemoterapi (bahasa Inggris: chemotherapy) adalah penggunaan
zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan
modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada
obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
2. Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi
menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif.
Cukup banyak dari penderita kanker yang berobat ke rumah
sakit menerima terapi radiasi.
3. Operasi, bertujuan untuk menghilangkan tumor local pada
tulang.
a. Limb salvage adalah merupakan suatu prosedur untuk
mempertahankan/menyelamatkan anggota gerak dan

32
menghindari amputasi. Menyelamatkan agar tidak
nekrosis/cacat dan tetap produktif.
b. Limb ablation yaitu mengamputasi tulang yang terkena
tumor ganas.
C. Penggantian Sendi
Untuk mengatasi penyakit degenarit tulang( sendi- sendi yang telah
rusak dan menimbulkan rasa sakit) yakni dengan metode
pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan bahan
logam. Bonngol sendi diganti dengan logam campuran(missal,
campuran titanium) dan cawan sendi dengan mangkok polietilena,
( misal plastik ) yang kerapatannya tinggi. Kemudian kedua sisi
direkatkan dengan senyawa metil metrakilat berpori ynag
memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
D. Transplantasi Sumsum
Sumsum merah dari seseorang ditransplantasikan kepada orang
lain. Dalam hal ini, diperlukan teknik khusus untuk memindahkan
sumsum dari donor yang sehat dan menyuntikkannya pada resipien
tanpa merusaknya, karena sumsum sangat lunak.
E. Penanggulangan Skoliosis Kongenitalis
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang
belakang bayi baru lahir.Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya
berhubungan dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang
atau peleburan tulang rusuk.Skoliosis bisa menyebabkan kelainan
bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena itu
seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan memasang
penyangga (brace)sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin
memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
F. Implan
Implan adalah emasangan suatu material dari benda rigid atau
kaku (misalnya titanium) pada tulang belakang yang mengalami
gangguan.
G. Tangan Bionik
Tangan bionic merupakan tangan buatan yang fungsional sehingga
dapat digunakan untuk memegang benda dan melakukan gerakan
kombinasi tangan, misalnya mengetik.
H. Kaki Bionik
Kaki bionic merupakan kaki buatan yang dilengkapi dengan
perangkat Bluetooth. Chip computer ditanamkan pada setiap kaki
utuk mengirimkan sinyal ke motor di kedua sendi buatan sehingga
lutut dan mata kaki dapat berpindah dan melakukan gerakan yang
terkoordinasi, misalnya berdiri, berjalan, mendaki. Kaki bionic ini
merupakan energy dari baterai.
I. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan

33
oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakan dengan
didorong oleh pihak lain, digerakan dengan menggunakan tangan,
atau dengan menggunakan mesin otomatis. Pemakaian pertama
kursi roda di Inggris tercatat pada tahun 1670-an.
J. Penanggulangan kaki O
Yaitu dengan pemakaian sepatu khusus untuk menormalkan
kembali dan sepatu tersebut harus selalu dipakai.
K. Vaskosuplementasi
Viskosuplementasi adalah menyuntikkan asam hialuronat ke celah-
celah sendi untuk memperbaiki gizi dan pelumasan.
Teknik ini adalah teknik menanam tulang rawan pasien dan
memindahkan jaringan tersebut ke area yang rusak, misalnya pada
sendi lutut.

34

Anda mungkin juga menyukai