Formulasi Steril Obat Tetes Telingan Neo
Formulasi Steril Obat Tetes Telingan Neo
TUJUAN
Untuk memberikan panduan tata cara pembuatan sediaan tetes telinga Neomisin Sulfat dan
mengetahui cara kerja pembuatan tetes telinga.
II. FORMULASI
a. Formulasi Standar
Tetes telinga Kanamisin (Fornas edisi II hal 171)
Komposisi : Tiap 10 ml mengandung:
Kanamycini sulfas 200 mg
Pembawa yang cocok ad 10 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis ganda, tertutup baik
Dosis : 5 kali sehari, 0,1 ml sampai 0,5 ml
b. Formula Modifikasi
Tetes telinga Neomisin Sulfat
Komposisi : Tiap 10 ml mengandung:
Neomisin sulfat 50 mg
Lidokain HCl 1%
Metil Paraben 1%
Gliserin ad 10 ml
c. Alasan Pemilihan Bahan
Neomisin sulfat : Merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki spekrum luas yang banyak
digunakan pada obat tetes telinga untuk antiinfeksi rongga telinga bagian luar.
Selain itu bahannya banyak digunakan pada sediaan tetes telinga di bandingkan
kanamisin.
Lidokain HCl : Merupakan anestetik lokal yang berfungsi mengurangi rasa sakit yang sering timbul
pada infeksi telinga.
Metil Paraben : Merupakan bahan pengawet yang memiliki aktifitas yang cukup baik sebagai
pengawet dimana banyak sekali digunakan sebagai pengawet pada sediaan topikal
dan harganya relatif murah.
Gliserin : Berfungsi sebagai larutan pembawa dimana memiliki kekentalan yang baik sehingga
memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu
karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga
sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses
kehidupan mikroorganisme yang ada.
III. TANGGUNG JAWAB
1. Julaiha Qosim yang bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur tetap ini.
2. Ricella selaku supervisor dalam pelaksanaan prosedur tetap ini.
IV. DEFINISI
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan
cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran
telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit (Ansel,1989). Preparat
telinga kadang – kadang dikenal sebagai preparat otic atau aural. Preparat telinga biasanya diteteskan
atau di masukan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin
telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit (Ansel, 1989).
Dalam pembuatan obat tetes telinga kita perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu ;
Kelarutan
Data kelarutan menenentukan jenis sediaan yang dibuat, jenis zat aktif yang dipilih dan tonisitas
larutan. Jika zat aktif secara kebetulan sukar, tidak, atau praktis tidak larut dalam air, ada
beberapa alternatif yang dapat diambil sebelum diputuskan membuat sediaan suspensi atau
larutan dengan pembawa minyak. Alternatif paling sederhana ialah mencari bentuk garam dari
zat aktif tersebut. Jika tidk dijumpai bentuk garamnya maka dapat dilakukan reaksi
penggaraman. Jika hal itupun tak mungkin dilkukan maka dicoba mencari bentuk kompleksnya
dengan senyawa lainnya yang dapat larut dalam air.
pH stabilitas
Beberapa zat aktif akan terurai pada pH larutannya hingga pH larutan diatur sampai mencapai
pH stabilitas zat aktif. pH stabilitas adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal
hingga diharapkan kerja farmakologi optimal dengan kerja sampingan minimal tercapai. pH
stabilitas dicapai dengan menambahkan asam encer seperti HCl encer, atau asam bikaronat atau
basa lemah.
Stabilitas Zat aktif
Data ini membantu menentukan jenis sediaan, jenis bahan pembawa, metode sterilisasi atau cara
pembuatan. Zat aktif dapat terurai, diantaranya oleh berbagai faktor seperti oksigen, air,
karbondioksida, cahaya, pelepasan alkali wadah. Jika zat aktif teroksidasi oleh oksigen setelah
air suling didihkan dilaliri oleh gas nitrogen dan ke dalam larutan ditambahkan antioksidan.
Perlu diperhatikan apakah zat aktif dapatterpengaruh akibat cahaya matahari. Sesepora ion
logam berat diatasi dengan penambahan zat pengkompleks. Jenis wadah pun harus diperhatikan.
Bahan Pembantu
Perlu diperhatikan kelarutan eksipien dimana disesuaikan dengan kelarutan zat aktif. pH
eksipien juga disesuaikan dengan pH stabilitas zat aktif agar efek optimal.
Penggolongan obat telinga, biasanya didasarkan pada efek farmakologi yang di
timbulkan. Secara garis besar obat tetes telinga digolongkan menjadi :
Preparat untuk melepaskan kotoran telinga
Kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebase dari saluran telinga
bagian luar. Preparat minyak mineral encer, minyak nabati dan hydrogen peroksida biasa digunakan unyuk
melunakan kotoran telinga yang terjepit agar dikeluarkan.
Preparat telinga untuk infeksi
Obat – obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi adalah zat – zat
seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin untuk melawan infeksi jamur.
Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga dalam gliserin anhidrida atau propilen
glikol. Pembawa yang kental memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama.
Beberapa preparat otic antiinfeksi juga mengandung bahan analgesic seperti antipirin dan anestesi local sepeti
lidokain, dibukain, dan benzokain.
Preparat telinga untuk anti radang
Preparat cair telinga dengan zat anti radang hidrokortison dan deksametason natrium fosfat dituliskan
dalam resep untuk efeknya terhadap pembengkakan dan peradangan.
Dalam pembuatannya, beberapa preparat telinga membutuhkan pengawet terhadap pertumbuhan
mikroba. Apabila pengawet diharuskan maka bahan yang umumnya dipakai adalah klorbutanol (0.5%),
timerosol (0.01%) dan kombinasi – kombinasi paraben – paraben. Antioksidan seperti natrium disulfide dan
penstabil lainnya juga dimasukan ke dalam formulasi obat telinga, jika dibutuhkan. Preparat untuk telinga
biasanya dikemas dalam wadah gelas atau plastic berukuran kecil (5 – 15 ml) dengan memakai alat penetes
(Ansel, 1989).
Monografi Bahan
1. Neomisin Sulfat
Pemerian : serbuk putih atau putih kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air, dalam 1 bagian air larut perlahan-lahan,
sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform,
dalam eter(p), dan dalam aseton(p).
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih
dari 30C.
Fungsi : Antibiotik (FI III hlm 429)
2. Lidocain HCl
Sinonim : Lidocaini Hyrochloridum, Lignokain Hidroklorida(4).
Rumus molekul : C14H12N2O.HCl.H2O
Bobot Molekul : 288,82
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit (4).
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam
kloroform, tidak larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik(4).
Fungi : Sebagai zat aktif, yaitu berkhasiat sebagai antiseptik dan anastetik
lokal. (FI III hlm 347).
3. Metil Paraben
Sinonim : Metil p-hidroksibenzoat.
V. PELAKSANAAN
Metode : menggunakan cara sterilisasi A dan pembuatan sediaan secara
aseptik :
Sterilisasi cara A (untuk sterilisasi alat)
Sediaan yang akan disterilkan diisikan ke dalam wadah yang cocok, kemudian ditutup
kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih 1000 ml, sterilisasi dilakukan dengan uap air
jenuh pada suhu 115o sampai 116o selama 30 menit (pemanasan dalam auoklaf)
(Anonim,1978).
Teknik aseptik :
Pembuatan tetes telinga neomisin sulfat dengan metode pencampuran bahan yang
dilakukan di dalam LAF secara aseptis. Sterilsasi akhir dengan menggunakan sinar UV selama
15 menit.
Bahan dan Alat :
a. Bahan :
No. Nama Bahan Cara Sterilisasi
1. Neomisin sulfat Sinar UV selama 15
menit
2. Lidokain HCl Sinar UV selama 15
menit
3 Methil Paraben Sinar UV selama 15
menit
4 Gliserin Sinar UV selama 15
menit
b. Sterilisasi alat
No Alat Cara sterilisasi Keterangan
1 Spatel Autoklaf, 1210 C, Dibungkus kertas
15 menit perkamen/alufoil
2 Pipet Autoklaf, 1210 C, Dibungkus kertas
15 menit perkamen/alufoil
3 Batang pengaduk Autoklaf, 1210 C, Dibungkus kertas
gelas 15 menit perkamen/alufoil
4 Corong gelas Autoklaf, 1210 C, Dibungkus kertas
15 menit perkamen/alufoil
5 Wadah tetes Autoklaf, 1210 C, Dibungkus kertas
telinga 15 menit perkamen/alufoil
6 Gelas piala Autoklaf, 1210 C, Mulut dibungkus kertas
15 menit perkamen/alufoil
b. Evaluasi Fisika
1. Penetapan PH
Kertas pH universal dicelupkan ke dalam larutan uji selama 1 menit
Dilihat di bawah cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung
(Anonim, 1995).
4. Uji kebocoran
Wadah takaran tunggal diletakkan terbalik dg ujung di bawah
Apabila wadah bocor maka isi dari wadah akan keluar
2. Yunika 1343050085
NEOLIN
EAR DROP
NEOMISIN SULFAT 50 mg
LIDOKAIN HCl 1% HARUS DENGAN
NEOMISIN SULFAT 50 mg SIMPAN DI
LIDOKAIN HCl 1%
RESEP DOKTER TEMPAT SEJUK
Netto 10 ml Reg.No.DKL 1512300646A3 Netto 10 ml
NETTO 10 ML
NEOLIN
OBAT TETES TELINGA
Komposisi:
Tetes telinga Neolin mengandung Neomisin sulfat 50 mg dan Lidocain HCl 1% dalam larutan obat
tetes telinga.
Cara Pemakaian:
Teteskan ke dalam lubang telinga 2-3 tetes 3 kali sehari.
Penyimpanan:
Simpan dalam tempat sejuk (25C) dan kering.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Reg.No.DKL 7206308448 A1