METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Tujuan utama dari pemberian definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah :
1. Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai, adalah akuntansi yang kegiatannya untuk
Undang Nomor 8 tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM).
Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan lembar observasi yang berisi
terdiri dari 15 pertanyaan diukur dengan skala interval 1 – 4 dimana dari nilai-
nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan :
Sangat Sesuai (4) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan
Perpajakan.
Perpajakan.
Kurang Sesuai (2) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan
Perpajakan.
Perpajakan.
Sebelum lembar observasi disusun perlu dibuat kisi-kisi lembar observasi, maka
komponen Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini :
Tabel. III. 1
Kisi-kisi alat pengumpul data Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai
Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan November 2008 sampai dengan
bulan selesai.
Tabel. III. 2
Waktu Penelitian
Waktu (Bulan)
No Kegiatan Ket
November Desember Januari Pebruari Maret April
1 Pra riset 3 Hari
2 Pengajuan Judul 20 Hari
3 Penulisan proposal 30 Hari
4 Seminar Proposal 1 Hari
5 Penyusunan instrumen 14 Hari
6 Uji coba instrumen 15 Hari
7 Pengumpulan data 15 Hari
8 Analisis data 7 Hari
9 Penyusunan laporan 45 Hari
Jenis Data
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis data yang penulis kumpulkan
Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis peroleh dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara induvidual atau kelompok, hasil quisioner
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian-
pengujian.
2. Data skunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
skunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
Rata-rata ( X ) adalah :
X i
X
N
Keterangan :
LEMBAR OBSERVASI
Dok/ Observasi
Klasifikasi Unsur Variabel Kode
No Bukti SS S KS
yang diamati Dokumen
Lain
1 Akuntansi Pajak Pertambahan
Nilai adalah akuntansi yang
kegiatannya untuk memberikan
informasi bagi perusahaan
untuk dapat menghitung,
menyetor dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang.
2 Dalam menghitung besarnya
pajak yang akan disetor ke kas
negara, yaitu dengan
mempergunakan perhitungan
Pajak Keluaran yang dipungut
dikurangi dengan Pajak
Masukan yang telah dibayar.
3 Nilai pembelian yang dicatat
dalam jurnal adalah harga beli
tidak termasuk PPN.
4 Nilai penjualan atau
pendapatan yang dicatat dalam
jurnal adalah nilai penjualan
atau pendapatan tidak termasuk
PPN.
5 Saldo akhir PPN yang
menunjukkan lebih bayar
disajikan di dalam aktiva
lancar.
6 Saldo akhir PPN yang kurang
bayar akan disajikan di hutang
lancar.
7 Pajak Masukan lebih besar dari
Pajak Keluaran maka
selisihnya merupakan
kelebihan bayar PPN yang
dapat dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya atau
diminta kembali (restitusi).
8 Pajak Petambahan Nilai adalah
pajak yang dipungut
berdasarkan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1983
sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 18
tahun 2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPn BM).
9 Subjek Pajak Pertambahan
Nilai ada dua yakni Pengusaha
Kena Pajak dan Bukan
Pengusaha Kena Pajak.
10 Semua barang sebagai hasil
produksi atau jasa yang dapat
digunakan atau dikonsumsi
merupakan objek Pajak
Pertambahan Nilai.
11 Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan pada setiap
terjadinya transaksi baik pada
jalur produksi maupun pada
jalur distribusi barang dan jasa.
12 Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai dilakukan
secara bertingkat yang disebut
dengan istilah “multi stage
levy”.
13 Pertambahan Nilai termasuk
pajak tidak langsung, dimana
Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan atau dibebankan
kepada pihak lain yang
mengkonsumsi Barang Kena
Pajak (BKP) atau Jasa Kena
Pajak (JKP).
14 PPN yang terhutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana yang diatur dalam
pasal 7 UU PPN dengan dasar
pengenaan pajak (DPP).
15 Diberlakukan sistem
pengkreditan atas pembebanan
Pajak Pertambahan Nilai pada
jalur produksi dan distribusi.
Jumlah 28 12 8 -
Total 48