Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Tujuan utama dari pemberian definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah :
1. Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai, adalah akuntansi yang kegiatannya untuk

memenuhi ketentuan Undang-Undang Perpajakan dan Standar Akuntansi

Keuangan agar memberikan informasi keuangan bagi perusahaan.

2. Pajak Petambahan Nilai adalah pajak yang dipungut berdasarkan Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM).

Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan lembar observasi yang berisi
terdiri dari 15 pertanyaan diukur dengan skala interval 1 – 4 dimana dari nilai-
nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan :
Sangat Sesuai (4) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan

perusahaan sangat sesuai dengan Undang-Undang

Perpajakan.

Sesuai (3) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan

perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang

Perpajakan.
Kurang Sesuai (2) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan

perusahaan kurang sesuai dengan Undang-Undang

Perpajakan.

Tidak Sesuai (1) = Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan

perusahaan tidak sesuai dengan Undang-Undang

Perpajakan.

Sebelum lembar observasi disusun perlu dibuat kisi-kisi lembar observasi, maka

komponen Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dapat dilihat dalam tabel di bawah

ini :

Tabel. III. 1
Kisi-kisi alat pengumpul data Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai

No Komponen Indikator Nomor Butir Total


1. Akuntansi Pajak 1. Fungsi akuntansi 1, 3,4,5,6 5
Pertambahan Nilai sebagai penyedia
informasi

2. Undang-Undang 1. PPN Masukan. 2,7,8,9,10,11, 10


Nomor 18 tahun 2. PPN Keluaran 12,13,14,15
2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak
Penjualan Barang
Mewah (PPn BM)
Total 15

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Medan, yang

beralamat di Jalan Binjai Km. 7,5 No. 273 Medan.

Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan November 2008 sampai dengan
bulan selesai.

Tabel. III. 2
Waktu Penelitian
Waktu (Bulan)
No Kegiatan Ket
November Desember Januari Pebruari Maret April
1 Pra riset 3 Hari
2 Pengajuan Judul 20 Hari
3 Penulisan proposal 30 Hari
4 Seminar Proposal 1 Hari
5 Penyusunan instrumen 14 Hari
6 Uji coba instrumen 15 Hari
7 Pengumpulan data 15 Hari
8 Analisis data 7 Hari
9 Penyusunan laporan 45 Hari

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis data yang penulis kumpulkan

untuk mendukung variabel yang diteliti adalah : data dokumentasi yaitu

mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian

Sumber Data

Adapun sumber data yang penulis peroleh dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara induvidual atau kelompok, hasil quisioner

terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian-

pengujian.

2. Data skunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

skunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam

arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik analisa data yang dipergunakan penulis adalah :

1. Teknik observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan

mengenai akuntansi Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan.

2. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung

dengan pimpinan, kepala bagian keuangan dan akuntansi serta karyawan

yang berkaitan dengan bagian keuangan.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif,

yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan,

menganalisa serta menginterpretasikan data yang berhubungan dengan masalah

yang dihadapi dan membandingkan pengetahuan teknis (data skunder) dengan

keadaan yang sebenarnya pada perusahaan untuk kemudian mengambil


kesimpulan. Kemudian menggunakan metode rata-rata dari masing-masing

varibel penelitian. Untuk menghitung rata-rata ( X ) menurut Sudjana (2002, hal.

67) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Rata-rata ( X ) adalah :

X i
X
N

Keterangan :

X = Mean (rata-rata) hasil observasi

N = Jumlah unsur observasi

Xi = Total nilai observasi

LEMBAR OBSERVASI

Analisis Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai Pada


PT. Barata Indonesia (Persero) Medan

Objek Observasi : Analisis Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai


Tempat Observasi : PT. Barata Indonesia (Persero) Medan
Waktu Observasi : Pebruari 2009
Observer : Wita Retno Wati

Dok/ Observasi
Klasifikasi Unsur Variabel Kode
No Bukti SS S KS
yang diamati Dokumen
Lain
1 Akuntansi Pajak Pertambahan 
Nilai adalah akuntansi yang
kegiatannya untuk memberikan
informasi bagi perusahaan
untuk dapat menghitung,
menyetor dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang.
2 Dalam menghitung besarnya 
pajak yang akan disetor ke kas
negara, yaitu dengan
mempergunakan perhitungan
Pajak Keluaran yang dipungut
dikurangi dengan Pajak
Masukan yang telah dibayar.
3 Nilai pembelian yang dicatat 
dalam jurnal adalah harga beli
tidak termasuk PPN.
4 Nilai penjualan atau 
pendapatan yang dicatat dalam
jurnal adalah nilai penjualan
atau pendapatan tidak termasuk
PPN.
5 Saldo akhir PPN yang 
menunjukkan lebih bayar
disajikan di dalam aktiva
lancar.
6 Saldo akhir PPN yang kurang 
bayar akan disajikan di hutang
lancar.
7 Pajak Masukan lebih besar dari 
Pajak Keluaran maka
selisihnya merupakan
kelebihan bayar PPN yang
dapat dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya atau
diminta kembali (restitusi).
8 Pajak Petambahan Nilai adalah 
pajak yang dipungut
berdasarkan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1983
sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 18
tahun 2000 tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPn BM).
9 Subjek Pajak Pertambahan 
Nilai ada dua yakni Pengusaha
Kena Pajak dan Bukan
Pengusaha Kena Pajak.
10 Semua barang sebagai hasil 
produksi atau jasa yang dapat
digunakan atau dikonsumsi
merupakan objek Pajak
Pertambahan Nilai.
11 Pajak Pertambahan Nilai 
dikenakan pada setiap
terjadinya transaksi baik pada
jalur produksi maupun pada
jalur distribusi barang dan jasa.
12 Pemungutan Pajak 
Pertambahan Nilai dilakukan
secara bertingkat yang disebut
dengan istilah “multi stage
levy”.
13 Pertambahan Nilai termasuk 
pajak tidak langsung, dimana
Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan atau dibebankan
kepada pihak lain yang
mengkonsumsi Barang Kena
Pajak (BKP) atau Jasa Kena
Pajak (JKP).
14 PPN yang terhutang dihitung 
dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana yang diatur dalam
pasal 7 UU PPN dengan dasar
pengenaan pajak (DPP).
15 Diberlakukan sistem 
pengkreditan atas pembebanan
Pajak Pertambahan Nilai pada
jalur produksi dan distribusi.
Jumlah 28 12 8 -
Total 48

Anda mungkin juga menyukai