TINJAUAN PUSTAKA
dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu, biasanya per
dapat diperoleh seseorang dari mata pencaharian utama dengan atau tanpa mata
kesejahteraan keluarganya.
konsep pokok, yaitu konsep ketimpangan absolut dan konsep ketimpangan relatif.
6
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Alat yang lazim digunakan adalah Gini Ratio dan cara perhitungan yang
dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Ada dua
distribusi ukuran adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima
Dari dua definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi
daerah atau negara baik yang diterima masing-masing orang ataupun dari
7
Universitas Sumatera Utara
Menurut Irma Adelma dan Cynthia Taft Morris dalam Arsyad (2010) ada
kaya memiliki rasio tabungan yang lebih tinggi dari pada orang orang miskin
sehingga akan meningkatkan aggregate saving rate yang diikuti oleh peningkatan
Kaldor menunjukkan adanya trade off atau pilihan antara pertumbuhan PDRB
8
Universitas Sumatera Utara
Dua model ketimpangan yaitu teori Harrod-Domar dan Neo-Klasik
dengan kegiatan investasi yang ditanamkan pada suatu daerah untuk menarik
kapital kedalam daerahnya, hal ini jelas akan berpengaruh pada kemampuan
yang besar dalam jangka waktu yang relatif cepat. Mekanisme pasar justru akan
hal tersebut, beliau memakai ide “spread effect” dan “backwash effect” sebagai
9
Universitas Sumatera Utara
manusia dari wilayah sekitar atau pinggiran termasuk aliran modal ke wilayah
wilayah inti.
1. Kurva Lorenz
Kurvanya sendiri ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva
10
Universitas Sumatera Utara
Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi
pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin
semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang dan tidak merata.
(Lincolin Arsyad,1997).
Gambar 2.1.
Kurva Lorenz
pendapatan yang diterima oleh seluruh keluarga atau individu dengan total
mempunyai selang nilai antara 0 sampai dengan 1. Bila Gini Ratio mendekati nol
menunjukkan adanya ketimpangan yang rendah dan bila Gini Ratio mendekati
k
Pi (Qi Qi 1)
G=1-
i 1 10000
11
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
G = Gini Ratio
Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i
Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas-i
Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i
k = Banyaknya kelas pendapatan
sempurna, dan semakin besar nilai Gini maka semakin tidak sempurna tingkat
pemerataan pendapatan.
Tabel 2.1
Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank)
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
12
Universitas Sumatera Utara
fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini
menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan
dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara.
sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.
padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empaat
indikator yaitu : (1) rasa aman (security), (2) Kesejahteraan (welfare), (3)
Indeks Mutu Hidup (Physical Quality Life Index), Kebutuhan Dasar (Basic
inipun dapat dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari
tertentu.
tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang
13
Universitas Sumatera Utara
2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,
2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,
4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika,
dapat dikaji dari 3 aspek yakni (1) Tingkat perkembangan fisik (somatic status),
seperti nutrisi, kesehatan, harapan hidup, dan sebagainya; (2) Tingkat mentalnya,
14
Universitas Sumatera Utara
peningkatan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk cenderung berdampak
negatif terhadap penduduk miskin, terutama bagi mereka yang sangat miskin.
Sebagian besar keluarga miskin memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak
output per kapita dalam jangka panjang, sehingga persentase pertambahan output
tersebut harus lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada
Dalam upaya meningkatkan pendapatan perkapita daerah (PDRB per kapita) juga
tenaga kerja, kapital, sumberdaya alam, teknologi dan faktor sosial (seperti adat
seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu
diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Hal itu juga
tersebut (tanah, modal, tenaga kerja dan teknologi) yang berarti secara kasar dapat
15
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain
ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta diwilayah tersebut juga oleh
distribusi pendapatan dengan ukuran koefisien Gini dan pertumbuhan GNP per
kapita yang akan terlihat seperti kurva yang berbentuk U-terbalik. Menurut
negara atau daerah, akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan.
pendapatan yang diterima oleh setiap penerima pendapatan dalam daerah tersebut,
baik itu golongan masyarakat maupun wilayah tertentu dalam daerah tersebut.
16
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Oleh karena itu, ketimpangan pendapatan ini akan tergantung dari besar
Sehingga timpang atau tidaknya pendapatan daerah dapat diukur melalui distribusi
tertentu, dimana pendapatan yang diterima wilayah tersebut terlihat pada nilai
diterimanya pula.
Bada Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil analisis menggunakan koefisien gini (gini
Bada adalah ketimpangan sedang untuk pekerjaan penduduk sebagai petani dan
buruh dan ketimpangan rendah untuk pekerjaan penduduk sebagai pedagang dan
pns. apabila dilihat secara keseluruhan sampel diperoleh indeks gini sebesar
0,386, ini artinya pada kabupaten Peukan Bada mempunyai nilai ketimpangan
Di Provinsi Jawa Tengah Periode 2000 – 2007 dan dengan menggunakan analisis
17
Universitas Sumatera Utara
pendapatan yang diukur dari Indeks Gini dan Indeks Williamson berpengaruh
bahwa sumber pendapatan petani kopi arabika cukup beragam dimana pendapatan
dari usaha tani kopi arabika memberikan kontribusi sebesar 65,68% terhadap total
berdasarkan nilai gini ratio sebesar 0,36 berada dalam kategori menengah,
sedangkan menurut kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Selain itu,
jumlah petani kopi arabika miskin menurut Sajogyo (1988) sebanyak 21,43%,
Sukirno,2006).
Indeks Gini dan Kriteria Bank Dunia berpengaruh pada tingkat kesejahteraan atau
18
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan. Semakin kecil (mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik
atau merata distribusi. Di lain pihak, koefisien yang kian besar (semakin
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi
pengeluaran).
Pendapatan
Tinggi,sedang dan rendah
Ketimpangan Distribusi
Pendapatan
Sedang
Kesejahteraan
Tinggi, sedang dan rendah
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
19
Universitas Sumatera Utara