Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK

“SEL”

Oleh :

Kelompok 4

Kelas F

Yusalia Indah Nabila 200110180032

Sufyan Farhan 200110180070

Rifa Azkia 200110180146

Syifa Raisa Atalla 200110180187

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan

kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum ini

dengan tepat waktu, kami selaku kelompok 4 juga mengucapkan syukur kepada

Allah baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami dapat

mengerjakan tugas dengan baik. Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang

kami susun jauh dari kata sempurna serta terdapat kekurangan di dalamnya.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Fisiologi

Ternak, Ronnie Permana, S.Pt., M.Si. maupun asisten laboratorium mata kuliah

terkait yang telah membimbing kami. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Sumedang, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................. ii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................. 2
1.4 Waktu dan Tempat ............................................................... 2

II ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA


2.1 Alat dan Bahan ..................................................................... 3
2.1.1 Alat .............................................................................. 3
2.1.2 Bahan ........................................................................... 3
2.2 Prosedur Kerja ...................................................................... 3

III HASIL PENGAMATAN


3.1 Hati (10x10) ......................................................................... 4
3.2 Otot Rangka ......................................................................... 4
3.3 Hati (10x40) ......................................................................... 4
3.4 Jantung ................................................................................. 5
3.5 Ginjal (10x40) ...................................................................... 5
3.6 Usus (10x10) ........................................................................ 5
3.7 Kulit ..................................................................................... 5
3.8 Tulang Kompak .................................................................... 6
3.9 Rambut ................................................................................. 6

ii
Bab Halaman

3.10 Ginjal (10x10) .................................................................... 6

IV PEMBAHASAN
4.1 Hati ....................................................................................... 7
4.2 Otot Rangka ......................................................................... 9
4.3 Otot Jantung ......................................................................... 10
4.4 Ginjal .................................................................................... 11
4.5 Usus ......................................................................................
4.6 Kulit .....................................................................................
4.7 Tulang Kompak ....................................................................
4.8 Rambut .................................................................................

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .......................................................................... 14
5.2 Saran ..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 16

LAMPIRAN .............................................................................. 17

iii
iv
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan

adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang

berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan

mikroskop.

Sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah

protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut

Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu

Sitoplasma dan Nukleoplasma

Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting

dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis

Cellula E Cellula).

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).

2. Sitoplasma dan Organel Sel.

3. Inti Sel (Nukleus).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2

penggolongan sel yaitu :

 Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya

dijumpai pada bakteri, ganggang biru.

 Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

1
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan)

sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang

mengatur sintesis protein.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Apa tujuan dari pengamatan sel?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui secara visual/mikroskopis anatomi

berbagai bentuk dan jenis sel atau organ serta gambaran umum dari

fungsi suatu organ.

1.4 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Rabu, 2 Oktober 2019

Waktu : Pukul 14.45 – 16.45 WIB

Tempat : Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

2
II

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat : - Mikroskop

- Preparat sel (disediakan) :

1. Sel Otot Lurik

2. Sel Otot Polos

3. Sel Ephitel

4. Sel Hati

5. Sel Tulang

6. Jaringan kulit

7. Rambut

2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Diambil mikroskop kemudian dibersihkan dengan lap halus atau

tissue.

2.2.2 Diperiksalah preparat-preparat yang telah disediakan dengan

mikroskop, kemudia gambar pada laporan sementara.

2.2.3 Setelah praktikum selesai, dibersihkan alat-alat dan disimpan ke

tempat semula.

3
III

HASIL PENGAMATAN

Nama Sel dan


NO Gambar
Perbesaran mikroskop

1. Hati (perbesaran 10x10)

2. Otot Rangka

3. Hati (perbesaran 10x40)

4
4. Jantung

Ginjal (perbesaran
5.
10x40)

Usus (perbesaran
6.
10x10)

Kulit (perbesaran
7.
10x10)

5
8. Tulang Kompak

Rambut (perbesaran
9.
10x40)

Ginjal (perbesaran
10.
10x10)

6
IV

PEMBAHASAN

4.1 Hati

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat jaringan hati pada perbesaran

10x10 terdapat lobus-lobus berukuran kecil dan ketika diperbesar dengan

perbesaran mikroskop 10x40 terlihat struktur salah satu lobus yang terdiri atas

vena sentralis yang besar.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Guyton (1997) dan Juguira (1980), yang

menyatakan bahwa secara histologik, hati terdiri dari lobulus-lobulus. Lobulus

hati adalah unik fungsional dari hati yang berbentuk silindris dengan panjang

beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milirneter lobulus hati

membentuk massa polygonal primates, suatu prisma segilima atau segi enam

dengan vena sentralis sebagai pusat. Pada setiap sudut terdapat jaringan ikat yang

membentuk sudut segitiga"kiernan". Pada daerah segitiga"kiernan" terdapat

cabang-cabang vena porta, arteri hepatik, dan duktus biliaris. Di dalam sel hati

terdapat atau 2 inti berbentuk bulat dan terdapat organel-organel sel seperti

retikulum endoplasma, mitokondria, golgi dan benda-benda inklusi seperti lemak

glikogen.

Terdapat pula beberapa jenis kerusakan yang dapat ditemui pada jaringan

hati, diantaranya:

1) Degenerasi

Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible dengan

penimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin.

Degenerasi hidrofik merupakan suatu cedera sel yang menyebabkan sel itu

7
tampak bengkak.Hal itu dikarenakan meningkatnya akumulasi air dalam

sitoplasma.Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopis

tampak sebagai berikut: Sel tampak membesar atau bengkak karena

akumulasi air dalam sitoplasmanya, sitoplasma tampak pucat, dan inti

tetap berada di tengah. Pada organ hati,akan tampak lumen sinusoid itu

menyempit.

2) Nekrosis

Nekrosis merupakan proses degenerasi yang menyebabkan

kerusakan sel yang terjadi setelah suplai darah hilang ditandai dengan

pembengkakan sel, denaturasi protein dan kerusakan organ yang

menyebabkan disfungsi berat jaringan. Adanya interaksi radikal bebas

hasil metabolisme obat dan metabolisme tubuh dengan biomolekul

penyusun membran sel hati menyebabkan terjadi nekrosis hati. Interaksi

radikal bebas ini menyebabkan perubahan dan dapat merusak membran sel

hati. Kerusakan pada sel hati meningkatkan lipid peroksida darah karena

lipid peroksida tubuh tidak lagi didetoksifikasi dalam hati.

3) Apoptosis

Apoptosis adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu

jenis kematian sel terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme

multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.

Pada liver injury akibat berbagai sebab, terjadi apoptosis sel yang sangat

banyak yang dapat memengaruhi fungsi metabolik hati.

4) Edema

Pada pasien-pasien dengan penyakit hati yang kronis, fibrosis

(luka parut) dari hati seringkali terjadi edema. Edema adalah penumpukan

8
cairan dalam ruang di antara sel tubuh. Edema dapat terjadi di seluruh

bagian tubuh, namun yang paling jelas terlihat pada lengan atau tungkai.

Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan

sekelilingnya, cairan kemudian menumpuk sehingga membuat jaringan

tubuh menjadi bengkak. Edema ringan tidak berbahaya, tetapi juga dapat

menandakan kondisi yang lebih serius, seperti gagal jantung, gangguan

hati, ginjal, serta otak.

4.2 Otot Rangka

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bentuk sel yang

memanjang dan terlihat serat ototnya berwarna oranye kemerahan serta

terikat pada tulang rangka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wangko

(2014) yang menyatakan bahwa jaringan otot rangka terutama melekat

pada tulang dan berfungsi menggerakkan bagian-bagian skeleton. Jaringan

otot ini tergolong otot bercorak/striated karena pada pengamatan

mikroskopik jaringan ini memperlihatkan adanya garis/pita gelap-terang

bergantian. Jaringan otot rangka bersifat volunter karena berkontraksi dan

berelaksasi di bawah kontrol kesadaran.

Otot rangka bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas sel

silindris sangat panjang (sampai 4 cm) yang berinti banyak yang

memperlihatkan garisgaris melintang dengan diameter 10-100 μm dan

disebut serabut otot. Inti banyak tersebut disebabkan oleh persatuan

mioblas embrionik berinti tunggal. Nukleus bujur telur biasanya

ditemukan di bagain perifer sel, yaitu di bawah membran sel. Lokasi inti

yang khas ini berguna dalam membedakan otot rangka dari otot jantung,

9
dengan inti yang terletak di tengah. Kontraksinya cepat, kuat dan biasanya

di bawah pengendalian kemauan yang disadari.

4.3 Otot Jantung

Berdasarkan hasil pengamatan, otot jantung memiliki serat yang

memanjang berwarna kemerahan dan terlihat banyak terdapat inti selnya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbell et all (1999) bahwa otot

jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat


otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa
diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada
bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk
struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel
lainnya selama denyut jantung.
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik

namun otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung

mempunyai banyak inti . Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat

dan tidak mengikuti kehendak kita. Otot jantung merupakan otot yang

mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot

polos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja otot ini

dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding jantung

sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia. Kerja otot jantung tidak

dipengaruhi kehendak kita. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan

tengah dinding jantung. Komponen penyusun otot jantung terdiri dari

serat melintang, inti sel di pinggir yang merupakan komponen terbesar

10
penyusun sel, saraf tak sadar. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa

darah ke luar jantung.

4.4 Ginjal

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat pada perbesaran 10x10 sel-sel

epitel pembentuk ginjal yang berwarna merah muda (pink) kemerahan dan

berbentuk seperti kubus namun tidak beraturan. Kemudian pada perbesaran 10x40

dapat terlihat struktur ginjal dengan lebih jelas lagi, yaitu terdapat inti sel yang

berada di tengah-tengah sel, juga struktur lain pembentuk ginjal antara lain

glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowman.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Junqueira (2007) yang menyatakan

bahwa bahwa struktur jaringan ginjal yaitu terdiri dari inti sel yang berbentuk

bulat kecil berwarna merah kehitaman, jaringan epitel yang melapisi inti sel,

berbentuk lonjong warna kuning merupakan lumen, dan yang melindungi lumen

merupakan membran basal.

Satu ginjal mengandung 1-4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk

urin (Sloane, 2002). Nefron terdiri atas tubulus kontortus proksimal, ansa henle,

tubulus kontortus distal, duktus pengumpul dan sebuah tubula panjang tunggal

dan sebuah bola kapiler yang disebut glomerulus, ujung buntu tubula itu

membentuk pembengkakan mirip piala, yang disebut kapsula Bowman yang

mengelilingi glomerulus (Campbell et al., 2004). Glomerulus merupakan

anyaman kapiler arteri dimana terjadi penyaringan air, garam-garam (ion-ion) dan

substansi lainnya dari darah. Glomerulus merupakan tempat utama untuk

pembuangan air, yang membentuk gelungan kapiler yang terdiri dari arteriol

afferen dan arteriol efferen. Tempat masuknya arteriol afferen dan keluarnya

arteriol efferen disebut daerah vascular pole. Endotel pada kapiler glomerulus

11
merupakan kapiler tipe fenestrated (berlubanglubang). Bagian luar kapiler ini

ditutup oleh sel podosit dengan pedikelnya yang membentuk filtration slit.

Endotel tipe fenestrated dengan basal lamina dan filtration slit bersama-sama

membentuk membran filtrasi dari ginjal (Junqueira et al., 1998).

Terdapat pula beberapa kerusakan-kerusakan pada ginjal:

1) Nekrosis

Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah suatu lesi ginjal ditandai dengan

adanya destruksi dan nekrosis sel epitel tubulus dan penurunan akut fungsi

ginjal. Secara histopatologi, NTA digambarkan tidak adanya nukleus serta

sitoplasma homogen dan eosinofilik dengan bentuk tetap. Sel epitel

tubulus proksimal merupakan bagian dari ginjal yang mudah terkena

kerusakan akibat kasus nefrotoksik.

2) Degenerasi

Degenerasi ialah perubahan-perubahan morfologik akibat jejas-

jejas yang nonfatal. Degenerasi terdapat dua jenis, yaitu degenerasi lemak

dan hidropik. Degenerasi lemak merupakan timbunan lemak abnormal

dalam sel yang berada diantara jaringan ikat. Terjadi pada hepar, jantung,

ginjal. Sedangkan degenerasi hidropik (ballooning degeneration)

merupakan suatu cedera sel yang menyebabkan sel itu tampak bengkak.

Hal itu dikarenakan adanya gangguan membran sel sehingga terjadi

peningkatan akumulasi air dalam sitoplasma, menimbulkan vakuola kecil

sampai besar (terjadi karena umur tua). Degenerasi hodropik ini biasanya

terdapat pada sel hepar dan tubulus kontortus ginjal.

12
13
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan, dapat

disimpulkan :

5.1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri atas :

Mikroskop, dan preparat sel ( sel otot lurik, sel otot polos, sel

ephitel, sel hati, sel tulang, jaringan kulit, dan rambut.

5.1.2 Tujuan dari praktikum ini Mahasiswa dapat mengetahui secara

visual/mikroskopis anatomi berbagai bentuk dan jenis sel atau

organ serta gambaran umum dari fungsi suatu organ.

5.1.3 Pengamatan dilakukan dengan preparat yang telah diisi 7 macam

sel dan diamati dengan mikroskop. setelah pengamatan selesai,

preparat dibersihkan dan mikroksop di matikan.

5.2 Saran

5.2.1 Pengamatan dilakukan dengan serius dan teliti agar dapat

ditunjukan bagian bagian dalam sel yang diamati dengan jelas.

5.2.2 Menjaga kebersihan diri dan alat saat praktikum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece, dan Mitchell L. 1999. Biologi Edisi kelima, Jilid 1. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Campbell, Reece-Mitchell. 2004. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 3. Alih bahasa:

Wasmen Manulu. Jakarta: Erlangga.

Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2007. Histologi Dasar. Edisi ke-5.

Penerjemah: Tambayang J., Terjemahan dari Basic Histology.

EGC. Jakarta.

Junqueira LC. dan Carneiro J. 1998. Histologi Dasar. Edisi 3. Terjemahan Adji

Dharma dari Basic Histology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Wangko, S. 2014. Jaringan Otot Rangka: Sistem Membran dan Struktur Halus

Unit Kontraktil. Jurnal Biomedik, Vol. 6, No. 3, Suplemen, hlm.

S27-32.

15
LAMPIRAN

Pembagian Tugas

NPM Nama Tugas

200110180032 Yusalia Indah Nabila BAB V: Kesimpulan dan Saran

200110180070 Sufyan Farhan  BAB I Pendahuluan:

Latar Belakang, Identifikasi

Masalah, Maksud dan Tujuan,

Waktu dan Tempat

 BAB II: Hasil Pengamatan

200110180146 Rifa Azkia

200110180187 Syifa Raisa Atalla BAB IV Pembahasan:

Hati, Otot Rangka, Otot

Jantung, Ginjal.

16

Anda mungkin juga menyukai