Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber
dari hewan telah banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah
dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi
pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah
yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek
berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan
wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu
sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya.
Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi
dan dapat membawa dampak yang menakutkan bagi dunia,
terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang kesehatan
masyarakat dan veteriner.
Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis
belum mendapatkan perhatian yang cukup baik pemerintahnya
maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah kasus emerging
zoonosis Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003,
sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah ini. Sejumlah 62 orang
positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di
samping itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya yang
mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan
penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi
tantangan bagi Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit
zoonosis.
Kemunculan kasus-kasus penyakit zoonosis membuka
suatu pemahaman baru dari lembaga kesehatan hewan sedunia atau
OIE (Office Internationale des Epizootes) mengenai musuh dunia.
OIE berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi
perang dunia, bom nuklir ataupun serangan teroris, melainkan alam
itu sendiri. Kemunculan yang tak terduga dari suatu penyakit

1
zoonosis juga memunculkan istilah emerging zoonosis. Istilah ini
dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu kejadian penyakit
zoonosis dengan (1) agen penyakit yang telah dikenal dan muncul
pada area geografik yang berbeda (2) agen penyakit yang telah
dikenal atau kerabat dekatnya dan menyerang hewan yang
sebelumnya tidak rentan (3) agen penyakit yang belum dikenal
sebelumnya dan terdeteksi untuk pertama kalinya. Sedangkan re-
emerging zoonosis adalah suatu penyakit zoonosis yang pernah
mewabah dan sudah mengalami penurunan intensitas kejadian
namun mulai menunjukkan peningkatan kembali (Morse 2004).
Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai
kemunculan dari suatu penyakit yang baru. Perubahan sosial dan
ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia,
perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada
kemunculan suatu penyakit zoonosis. Peningkatan populasi
manusia dan globalisasi menyebabkan perpindahan manusia dari
satu benua ke benua lainnya. Seiring dengan hal tersebut maka
juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan benua,
melalui perusakan habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan
kepentingan teknologi, dimana mikroorganisme, termasuk
mikroorganisme patogen, juga mengalami perpindahan ke daerah
yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di dunia juga
mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan
dunia yang cukup pesat.
Sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui dari mana
virus itu berasal, atau hewan apa yang menjadi “host” awalnya.
Berbagai binatang yang dijumpai di sekitar tepian sungai Ebola
diteliti, dari serangga, ular, sampai monyet, tetapi tidak ditemukan
indikasi bahwa virus itu dari hewan-hewan tersebut. Sehingga
membuat para peneliti yang melakukan penelitian akan penyebab
terjadinya penyakit ini hingga menyebabkan wabah di daerah

2
kongo dan Uganda belum dapat dipecahkan dan didapatkan solusi
pengobatannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinjauan umum atau definisi penyakit ebola


2. Bagaimana epidemiologi dari ebola
3. Bagaimana etiologi virus ebola
4. Bagaimana ciri dan struktur virus ebola
5. Bagaimana tanda dan gejala virus ebola
6. Bagaimana patofisiologi virus ebola
7. Bagaimana pencegahan virus ebola
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang virus ebola
9. Bagaimana penetalaksanaan medis pada penderita ebola
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita ebola

C. Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui penyakit ebola lebih jauh lagi


dan bisa mengatasi masalah dari virus ebola dengan asuhan
keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia


Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh
virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala-gejalanya
antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar,
dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%.
Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola
dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau
kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5
sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola
yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia
belum ditemukan.

B. Epidemiologi

Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap


menjadi misteri.Secara umum, virus ini ada yang menyerang
manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan
ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak
ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari
virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi
penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari
manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai
cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau
hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi
karena berkontak dengan benda seperti jarum suntik yang
terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara
nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga
dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker
ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang

4
fasilitas penelitian hewan primatadi Virginia,AS.Ebola-Reston
menyebar melalui partikel udara.

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang


paling menyita perhatian publik karena kemunculannya yang
sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia.
Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsiSudandan di
wilayah yang berdekatan denganZaire(saat ini dikenal sebagai
RepublikCongo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi
di Yambuku, daerah Utara RepublikCongodan Nzara, daerah
SelatanSudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan
sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus
diantaranya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus
Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir
dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa
kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak sebagai
inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada
daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas.


Hal ini berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara
dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk
menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset
virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap
penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui
penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia,
terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar.
Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang
efektif dari penularan Ebola pada manusia.Gejala klinis dari
penyakit ini adalah demam secara tiba-tiba, kelemahan, nyeri otot,
sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan
muntah, diare, ruam pada kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati

5
serta pada beberapa kasus terjadi pendarahan internal dan
eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan
jumlah butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim
hati.

C. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus Genus
Ebolavirus Familia filoviridae yang terdiri dari 5 spesies yang
berbeda:
1. Bundibugyo Ebolavirus (BDBV)
2. Reston ebolavirus (RESTV)
3. Zaire Ebolavirus (EBOV)
4. Sudan ebolavirus (SUDV)
5. TAIForest ( TAFV)

D. Ciri-ciri dan struktur virus Ebola


Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah
penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam
keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah mengidentifikasi 5 jenis
virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit
pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan
virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit
pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus
Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan Reston,
Virginia Amerika Serikat.
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia
Filoviridae yang merupakan salah satu daripada dua kumpulan
virus RNA benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi
seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel
polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo
dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filoviridae
memiliki garis tengah 800 nm, dan panjang mecapai 1000 nm.

6
E. Tanda dan gejala
Masa inkubasi 2-21 hari dan manusia tidak dapat
menularkan virus ini sampai timbul gejala. Gejalanya diantaranya:
1. Kelelahan
2. Demam
3. Nyeri otot
4. Sakit kepala
5. Mual dan muntah
6. Sakit tenggorokan
7. Diare
8. Gangguan fungsi ginja dan hati
9. Ruam terisi nanah dan darah yang menyakitkan
10. Perdarahan gusi, hidung, mata, sekitar kuku jari
11. Temuan lab: penurunan leukosit dan trombosit dan
peningkatan enzim pada hepar

F. Pathofisiologi
Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host
melalui berbagai macam cara antara lain melalui jarum suntik ,
donor darah , dan melalui kontak langsung tangan.
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan
sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik
yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang
yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal
karena terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah
sebagai berikut. Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau
peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel hati. Kedua,
penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan
menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati
dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau
mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran

7
(masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem
pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada
pasien.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke
penderita lainnya antara lain :

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan


tubuh atau sekret dari pasien yang terinfeksi dan
didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit selama
perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak
dengan daging secara terinfeksi, atau di permukaan
mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari
eksposur kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial,
dengan replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati,
paru-paru dan limpa.
3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan
terhadap efek cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan
mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal seluler
dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau
keduanya. Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan
oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor nekrosis
dan oksida nitrat.

Sehingga kontak langsung antara setiap individu


sangat memegang peranan penting dalam penyebaran dan
penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita
tidak bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu
terjadi tanpa kita tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.

G. Pencegahan
5 Tahapan pencegahan untuk individu, antara lain:
1. Menghindari area yang terkena serangan virus Ebola

8
2. Tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang
terjangkit virus Ebola
3. Menggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisa
digunakan di Laboratorium
4. Korban yang meninggal akibat virus Ebola harus dimusnahkan
karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang
menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang
terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di
Afrika.
5. Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar
Ultra violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin
dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan
phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate.

Tahapan pencegahan dilingkungan masyarakat, antara lain:


a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan
perubahan prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta
meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam
lingkungan masyarakat dan sekitarnya
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada
kelompok – kelompok yang berisiko atau pada populasi umum
dan peda pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk
tidak pergi ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan
terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi sumber
penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya
komplikasi penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut
dalam masyarakat.

9
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi
kematian dengan menambah konsentrasi minum penderita agar
tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan
tubuh kelompok.
e. Rehabilitation
Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta
keluarga serta dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis
pada kasus dan penderita penyakit ebola.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes polimerase chin reaction ( pcr)
2. ELISA
3. Deteksi antigen
4. Uji netralisasi serum
5. Mikroskop elektron
6. Isolasi virus dengan kultur sel

I. Penatalaksanaan medis
1. Tidak ada pengobatan standar untuk demam Ebola.
2. Pengobatan suportif dan termasuk meminimalkan prosedur
invasif, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, menggantikan faktor
koagulasi yang hilang untuk membantu menghentikan
pendarahan, menjaga kadar oksigen dan darah, dan mengobati
setiap infeksi rumit.

J. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Faktor Risiko: Apakah individu memiliki salah satu paparan
berikut selama 3 minggu terakhir?
a. Tinggal di atau perjalanan ke negara di mana wabah Ebola
terjadi (saat ini: Guinea, Liberia, dan Sierra Leone *).

10
b. Kontak dengan darah atau cairan tubuh dari pasien yang
diketahui memiliki atau diduga memiliki Ebola.
c. Penanganan langsung dari kelelawar atau primata non-
manusia dari daerah endemik penyakit.
2. Gejala: Apakah individu demam atau tanda-tanda berikut dan
gejala yang berhubungan dengan Ebola?
a. Demam lebih besar dari 38,0 °Catau 100,4 °F
b. Gejala seperti sakit kepala parah, nyeri otot, muntah, diare,
sakit perut, atau perdarahan yang tidak dapat dijelaskan.

b. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Deficit volume cairan
4. Kerusakan integritas kulit
5. Resiko infeksi
6. Deficit pengetahuan

11
c. Intervensi keperawatan
1 Hipertermia NOC : NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh Kriteria Hasil :  Monitor suhu sesering
naik diatas rentang  Suhu tubuh dalam mungkin
normal rentang normal  Monitor IWL
 Nadi dan RR  Monitor warna dan
Batasan dalam rentang suhu kulit
Karakteristik: normal  Monitor tekanan
 kenaikan suhu  Tidak ada darah, nadi dan RR
tubuh diatas perubahan warna  Monitor penurunan
rentang normal kulit dan tidak ada tingkat kesadaran
 serangan atau pusing, merasa  Monitor WBC, Hb,
konvulsi (kejang) nyaman dan Hct
 kulit kemerahan  Monitor intake dan

 pertambahan RR output

 takikardi  Berikan anti piretik

 saat disentuh  Berikan pengobatan

tangan terasa untuk mengatasi

hangat penyebab demam


 Selimuti pasien

Faktor faktor yang  Lakukan tapid sponge

berhubungan :  Berikan cairan

- penyakit/ intravena

trauma  Kompres pasien pada

- peningkatan lipat paha dan aksila

metabolisme  Tingkatkan sirkulasi

- aktivitas yang udara

berlebih  Berikan pengobatan

- pengaruh untuk mencegah

medikasi/anas terjadinya menggigil

tesi

12
- ketidakmamp Temperature regulation
uan/penuruna  Monitor suhu minimal
n kemampuan tiap 2 jam
untuk  Rencanakan
berkeringat monitoring suhu
- terpapar secara kontinyu
dilingkungan  Monitor TD, nadi,
panas dan RR
- dehidrasi  Monitor warna dan
- pakaian yang suhu kulit
tidak tepat  Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
 Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
 Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
 Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang

13
diperlukan
 Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik
jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
 Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari
nadi
 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola
pernapasan abnormal

14
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign

2 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh food and Fluid Intake  Kaji adanya alergi
Kriteria Hasil makanan
Definisi : Intake :  Kolaborasi dengan ahli
nutrisi tidak cukup  Adanya gizi untuk menentukan
untuk keperluan peningkatan berat jumlah kalori dan
metabolisme tubuh. badan sesuai nutrisi yang dibutuhkan
dengan tujuan pasien.
Batasan karakteristik  Berat badan ideal  Anjurkan pasien untuk
: sesuai dengan meningkatkan intake Fe
- Berat badan 20 % tinggi badan  Anjurkan pasien untuk
atau lebih di  Mampu meningkatkan protein
bawah ideal mengidentifikasi dan vitamin C
- Dilaporkan adanya kebutuhan nutrisi  Berikan substansi gula
intake makanan  Tidak ada tanda  Yakinkan diet yang
yang kurang dari tanda malnutrisi dimakan mengandung
RDA  Tidak terjadi tinggi serat untuk

15
(Recomended penurunan berat mencegah konstipasi
Daily Allowance) badan yang berarti  Berikan makanan yang
- Membran mukosa terpilih ( sudah
dan konjungtiva dikonsultasikan dengan
pucat ahli gizi)
- Kelemahan otot  Ajarkan pasien
yang digunakan bagaimana membuat
untuk catatan makanan harian.
menelan/menguny  Monitor jumlah nutrisi
ah dan kandungan kalori
- Luka, inflamasi  Berikan informasi
pada rongga mulut tentang kebutuhan
- Mudah merasa nutrisi
kenyang, sesaat  Kaji kemampuan pasien
setelah mengunyah untuk mendapatkan
makanan nutrisi yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau
fakta adanya Nutrition Monitoring
kekurangan  BB pasien dalam batas
makanan normal
- Dilaporkan adanya  Monitor adanya
perubahan sensasi penurunan berat badan
rasa  Monitor tipe dan jumlah
- Perasaan aktivitas yang biasa
ketidakmampuan dilakukan
untuk mengunyah  Monitor interaksi anak
makanan atau orangtua selama
- Miskonsepsi makan
- Kehilangan BB  Monitor lingkungan
dengan makanan selama makan
cukup  Jadwalkan pengobatan
- Keengganan untuk dan tindakan tidak

16
makan selama jam makan
- Kram pada  Monitor kulit kering
abdomen dan perubahan
- Tonus otot jelek pigmentasi
- Nyeri abdominal  Monitor turgor kulit
dengan atau tanpa  Monitor kekeringan,
patologi rambut kusam, dan
- Kurang berminat mudah patah
terhadap makanan  Monitor mual dan
- Pembuluh darah muntah
kapiler mulai  Monitor kadar albumin,
rapuh total protein, Hb, dan
- Diare dan atau kadar Ht
steatorrhea  Monitor makanan
- Kehilangan rambut kesukaan
yang cukup  Monitor pertumbuhan
banyak (rontok) dan perkembangan
- Suara usus  Monitor pucat,
hiperaktif kemerahan, dan
- Kurangnya kekeringan jaringan
informasi, konjungtiva
misinformasi  Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Faktor-faktor yang  Catat adanya edema,
berhubungan : hiperemik, hipertonik
Ketidakmampuan papila lidah dan cavitas
pemasukan atau oral.
mencerna makanan  Catat jika lidah
atau mengabsorpsi berwarna magenta,
zat-zat gizi scarlet
berhubungan dengan
faktor biologis,

17
psikologis atau
ekonomi.
3 Defisit Volume NOC: NIC :
Cairan  Fluid balance Fluid management
Definisi : Penurunan  Hydration  Timbang
cairan intravaskuler,  Nutritional popok/pembalut jika
interstisial, dan/atau Status : Food and diperlukan
intrasellular. Ini Fluid Intake  Pertahankan catatan
mengarah ke Kriteria Hasil : intake dan output yang
dehidrasi, kehilangan - Mempertahankan akurat
cairan dengan urine output sesuai  Monitor status hidrasi (
pengeluaran sodium dengan usia dan kelembaban membran
BB, BJ urine mukosa, nadi adekuat,
Batasan Karakteristik normal, HT normal tekanan darah ortostatik
: - Tekanan darah, ), jika diperlukan
- Kelemahan nadi, suhu tubuh  Monitor hasil lAb yang
- Haus dalam batas normal sesuai dengan retensi
- Penurunan turgor - Tidak ada tanda cairan (BUN , Hmt ,
kulit/lidah tanda dehidrasi, osmolalitas urin )
- Membran Elastisitas turgor  Monitor vital sign
mukosa/kulit kulit baik, membran  Monitor masukan
kering mukosa lembab, makanan / cairan dan
- Peningkatan tidak ada rasa haus hitung intake kalori
denyut nadi, yang berlebihan harian
penurunan tekanan  Kolaborasi pemberian
darah, penurunan
cairan IV
volume/tekanan
 Monitor status nutrisi
nadi
 Berikan cairan
- Pengisian vena
 Berikan diuretik sesuai
menurun
interuksi
- Perubahan status
 Berikan cairan IV pada
mental

18
- Konsentrasi urine suhu ruangan
meningkat  Dorong masukan oral
- Temperatur tubuh  Berikan penggantian
meningkat nesogatrik sesuai output
- Hematokrit  Dorong keluarga untuk
meninggi membantu pasien
- Kehilangan berat makan
badan seketika  Tawarkan snack ( jus
(kecuali pada third buah, buah segar )
spacing)  Kolaborasi dokter jika
Faktor-faktor yang tanda cairan berlebih
berhubungan: muncul meburuk
- Kehilangan  Atur kemungkinan
volume cairan tranfusi
secara aktif  Persiapan untuk tranfusi
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan

4 Kerusakan intergritas NOC : NIC :


kulit b/d edema dan Tissue Integrity : Skin Pressure Management
menurunnya tingkat and Mucous  Anjurkan pasien untuk
aktivitas Membranes menggunakan pakaian
Definisi : Perubahan Kriteria Hasil : yang longgar
pada epidermis dan  Integritas kulit  Hindari kerutan padaa
dermis yang baik bisa tempat tidur
dipertahankan  Jaga kebersihan kulit
Batasan karakteristik (sensasi, agar tetap bersih dan
: elastisitas, kering
- Gangguan temperatur,  Mobilisasi pasien (ubah
pada bagian hidrasi, posisi pasien) setiap dua
tubuh pigmentasi) jam sekali

19
- Kerusakan  Tidak ada  Monitor kulit akan
lapisa kulit luka/lesi pada adanya kemerahan
(dermis) kulit  Oleskan lotion atau
- Gangguan  Perfusi minyak/baby oil pada
permukaan jaringan baik derah yang tertekan
kulit  Menunjukkan  Monitor aktivitas dan
(epidermis) pemahaman mobilisasi pasien
Faktor yang dalam proses  Monitor status nutrisi
berhubungan : perbaikan kulit pasien
Eksternal : dan mencegah  Memandikan pasien
- Hipertermia atau terjadinya dengan sabun dan air
hipotermia sedera berulang hangat
- Substansi kimia  Mampu
- Kelembaban melindungi
udara kulit dan
- Faktor mekanik mempertahank
(misalnya : alat an kelembaban
yang dapat kulit dan
menimbulkan perawatan
luka, tekanan, alami
restraint)
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang
ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi

20
- Faktor yang
berhubungan
dengan
perkembangan
- Perubahan
sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

5 Resiko infeksi NOC : NIC :


Immune Status Infection Control (Kontrol
Definisi : Knowledge : Infection infeksi)
Peningkatan resiko control  Bersihkan lingkungan
masuknya organisme Risk control setelah dipakai pasien
patogen Kriteria Hasil : lain
 Klien bebas dari  Pertahankan teknik
Faktor-faktor resiko : tanda dan gejala isolasi
- Prosedur Infasif infeksi  Batasi pengunjung bila
- Ketidakcukupan  Mendeskripsikan perlu
pengetahuan proses penularan  Instruksikan pada

21
untuk penyakit, factor pengunjung untuk
menghindari yang mencuci tangan saat
paparan patogen mempengaruhi berkunjung dan setelah
- Trauma penularan serta berkunjung
- Kerusakan penatalaksanaann meninggalkan pasien
jaringan dan ya,  Gunakan sabun
peningkatan  Menunjukkan antimikrobia untuk cuci
paparan kemampuan tangan
lingkungan untuk mencegah  Cuci tangan setiap
- Ruptur membran timbulnya infeksi sebelum dan sesudah
amnion  Jumlah leukosit tindakan kperawtan
- Agen farmasi dalam batas  Gunakan baju, sarung
(imunosupresan) normal tangan sebagai alat
- Malnutrisi  Menunjukkan pelindung
- Peningkatan perilaku hidup  Pertahankan lingkungan
paparan sehat aseptik selama
lingkungan pemasangan alat
patogen  Ganti letak IV perifer
- Imonusupresi dan line central dan
- Ketidakadekuata dressing sesuai dengan
n imum buatan petunjuk umum
- Tidak adekuat  Gunakan kateter
pertahanan intermiten untuk
sekunder menurunkan infeksi
(penurunan Hb, kandung kencing
Leukopenia,
 Tingktkan intake nutrisi
penekanan
 Berikan terapi
respon inflamasi)
antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat
pertahanan tubuh
Infection Protection
primer (kulit
(proteksi terhadap infeksi)
tidak utuh,
 Monitor tanda dan

22
trauma jaringan, gejala infeksi sistemik
penurunan kerja dan lokal
silia, cairan tubuh  Monitor hitung
statis, perubahan granulosit, WBC
sekresi pH,  Monitor kerentanan
perubahan terhadap infeksi
peristaltik)  Batasi pengunjung
- Penyakit kronik  Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
 Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
 Pertahankan teknik
isolasi k/p
 Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
 Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
 Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep

23
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara
menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur positif
6 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
Kowlwdge :disease Teaching : disease Process
Definisi : process 1. Berikan penilaian
Tidak adanya atau Kowledge:health tentang tingkat
kurangnya informasi Behavior pengetahuan pasien
kognitif sehubungan Kriteria Hasil : tentang proses penyakit
dengan topic spesifik.  Pasien dan yang spesifik
keluarga 2. Jelaskan patofisiologi
Batasan karakteristik menyatakan dari penyakit dan
: memverbalisasikan pemahaman bagaimana hal ini
adanya masalah, tentang penyakit, berhubungan dengan
ketidakakuratan kondisi, prognosis anatomi dan fisiologi,
mengikuti instruksi, dan program dengan cara yang tepat.
perilaku tidak sesuai. pengobatan 3. Gambarkan tanda dan
 Pasien dan gejala yang biasa
keluarga mampu muncul pada penyakit,
Faktor yang melaksanakan dengan cara yang tepat
berhubungan : prosedur yang 4. Gambarkan proses
keterbatasan kognitif, dijelaskan secara penyakit, dengan cara
interpretasi terhadap benar yang tepat
informasi yang salah,  Pasien dan 5. Identifikasi
kurangnya keinginan keluarga mampu kemungkinan
untuk mencari menjelaskan penyebab, dengna cara
informasi, tidak kembali apa yang yang tepat

24
mengetahui sumber- dijelaskan 6. Sediakan informasi
sumber informasi. perawat/tim pada pasien tentang
kesehatan lainnya kondisi, dengan cara
yang tepat
7. Hindari harapan yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di

25
komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah
penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam
keluarga Filoviridae. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit
pada manusia di negara-negara Afrika. Penyebaran virus Ebola
dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan
transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang
diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu
lainnya.
Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat
diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi
penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu
wilayah ke wilayah lainnya dan tidak ada pengobatan standar
untuk demam Ebola.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi. untuk itu
diharapkan krotik dan saran yang bersifat membangun bagi kami
untuk membuat makalah dalam bentuk yang baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2014/08/01/ebola/

http://health.kompas.com/read/2014/10/06/110527423/Bagaimana.Cara.Dokter.M
endete ksi.Infeksi.Ebola.

28

Anda mungkin juga menyukai