NUTRISI TERNAK
Oleh :
Kelas : A
Kelompok : 12
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Mineral merupakan suatu zat organic yang terdapat dalam kehidupan alam maupun
dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah,
bebatuan, air dan udara. Sekitar 50 % mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25 % fospor
dan 25 % lainnya terdiri atas mineral lain.
Dalam sistem fisiologis tubuh manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian
yaitu makroelemen antara lain kalsium (Ca), fospor (P), kalium (K), sulfur (S), natrium
(Na), klor (Cl) dan magnesium (Mg) dan mikroelemen antara lain besi (Fe), iodium (I),
seng (Zn), mangan (Mn) dan kobal (Co). tubuh tidak mampu mensintesa mineral
sehingga unsur-unsur ini harus disediakan melalui makanan. Sumber mineral paling
baik banyak terdapat pada makanan hewani dan tumbuh-tumbuhan seperti buah dan
sayuran.
PEMBAHASAN
Mineral
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah sebuah substansi anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh
dengan jumlah yang kecil untuk berbagai fungsi tubuh. Mineral berbeda dengan
Vitamin, karena vitamin adalah senyawa yang terdiri dari berbagai macam
unsur seperti karbon, hidrogen dan oksigen.
Mineral adalah unsur kimia individu, mineral tidak bisa rusak,
kandungan mineral dari berbagai macam makanan yang biasanya disebut
dengan “abu”, hal ini disebabkan karena mineral adalah zat yang tersisa dari
makanan sesudah semua makanan tersebut hancur pada suhu tinggi atau di
degradasi oleh bahan kimia. Pada tubuh manusia, mineral terdiri dari sekitar
4% dari berat badan orang dewasa.
Persentase kadar mineral total dari makanan ruminansia hanya sebagian
kecil dari konsumsi bahan kering total (Adriani et al., 2009).
2. Penggolongan mineral
1. Makro mineral
Makro mineral adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total
berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000
mg/hari. Yang termasuk di dalam kelas makromineral adalah kalsium,
fosfor, magnesium, besi, iodin, dan kalium,. Saat tubuh kekurangan asupan
mineral-mineral tersebut, tubuh mengambilnya dari otot, hati dan bahkan
tulang (Purwitasati,2009).
2. Mikro mineral
Mikro mineral merupakan jenis mineral yang dibutukan pada tingkat
yang kurang yaitu sekitar 100mg per harinya. Terdapat 9 macam mineral yang
termasuk ke dalam kategori ini, diantaranya yaitu zat besi, seng, mangan,
selenium, tembaga, kromium, molibdenum dan mangan.
3. Ultratrace Minerals
Ultratrace minerals adalah mineral yang terdapat di dalam tubuh
manusia, akan tetapi jumlah kebutuhan mineral jenis ini tidak diketahui dengan
pasti. Mineral ini termasuk kedalam kategori arsenik, nikel, boron, silikon, serta
vanadium.
3. Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan
manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari. Mineral yang
termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
a) Kalsium (Ca)
f) Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas. (Irianto Kus, Waluyo Kusno. 2004 )
Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran
dan buah juga mengandung klor.
g) Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan
empedu dan pancreas mengandung banyak natrium. Sumber utama Natrium
adalah garam dapur (NaCl).
Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral
adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita.
Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral. Padahal dalam
struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari
0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
(sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu),
iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh mineral akan
melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam tubuh
adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang dikenal
dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi dua yaitu
1. Metabolisme Mineral
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat
kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala
toksik.
runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,
sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang
sedikit.
A. Transport aktif
Mineral di dalam tubuh akan mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion dan
molekul kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui
memberan sel seperti halnya ion Natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion Clorium (Cl-
) melalui pompa Natrium - kalium pada membrane sel. Transpor aktif
dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar
masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat
transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan
menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah
bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel
menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs
pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel,
dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral
berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel
B. Transport pasif
energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif
konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat
berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai
contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam
medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di
gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke
Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan terionisasi menjadi
zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat yang memiliki sifat
elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada elektrolit kuat. Contoh zat
zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga yang paling lambat
glukosa permease dari eritrosit. Mineral masuk ke dalam eritrosit melalui facilitated
transport. Laju transport dengan menggunakan glukosa permease adalah 50.000 kali
Pada transport pasif difusi mineral melewati membrane melalui saluran yang
disebut CHANNEL MEDIATED. CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam
gradien melintasi bilayer lipid melalui membran channel. Sebagian besar saluran
membran saluran ion, protein trans membran integral yang memungkinkan zat atau
molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk menembus nonpolar yang
interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh membran
1. Kalsium (Ca)
dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca
yang tidak larut. Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100
ml. Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam
feses.
2. Fosfat
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah
dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari
usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon
plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin
menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh
mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25
Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid,
3. Natrium
dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran
darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron
yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun.
pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini
dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan.
Ingesti natrium dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap
untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah.
4. Magnesium
membran apikal mukosa rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan
potensial negatif yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium
magnesium dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses
pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah faktor yang dapat berpengaruh
pada kelarutan konsentrasi magnesium dalam rumen dan perbedaan potensial negatif
kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari
Analisis mineral
Untuk melakukan analisa kandungan mineral dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan cara kering dan cara basah.
1. Cara kering
Dengan menggunakan metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar abu
(mineral total) dalam makanan secara gravimetri sampai diperoleh bobot konstan.
Bobot konstan dapat diperoleh dari 2 kali penimbangan dengan selisih <0,5 mg/gram
sampel.
• Prosedur :
a. Sampel ditimbang 2-3 gram, sampel diletakkan di cawan porselen yang telah
diketahui bobot cawannya
Untuk sampel bentuk cair, harus melalui proses penguapan terlebih dahulu diatas
penangas air hingga kering.
2. Cara basah
• Prosedur :
- Di dinginkan
- Cuci endapan didalam kertas saring sebanyak 2 kali dengan 20ml aquades
- Sampel ditimbang 5 gram (gelas piala 150ml) + 20ml asam nitrat pekat
- Dinginkan sampel
3. Penetapan sampel
- Larutan di pipet 10ml larutan atau dapat menggunakan labu ukur 100ml
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mineral adalah sebuah substansi anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh
dengan jumlah yang kecil untuk berbagai fungsi tubuh dan tidak bisa rusak.
Mineral adalah senyawa yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termaksud tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineralmenurut Sunita almatsier, mineral adalah unsur kristal dan terbentuk
dari hasil proses geologi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan.
Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim.
Mineral dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu makro mineral, mikro
mineral, dan ultratrace minerals. Fungsi dari mineral itu sendiri bergantung
dari jenis dari mineral berdasarkan penggolongannya. Pengukuran kadar
mineral dapat dilakukan dengan 2 cara analisa yaitu melalui analisa kandungan
mineral total (kadar abu) dan analisa Spektroskopi Serapan Atom (SSA).