Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2016
KATA PENGANTAR
Assalamuálaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“BISNIS ELEKTRONIK (E-Business) DAN KERJA SAMA GLOBAL” dimana
makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Dalam Penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heryenzus, S.Kom., M.Si selaku dosen
Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelasaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semoga materi dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
kita semua. Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih.
Wassalamuálaikum wr.wb
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang kian hari kian maju mendorong para
pelaku bisnis untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam bisnis mereka,
selain itu adanya keinginan untuk memperluas bisnis, menekan biaya dan
memaksimalkan kecanggihan teknologi sehingga mampu mendukung berjalannya
sebuah perusahaan yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan lebih besar dari
sebelumnya, terlebih lagi adanya kemajuan dalam sistem informasi membuat para
pebisnis tertarik untuk terus memajukan bisnis mereka.
Perkembangan sistem informasi mendorong perubahan yang signifikan
terutama bagi perusahaaan guna pengambilan keputusan. Meningkatnya
penggunaan teknologi informasi lebih memudahkan orang untuk melakukan
komunikasi, diskusi ataupun berutkar pikiran yang tidak hanya dilakukan oleh satu
atau dua orang namun bisa lebih dari itu. Hal tersebulah yang mendorong
perusahaan ingin memanfaatkan kecanggihan tersebut untuk memperluas usaha
bisnisnya, memperlancar dan mempermudah komunikasi, menekan biaya serta
memaksimalkan kecanggihan teknologi yang dimiliki.
Seperti yang kita ketahui berbagai aplikasi yang mendukung proses
pertukaran informasi kini semakin menjamur, hal tersebutlah yang dilihat oleh para
pelaku bisnis sebagai kesempatan atau peluang bisnis yang dapat di manfaatkan dan
dimaksimalkan penggunaannya. Atas dasar tersebut kini munculah sistem
kolaborasi dimana memanfaatkan aplikasi-aplikasi canggih untuk melakukan
komunikasi sehingga dapat bekerja bersama-sama, serta muncul pula bisnis jejaring
sosial yang memanfaatkan aplikasi jejaring sosial untuk memperluas jangkauan
bisnis sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui bisnis yang sedang
dijalankan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu proses bisnis dan bagaiamana teknologi informasi
meningkatkan proses bisnis
1.3.2 untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sistem informasi
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana sistem-sistem untuk kolaborasi dan bisnis
jejaring sosial
1.3.4 Untuk mengetahui apa fungsi sistem informasi di dalam bisnis
PEMBAHASAN
KAJIAN TEORI
2.1.1 Proses bisnis dan Sistem Informasi
Proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa. Kegiatan ini didukung oleh aliran material,
informasi dan pengetahuan dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses bisnis.
Proses bisnis juga mengacu pada cara yang unik dimana organisasi
mengoordinasikan pekerjaan, informasi, dan pengetahuan, serta cara-cara yang
dipilih manajemen dalam mengoordinasikan pekerjaan. Secara garis besar kinerja
perusahaan bergantung pada seberapa baik proses bisnis dirancang dan
dikoordinasikan. Proses bisnis perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan yang
kompetitif jika mereka memungkinkan perusahaan untuk berinovasi atau
beroperasi lebih baik dari pesaingnya dan dapat juga menjadi sebuah beban jika
mereka didasarkan pada cara kerja yang ketinggalan zaman/tidak sesuai kebutuhan
yang menghambat efisiensi danrespon organisasi. Setiap bisnis dapat dilihat
sebagai kumpulan proses bisnis, beberapa diantaranya merupakan bagian dari
proses yang memiliki cakupan yang lebih besar. Banyak proses bisnis yang terkait
dengan area fungsional tertentu. Sebagai contoh, fungsi-fungsi penjualan dan
pemasaran bertanggung jawab untuk mengidentifikasi pelanggan, dan fungsi
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk merekrut pekerja. Proses bisnis
lainnya banyak bertentangan dengan area fungsional yang lainnya dan memerlukan
koordiansi lintas departemen, contohnya mempertimbangkan proses bisnis yang
tampaknya sederhana seperti memenuhi pesanan pelanggan.
2.1.2 Bagiamana Teknologi Informasi Meningkatkan Proses Bisnis
Sistem informasi mengotomatisasikan banyak langkah dalam proses bisnis
yang sebelumnya dilakukan secara manual, seperti memeriksa kredit klien atau
mencetak tagihan dan mengirim pesanan. Namun teknologi informasi saat ini dapat
melakukan hal lebih banyak lagi, yaitu mengubah arus informasi sehingga
memungkinkan bagi lebih banyak orang untuk mengakses dan berbagai informasi,
mengubah prosedur yang seharusnya dikerjakan secara berurutan menjadi dapat
dilakukan secara bersamaan, serta menghilangkan hambatan-hambatan dalam
pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang baru sering kali mengubah cara
organisasi bisnis dalam bekerja dan mendukung model bisnis yang baru secara
menyeluruh.
2.2 JENIS-JENIS INFORMASI
Organisasi bisnis pada umumnya memiliki sistem-sistem yang mendukung
proses-proses tersebut dalam tiap area fungsi bisnis utama yaitu penjualan
pemasaran, manufaktur dan produksi, keuangan dan akuntansi, serta sumber daya
manusia. Pada umumnya perusahaan juga memiliki sistem berbeda guna
mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari masing-masing kelompok
manajemen utama yaitu manajemen operasional, manajemen mnengah dan
manajemen senior masing-masing menggunakan sistemnya sendiri untuk
mendukung proses pengambilan keputusan yang harus mereka buat untuk
menjalankan perusahaan
2.2.1 Sistem-Sistem Untuk Kelompok Manajemen yang Berbeda
Sebuah perusahaan bisnis memiliki sistem untuk mendukung kelompok-
kelompok yang berbeda atau tingkatan manajemen yang meliputi sistem
pemrosesan transaksi dan sistem untuk intelejen bisnis.
a. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem pemrosesan transaksi adalah sistem komputerisasi yang mengoperasikan
dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan untuk melakukan bisnis, seperti
entri pesanan penjualan, pemesanan hotel, penggajian, karyawan yang mencatat
dan pengiriman. Tujuan utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
rutin dan untuk memantau arus transaksi di seluruh perusahaan. Pada tingkat
opersional, tugas, sumber daya serta tujuan telah ditentukan dan terstruktur dengan
rapi. Sebagai contoh, keputusan untuk menyetujui kredit dari pelanggan, diambil
oleh supervisor pada tingkat yang lebih rendah berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Sistem pemrosesan transasksi sangat penting bagi perusahaan dimana
kegagalan pada TPS selama beberapa jam saja, dapat mengakibatkan lumpuhnya
suatu perusahaan dan perusahaan perusahaan lain yang menggunakannya.
b. Sistem untuk Intelejen Bisnis
Intelejen bisnis adalah istilah terkini mengenai data perangkat lunak untuk
mengorganisasi, menganalisi dan menyediakan akses kepada data untuk membantu
manajer dan pengguna lain dalam suatu perusahaan dalam membuat keputusan
yang lebih berdasarkan informasi.
Sistem Intelejen bisnis untuk tingkat menengah membantu dengan cara memantau,
mengontrol, mengambil keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan administratif.
Sistem informasi manajemen menyediakan laporan kinerja perusahaan terkini bagi
manajemen tingkat menengah. Informasi ini kemudian digunakan untuk memantau
dan mengontrol organisasi bisnis serta memperkirakan kinerja pada masa yang akan
datang. SIM merangkum dan menyusun laporan mengenai kegiatan operasional
dasar perusahaan mengguakan data yang disediakan dari sistem pemrosesan
transaksi. Data dasar mengenai transaksi yang diperoleh dari TPS dirangkum dan
disajikan sebagai laporan yang dihasilkan setiap saat. Saat ini laporan-laporan
dikirim secara online. Pada umumnya SIM akan menyediakan jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan rutin yang telah dispesifikasikan dalam perbaikan dam
memiliki prosedur yang telah ditentukan dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan.
Selain itu ada Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) yang
berfokus pada masalah-masalah yang unik dan cepat berubah, yang prosedur dalam
mencapai atau menghasilkan suatu solusi yang belum ditentukan sebelumnya
secara keseluruhan. DSS memperoleh informasi dari SIM dan TPS dan informasi
dari sumber-sumber eksternal, seperti hargasaham terkini atau barang pesaing. DSS
yang kecil namun tangguh merupakan sistem pengestimasi pelayaran pada
perusahaan pelayaran berskala global yang melayani pengangkutan batu bara,
minyak, tambang, serta barang jadidalam skala besar.
Dan yang terakhir yaitu Sistem Pendukung Eksekutif (executive support sistem)
yang membantu manajemen senior dalam mewujudkan keputusan-keputusan yang
dibuat. Sistem tersebut ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan tanpa
routine yang membutuhkan pertimbangan evaluasi dan wawasan karena tidak ada
prosedur terprogram yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menciptakan solusi.
ESS menyajikan grafik dan data dari banyak sumber melalui batasan yang mudah
digunakan oleh manajer senior. Informasi sering dikirimkan kepada eksekutif
senior melalui portal, yang menggunakan tampilan web untuk menampilkan konten
personal organisasi bisnis yang terintegrasi. ESS dirancang untuk mengganbungkan
data kejadian-kejadian dari luar perusahaan, seperti perubahan peraturan pajak
ataupun kondisi pesaing, serta merangkum informasi dari lingkungan dalam
perusahaan melalui SIM dan DSS. Sistem tersebut menyaring, meringkas, dan
memantau data-data penting, seperti menampilkan data terpenting bagi manajer
senior.
Intelejen bisnis dan teknologi analitis terkini telah dilengkapi dengan pengelolaan
berbasis data, di mana para pengambil keputusan dapat menggantungkan
kepercayaan pada penggunaan perangkat analitis dan pengelolaan data dalam
membantu pekerjaannya, data yang diperoleh dari pabrik ataupun divisi penjualan
laangsung tersedia sebagai informasi bagi kalangan petinggi perusahaan atau
menjadi sajian terprinci berupa laporan-laporan pada layar penampil digital.
2.2.2 Sistem Untuk Membuat Perusahaan Saling Terhubung
Aplikasi Perusahaan
Menjalankan secara bersama-sama berbagai macam sistem yang berbeda-
beda telah menjadi tantangan utama bagi suatu perusahaan. Umumnya, perusahaan
menggunakan dua cara, yaitu membiarkan sistem tumbuh secara alami dalam
perusahaan atau menggunakan jasa perusahaan yang lebih kecil . Selama beberapa
waktu, perusahaan selalu berakhir dengan kumpulan sistem yang sebagian besar
merupakan sistem lama dan memiliki tantangan dalam berkomunikasi antar satu
sistem dengan sistem lainnya serta bekerja sama sebagai satu kesatuan sistem
perusahaan yang terintegrasi. Ada beberapa solusi untuk masalah ini.
Salah satu solusinya adalah dengan mengimplementasikan aplikasi
perusahaan ( enterprise application ), yang merupakan sistem yang menjangkau
seluruh area fungsional, berfokus pada pelaksanaan proses bisnis yang terjadi di
seluruh perusahaan, dan menjangkau seluruh tingkat manajemen. Aplikasi
perusahaan membantu perusahaan lebih fleksibel dan produktif, dengan cara
mengoordinasikan proses-proses bisnis menjadi lebih singkat, serta
mengintegrasikan kelompok –kelompok proses guna menciptakan pengelolaan
sumber daya sertap layanan pelanggan yang efesien. Terdapat empat kategori utama
aplikasi perusahaanp : sistem perusahaan, sistem pengelolaan rantai pasokan,
sistem pengelolaan hubungan pelanggan, serta sistem manajemen pengetahuan.
Setiap kategori aplikasi perusahaan ini, mengintegrasikan serangkaian fungsi dan
proses bisnis untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
a. Sistem Perusahaan
Sistem perusahaan ( enterprise system ) yang digunakam oleh perusahaan sering
disebut sebagai perencanaan sumber daya perusahaan ( enterprise resouce planning
– ERP ), untuk mengintegrasikan proses bisnis pada area manufaktur dan produksi,
keuangan dan akuntansi, penjualan dan pemasaran, serta sumber daya manusia ke
dalam sebuah sistem perangkat lunak tunggal. Informasi yang sebelumnya
terpecah-pecah berdasarkan beberapa sistem, disimpan ke dalam bentuk data
tunggal komprehensif ( dapat dipahami oleh semua sistem ) pada sebuah lokasi
penampungan data, yang dapat digunakan oleh banyak bisnis yang berbeda-beda.
b. Sistem Manajemen Rantai Pasokan
Perusahaan menggunakan sistem manajemen rantai pasokan ( supply chain
management-SCM ) untuk mengelola hubungannya dengan pemasok. Sistem
manajemen rantai pasokan adalah salah satu jenis sistem antar-organisasi (
interorganizational system) karena sistem ini mengotomatisasi alur informasi antar-
organisasi yang berbeda. Anda akan menemukan contoh-contohdari sistem
informasi antar-organisasi di dalam buku ini, karena sistem semacam ini
memungkinkan setiap perusahaan saling terhubung secara elektronis kepada
pelanggan maupun perusahaan rekanan mereka.
c. Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan
Perusahaan menggunakan sistem manajemen hubungan pelanggan ( customer
relationship management system-CRM ) untuk mengelola hubungan mereka
dengan pelanggan. CRM menyediakan informasi guna mengoordinasikan seluruh
proses bisnis yang berhubungan dengan pelanggan. CRM menyediakan informasi
guna mengoordinasikan seluruh proses bisnis yang berhubungan dengan pelanggan
di bidang penjualan, pemasaran, serta pelayanan untuk mengoptimalisasikan
pendapatan, kepuasan pelanggan, serta mempertahankan pelanggan.
d. Sistem Manajemen Pengetahuan
Beberapa perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan
lainnya, hal tersebut disebabkan mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik
dalam menciptakan, memproduksi, serta mengirimkan barang dan jasa.
Pengetahuan yang dimiliki perusahaan ini bersifat unik/khas, sulit ditiru, serta dapat
berpengaruh sebagai keunggulan strategis jangka panjang. Sistem manajemen
pengetahuan ( knowledge management system – KMS ) memungkinkan perusahaan
menerima dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian secara lebih baik.
Sisitem ini mengumpulkan seluruh pengetahuan dan pengalaman yang
berhubungan dengan perusahaan, serta membuat pengetahuan dan pengalaman
tersebut tersedia di manapun dan kapanpun pada saat dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja proses bisnis dan peningkatan kualitas pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen.
Intranet dan Ekstranet
Aplikasi perusahaan menciptakan perubahan yang mendasar bagi organisasi
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dengan menawarkan banyak peluang dalam
mengintegrasikan data bisnis yang penting ke dalam satu sistem tunggal. Namun,
sering kali aplikasi perusahaan sulit diterapkan dan harganya pun mahal. Oleh
karena itu, intranet dan ekstranet pantas disebut sebagai perangkat alternatif untuk
meningkatkan integrasi dan kelancaran arus informasi antar perusahaan, dengan
pelanggannya beserta pemasoknya. Secara sederhana, intranet adalah situs web
internal perusahaan yang hanya dapat diakses oleh karyawannya saja. Istilah
“Intranet” mengacu pada jaringan internal, yang berbeda dengan internet yang
merupakan jaringan umum yang menghubungkan tiap organisasi beserta jaringan
eksternal lainnya. Intranet menggunakan teknologi dan teknik yang sama dengan
internet, dan intranet sering kali merupakan wilayah akses pribadi / khusus
kalangan karyawan saja pada situs web perusahaan yang lebih besar. Demikian juga
dengan ekstranet. Ekstranet adalah situs web perusahaan yang dapat diakses oleh
vendor dan pemasok yang memiliki wewenang dan biasanya digunakan untuk
mengoordinasikan pengiriman persediaan ke fasilitas produksi perusahaan tersebut.
2.2.3 E-Business, E-Commerce, dan E-Goverment
Sistem dan teknologi yang baru kita jelaskan telah mengubah hubungan
perusahaan dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan rekanan logistik menjadi
hubungan secara digital menggunakan teknologi jaringan dan internet. Banyak
organisasi bisnis dewasa ini menggunakan atau berdasarkan jaringan digital, yang
kita istilahkan “bisnis elektronik” dan “perdagangan elektronik” yang akan sering
digunakan dalam buku ini. Bisnis elektronik ( electronic business atau e-business
), mengacu pada penggunaan teknologi digital dan internet untuk menjalankan
proses-proses bisnis utama dalam suatu perusahaan. E-business meliputi aktivitas
pengelolaan internal dalam suatu perusahaan serta kegiatan koordinasi dengan
pemasok dan rekan bisnis lainnya. E-business juga meliputi perdagangan elektronik
( electronic commerce atau e-commerce ). E- Commerce adalah bagian dari e-
business yang berhubungandengan kegaitan jual beli barang/jasa melalui internet.
E-government mengacu pada penggunaan teknologi aplikasi jaringan dan internet
untuk memungkinkan pemerintah berhubungan dengan masyarakat, organisasi
bisnis, sektor swasta, dan intansi pemerintah yang terkait lainnya secara digital
2.3 SISTEM UNTUK KOLABORASI DAN BISNIS JEJARING SOSIAL
Sistem informasi tidak dapat membuat keputusan, merekrut atau memecat
karyawan, menandatangani kontrak, menyetujui kesepakatan, serta menyesuaikan
harga barang di pasaran. organisasi bisnis memerlukan sistem khusus untuk
mendukung kerja sama dan kerja tim.
2.3.1 Kolaborasi
Kolaborasi ( collaboration) adalah bekerja bersama-sama orang lain untuk
mencapai tujuan bersama yang jelas. Kolaborasi berfokus pada penyelesaian tugas
ataupun misi, dan biasanya digunakan pada organisasi bisnis, atau organisasi
lainnya, atau antara satu bisnis dengan bisnis yang lainnya. Kolaborasi dapat
berlangsung singkat, selama beberapa menit, atau dalam jangka waktu yang lebih
lama, bergantung dari pekerjaan dan hubungan diantara partisispan. Kolaborasi
dapat bersifat satu orang dengan satu orang atau banyak orang atau banayk orang
dengan banyak orang. Saat ini, kolaborasi dan kerja sama tim menjadi lebih penting
dibandingkan sebelumnya karena berbagai alasan.
Mengubah sifat pekerjaan.
Pertumbuhan bidang pekerjaan professional.
Mengubah struktur organisasi perusahaan.
Mengubah ruang lingkup perusahaan.
Kerja yang bekerja secara global.
Menitikberatkan pada inovasi
Mengubah budaya kerja dan bisnis.
2.3.2 Bisnis Jejaring Sosial
Kini banyak perusahaan yang meningkatkan kolaborasi dengan
memanfaatkan bisnis jejaring sosial yang menggunakan platform jejaring sosial
meliputi Facebook, Twitter, dan perangkat sosial yang terdapat dalam perusahaan
untuk berhubungan dengan karyawan, pelanggan serta pemasok. Tujuan dari bisnis
jejaring sosial ini adalah untuk memperdalam interaksi dengan kelompok-
kelompok dari dalam dan luar perusahaan guna memperlancar dan memperbaiki
pendistribusian informasi, inovasi dan pengambilan keputusan. Kunci utama dalam
bisnis jejaring sosial adalah percakapan. Pelanggan, pemasok, karyawan, manajer
bahkan organisasi yang jauh sekali memiliki percakapan yang terus berlangsung
seputar organisasi sering kali tanpa sepengetahuanperusahaan ataupun pejabat
penting perusahaan tersebut (karyawan dan manajer).
2.3.3 Keuntungan dari Kolaborasi dan Bisnis Jejaring Sosial
Bersumber dari berbagai artikel para pelaku bisnis dan komunitas akademik
meyakini bahwa semakin kolaboratif suatu organisasi bisnis, semakin sukses bisnis
tersebut dan kolaborasi antar perusahaan menjadi semakin penting dibandingkan
dulu. Manfaat dari kolaborasi begitu signifikan, berikut manfaat yang sudah
diidentifikasi.
MANFAAT DASAR PEMIKIRAN
Produktivitas Apabila orang berinteraksi dan bekerja sama,
maka mereka mampu mendapat pengetahuan
dan dapat menyelesaikan masalah lebih cepat,
dibandingkan orang yang jumlahnya sama
namun bekerja sendiri-sendiri.
Kualitas Orang-orang yang bekerja secara kolaboratif
dapat saling mengoreksi kesalahan lebih
cepat dibandingkan orang yang bekerja
sendiri-sendiri.
Inovasi Orang-orang yang bekerja secara bersama-
sama dapat mendatangkan ide yang lebih
inovatif tetang produk, layanan serta
administrasi.
Pada awal 2006, San Antonio, CPS Energy yang berbasis di Texas, penyedia energi
terbesar milik pemerintah, sedang menuju pada kekayaan dari berbagai segi.
Perusahaan memiliki peringkat obligasi tertinggi dari penyedia utilitas. Tenaga
kerja dan basis pelanggan secara umum menyatakan kepuasan. Dan yang paling
penting, perusahaan itu menguntungkan. Dengan kata lain, tidak ada tanda-tanda
eksternal dari perusahaan akan meluncurkan program teknologi yang akan
mendefinisikan kembali cara melakukan bisnis dan membentuk tenaga kerja dari
sekitar 4.000.
Tidak ada tanda-tanda eksternal yang terlihat, tetapi bagi orang – orang yang
mengetahui, termasuk Christopher Barron, Wakil Presiden CPS Energy dan
CIO, tidak mungkin lebih jelas lagi bahwa perubahan sudah dekat dan masa depan
perusahaan mungkin bergantung padanya.“Tenaga kerja yang kami miliki di
perusahaan lebih banyak dari pada yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan,” kata
Barron.
Barron melihat perusahaan lain dengan tenaga kerja mobile besar seperti
perusahaan sendiri, seperti FedEx dan UPS, dan ia juga melihat perbedaan besar
cara bisnisnya beroperasi. Sebagai contoh, pekerja CPS tertentu memiliki sedikit
atau tidak ada akses ke sistem IT dan sumber daya ketika mereka berada jauh dari
kantor atau gudang. Mereka sering diminta untuk mengunjungi situs kerja atau
lokasi pelanggan untuk mendiagnosis masalah atau menyarankan perbaikan yang
benar sebelum melaporkan ke departemen atau pihak yang tepat , yang kemudian
akan memulai langkah berikutnya yaitu proses penyelesaian. Dapat diartikan bahwa
pengiriman pekerja bertambah, dan seluruh pekerjaannya bisa memakan waktu
berhari – hari.
“Jika kami terus bekerja dengan jumlah kerja manual yang diperlukan bagi kita
untuk mencapai pekerjaan itu, kita tidak akan berada dalam posisi untuk menjadi
kompetitif di masa depan,” kata Barron. Dari kesadaran ini, program Magellan
lahir.
Program Magellan dibayangkan oleh Barron dan rekan-rekannya sebagai cara yang
lebih baik untuk memobilisasi dan menghubungkan secara tradisional siloed tenaga
kerja orang-orang dan sistem yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan
mereka. Tujuan program adalah untuk memperluas CPS’s jaringan infrastruktur,
membangun jaringan aman Wi-Fi sendiri di kantor-kantor dan gudang, dan
menyebarkan smartphone dan aplikasi mobile custom untuk semua staf CPS yang
saat ini tidak memiliki sebuah laptop atau perangkat mobile lainnya. Untuk Barron,
tantangan pertama dan terpenting dalam menyebarkan smartphone untuk basis
pengguna yang besar adalah mendapatkan kepercayaan eksekutif.
“Salah satu masalah terbesar kami adalah persepsi bahwa teknologi hanya sedikit
menyajikan selain e-mail, dan biaya banyak,” Barron mengatakan. “Untuk CIO
agar mencoba untuk menghilangkan semua hambatan dari eksekutif senior
mungkin membutuhkan waktu lama,” Barron mengatakan. ‘ Jadi daripada mencoba
untuk mendapatkan kepercayaan para eksekutif dan meredakan semua ketakutan
mereka tentang biaya, penggunaan dan keselamatan, kami telah pergi ke kelompok-
kelompok tertentu, insinyur, baris pekerja, pekerja kantor, dan karena sangat murah
kita sudah mampu memberikan keluar perangkat secara eksperimental.’ Ada begitu
banyak nilai dalam perangkat genggam ini dan dua atau tiga aplikasi yang mereka
membuktikan diri,”katanya. “Anda hanya perlu memberikan perangkat ke tangan
orang-orang yang benar-benar perlu untuk menggunakannya untuk
mendemonstrasikannya.”
Tiga cara inovatif staf CPS menggunakan smartphone mereka sebagai kamera
digital di situs pekerjaan, sebagai mekanisme pelacakan GPS, dan sebagai
pemberitahuan penerima darurat. Di masa lalu, CPS mungkin harus mengirimkan
sekelompok kecil pekerja “umum” untuk layanan panggilan untuk memastikan
orang yang tepat berada di sana. Hari ini, satu pekerja dapat mengunjungi situs,
mengambil foto dari bagian yang rusak dari peralatan atau infrastruktur, dan
kemudian mengirimkannya kembali ke kantor pusat atau kantor.
Kemudian ahli mendiagnosis masalah dan mengirimkan bersama petunjuk untuk
memperbaiki masalah atau pengiriman berita yang sesuai, yang tersedia langsung
melalui e-mail suara dan SMS teks melalui smartphone.
Selain itu, tingkat kepuasan karyawan dan pelanggan yang naik, Barron mencatat,
karena staf sekarang memiliki lebih banyak akses ke sistem perusahaan dan
informasi, dan mereka merasa lebih dekat dengan bisnis. Karena CPS sekarang
dapat menyelesaikan masalah pelanggan lebih banyak dengan lebih sedikit proses,
mereka telah mengurangi waktu untuk menyelesaikan sebagian besar layanan
panggilan, mengarah ke pelanggan yang lebih bahagia. Pada kenyataannya,
perusahaan menerima nilai tertinggi di J.D Power and Associates’ 2007 Gas Utility
Residential Customer Satisfaction Survey.
Bagaimana teknologi, adalah tidak lagi sebagai ruang lingkup yang eksklusif dari
perusahaan besar dengan anggaran IT yang signifikan, setidaknya tidak lagi.
Lloyd’s Construction di Eagan, Minnesota, sepertinya tidak tampak membutuhkan
perangkat software telepon yang mencolok. Sejumlah 9 juta dollar per tahun untuk
pembongkaran dan perusahaan pengangkutan telah dijalankan oleh keluarga yang
sama selama 24 tahun. Lloyd’s membawa bangunan komersial dan residensial dan
kemudian mengangku mereka pergi.Apa yang bisa lebih sederhana? Yaitu jika
mencari 100 orang pegawai, 30 truk, dan lebih dari 400 dumpster dapat disebut
sederhana. Koordinasi mereka bergerak bagian sangat penting untuk menumbuhkan
bisnis dan untuk menyimpan kewarasan Stephanie Lloyd, 41, yang telah
menjalankan perusahaan untuk empat tahun terakhir. Sampai saat ini, Lloyd’s
digunakan menganalisis angka, buku besar, dan menghitung software akuntansi di
perusahaan PC untuk melacak pekerja dan peralatan. Apabila keadaan menjadi
lebih buruk, perusahaan menggunakan radio untuk berkoordinasi dengan para
pekerja di tempat kerja. Menara telepon seluler lebih banyak datang online di
Minnesota, penerimaan radio Lloyd lebih buruk. Itu memang sudah waktunya,
Lloyd’s memutuskan, untuk menyeret perusahaan mereka ke abad ke-21 dunia
smartphone.
Dan e-Trace memunculkan masalah tenaga kerja yang peka. Perangkat lunak ini
menampilkan pemetaan terpadu dan perjalanan data yang menunjukkan lokasi saat
ini di semua aset perusahaan. Mereka kecewa, Lloyds menemukan bahwa beberapa
aset menghabiskan terlalu banyak waktu yang diparkir di luar tempat makan siang
yang sama orang-orang yang tidak pada rute yang ditentukan. Lloyd sangat
bersimpati pada kebutuhan pekerja untuk beristirahat “kita semua telah bekerja
pembongkaran di sini,” katanya, tapi cepat menjepit pada orang-orang yang tidak
sah.
Sama halnya dengan CPS, Lloyd’s yang sudah mempertimbangkan setengah lusin
produktivitas mobile software sebelum menetap di e-Trace, yang kebetulan datang
dari sebuah perusahaan GearWorks, yang berbasis di kota seberang. Tidak hanya
GearWorks lokal, tetapi software yang bekerja pada Sprint Nextel i560 dan i850
telepon, yang ditujukan untuk industri konstruksi. Lloyd’s sudah mulai membeli
ponsel “push to talk” agar memisahkan pekerja dari radio yang sudah rusak.
Software (e-Trace) ini menampilkan pemetaan terpadu dan perjalanan data yang
menunjukkan lokasi saat ini di semua aset perusahaan.
Ketika pertama kali teknologi diperkenalkan akan ada berbagai macam reaksi dari
karyawan, ada yang menerima ataupun menolak. Para karyawan menolak karena
karyawan merasa tidak nyaman dengan teknologi baru karena mereka harus
mempelajari dari awal, yang membutuhkan waktu lama untuk belajar menggunakan
teknologi baru tersebut. Untuk mengatasi hal ini perusahaan harus menemukan cara
yang tepat agar teknologi ini dapat diterapkan. Salah satu caranya adalah perusahan
menggunakan cara “step by step” dimana perusahaan tidak secara penuh
mengimplementasikan teknologi tersebut. Pertama kali perusahaan masih
menggunakan teknologi lama di beberapa bagian dan menerapkan teknologi baru
di bagian lainnya, sehingga pada jangka waktu tertentu kedua teknologi tersebut
berjalan bersama. Disamping itu perusahaan juga harus mengadakan pelatihan
untuk para karyawan agar dapat mempelajari dan terbiasa menggunakan teknologi
baru tersebut.
Salah satu contoh perusahaan yanng telah berhasil menggunakan cara tersebut
adalah pada PT Garuda Indonesia. Namun PT Garuda Indonesia harus membayar
mahal karena adanya kesalahan penerapan sistem teknologi informasi (TI) yang
menyebabkan puluhan jadwal penerbangannya menjadi kacau. Sistem baru yang
mengintergasikan sistem dalam perusahaan penerbangan ini mengalami gangguan
teknis. Integrated Operational Control System (IOCS) Garuda Indonesia yang
didalamnya menyinergikan jadwal penerbangan, pergerakan pesawat, serta awak
kabin tidak berjalan sesuai harapan. Akibat ketidaksesuaian antara jadwal awak
kabin dan jadwal penerbangan yang ada, maka dari itu mengakibatkan sejumlah
penerbangan Garuda delay dan ada di antaranya dibatalkan. Selama dalam masa
perbaikan sistem tersebut, perusahaan mengadakan pelatihan pengenalan sistem
baru terhadap karyawan-karyawannya. Sehingga pada saat sistem selesai
diperbaharui, karyawan telah dapat langsung menggunakannya dan jadwal
penerbangan menjadi normal kembali.
Jawab :
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
http://purnamiap.blogspot.co.id/2016/07/sistem-informasi-manajemen-bisnis.html
Andrew, Dorine C., dan Stalick, Susan K. 1994. Business reengineering: The
Survival guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Indrajit, R. E. 2001. E-commerce, Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Penerbit
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
O’Brien James A; Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2005